Rabu, 26 Februari 2014

Indikator Loyalitas Karyawan (Bahan Diskusi V MSDM II)



Whistleblowing Sebagai Ungkapan Loyalitas Karyawan: Peran Employability dan Keberanian Moral Karyawan
(JULIUS RUNTU)
Artikel ini dipresentasikan pada Konferensi Nasional Ke-6 Fakultas Bisnis UKWMS tahun 2013

Abstract
Disclosure of unethical and illegal practices performed by employees of a company itself (whistleblowing) not only has the potential to cause problems but also has managerial ethical issues. Debate about the practice of whistleblowing is often associated with obligations towards employees loyal to the company and have produced a different view. Certain parties see contradiction between the practice of whistleblowing and employee loyalty while others assume that there is no contradiction between the two. In this paper, the author discusses the fact that in certain cases the practice of whistleblowing is not only not contrary to employee loyalty but is even a manifestation of loyalty. In other words, without doing whistleblowing, the employee actually harms loyalty to the organization. Level of employability and moral courage are important to perform or not perform the practice of whistleblowing.
Key Words: Whistleblowing, Employee Loyalty, Employability, Moral Courage

Pendahuluan
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam bisnis. Meskipun sebagian besar pekerjaan dalam suatu organisasi telah diambil alih oleh teknologi, peran sumber daya manusia  tidak mungkin tergantikan. Tuntutan persaingan dalam bisnis yang semakin tinggi membuat organisasi harus memiliki keunggulan dibanding dengan pesaing. Apabila organisasi hanya mengandalkan keunggulan bidang teknologi, organisasi akan dengan mudah ditiru atau bahkan dilampaui oleh pesaing. Sebab, teknologi adalah sesuatu yang dapat dengan mudah diperoleh dan diadaptasi. Dengan demikian, keunggulan kompetitif justru lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia tersebut adalah mereka yang kreatif, inovatif dan konsisten pada produk barang atau jasa yang berkualitas. Permasalahannya, output yang kreatif  sangat sulit diukur. Organisasi hanya bisa berharap mendapatkan upaya terbaik dari mereka dengan cara meningkatkan semangat, antusiasme, dan kepercayaan karyawan dan terus berupaya membuat mereka merasa menjadi bagian dari organisasi (Hallett, 1985). Ironisnya, organisasi  masih sering menemukan perilaku karyawan yang menandakan bahwa mereka tidak merasa bagian dari organisasi. Salah satu perilaku tersebut adalah praktek whistleblowing.  Suatu perbuatan yang dalam perspektif karyawan dapat merupakan ungkapan loyalitas terhadap organisasi tapi dari perspektif organisasi justru dapat dilihat sebagai bentuk pelanggaran atas loyalitas karyawan.
Dalam tulisan ini akan disoroti praktek whistleblowing dari sudut pandang etika bisnis, terutama terkait dengan loyalitas, employability, dan  keberanian moral karyawan. Dengan pembahasan tema ini diharapkan karyawan dapat mempraktekan suatu whistleblowing yang etis sedangkan dalam konteks lain diharapkan organisasi dapat menempatkan praktek tersebut secara tepat sebagai wujud partisipasi karyawan dalam organisasi. Suatu perilaku  yang bukan saja tidak bertentangan dengan loyalitas tapi justru merupakan salah satu bentuk perwujudan loyalitas terhadap organisasi
Whistleblowing
Whistlelowing secara harafiah dapat diterjemahkan sebagai “peniupan peluit”. Peluit dibunyikan selalu dengan tujuan agar pihak tertentu memberi perhatian kepada si peniup peluit. Dalam organisasi, praktek menarik perhatian pihak tertentu ini secara khusus digunakan untuk tindakan yang menunjukkan ketidaksetujuan individu terhadap praktek tidak benar atau bahkan tidak etis yang dilakukan suatu perusahaan. Apabila pengungkapan tersebut hanya ditujukan kepada pihak terkait dalam perusahaan  maka disebut internal whistleblowing. Sedangkan apabila pengungkapan itu dikemukakan ke publik maka disebut sebagai external whistleblowing. Dengan mengamati berbagai definisi yang ada, Jubb (1999) membatasi domain whistleblowing hanya sebatas sejauhmana pengungkapan itu diajukan ke publik. Dengan demikian, dia tidak memasukkan internal whistleblowing, meskipun penulis lain memasukkannya (Larmer, 1992) Hal itu dapat dipahami dalam konteks bahwa persoalan dan dilema etis yang terkait dengan whistleblowing umumnya muncul pada kasus-kasus external whistleblowing (Bertens, 2004). Pengertian whistleblowing dalam tulisan ini adalah pengertian yang lebih umum yaitu dengan mengadopsi  definisi Near & Miceli (1985, dalam Barnet, 1992) yang mendefinisikan whistleblowing sebagai: “penyingkapan yang dilakukan oleh anggota suatu organisasi akan praktek-praktek illegal, tidak bermoral atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi tersebut, kepada pribadi atau organisasi yang mampu bertindak untuk mempengaruhi praktek-praktek tersebut.
            Penggunaan istilah whistleblowing pertama kali digunakan tahun 1963  ketika salah satu penjabat mengungkapkan praktek tidak etis terkait kebijakan di departemen dalam negeri Amerika Serikat (Vinten, 2000). Selanjutnya, praktek-praktek whistleblowing semakin dikenal dengan latar belakang pengungkapan tidak terbatas pada organisasi publik tetapi juga sektor swasta. Barnet (1999) meneliti tentang pengaruh ukuran organisasi, serikat  pekerja dan jenis industri terhadap kecenderungan karyawan untuk melakukan whistleblowing. Semakin besar ukuran suatu organisasi maka semakin besar kemungkinan karyawannya melakukan tindakan whistleblowing. Demikian juga halnya dengan semakin kuatnya serikat pekerja dalam organisasi tersebut. Jenis industri manufaktur merupakan   organisasi di mana karyawannya lebih mudah melakukan whistleblowing. Dalam bidang jasa, Vinten  (2000) mengangkat kasus whistleblowing yang terjadi di University College, Swansea’s Centre for Philosophy and Health Care terkait standart yang digunakan dalam sistem penilaian mahasiswa termasuk disertasi yang dianggap tidak fair. Dengan demikian, praktek whistleblowing terjadi baik pada perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa.
            Praktek whistleblowing merupakan tindakan etis jika memenuhi persyaratan sebagai berikut (Bowi, 1992 dalam Vinten, 2000): 
  1. Motivasi untuk melakukannya adalah untuk  menghindari dampak buruk yang tidak perlu pada orang lain.
  2. Sudah melakukan prosedur internal perusahaan sebelum membukanya ke publik
  3. Memiliki bukti-bukti yang kuat dan masuk akal
  4. Persepsi bahwa akan ada dampak serius jika hal itu tidak diungkapkan
  5. Pengungkapan itu merupakan bagian dari tanggung jawabnya
  6. Ada kemungkinan untuk berhasil.
Sedangkan, De George (dalam Lindblom, 2007) mengemukakan 3 kondisi yang memperbolehkan praktek whistleblowing yaitu: kerugian pada pihak lain cukup besar karena praktek tidak etis dan atau tidak legal dari perusahaan, karyawan yang mengetahui hal tersebut melaporkan pada atasan langsung, telah menempuh prosedur formal lainnya di dalam organisasi ketika diabaikan oleh atasan langsung.

