Selasa, 07 Juni 2011

Pentingnya Kesesuaian perubahan dengan kondisi internal perusahaan

Siggelkow, Nicolay. 2001. Change in the presence of fit: The rise, the fall, and the renaissance of liz claiborne. Academy of Management Journal, 44 (4): 838-857.


A.     Alasan dan Tujuan Penelitian
Konsep interaksi dan kesesuaian  dalam literatur organisasi telah lama dirumuskan dan sangat sering dikaitkan dengan kesesuaian antara strategi dan struktur organisasi serta antara struktur dan lingkungan perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kesesuaian itu dalam kaitan dengan kesesuaian internal pada berbagai pilihan yang dihadapi oleh perusahan. Kesesuaian yang erat dapat meningkatkan insentif  bagi manajemen untuk  secara lebih optimal mengconfigurasi dan menyesuaikan semua pilihan perusahaan. Demikian juga hal itu dapat membuat perusahaan lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga perusahaan dapat lebih cepat mendeteksi perubahan.
Artikel ini memberikan suatu pendekatan baru untuk memikirkan tentang hubungan antara kesesuaian dan kelambanan organisasional ketika dikonfrontasikan dengan perubahan lingkungan. Longitudinal study digunakan dalam artikel ini untuk menjelaskan bagaimana perusahaan yang menciptakan suatu sistem pilihan yang sungguh-sungguh saling terkait menanggapi perubahan yang berkenaan dengan lingkungan.



=o0o=

Perubahan strategis dalam organisasi pluralistik

Denis, J. L., Lise Lamothe, & Ann Langley. 2001. The dynamics of collective leadership and strategic change in pluralistic organizations. Academy of Management Journal, 44 (4): 809-837.

A.     Alasan dan Tujuan Penelitian
Peneliti bermaksud memberi kontribusi terhadap pengembangan teori proses pada kepemimpinan dan perubahan strategik dalam organisasi pluralistik Pertanyaan risetnya adalah bagaimana pemimpin dapat dengan sengaja memperoleh/mencapai perubahan strategik dalam organisasi yang mana peran kepemimipinan stategik terbagi, tujuan  yang menyimpang, dan power yang tersebar? Peneliti menjawab pertanyaan itu dengan menggunakan metode studi kasus yang direplikasi. Peneliti menguji kepemimpinan dinamik dan perubahan strategik dalam dua set studi kasus  pada sektor pemeliharaan kesehatan di Kanada.
B.     Pendekatan Teoritikal terhadap Kepemimpinan Strategik dalam Konteks Pluralistik
Analisis berangkat dari pendekatan tradisional dalam empat cara penting berkaitan dengan konteks pluralistik dan dinamik. Pertama-tama kepemimpinan akan dilihat sebagai fenomena kolektif dalam mana individu yang berbeda dapat memberi kontribusi dalam cara yang berbeda. Kedua, kepemimpinan strategik dilihat dari sudut pandang yang berkenaan dengan proses dalam mana fokus lebih pada tindakan orang dalam posisi kepemimpinan daripada demografi, personalitas, atau kongnisi. Ketiga, kepemimpinan strategik dilihat sebagai suatu fenomena dinamik dalam mana partisipan, peran, dan pengaruh berkembang sepanjang waktu. Keempat, kepemimpinan strategik dilihat sebagai suatu fenomena supraorganisasional dalam mana peran dan pengaruh kepemimpinan pada  merea dapat diperluas dari batasan organisasional utama.
C.     Proses Penelitian
Pendekatan Umum: Proses penelitian ini mencakup periode waktu yang lama dan berkesinambungan,  yang sebagiannya direncanakan dan sebagian bersifat oportunistik. Peneliti bermaksud mengembangkan proses daripada  perbedaan teori dengan kata lain mereka lebih tertarik dalam menggambarkan dan menjelaskan sekuens temporal peristiwa  yang terlibat dalam perubahan. Pendekatan yang dipakai juga bersifat induktif dan deduktif.
Sumber Data dan Analisis: Studi kasus melibatkan berbagai sumber data yang mencakup dokumen-dokumen, wawancara, dan pengamatan pada pertemuan-pertemuan. Sedangkan analisis menggunakan suatu strategi  temporal bracketing dan beberapa bentuk analisis lain yang digunakan dalam penelitian.
D.     Kepemimpinan Kolektif
Peneliti membahas kepemimpinan kolektif ini dalam kaitannya dengan perubahan strategik. Perubahan strategik dibedakan menjadi first-order change dan second order change.
E.     Diskusi dan Kesimpulan
Peneliti mengemukakan adanya 6 komponen utama  yang merepresentasikan suatu teori proses yang muncul tentang kepemimpinan dan perubahan strategik dalam seting pluralistik, yaitu:
v  Dalam suatu kepemimpinan kolektif, setiap anggota suatu konstelasi kepemimpinan memerankan suatu peran yang berbeda dan semua anggota bekerja bersama-sama dengan harmonis.
v  Menyatukan kepemimpinan kolektif memang penting tetapi hal itu tetap rawan dalam konteks power yang tersebar dan tujuan yang beragam.
v  Perubahan dalam organisasi pluralistik cenderung terjadi dalam suatu cara yang siklikal.
v  Dampak tindakan pemimpin pada posisi politikal mereka mendorong siklus perubahan.
v  Ada empat faktor yang memberi kontribusi dengan cara berbeda terhadap stabilisasi perubahan dalam suatu seting pluralistik yaitu: slack; social embeddedness; creative opportunism; dan  time, inattention, serta formal position.
v  Dampak kapasitas untuk mencapai perubahan.


