Minggu, 07 September 2014

Perilaku Kelompok dan Tim Kerja (Bahan Diskusi Perilaku Keorganisasian 10 September 2014)



 (julius runtu)

1.    Latar Belakang
Dalam suatu organisasi sering terbentuk beberapa group baik group formal maupun informal. Group-group tersebut tidak dengan sendirinya membawa manfaat bagi organisasi. Group itu harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memberi sumbangan positif terhadap kinerja organisasi. Organisasi pun harus senantiasa mengelola group-group tersebut sehingga dapat menambah atau memperbaiki kinerja organisasi.

2.    Permasalahan
Permasalahan pokok dalam beberapa artikel berikut ini adalah bagaimana mengelola perilaku kelompok dan tim kerja dalam suatu organisasi secara effektif. Dari perspektif Mayo, dikemukakan tentang bagaimana kerjasama itu muncul dalam suatu kelompok. Gustafson & Kleiner memberikan beberapa hal yang harus dimiliki oleh suatu team yang berkinerja tinggi. Sedangkan Davis menyangkal mitos-mitos team berkinerja tinggi. Akhirnya, Meyer mengemukakan tentang bagaimana suatu pengukuran yang benar dapat membantu suatu team yang baik.

3.    Pembahasan
Mengacu pada definisi ilmuwan sosial, Greenberg & Baron (2000) mendefinisikan Group sebagai kumpulan dua atau lebih individu yang berinteraksi, dengan suatu pola hubungan yang stabil di antara mereka dan saling membantu dalam mengusahakan kepentingan bersama serta menerima satu sama lain sebagai anggota group. Sedangkan teamwork mengacu pada praktek penggunaan team, atau jenis khusus dari group dalam mana setiap anggota berkomitmen  terhadap beberapa tujuan dan kepemimpinan untuk mencapainya.
Mayo berpendapat bahwa kerja sama dalam suatu organiasasi atau kelompok terjadi secara spontan (Bendix & Fisher, 1949). Pemerintah atau organisasi tidak dapat mengusahakan kerja sama tersebut misalnya dengan membuat berbagai peraturan. Peraturan itu justru membuat hubungan antar individu semakin terbatas dan pada akhirnya akan mempersempit kerjasama di antara mereka. Menurutnya, kondisi yang dibutuhkan untuk suatu organisme yang sehat adalah apabila setiap individu memiliki rasa tanggung jawab dan fungsi sosial. Persoalan pokok yang dihadapinya adalah bagaimana menata kerja sama spontan itu lewat cara damai. Sebab, kerja sama spontan biasanya muncul pada saat darurat. Kompetisi tidak memberi kontribusi terhadap kerjasama spontan.
Mayo mengemukakan pentingnya mengembangkan keterampilan sosial  untuk melengkapi keterampilan teknis yang dimiliki. Kerjasama harus diatur lebih daripada yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Gustafson & Kleiner (1994) mengemukakan bagaimana perkembangan baru dalam team building. Mereka memberikan hal-hal yang harus dimiliki oleh suatu team yang berkinerja tinggi, sehingga dalam membangun suatu team yang baik  seharusnya mengacu pada hal-hal tersebut, yaitu:

  • Kepemimpinan partisipatif
  • Tanggung jawab yang tersebar/terbagi-bagi
  • Definisi tujuan yang jelas
  • Komunikasi yang tinggi (lancar dan efektif)
  • Terfokus pada masa depan
  • Terfokus pada tugas
  • Bakat  kreatif
  • Respons yang cepat
Pada artikel yang lain, Davis mengemukakan dua mitos team berkinerja tinggi yaitu bahwa team berkinerja tinggi berarti perubahan kultur; dan team membutuhkan target-target dan standard-standard tertentu. Menurut Davis, manajer harus belajar mempercayai bawahannya. Ia harus terlibat dalam team baru dapat menggerakkan team tersebut ke kinerja yang lebih baik. Sedangkan target-target yang diberikan biasanya dapat menciptakan kinerja yang rendah. Pekerja dapat saja mengorbankan kualitas untuk mengejar kecepatan sebagaimana disyaratkan dalam target yang telah ditentukan. Manajer harus memahami bahwa pengukuran merupakan suatu yang penting tetapi bukan target. Suatu pengukuran yang baik merupakan suatu yang dapat membantu orang memahami bagaimana mereka mencapai tujuan itu dengan baik.
Meyer mengemukakan tentang bagaimana suatu pengukuran yang benar dapat membantu team yang baik.  Untuk meneliti apakah suatu sistem pengukuran kinerja yang akan digunakan itu memaksimalkan efektifitas team, ada 4 prinsip yang dapat dijadikan acuan:
1.    Cakupan tujuan suatu sistem pengukuran harus membantu team daripada top manager.
2.    Team yang telah sungguh-sungguh diberdayakan harus bermain dalam peran yang didesain dalam sistem pengukuran itu sendiri.
3.    Karena team bertanggung jawab atas proses value-delivery yang diambil dari berbagai fungsi, maka sistem pengukuran harus membuat ukuran untuk menilai proses tersebut.
4.    Suatu team harus mengadopsi hanya sedikit ukuran.
Banyak manajer yang jatuh pada pengukuran yang menekankan hasil saja (misalnya keuntungan, pangsa pasar, dan biaya), tetapi tidak pernah membuat suatu pengukuran yang dapat membantu anggota organisasi untuk memperbaiki kinerja mereka. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem pengukuran yang dalam proses pembuatan dan pelaksanaannya melibatkan suatu team yang multifungsional.