Loyalitas Karyawan
Secara tradisional, loyalitas karyawan dipahami sebagai sesuatu yang dengan sendirinya tercipta. Ketika seseorang bergabung dengan perusahaan, dengan sendirinya dia akan bersikap loyal, bertahan dalam organisasi dan melakukan yang terbaik untuk organisasi. Di lain pihak, organisasi diasumsikan akan selalu memperhatikan perkembangan karyawan, memberikan yang dibutuhkannya. Dalam wacana Manajemen Sumber Daya Manusia, asumsi itu disebut Kontrak Psikologis. Kontrak psikologis merupakan dasar adanya loyalitas karyawan. Akan tetapi, dengan meningkatnya persaingan bisnis saat ini, kontrak psikologis tinggal menjadi prioritas terakhir bagi perusahaan. Hal itu terjadi seiring dengan perubahan penekanan perusahaan yaitu lebih pada profit, efisiensi dan kepentingan pemilik saham  (Obilade, 1998). Perusahaan tidak menghargai loyalitas karyawan seperti  dalam praktek tradisional yaitu dengan memberi pekerjaan yang baik, kepastian dan keamanan pekerjaan serta keuntungan bagi karyawan. Karyawan tetap justru mulai digeser dengan tenaga kontrak atau tenaga lepas. Akibatnya, karyawan semakin tidak percaya bahwa perusahaan akan peduli dengan mereka. Dalam konteks inilah loyalitas tidak mungkin dianggap sebagai sesuatu yang terjadi dengan sendirinya ketika seorang karyawan bergabung dalam perusahaan. Apabila perusahaan menginginkan seorang karyawan yang loyal, perusahaan harus mengupayakannya.  
            Loyalitas karyawan dipahami sering terbatas pada kesediaan karyawan untuk tinggal dalam organisasi. Bahkan secara ekstrim, Boroff and Lewin (1999) mengemukakan bahwa: loyal berarti tetap bertahan dalam organisasi  dan “menderita  dalam kesunyian” bahkan ketika karyawan sadar dan  percaya bahwa mereka diperlakukan tidak adil oleh organisasi. Sedangkan Porter (1974) melihat loyalitas sebagai rasa memiliki yang diwujudkan dalam keinginan untuk tetap bertahan dalam organisasi. Suatu kepercayaan terhadap organisasi dan manajemen bahwa mereka melakukan hal-hal yang baik.
Coughan (2005, dalam Ross & Ali, 2011) mengemukakan kesulitan dalam mendefinisikan loyalitas karyawan disebabkan oleh karena dalam beberapa penelitian loyalitas sering dicampuradukan dengan komitmen karyawan.  Dalam tulisan ini, penulis cenderung mengadopsi  pendapat Antoncic & Antoncic (2011)  yang melihat loyalitas terhadap organisasi sebagai suatu tingkatan sejauh mana seorang karyawan merasa menjadi bagian dari organisasi. Menjadi bagian dari organisasi merupakan tingkatan lebih tinggi dibanding dengan “tetap tinggal” dalam organisasi hanya karena memiliki komitmen kontinuans (tetap bertahan karena resiko yang dihadapi jika meninggalkan organisasi itu lebih besar). Karyawan tetap tinggal juga tidak semata karena komitmen normative (harus patuh karena memang sudah seharusnya begitu, sesuai norma yang ada) tetapi loyalitas harus terkait sampai pada komitmen affektif (Ross & Ali,2011), dalam mana karyawan sungguh merasa bahwa “suka-duka” organisasi adalah “suka-duka”-nya juga. Oleh karena itu loyalitas mencakup kesediaan untuk tetap bertahan, memiliki produktivitas yang melampaui standard, memiliki perilaku altruis, serta adanya hubungan timbal balik di mana loyalitas karyawan harus diimbangi oleh loyalitas organisasi terhadap karyawan (Powers, 2000).
            Ada 16 indikator yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi loyalitas karyawan sebagaimana dikemukakan Powers (2000), yaitu:
  1. Tetap bertahan dalam organisasi
  2. Bersedia bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan
  3. Menjaga rahasia bisnis perusahaan
  4. Mempromosikan perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat umum
  5. Menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat
  6. Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi
  7. Tidak bergosip, berbohong atau mencuri
  8. Membeli dan menggunakan produk perusahaan
  9. Ikut berkontribusi dalam kegiatan social perusahaan
  10. Menawarkan saran-saran untuk perbaikan
  11. Mau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan aksidental perusahaan
  12. Mau mengikuti arahan atau instruksi
  13. Merawat properti perusahaan dan atau tidak memboroskannya
  14. Bekerja secara aman
  15. Tidak mengakali aturan perusahaan termasuk ijin sakit
  16. Mau bekerja sama dan membantu rekan kerja.
McCusker & Wolfman (1998) mengemukakan bahwa dalam perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat di mana pertumbuhan produktifitas dan profitabilitas perusahaan semakin kritis, pertanyaan besar yang selalu dihadapi Manajer Sumber Daya Manusia adalah bagaimana membangun dan mempertahankan loyalitas yang tinggi dari karyawannya. Tingkat turnover yang tinggi sebagai salah satu akibat dari rendahnya loyalitas karyawan tidak hanya berdampak pada meningkatnya biaya terkait sumber daya manusia. Perusahaan juga dapat kehilangan sumber daya mamusia yang kompeten untuk memenangkan persaingan. Di lain pihak, trend kebijakan perusahaan seperti penerapan outsourching, perampingan struktur, serta penggabungan perusahan (merger) semakin meningkatkan job insecurity yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap loyalitas karyawan. Pemahaman dan pengimplementasian berbagai program untuk loyalitas karyawan semakin mendesak untuk dilakukan oleh manajer sumber daya manusia khususnya dan perusahaan pada umumnya.
Salah satu survey tentang loyalitas yang dikutip Drizin & Schneider (2004) menunjukkan bahwa pendorong utama untuk loyalitas karyawan adalah fairness. Hal itu mencakup: fair dalam penggajian, fair dalam penilaian kinerja, dan fair dalam perumusan dan pengimplementasian kebijakan. Sedangkan Mc Quiness (1998) mengemukakan bahwa komunikasi yang efektif dalam suatu perusahaan akan berdampak pada loyalitas karyawan. Peran komunikasi dalam meningkatkan loyalitas karyawan ini didukung oleh Smith & Rupp (2006).
Penurunan loyalitas umumnya disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap keputusan dan kebijakan organisasi, buruknya komunikasi dan aliran informasi internal, serta gaya kepemimpinan dalam organisasi (Antoncic & Antoncic, 2011). Oleh karena itu, loyalitas harus dibangun antara lain melalui pengelolaan struktur, budaya, dan kepemimpinan dalam organisasi (Cunha, 2002), meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan, komunikasi efektif dan terbuka, pengembangan saling percaya, pengembangan karir, serta penggajian berdasarkan produktivitas, dan fleksibilitas tunjangan (McGuinness, 1998).
Loyalitas karyawan juga dapat dibangun melalui hubungan yang baik antara atasan dan bawahan. Membangun hubungan saling percaya satu sama lain merupakan satu bentuk kompensasi yang sangat bermakna bagi karyawan. Karyawan harus tahu bahwa atasan mereka memperlakukan mereka sebagai pribadi tidak sekedar “sumber daya” sebelum mereka termotivasi untuk memberi yang terbaik bagi organisasi (Boltax, 2011). Loyalitas karyawan itu ada dalam satu perusahaan apabila karyawan percaya bahwa dalam tujuan perusahaan , karyawan dapat  mencapai tujuan mereka.