=o0o=

Pengembangan dan Perubahan Organisasional

Pennings, J. M. 1987. Structural contingency theory: a multivariate test. Organization Studies, 8 (3): 223-240.

A.     Alasan  dan Tujuan Penelitian
Adanya debat seputar isu-isu yang berhubungan dengan metodologi dan konsep tentang pendekatan kontingensi dalam teori organisasi, mendorong penulis untuk ikut terlibat dalam debat tersebut dengan menulis artikel ini. Studinya berangkat dari pendekatan dua variabel riset kontingensi dengan  memperhatikan beberapa lingkungan organisasional dan  variabel kinerja secara simultan. Ia juga bermaksud mengembangkan solusi methodological  untuk isu-isu organisasi yang mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya.
B.     Metodologi
Data dikumpulkan dari bank komersial besar di Northeastern US. Informasi dari  manager  cabang sebanyak 108, platform people sebanyak 198, tellers sebanyak 1180, dan customer sebanyak 2354.
Pengukuran variabel: dimensi lingkungan diaplikasikan pada daeran yang dimiliki oleh kantor cabang; dimensi informal arrangements mencakup kualitas komunikasi, slope power dan total jumlah power pada isu terkait dengan cabang, frekuensi pertemuan, dan kebebasan berekspresi; keefektifan organisasional mencakup rata-rata kepuasan konsumen dengan kualitas pelayanan bank, pendapatan bunga, total pengeluaran dan pengeluaran yang tak dapat dikontrol.
C.     Hasil
Hasil anova dan regresi menunjukkan bahwa walaupun dimensi struktural terasosiasi secara kuat dengan indikator keefektifan, efek interaksi pada indikator ini secara umum lemah. Hal itu menunjukkan terbatasnya relevansi untuk memajukan teori kontigensi. Tes sedemikian tidak dapat mengungkap kontribusi bersama atribut yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan terhadap keseluruhan kondisi kongruens.
Dua alternatif desain telah dieksplorasi untuk menguji kontigensi berganda. Yang pertama menganggap/memikirkan pola desain dalam term deviation scores, sementara yang lain mengadopsi suatu prosedur analisi canonical untuk menginvestigasi dimensi yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan secara simultan.
Tabel 1 menunjukkan korelasi product moment antara  pengukuran distance dan empat indikator keefektifan organisasional. Diharapkan bahwa inkongruensi antara pengukuran structural dan environtmental sebagai disimpulkan dari deviation scores, akan secara negatif diasosiasikan dengan indikator tersebut. Sedangkan tabel 2 menunjukkan bobot canonical dan koefisien korelasi canonical  untuk unit yang efektifitasnya rendah dan yang tinggi, secara berturut-turut.
D.     Diskusi dan Kesimpulan
Studi ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya tetapi berbeda dalam beberapa asumsi. Beberapa studi sebelumnya mengasumsikan one-to-one match antara satu variabel environtmental dengan structural dan menguatkannya dengan korelasi product moment sederhana di antara mereka.
Dalam studi ini, equifinality direview dengan pengertian functional equvalence and multiple, kontigensi dual. Studi ini membahas interaksi berganda antara variabel yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan. Studi ini juga tidak bermaksud pergi terlalu jauh dan memberikan suatu pairwise typology organisasi dan lingkungan.
Hal yang dapat disimpulkan dalam studi ini  adalah bahwa studi ini  telah memberikan dua strategi untuk menguji pendekatan kontigensi dan menemukan bahwa kongruensi antara variabel-variabel yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan memprediksi variasi keefektifan organisasional.
E.     Keterbatasan penelitian
Keterbatasan penelitian berhubungan dengan kenyataan bahwa banyak realitas organisasional tidak dapat diuji dengan model linear causal, padahal studi ini menggunakan model tersebut.

