Minggu, 29 April 2012

Penyebab Kekacauan Sistem Reward/Kompensasi (Bahan Diskusi, Kamis 3 Mei 2012)

Kerr (1995) mengemukakan kekacauan sistem-sistem  reward yang ada baik dalam politik, perang, pengobatan, universitas, pembimbingan, olaraga, pemerintahan, maupun dalam bisnis itu sendiri.  Menurutnya, ada 4 faktor utama yang mengacaukan sistem-sistem reward yang ada, yaitu:
1.  Keterpesonaan pada suatu kriteria ‘obyektif’;
2.  Pemberian penekanan berlebihan para perilaku yang sangat mudah diamati/dilihat;
3.  Sifat berpura-pura;
4.  Penekanan pada moralitas atau kesetaraan lebih dari efisiensi.


Acuan: Kerr, S.1995. On the folly of rewarding A, while hoping for B. Academy of Management Executive, 9(1): 7-14.
 

DISKUSI:
 Sebagaimana tertulis di atas, ada 4 faktor yang menyebabkan sistem reward/kompensasi itu menjadi kacau atau tidak mencapai tujuaannya. Pilih salah satu dari faktor tersebut dan jelaskan mengapa faktor tersebut dapat mengacaukan sistem kompensasi dalam suatu organisasi.

(SEKALI LAGI, HARAP MEMBACA BUKU TEKS KITA  ATAU LIHAT BAHAN DISKUSI TANGGAL 22 NOPEMBER 2011 DALAM BLOG INI AGAR PAHAM APA ITU KOMPENSASI/REWARD,  SEBELUM BERKOMENTAR, TERIMA KASIH)
 

23 komentar:

  1. Menurut saya, saya akan memilih faktor nomer 4, hal ini dikarenakan jikalau seorang karyawan atau pegawai yang bekerja sungguh-sungguh dalam pekerjaannya dan ikut berperan aktif terhadap perkembangan kemajuan Perusahaan, maka karyawan tersebut berhak untuk memiliki dan menerima reward atau hadiah penghargaan terhadap sikap moralitas rasa semangatnya dalam mengerjakan dan membangun komitmen dalam bekerja keras di Perusahaan ini. sehingga hasilnya dapat memacu efisiensi dan efektif dalam mengatur waktu bekerja bagi para Karyawan ini.

    BalasHapus
  2. menurut saya faktor 3, karena dalam hal ini menyebabkan kepura-puraan para karyawan dalam bekerja. mereka tidak lagi bekerja dengan keseriusan dan keinginannya, akan tetapi mereka berpura-pura bekerja bagus , giat dan niat agar mendapatkan reward atau kompensasi tersebut.

    BalasHapus
  3. saya memilih faktor ke 4. karena tiap karyawan tentu memiliki keseriusan serta kemampuan dalam bekerja masing-masing. namun karena hal kesetaraan terkadang mereka yang kurang serius dalam pekerjaan mendapat reward atau kompensasi yang sama dengan mereka yg serius dalam bekerja. sehingga dapat menimbulkan kecemburuan sosial bagi mereka yang merasa reward nya disamakan dengan yang kurang serius. Padahal seharusnya mereka mendapat reward yang lebih karena mereka lebih dominan.

    BalasHapus
  4. saya memilih faktor ke 3. sifat berpura-pura dapat mengacaukan sistem kompensasi dalam suatu organisasi, karena dengan adanya sifat pura-pura dari karyawan makan kompensasi/reward yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang semestinya diperoleh. karyawan hanya berpura-pura untuk mengejar reward sehingga perusahaan atau organisasi tidak dapat menilai secara benar siapa karyawan yang layak dan semestinya mendapatkan reward/kompensasi

    BalasHapus
  5. Menurut saya faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah faktor yang ke 3 yaitu bersifat pura-pura...
    Karena dgn adanya bersifat pura-pura dari pegawai atau karyawan maka akan membuat karyawan bekerja juga tdk akan serius dan berpura-pura sehingga menyebabkan akan menyulitkan bagi perusahaan untuk menilai kinerja karyawan yang bersifat pura-pura tersebut...

    BalasHapus
  6. menurut saya faktor yg mempengaruhi kompensasi yaitu faktor ke 3 adalah pura-pura..
    karena dengan pura" karyawan hanya mengejar reward semata demi terlihat bagus dimata pimpinan atau perusahaan..
    dengan hal itu membuat kinerja tidak maksimal dan hanya giat" dan serius bila ada redward yg ditawarkan...

    BalasHapus
  7. Menurut saya, saya faktor yang ke 3 adalah faktor berpura-pura. Karena dgn bersifat berpura-pura maka karyawan tidak ada rasa kejujuran dalam berkerja dan membangun kehancuran dalam karirrnya. Thx

    BalasHapus
  8. Menurut saya, faktor yang dapat menyebabkan kekacauan sistem reward adalah faktor nomer 3 yaitu sifat berpura-pura. Sifat berpura-pura dari karyawan yang sebenarnya malas untuk bekerja dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, seolah-olah menutupi dirinya agar mendapatkan reward yang seharusnya tidak layak didapat karena kinerjanya yang tidak maksimal.

    BalasHapus
  9. Menurut saya, faktor nomer 3 yaitu sifat berpura-pura karena sifat berpura-pura itu bisa dibilang seperti sifat munafik karena yang sebenarnya dia tidak bisa melakukan pekerjaan tersebut tetapi dengan sifat berpura-puranya dia bisa saja seperi berbuat curang agar dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dan mendapatkan reward yang seharusnya bukan milik dia.