Whistleblowing sebagai ungkapan loyalitas karyawan
Whistleblowing sering hanya dilihat semata-mata suatu tindakan  yang merugikan perusahaan. Pengungkapan suatu praktek tidak etis, tidak legal, atau tidak legitimate memang sering berdampak pada citra perusahaan yang menurun di mata publik. Bahkan dalam kasus tertentu, perusahaan harus mengeluarkan ganti rugi atas praktek yang telah dilakukan. Sikap negative organisasi terhadap praktek whistleblowing lebih disebabkan oleh karena organisasi tidak mau/mampu melihat manfaat whistleblowing untuk jangka panjang. Apabila praktek salah dalam perusahaan tersebut tidak diungkap, tidak tertutup kemungkinan ketika hal itu terungkap tanpa peran whistleblower, kerugian yang dialami pihak terkait sudah lebih besar sehingga berakibat pada ganti rugi yang harus dikeluarkan organisasi akan lebih besar pula. Organisasi juga akan membutuhkan sumber daya yang lebih besar untuk memperbaikinya. Dengan demikian berdampak pada waktu yang dibutuhkan untuk recovery akan lebih lama.
Dalam konteks tersebut  di atas maka dapat dipahami pernyataan Varelius (2009)  bahwa whistleblowing tidak bertentangan dengan loyalitas. Loyalitas karyawan selalu  menuju ke sesuatu yang baik yaitu kemajuan perusahaan. Demikian juga halnya dengan whistleblowing diarahkan ke sesuatu yang baik yaitu memperbaiki praktek tidak benar agar perusahaan dapat lebih maju.  Larmer (1992) bahkan mengatakan bahwa karyawan tetap loyal terhadap perusahaan ketika karyawan melakukan external whistleblowing dengan alasan melindungi dirinya dari perilaku tidak fair dari perusahaan.  Karyawan loyal tidak diwajibkan untuk melakukan apa yang secara moral adalah salah.
Ada tiga kewajiban karyawan terhadap perusahaan yang dikategorikan penting oleh Bertens (2004), yaitu ketaatan, konfidensialitas dan loyalitas. Kewajiban loyalitas diimplementasikan karyawan dengan melibatkan diri pada upaya-upaya untuk merealisasikan tujuan-tujuan perusahaan. Praktek-praktek bisnis yang tidak etis yang dilakukan individu dalam perusahaan dapat menghalangi tercapainya tujuan perusahaan. Karyawan yang loyal tentu saja diharapkan bahkan diwajibkan untuk mencegah tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan. Salah satu cara untuk mengatasi persoalan tersebut adalah melaporkan perilaku-perilaku tidak etis tersebut kepada pihak tertentu yang dapat mempengaruhi atau mencegah praktek tersebut berlanjut. Dengan demikian, praktek whistleblowing yang etis itu bukan sekedar suatu perbuatan yang tidak bertentangan dengan loyalitas karyawan tapi justru merupakan salah satu perwujudan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Karyawan yang akan melakukan whistleblowing sebagai bentuk perwujudan loyalitas tetap dituntut untuk  memperhatikan dampak setelah melakukannya baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Whistleblowing diijinkan jika akibatnya lebih banyak memiliki dampak positif daripada negatif (Lindblom.2007). Oleh karena itu, sebelum melakukan whistleblowing, seseorang harus melakukan beberapa hal antara lain (James, 1994, dalam Vinten, 2000):
  1. Yakin bahwa situasi yang dihadapi memang menuntut praktek whistleblowing
  2. Menguji alasan mengapa mau melakukannya
  3. Verifikasi dan dokumentasikan informasi yang dimiliki
  4. Menentukan  tipe praktek yang tidak benar dan kepada siapa hal itu akan dilaporkan
  5. Merumuskan pernyataan/ dugaan  dengan cara yang paling tepat
  6. Fokus pada fakta
  7. Putuskan apakah akan dilakukan secara internal atau eksternal
  8. Putuskan apakah akan dinyatakan secara terbuka atau anonim
  9. Yakinkan bahwa telah mengikuti semua prosedur dalam pelaporan praktek yang salah
  10. Konsultasi dengan pengacara
  11. Antisipasi pembalasan dendam