=o0o=

Teori Kontigensi Sosial

Pennings, J. M. 1987. Structural contingency theory: a multivariate test. Organization Studies, 8 (3): 223-240.

A.     Alasan  dan Tujuan Penelitian
Adanya debat seputar isu-isu yang berhubungan dengan metodologi dan konsep tentang pendekatan kontingensi dalam teori organisasi, mendorong penulis untuk ikut terlibat dalam debat tersebut dengan menulis artikel ini. Studinya berangkat dari pendekatan dua variabel riset kontingensi dengan  memperhatikan beberapa lingkungan organisasional dan  variabel kinerja secara simultan. Ia juga bermaksud mengembangkan solusi methodological  untuk isu-isu organisasi yang mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya.
B.     Metodologi
Data dikumpulkan dari bank komersial besar di Northeastern US. Informasi dari  manager  cabang sebanyak 108, platform people sebanyak 198, tellers sebanyak 1180, dan customer sebanyak 2354.
Pengukuran variabel: dimensi lingkungan diaplikasikan pada daeran yang dimiliki oleh kantor cabang; dimensi informal arrangements mencakup kualitas komunikasi, slope power dan total jumlah power pada isu terkait dengan cabang, frekuensi pertemuan, dan kebebasan berekspresi; keefektifan organisasional mencakup rata-rata kepuasan konsumen dengan kualitas pelayanan bank, pendapatan bunga, total pengeluaran dan pengeluaran yang tak dapat dikontrol.
C.     Hasil
Hasil anova dan regresi menunjukkan bahwa walaupun dimensi struktural terasosiasi secara kuat dengan indikator keefektifan, efek interaksi pada indikator ini secara umum lemah. Hal itu menunjukkan terbatasnya relevansi untuk memajukan teori kontigensi. Tes sedemikian tidak dapat mengungkap kontribusi bersama atribut yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan terhadap keseluruhan kondisi kongruens.
Dua alternatif desain telah dieksplorasi untuk menguji kontigensi berganda. Yang pertama menganggap/memikirkan pola desain dalam term deviation scores, sementara yang lain mengadopsi suatu prosedur analisi canonical untuk menginvestigasi dimensi yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan secara simultan.
Tabel 1 menunjukkan korelasi product moment antara  pengukuran distance dan empat indikator keefektifan organisasional. Diharapkan bahwa inkongruensi antara pengukuran structural dan environtmental sebagai disimpulkan dari deviation scores, akan secara negatif diasosiasikan dengan indikator tersebut. Sedangkan tabel 2 menunjukkan bobot canonical dan koefisien korelasi canonical  untuk unit yang efektifitasnya rendah dan yang tinggi, secara berturut-turut.
D.     Diskusi dan Kesimpulan
Studi ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya tetapi berbeda dalam beberapa asumsi. Beberapa studi sebelumnya mengasumsikan one-to-one match antara satu variabel environtmental dengan structural dan menguatkannya dengan korelasi product moment sederhana di antara mereka.
Dalam studi ini, equifinality direview dengan pengertian functional equvalence and multiple, kontigensi dual. Studi ini membahas interaksi berganda antara variabel yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan. Studi ini juga tidak bermaksud pergi terlalu jauh dan memberikan suatu pairwise typology organisasi dan lingkungan.
Hal yang dapat disimpulkan dalam studi ini  adalah bahwa studi ini  telah memberikan dua strategi untuk menguji pendekatan kontigensi dan menemukan bahwa kongruensi antara variabel-variabel yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan memprediksi variasi keefektifan organisasional.
E.     Keterbatasan penelitian
Keterbatasan penelitian berhubungan dengan kenyataan bahwa banyak realitas organisasional tidak dapat diuji dengan model linear causal, padahal studi ini menggunakan model tersebut.