    BalasHapus
  10. saya memilih faktor nomer 3, sifat pura-pura karyawan akan menyebabkan kerugian pada perusahaan, karna sebetulnya pekerja tersebut tidak berhak mendapatkan reward, karna hal tersebut maka sistem reward mengalami kekacauan dalam menentukan target pekerja yang berhak.

    BalasHapus
  11. Saya memilih faktor nomor 3.
    Tujuan kompensasi adalah menjaga kualitas seorang karyawan dan memberikan reward atau gaji atas hasil yang diperolehnya, penekanan pada moralitas sangat kompleks karena moral itu sangat berpengaruh dalam psikologi karyawan dan hal ini bisa menjadi pemicu dalam baik/buruknya kinerja seorang karyawan.

    BalasHapus
  12. menurut saya nomer 1. Keterpesonaan pada suatu kriteria ‘obyektif’; .artinya qta ini suka melakukan hal2 yang baik saja pada saat ada atasan qta tetapi dibelakangnya qta ini sebenarnya adalah orang yang malas.karena itu bs membuat karyawan2 lainnya iri dan sistem reward pun menjadi kacau karena atasan sudah terlanjur menilai bahwa qta ini orang yang rajin, tnpa menilai dari segala hal

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan saudara albertus,
      menurut saya keterpesonaan pada suatu kriteria "obyektif" itu seolah-olah menutup mata atasan, sehingga ketidakadilan akan muncul dan praktik-praktik kecurangan akan membuat kacaunya sistem reward

      Hapus
  13. saya mau bertanya kepada forum ini...kenapa begitu banyak yang memilih alasan nomer 3...??apakah faktor 1,2 dan 4 bukan merupakan kekacauan reward???

    BalasHapus
  14. Menurut saya faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah faktor yang ke 3 yaitu bersifat pura- pura karena sifat berpura - pura itu karena pegawai males berkerja dan tidak mau menyelesaikan perkerjaan dengan baik

    BalasHapus
  15. Menurut pendapat saya, saya memilih nomer 3 yaitu Sifat berpura-pura. karena sifat tersebut yang membuat atasan untuk menilai karyawan yang memiliki sifat berpura-pura menjadi sulit apakah karyawan tersebut pantas atau tidak diberikan reward tersebut.. dan juga sifat dari berpura-pura tersebut akan menyebabkan iri hati antar sesama karyawan yang tidak berpura-pura karena pembagian reward yang berbeda.

    BalasHapus
  16. Menurut saya faktor nomor 4, karena karyawan mempunyai tingkat kinerja yang berbeda – beda, ada yang tinggi dan ada yang biasa – biasa saja, jika itu disetarakan maka akan menimbulkan iri dari sisi pihak yang berkinerja tinggi, alasannya karena yang berkinerja rendah juga mendapat reward yang sama, jadi setiap reward sebaiknya di berikan sesuai kemampuan karyawan.

    BalasHapus
  17. Menurut saya adalah faktor no 3. Karena siifat berpura-pura akan mengacaukan sistem yang telah di tentukan oleh organisasi tersebut. Dengan adanya sifat berpura-pura maka kompensasi yang di peroleh karyawan tidak sesuai dengan apa yang diperoleh. Sifat berpura-pura tersebut akan menbuat perusahaan tidak mengetahui karyawan mana yabg sungguh-sunguh bekerja dalam bekerja dan ingin mendapatkan reward/kompensasi.

    BalasHapus
  18. menurut saya faktor ke tiga.
    karena ,kepura-puraan karyawan daapat memberikan dampak yang buruk bagi perusahaan.belum tentu apa yang terlihat baik dari hasil kinerjanya belum tentu itu baik.
    contoh :
    disuatu perusahaan terdapat karyawan dan pimpinan dimana karyawan ini selalu dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan tersebut sehingga atasannya mempromosikan dia untuk naik jabatan.setelah dia naik jabatan barulah terbongkar,ternyata selama ini setiap masalah yang timbul adalah ulahnya sendiri sehingga ketika masalah yang sesungguhnya timbul apa muncul dia tidak dapat menyelesaikan dengan baik.

    BalasHapus
  19. Menurut saya faktor no 1. faktor keterpesonaan pada
    suatu kriteria obyektif. Karena faktor ini dapat membuat karyawan mencari muka di hadapan atasanya. Misalnya jika di lihat atasan saja karyawan tersebut terlihat sungguh-sungguh dakam mengerjakan tugas.

    BalasHapus
  20. menurut saya faktor no 3. sifat berpura-pura karena perusahaan akan dirugikan apabila ada karyawan yang berpura-pura serius bekerja padahal sebenarnya tidak menjalankan kewajiban bekerjanya dengan serius sehingga perusahaan akan dirugikan karena membayar karyawan lebih teryata hasil yang didapat tidak maksimal karena karyawan tersebut berpura-pura kerja. hal ini dapat membuat karyawan lain ikut mencontoh perilaku tersebut sehingga reward yang diberikan oleh atasan tidak tersampaikan kepada pekerja.

    BalasHapus
  21. menurut saya faktor no 3:sifat berpura-pura karena dengan sifat berpura-pura tersebut bisa saja di buat oleh karyawan untuk mencari muka untuk mendapatkan ambisi tertentu yang biasanya bersifat negatif

    BalasHapus
  22. saya memilih faktor ke 3. sifat berpura-pura dapat mengacaukan sistem kompensasi dalam suatu organisasi, karena dengan adanya sifat pura-pura dari karyawan makan kompensasi/reward yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang semestinya diperoleh. karyawan hanya berpura-pura untuk mengejar reward sehingga perusahaan atau organisasi tidak dapat menilai secara benar siapa karyawan yang layak dan semestinya mendapatkan reward/kompensasi

    BalasHapus