Pengaruh Tingkat Employability dan Keberanian Moral  terhadap Keputusan Melakukan Whistleblowing
Lieberman (2004) mendefinisikan keberanian moral sebagai keberanian untuk bertindak sesuai dengan 5 prinsip universal, yaitu: honesty, fairness, respect, responsibility, dan compassion. Keberanian moral merupakan suatu kualitas pikiran dan mental yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi tantangan etika terkait perusahaan dan konfidensialitas. Keberanian moral merupakan sikap mental yang dimiliki seorang individu untuk melakukan sesuatu yang dianggapnya benar meskipun dia harus mengalami hal-hal yang tidak diharapkan. Keberanian moral menunjukkan diri dalam tekad untuk tetap mempertahankan sikap yang telah diyakini sebagai suatu kewajiban pun pula apabila tidak disetujui atau secara aktif dilawan oleh lingkungan (Magnis-Suseno, 1993).
Survey yang dilakukan Verschoor (2006) tentang alasan seorang anggota organisasi tidak melakukan whistleblowing menunjuk pada tiga alasan, yaitu: 1) ketakutan akan pembalasan; 2) anggapan bahwa organisasi tidak akan menanggapi; 3) tidak ada jalur yang aman untuk mengungkapkannya. Seorang whistleblower umumnya akan berhadapan dengan mereka yang terkait langsung dengan praktek tidak etis dalam organisasi. Dengan demikian maka pilihan untuk melakukan whistleblowing akan menempatkan seseorang pada posisi tidak aman. Individu yang tidak memiliki keberanian moral yang kuat akan cenderung untuk mencari posisi yang aman sehingga menutup kemungkinan untuk melakukan tindakan whistleblowing.
            Selain harus memiliki sikap kepribadian moral yang kuat yang antara lain tercermin dalam keberanian moral, seorang karyawan dituntut untuk terus mengembangkan diri terutama terkait profesinya sehingga tingkat employability-nya bertambah. Employability merupakan kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan lain di pasar tenaga kerja (Silla, et al. 2009). Secara lebih luas, McLeis (2002, dalam Clarke, 2008) mendefinisikan employability sebagai kemampuan individu untuk menemukan suatu pekerjaan, mempertahankan suatu pekerjaan, dan berpindah dari satu pekerjaan atau industri ke pekerjaan atau industri lainnya. Employability lebih merupakan tanggung jawab individu daripada organisasi (Clarke & Patrickson, 2008).Individu harus bertanggung jawab untuk pengembangan personalnya dan dapat melihat karirnya lebih luas tidak hanya antar bagian dalam satu organisasi tetapi lintas industri (O’Donoghue & Maquire, 2005). Dengan demikian, individu harus terus mengembangkan diri bukan hanya untuk memenuhi tuntutan pekerjaan dalam organisasi saat itu tapi tuntutan kompetensi pekerjaan pada jenis industri yang sama.
Orang yang memiliki tingkat employability rendah akan cenderung tidak berani mengambil resiko untuk “berseberangan” dengan perusahaan. Hal itu disebabkan oleh ketakutan mereka akan kesulitan untuk menemukan pekerjaan yang baru jika mereka menerima “balas dendam” terberat yaitu dipecat dari organisasi tersebut. Mereka akan terkungkung pada loyalitas semu yaitu menunjukkan loyalitas pada sekedar bertahan dalam perusahaan dan (meminjam ungkapan Boroff & Lewin)  “menderita dalam kesunyian” karena tetap diam meski diperlakukan tidak fair oleh perusahaan.  Tanpa memiliki keberanian moral dan tingkat employability yang tinggi, seseorang akan sulit untuk melakukan whistleblowing.
Simpulan
Setelah membahas praktek whistleblowing dalam kaitan dengan loyalitas, employability, dan keberanian moral, ada 4 hal yang dapat disimpulkan dalam pembahasan ini, yaitu:
  1. Organisasi tidak selalu harus melihat praktek whistleblowing sebagai sesuatu yang mencederai loyalitas karyawan
  2. Karyawan yang hendak melakukan whistleblowing harus dapat mengikuti prosedur yang etis
  3. Praktek whistleblowing yang etis bukan saja tidak melanggar loyalitas karyawan tetapi justru merupakan ungkapan loyalitas karyawan terhadap organisasi
  4. Keberanian Moral dan Tingkat Employability karyawan sangat menentukan apakah karyawan tersebut akan melakukan praktek whistleblowing
Kepustakaan:
Antoncic, Jasna Auer dan Bojan Antoncic. 2011. Employee Loyalty and Its Impact on Firms Growth. International Journal of Management and Information Systems, Vol.15 (1): 81-87.
Barnet, Tim. 1992. A Preliminary Investigation of the relationship Between Selected Organizational Characteristics and External Whistleblowing by Employees. Journal of Business Ethics, Vol. 11 (12): 949-959
Bertens, K. 2004. Pengantar Etika Bisnis. Yogjakarta: Kanisius
Boltax, Jason. 2011. Love ‘Em or Lose ‘Em: Retaining Talented Employees, CPA Practice Management Forum, Novembre  2011: 19-22
Boroff, Karen E. dan David Lewin.1997. Loyalty, Voice, and Intent to Exit  a Union Firm: A conceptual and empirical analysis. Industrial and Labour Relation Review, Oct. Vol. 51 (1): 50-63
Clarke, Marilyn. 2008.Understanding and Managing Employability in Changing Career Contexts. Journal of European Industrial Training. Vol. 32 (4): 258-284.
Clarke, Marilyn dan Margaret Patrickson. 2008. The New Convenant of Employability. Employee Relations, Vol. 30 (2): 121-141.
Cunha, Miquel Pinae. 2002. “The Best Place to Be”: Managing Control and Employee Loyalty in a Knowledge Intensive Company. The Journal of Applied Behavioral Science, Dec 2002, Vol. 8 (2): 481-495
Hallet, Jeffrey J. 1985. The New 80/20 Rule: Human Resources are Today’s Competitive Factor. The Personnel Administrator, Vol. 30 (3): 16
Jubb, Peter B. 1999. Whistleblowing: A restrictive definition and interpretation. Journal of Business Ethics, Vol. 21 (1): 77-94
Larmer, Roberts A. 1992. Whistleblowing and Employee Loyalty. Journal of Business Ethics, Feb. Vol.11 (2): 125-128
Lieberman, E. James. 2004. Moral Courage: Ethics in action. Library Journal. Vol 129 (20): 143.
Lindblom, Lars. 2007. Dissolving the Moral Dilemma of Whistleblowing. Journal of Business Ethics, 76: 413-426.
Magnis-Suseno. 1993. Etika Dasar: Masalah-masalah pokok filsafat moral. Yogjakarta: Kanisius.
McCusker, Deb dan Ilene Wolfman. 1998. Loyalty in the Eyes of Employers and Employees. Workforce, Novembre 1998: 12-14
McGuinnes, Barbara M. 1998. The Change in Employee Loyalty. Nursing Management, Vol. 29 (2): 45-46
Miceli, Maria P. dan Janet P. Near. 1994. Whistleblowing: Reaping  the benefits. The Accademy of Management Executive, Vol. 8 (3): 65-71
O’Donoghue, John & Theresa Maquire.2005.The Individual Learner, Employability and the Workplace. Journal of European Idustrial Training. Vol.29 (6): 436-446.
Obilade, Sandra. 1998. Redefining Loyalty: Motivational Strategies and Employee Loyalty in an Era of Downsizing.  New England Journal of Entrepreneurship. Summer, Vol. 1 (1): 31-41
Powers, Edward L. 2000. Employee Loyalty in the New Millenium. S.A.M. Advanced Management Journal. Summer, Vol. 65 (3): 4-8
Ross, Peter dan Yunus Ali, 2011. Antecedents of Employee Loyalty in an Emerging Economy: The Malaysian Multimedia Super Corridor. Labor and Industry, Vol.22 (1/2) August/December: 25-55
Silla, Immaculada,Nelle De Cuyper, Francisco J. Gracia, Jose M. Peiro. 2009. Job Insecurity and Well-Being: Moderation by Employability. J. Happiness Stud. 10: 739-751.
Smith, Alan D. dan William T. Rupp. 2002. Communication and Loyalty  among Knowledge Worker: A resource of the firm theory view. Journal of Knowledge Management, Vol.  3: 250-261.
Valerius, Jukka. 2009. Is Whistleblowing Compatible with Employee Loyalty? Journal of Business Ethics, Vol. 85: 263-275.
Verschoor, Curtis C. 2006. Surveys Show Ethics Problem Persist. Strategic Finance, Vol. 88 (4): 19-21.
Vinten, Gerald. 2000. Whistleblowing towards Quality. The TQM Magazine, Vol.12 (3):166-171