=o0o=

Determinan tradisional dan psikologis dari struktur organisasi (review artikel)

Miller, Danny & Cornelia Droge. 1986. Psychological and traditional determinant of structure. Administrative Science Quarterly, 31: 539-560.

A.     Alasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menilai asosiasi personalitas CEO dan variabel kontigensi tradisional dengan struktur organisasi. Karena penelitian ini bersifat cross-section, hasilnya lebih pada memunculkan berbagai pertanyaan tentang petunjuk/arah pengaruh daripada menjawabnya.
B.     Teori dan Perumusan Model
Penulis mereview beberapa penelitian sebelumnya tentang hubungan antara personalitas CEO dengan struktur yang digunakan dalam organisasi. Dari review tersebut, penulis merumuskan tiga pertanyaan yang akan menjadi fokus dari studinya, yaitu:
·         Apakah sungguh-sungguh ada suatu asosiasi yang signifikan antara personalitas CEO dan struktur setelah mengontrol dampak variabel kontegensi tradisional yaitu ukuran, teknologi, dan ketakpastian?
·         Apakah personalitas CEO mempengaruh struktur dan sebaliknya struktur mempengaruhi personalitas CEO?
·         Pada situasi dan kondisi yang bagaimanakah, hubungan antara personalitas dan struktur cenderung menjadi lebih kuat?
C.     Metode
Sample terdiri dari 93 perusahaan yang terletak di Quebec. Perusahaan dipilih secara random dari daftar yang dipublikasikan dalam majalah Commerce and Les Affaires.
Prosedur: Kuesioner yang berbeda dikirimkan kepada CEO dan wakilnya yang paling senior atau general manager. Pengukuran variabel didasarkan pada literatur yang sudah ada. Size diukur dengan menggunakan natural logarithm jumlah karyawan full-time (LNSIZE); Ketidakpastian (UNCERT) diukur dengan pengukuran Khandwalla (1974, 1977) dan Miller (1983). Teknologi (MSTECH) diukur dengan pengukuran Khandwalla; Kebutuhan akan achievement (NACH) diukur dengan Manifest Need Questionaire (Steers & Braunstein, 1976). Demikian juga variabel struktural diukur dengan pengukuran yang telah ada.

D.     Hasil
Hasil tes chi-square untuk model keseluruhan adalah signifikan.Efek achievement pada setiap konstruk struktural adalah kuat dan signifikan (t > 2). Size juga menjadi determinan yang signifikan baik pada sentralisasi maupun formalisasi, tetapi tidak signifikan terhadap integrasi. Apabila achievement dan  size tercakup, teknologi dan ketidakpastian tidak menjadi determinan untuk komponen struktur.
Hasil analisis sub group yang menunjukkan dalam situasi dan kondisi yang bagaimanakah hubungan antara personalitas CEO dan struktur mungkin sangat kuat, ternyata mengidikasikan bahwa secara umum, hubungan  antara kebutuhan akan achievement (NACH) dan formalisasi dan integrasi sangat kuat pada perusahaan kecil dan muda/baru.
E.     Diskusi
Analisis LISREL dan regresi subgroup menunjukkan  bahwa ukuran merupakan prediktor yang baik  untuk  sentralisasi dan formalisasi tetapi gagal menghubungkan secara signifikan dengan integrasi struktural.
Teknologi dan ketidakpastian yang berkenaan dengan lingkungan, di lain pihak umumnya tampak menjadi prediktor yang buruk untuk struktur, menunjukkan hubungan individual yang signifikan  dengan beberapa konstruk  struktural sejauh ukuran dan nAch tercakup dalam analisis sampel keseluruhan.
Dari analisis LISREL dan regresi tampak bahwa nAch CEO merupakan prediktor utama pada tiga dimensi struktur organisasi, tetapi lebih utama dalam perusahaan kecil dan muda.
Hubungan antara personalitas dan struktur secara signifikan lebih kuat  dalam perusahaan kecil daripada dalam perusahaan besar dan dalam perusahaan yang masih muda daripada perusahaan yang sudah tua.
F.     Keterbatasan penelitian
Keterbatasan penelitian berhubungan dengan pengambilan sampel yang berasal dari suatu daerah yang terbatas dan pendekatan cross-section yang dipakai dalam penelitian ini.
 
 =o0o=