5.    Tanggapan
Efektifitas suatu group atau teamwork memang sangat dibutuhkan oleh organisasi. Persoalan yang muncul adalah tidak semua group dan teamwork itu dapat efektif sehingga memberikan sumbangan positif terhadap organisasi. Organisasi harus terlibat dalam membentuk group dan teamwork yang demikian. Dari perspektif Mayo, tugas utama organisasi adalah bagaimana mengusahakan kerja sama dalam kelompok itu dapat muncul secara spontan tanpa menunggu situasi yang mendesak. Sedangkan Gustafson & Kleiner mensyaratkan beberapa hal yang harus dimiliki oleh kelompok tersebut agar dapat memiliki kinerja yang tinggi. Hal-hal yang berbau mitos sehubungan dengan kinerja team harus dihilangkan karena ternyata dapat menurunkan kinerja karyawan itu sendiri (Richard Davis). Demikian juga halnya dengan suatu pengukuran yang benar ternyata dapat membantu membentuk suatu team yang baik (Christoper Meyer).
Kritik terhadap perspektif Mayo memang telah banyak dikemukakan. Meskipun tetap masih bisa ditemukan dalam kelompok bahwa pada saat mereka merasa senasib bahkan sependeritaan, kerja sama di antara mereka tampak lebih kuat. Hal itu sering dimanipulasi oleh banyak trainer dalam meningkatkan kerjasama kelompok sampai saat ini. Sebaliknya, hal-hal yang baru yang harus dimiliki oleh suatu kelompok seperti yang dikemukakan oleh Gustafson & Kleiner tampak bukan lagi hal yang sungguh-sungguh baru karena sudah banyak dikemukakan dalam referensi lain. Persoalannya bukan terletak pada baru-tidaknya hal-hal tersebut tetapi justru pada bagaimana agar kelompok dapat memiliki hal-hal tersebut.


Daftar Rujukan:
Bendix, Reinhard & Llyod H. Fisher. 1949. The perspectives of Elton Mayo. And Homans, George D. 1949. Some corrections to “the perspectives of Elton Mayo”.  in D. Buchanan and A. Huczynski. 1977. Organizational Behavior: Integrated Readings. London: Prentice Hall. 99-110.
Davis, Richard. 1998. Exploading the myths of high performance teams. Team Performance Management, 4 (7): 306-311.
Greenberg, J., & Baron, R. A. 2000. Behavior in Organizations: Understanding and Managing the Human Side of Work (7th ed.), Singapore: Prentice Hall, Inc.
Gustafson, Kim, & Brian H. Kleiner. 1994. New development in team building. Industrial and Commercial Training, 26 (9): 17-22.
Meyer, C. 1994. How the right  measures help teams excel. Havard Business Review, May-June: 95-99.

Bahan Diskusi


Setelah membaca artikel di atas, manakah bagian atau pernyataan yang menarik bagi Saudara atau justru masih membingungkan Saudara. Jelaskan juga mengapa Saudara berpendapat demikian. Selamat Berdiskusi........

Komentar tentang Materi Pemilihan Bentuk Kepemilikan suatu Bisnis (Bahan Diskusi Kelas Pengantar Bisnis 11 September 2014)

Silahkan baca buku teks kita bab 5. Setelah itu baca komentar-komentar yang ada pada postingan saya pada hari Sabtu tanggal 7 September 2013.

Bahan Diskusi:

Pilihlah satu komentar yang menurut Saudara paling menarik dari komentar-komentar tersebut. Jelaskan juga mengapa Saudara menganggap komentar tersebut yang paling menarik.
Saudara juga diperkenankan mengomentari komentar teman sekelas Saudara. Selamat berdiskusi...