BAHAN DISKUSI:

Pada artikel di atas, penulis mengutib pendapat Powers (2000) tentang 16 indikator loyalitas karyawan dalam satu organisasi.

  1. Jika Saudara seorang KARYAWAN, manakah indiKator yang PALING SULIT Saudara penuhi agar Saudara dapat disebut loyal dalam suatu organisasi? Mengapa?
  2. Jika Saudara seorang KARYAWAN, manakah indikator yang PALING MUDAH Saudara penuhi agar Saudara dapat disebut loyal dalam suatu organisasi? Mengapa?
  3. Jika Saudara seorang PIMPINAN/MANAJER, manakah indikator yang PALING PENTING yang harus dimiliki oleh bawahan/karyawan  agar mereka bisa Saudara anggap sebagai karyawan yang loyal? Mengapa?
Selamat Berdiskusi……

287 komentar:

  1. menurut saya apabila saya menjadi seorang karyawan yang paling sulit agar tetap loyal terhadap perusahaan adalah ketika, karyawan tidak berhenti dalam bergosip. Karena tentu saja dalam organisasi ada poin-poin yang positif maupun negatif. Baik dalam kepemimpinannya maupun komunikasi antar atasan ke pegawai, pegwai dengan pegawai. Dan apabila seorang karywan telah bertemu dan berbicara tentang sisi negatif oragnisasinya maka tentu saja itu dapat mengurangi loyalitas karyawan itu sendiri. Dan apabila karyawan telah merasa jenuh, merasa tertekan di dalam perusahan maka tentu saja karywwan itu akan bercerita kepada teman kantornya, dan kemudian mendiskripsikan kekurangan perusahaannya sendiri. Bergosip pun tidak dapat di hentikan dari pihak perusahaan sendiri, di karenakan itu mendiskripsikan apa yang dirasakan oleh karyawan itu sendiri.
    Selanjutnya yang paling mudah agar karyawan dapat dikata loyal terhadap perusahaan yaitu ketika karyawan mau bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan. Karena dengan kita memperlihatkan bahawa kita bekerja keras setiap harinya untuk meyelesaikan pekeraan yang di berikan, mengerjakan dengan baik. Maka tentu saja kita dapat dilihat sebgai karywan yang loyal kepada perusahaan. Dan hasil yang kita hasilkan dapat berdampak positif maka tentu saja kita juga di anggap loyal kepada perusahaan. Dan kita dapat dikatak bertanggung jawab atas apa yang diberikann kepada kita.Selanjutya apabila saya seorang manajer, yang paling penting dimiliki oleh karyawan adalah, mau bekerja sama dan membantu rekan kerja. Dengan adanya solidaritas yang tinggi antar pegawai tentu saja itu dapat dikatakan bahwa karyawan tersebut loyal terhadapa perusahaan. Mau membantu sesama karyawan yang tidak mengerti dalam menyelesaikan tugasnya. Dan tidak menjadi whistleblowing yang menjelekkan nama dan reoptasi perusahaan. Mereka menjadi whistleblowing boleh saja, tetapi ada batasanya sampai mana mereka harus menceritakan hal-hal yang terjadi kepadanya yang dilakukan oleh organisasinya tersebut. Dan adanya komunikasi yang jelas, penyelesain masalah yang jelas yang terjadi antar karyawan dan atasan dapat meningkatkan atau membuat karyawan menjadi loyal terhadap perusahaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat Saudari Yenny. Ketika karyawan tidak berhenti dalam bergosip, maka mereka telah memberikan kesan negatif pada perusahaannya dan membuat karyawan lama kelaman akan tidak loyal pada perusahaan. karyawan dapat dikata loyal terhadap perusahaan yaitu ketika karyawan mau bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan. Karena tidak gampang dan tidak semua dapat mengerjakan pekerjaan diluar jam kerja.

      Terima Kasih

      Hapus
    2. Saya mengapreasiasi pendapat saudara Yenny

      Tapi ada 1 poin menarik yang diberitahukan oleh saudari Yenny, yakni karyawan yang loyal adalah mereka yang bekerja lembur untuk menyelesaikan tugas mereka.
      Menurut saya indikator itu tidak bisa dijadikan benchmark karyawan yang loyal. Pendapat itu lebih pada karyawan yang komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
      Bisa saja kerja lembur tersebut dikarekan pekerjaan sudah mendekati deadline
      Sangatlah tidak adil jika itu dijadikan benchmark yang sama bagi mereka yang mengerjakan pekerjaan dengan disiplin, secara bertahap, sehingga tidak perlu lembur dalam menyelesaikan tugasnya

      Adalah beda antara komitmen menyelesaikan pekerjaan dengan loyal pada perusahaan.
      Lantas dengan ini, apakah saudara Yenny masih beranggapan bahwa karyawan yang loyal adalah mereka yang lembur kerjanya ?

      Terima kasih

      Hapus
    3. Saya akan menanggapai komentar dari saudara apryanto. Saya tetap beranggapan karayawan yang loyal adalah karyawan yang bekerja lembur di perusahaannya. Dengan karyawan terus bekerja keras untuk meneyelesaikan suatu pekerjaannya maka tentu saja itu dapat menambah karyawan dapat dikatakan loyal. Dan dengan karyawan menunjukkan sikap dan tugasnya yang seperti itu. Pihak atasan maupun manajer dapat menjadikan mereka tangan kanannya dan di anggap loyal terhadap perusahaan.

      Hapus
    4. Saya kurang setuju dengan pendapat sdri.Yenny "yang paling mudah agar karyawan dapat dikata loyal terhadap perusahaan yaitu ketika karyawan mau bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan." karena menurut saya beberapa karyawan mau bekerja lembur belum tentu dikatakan loyal, mungkin saja dikarenakan adanya upah tambahan yg dijanjikan perusahaan yg bakal ia terima sehingga karyawan semacam ini yg tergiur dengan upah yg ditawarkan dan berpikir "waktu adalah uang", maka si karyawan tidak keberatan jika harus berlembur walaupun si karyawan sudah lelah bekerja seharian.

      Hapus
    5. saya mau menambahkan pendapat Saudari Yessica Chandra, menurut pengalaman saya, ya belum tentu karyawan itu dikatakan loyal.menurut saya mereka itu mau kerja lembur itu bisa 2 kemungkinan. yaitu bisa tambah penghasilan tambahan atau upah tambahan. bisa juga karena terpaksa untuk kerja lembur. karena takut dipecat atau dimarahi atasan.
      Seseorang yang sudah loyal kepada organisasi, maka ia akan bekerja tanpa terlebih dahulu ada komando atau instruksi, ia lebih berinisiatif melakukan berbagai hal demi kepentingan organisasi. Seseorang yang memiliki kesetiaan biasanya juga lebih reaktif, banyak melakukan kritik, saran dan hal-hal lainnya yang bersifat menakar kedalaman substansi dari suatu program atau kebijakan organisasi. Jadi sesungguhnya seseorang yang banyak melakukan kritik dan saran kepada organisasi, jangan dipahami sebagai bentuk kecintaannya (sense of belonging) terhadap organisasi tempat di mana ia bekerja. Lain soal memang jika kritik, masukan dan berbagai kontribusi yang lain dilakukan secara destruktif. Hal itu bukanlah menunjukkan keadaan di mana orang tersebut memiliki loyalitas terhadap organisasi di tempat ia bekerja, justru orang tersebut adalah merupakan kanker bagi organisasi. Organisasi harus tegas ketika menghadapi orang-orang seperti ini, jika perlu dikeluarkan.
      terima kasih

      Hapus
    6. Untuk saudari yenny, menurut saya karyawan tidak bisa dikatakan memiliki loyalitas hanya dilihat dari lembur kerja, mungkin banyak kemungkinan karyawan tersebut lembur karna gaji, kenaikan jabatan, atau ingin dipromosikan, tidak ingin banyak beban, dsb. Apakah ada jaminan bisa dikatakan loyal jika misalnya anda diangkat menjadi kaki tangan manajer ? karena sifat manusia tidak pernah puas yang slalu ingin dan ingin manjadi yang paling bagus diantara yang lain, sehingga dia bekrja keras bukan demi loyalitasnya melainkan demi mencari kepuasan pribadi,Terima kasih dan mohon maaf jika ada salah kata.

      Hapus
    7. Saya juga kurang setuju dengan pendapat saudara yenny karena menurut saya karyawan yang loyal terhadap perusahaannya tidak bisa hanya diukur dari karyawan tersebut mau bekerja lembur .. karena sama seperti yang saudara ryan katakan bahwa karyawan yg berkerja lembur itu bisa saja karena beberapa faktor seperti memang deadlinenya sudah dekat tetapi pekerjaanny masih jauh dari kata selsai atau bahkan ada juga yang mau bekerja lembur hanya untuk mendapat tambahan upah ataupun bonus .. jadi karyawan yg loyal menurut saya karyawan bukanlah karyawan yg mau bekerja secara lembur tetapi karyawan yang bekerja dengan efektif, membantu perusahaan untuk maju dan lebih berkembang lagi, dan melakukan pekerjaannya sebaik mungkin tanpa melakukan kesalahan sedikitpun.

      Hapus
    8. Sya juga kurang setuju apabila karyawan dikatakan loyal apabila karyawan tersebut bekerja lembur.. itu bisa saja seperti yang d katakan sodara nanda bahwa ada faktor keterpaksaan atau upah tambahan karena kerja lembur tersebut.. tetapi mungkin saja karyawan yg lembur memiliki loyalitas terhadap organisasi. Tetapi kurang kuat bahwa d katakan sbgai acuan bahwa karyawan yg bekerja lembur loyal terhadap organisasi.

      Hapus
    9. untuk saudara nanda, menurut pendapat saya karyawan akan menjadi loyal ketika dia sudah dapat menjadi orang kepercayaan manajernya dan kemudian itu akan meningkatkan kinerja karayawan, dan menjadi loyal terhadap perusahaan

      Hapus
  2. Menurut saya, indikator loyalitas yang palling sulit jika saya sebagai karyawan adalah indikator ke6. Karena, pribadi saya, sulit untuk mengorbankan kepentingan pribadi, misal saja, keluarga. Saya akan sulit untuk mengorbankan keluarga yang misalkan saja adalah masalah pribadi, daripada kepentingan organisasi. Karena bagaimanapun, dalam permisalan, keluarga adalah hal yang sangat penting bagi saya.
    Untuk indikator ployalitas yang paling mudah untuk saya lakukan jika menjadi karyawan adalah indikator ke 14. Ya, bekerja dengan aman saya pikir adalah cara yang mudah jika saya sebagai karyawan. Karena, dari cara jujur yang saya lakukan, bisa dilihat oleh pemberi kerja dan juga organisasi, bahwa saya melakukan pekerjaan dengan jujur. Karena di zaman sekarang ini sangat sulit untuk mencari pekerja yang jujur. Makadari itu jika saya sebagai karyawan, saya pikir dengan bekerja dengan aman, tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang seperti contohnya korupsi, dsb, itu bisa menambah nilai plus dalam penilaian kerja saya.
    Yang terakhir adalah indikator yang paling penting jika saya menjadi manajer. Jika saya menjadi manajer saya akan memilih indikator no 3. Dimana karyawan harus bisa menjaga rahasia bisnis perusahaan. Karena karyawan ini adalah aset yang paling dekat dengan setiap usaha yang kita kelola, walaupun di organisasi, ataupun individual. Karyawan adalah orang yang paling dekat dengan usaha kita sendiri. Saya akan menilai karyawan yang benar loyalitasnya apabila ia bisa menjaga benar rahasia perusahaan. Karena sekali rahasia terbongkar keluar, akan sangat sulit untuk memperbaikinya. Bahkan mungkin bisa sama sekali tak dapat diperbaiki. Demikian menurut saya. Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat saudari monica, karena memang sulit bagi seseorang untuk mengorbankan kepentingan pribadinya karena merupakan sesuatu yang penting menurutnya.
      saya kurang setuju mengenai bekerja dengan aman merupakan indikator yang paling mudah untuk dilakukan jika menjadi karyawan, karena pada kenyataannya tidak seperti itu. menurut saya sulit untuk bekerja dengan jujur karena walaupun jujur bagaimana dengan lingkungan sekitarnya apakah mendukungnya untuk bertindak jujur atau bekerja dengan aman. menurut saya, tindakan yang paling mudah adalah tetap betrtahan dalam organisasi adalah hal yang paling mudah dilakukan karena mungkin ketika meninggalkan perusahaan resiko yang dihadapi lebih besar.
      saya setuju karyawan harus bisa menjaga rahasia bisnis perusahaan, tetapi akankah perusahaan tetap menjaga rahasia tersebut jika dia keluar dari perusahaan ?

      Hapus
    2. Saya sependapat dengan saudari monica , dimana saya juga sangat susah untuk memilih organisasi dengan keluarga sendiri, pasti saya akan memilih keluarga sendiri yang paling utama , kepentingan pribadi apa lagi keluarga itu adalah faktor utama bagi saya , jika tidak ada keluarga mungkin saya tidak ada di organisasi ini, ini menurut pendapat saya.
      Menjadi karyawan yang jujur akan membuat diri kita di suatu perusahaan menjadi lebih aman, karena jika kita jujur dengan apa yang kita ketahui maka kita akan lebih banyak menambah nilai plus terhadap kinerja kita, dengan tidak melanggar prosedur perusahaan.
      Kemudian menjaga rahasia perusahaan juga sangat penting bagi kariawan, dimana aset penting bagi perusahaan adalah di tangan pasa karyawan itu sendiri, dengan karyawan yang loyal terhadap perusahaan maka perushaan itu akan semakin berkembang, dan karyawan itu juga akan termostivasi untuk mendapatkan kompensasi yang lebih dari perusahaan .
      Terimakasih.

      Hapus
    3. Saya setuju dengan pendapat yang disampaikan sodari monica, akan tetapi menurut saya indikator yang mudah bagi karyawan apabila itu saya ialah indikator nomer 10.Menawarkan saran-saran untuk perbaikan dimana saya sebagai karwayan akan mudah untuk mengutarakan segala pemikiran saya yang dapat membantu memajukan perusahaan. Lalu untuk permasalahan yang terakhir saya sangat setuju dengan sodari Monica, karena apabila posisi saya sebagai manajer sayaakan sangat membutuhkan sesosok karyawan yang berkomitmen tinggi dan bertanggung jawab atas rahasia perusahaan yang ia bawa bahkan ketika ia tidak bergabung dengan perusahaan tersebut lagi. Terima kasih.

      Hapus
    4. saya sangat setuju dengan saudari monica untuk masalah keluarga, karena terus terang jika menyangkut tentang keluarga, sangat sulit bagi saya untuk bisa menomor dua kan dengan kepentingn organisasi

      Hapus
    5. saya juga setuju dengan saudari monica untuk poin ketiga tentang menjaga rahasia bisnis perusahaan. karena disamping yg sudah dikatakan saudara monica pada komentar diatas, jika sampai pesaing tahu tentang rahasia bisnis kita, pesaing akan dengan mudah menemukan kelemahan dari perusahaan kita dan pada akhirnya kita lah yg dirugikan
      Terima Kasih

      Hapus
    6. Saya sangat setuju dengan pendapat dari saudari Monica, untuk poin 1 dan ke 3. Namun untuk poin ke 2, saya kurang setuju, karena tentunya seorang karyawan pasti pernah berbohong, walaupun hampir tidak pernah. Ada saatnya dimana seseorang itu berbohong, dimana hal tersebut bisa saja dikarenakan oleh factor lingkungannya. Menurut saya untuk poin kedua, yaitu ketika kita mau bekerja sama dan membantu rekan kerja. Karena hal ini tentunya cukup mudah dilakukan, apalagi dengan kerjasama yang baik akan membentuk suatu tim yang solid, sehingga karyawan akan lebih nyaman bekerja dan akan menjadi loyal.
      Terima kasih

      Hapus
    7. Terimakasih saudari sinthya, memang benar jika lingkungan akan dengan mudah mempengaruhi seorang karyawan. Akan tetapi jika si karyawan memang dasarnya memiliki sifat yang jujur apalagi jika itu saya sendiri selaku karyawan, saya akan berpikir beberapa kali jika memang terpengaruh untuk berbuat tidak jujur, karena sebagai karyawan pastilah memiliki perasaan agar tidak dikeluarkan dari perusahaan. Untuk pertanyaan anda : akankah perusahaan tetap menjaga rahasia tersebut jika dia keluar dari perusahaan?
      Perusahaan yang seperti apa yang anda maksudkan yang menjaga rahasia tersebut?

      Hapus
    8. Terimakasih atas komentar saudara delvin, mellisa, hagi dan kepada saudari felicia terimakasih atas pendapatnya. Memang dari dasarnya manusia akan mudah terpengaruh dengan lingkungan. Tapi bagaimana caranya kita sebagai karyawan bisa menetapkan antara yang benar dan yang salah. Terimakasih.

      Hapus
    9. terimaakasih saudari monica atas tanggapannya.
      akankah perusahaan tetap menjaga rahasia tersebut jika dia keluar dari perusahaan? maaf maksud saya di sini adalah karyawan.

      Hapus
    10. saya akan membantu menjawab tentang pertanyaan saudari sinthya putri, bahwa tergantung faktor-faktor tertentu yang menyebabkan karyawan tersebut keluar dari perusahaan tersebut, perlakuan perusahaan terhadap karyawan saat bekerja, dan semua itu sangat bergantung juga dari loyalitas si karyawan tersebut, dan karakteristik dari si karyawan, misalnya saja karyawan tersebut dikeluarkan dengan tidak sopan tanpa penjelasan yang jelas oleh perusahaan , maka karyawan tersebut memiliki kemungkinan untuk tidak menjaga rahasia perusahaan tersebut.

      Hapus
    11. Saya tidak setuju dengan saudari monica mengenai loyaltas karyawan paling sulit adalah masalah pribadi karena menurut saya yang paling sulit tetap berthan di organisasi tersebut misalnya saja kita ditawari kerja di tempat lain yang fasilitas dan gajinya yang lebih enak pasti kita akan lebih tertarik ke sana. Kalau yang paling mudah saya sependapat karena dengan kita menuruti semua aturan - aturan yang ada di perusahaan, kita dapat bekerja dengan lancar tanpa mengkhawatirkan apapun

      Hapus
    12. saya juga ingin bertanya kepada saudari monica tentang pendapat saudari monica yaitu
      "indikator yang paling penting jika saya menjadi manajer. Jika saya menjadi manajer saya akan memilih indikator no 3. Dimana karyawan harus bisa menjaga rahasia bisnis perusahaan."
      pertanyaan saya, berarti dari indikator loyalitas karyawan yang anda katakan, menjaga rahasia bisnis merupakan indikator yang penting dalam loyalitas karyawan, lalu berarti jika karyawan membocorkan rahasia perusahaan karena tidak etis dalam produksi di perusahaan tersebut seperti whistleblower, dan sesuai dengan kesimpulan ke tiga si penulis, apakah indikator yang anda katakan dapat dinyatakan penting dalam loyalitas karyawan bagi si perusahaan? dan juga dengan kesimpulan si penulis tentang no 1, apakah indikator tersebut dapat dinyatakan loyalitas karyawan? jelaskan!

      Hapus
    13. mohon maaf saya lupa menambahkan pertanyaannya.
      sesuai dengan pertanyaan diatas, bagaimana anda menanggapi hal tersebut?
      Terima Kasih

      Hapus
    14. Saya sangat setuju dengan jawaban sodara monica untuk point yang pertama, karena dalam hidup keluarga adalah segalanya, keluarga yang paling penting dan tidak bisa di korbankan untuk hal apapun termasuk hal pekerjaan.
      Namun untuk point ketiganya saya kurang setuju, karena karyawan yang mampu menjaga belum tentu dia orang yang loyal pada perusahaan, karena karyawan yang menjaga rahasia perusahaan adalah keharusannya (kewajibannya), jika dia membocorkan rahasia perusahaan, perusahaan bisa menuntutnya. Sedangkan yang dimaksudkan karyawan loyal adalah karyawan yang bersedia dan dengan senang hati melakukan sesuatu yang positif untuk perusahaannya walaupun tanpa komisi.
      Menurut saya, jika saya menjadi manajer, saya akan menganggap seorang karyawan yang loyal adalah karyawan yang mau mengorbankan kepentingan keluarga demi kepentingan perusahaan, disini berarti karyawan tersebut menganggap perusahaan adalah sesuatu yang penting bagi dirinya, namun karyawan yang seperti itu sangat jarang ditemukan.

      Hapus
    15. Baik terimakasih saudari sinthya, benar seperti jawaban saudara edwin, memang dari dasarnya jika saya menjadi manajer, saya akan mencari karyawan yang benar-benar bisa menjaga rahasia perusahaan walaupun nantinya dia keluar dari perusahaan. Baru bisa dikatakan itu adalah karyawan yang loyalitasnya tinggi. Namun jika memang perusahaan mengeluarkan karyawan tersebut dengan alasan yang jelas mengenai kemungkinan kinerja/produktivitas yang menurun, akan lebih diterima dari pihak karyawan ini. Karena semua tergantung pada bagaimana organisasi ini memperlakukan karyawan sebagai selayaknya manusia yang sama derajatnya dengan yang lain. Ini untuk mengurangi perasaan dendam ataupun perasaan negatif yang lainnya. Seperti itu. Terimakasih.

      Hapus
    16. Terimakasih saudara yohanes atas komentarnya, memang tidak bisa dibenarkan dan disalahkan. Karena tergantung dari situasi dan kondisi saja. Seandainya saja, seorang karyawan diharuskan berada di 2 pilihan antara organisasi dengan hal pribadi misalkan saja keluarga untuk situasinya. Pasti akan sangat sulit untuk memutuskan apakah lembur karena deadline tugas, ataukah makan bersama untuk merayakan hari ulang tahun pernikahan orang tua? Pasti akan sangat sulit untuk memutuskan mana yang lebih dahulu diprioritaskan, seperti itu. Terimakasih.

      Hapus
    17. Terimakasih saudara edwin atas pertanyaannya. Kalau menurut saya pribadi, jika saya yang menjadi manajer, hal yang paling penting untuk saya adalah rahasia bisnis perusahaan. Akan tetapi di lain sisi, jika memang saya sebagai manajer dan saya mengetahui ada hal yang salah mengenai prosedur cara yang dilakukan perusahaan/organisasi dan hal itu salah di mata hukum, justri sayalah yang akan mengungkap hal yang salah tsb seperti halnya whistleblowing yang disebutkan di ulasan artikel. Adapun masalahnya bila karyawan saya yang mengetahui lebih dulu, pasti dia akan mengomunikasikannya lebih dulu kepada saya yang menjadi atasannya bukan? Dan hal ini akan menambahkan nilai plus kepada karyawan yang mau dengan baik mengungkap hal yang salah tersebut misalkan saja ke media atau ke hukum. Karena diposisi komentar saya di awal adalah pada saat perusahaan melakukan prosedur usaha sesuai dengan jalurnya, tidak melenceng ke hal-hal yang negatif. Seperti itu, terimakasih.

      Hapus
  3. 1. menurut saya nomor 2 dan 6.. karena itu diantara 2pilihan yang sulit, yaitu antara profesionalisme dan urusan pribadi, tetapi tidak dapat dipungkiri sangat jarang sekali ada karyawan yang mau lembur jika tidak ada uang lembur untuk mengganti jasa mereka, apalagi jika disaat yang sama ada urusan pribadi misalnya acara ulang tahun orang tua, akan menjadi pilihan yang sulit bagi saya.

    2.menurut saya 1 dan 12 karena bukan hal yang sulit dilakukan untuk bertahan disuatu organisasi selama kita merasa nyaman dan hal yang kita kerjakan sesuai dengan keahlian atau kesukaan kita maka tidak sulit unutk dipenuhi oleh saya.

    3.menururt saya nomer 2,4,6 dikarenakan indikator tersebut cukup membuktikan buat saya mengenai loyalitas yang dimiliki karyawan. Jika karyawan mau kerja lembur unutk memnuhi target perusahaan tanpa di beri uang lembur itu merupakan hal yang luar biasa menurut saya apalagi ia rela menepikan masalah pribadinya demi kepentingan perusahaan dan di satu sisi ia terus emproosikan produk perusahaan kita ke masyarakat. menurut saya sulit mendpatkan karyawan seperti itu.

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat saudara Dian mengenai indikator yang paling sulit tersebut karena kebanyakan para karyawan di jaman sekarang ini yang ingin lembur tanpa mendapatkan uang tambahan atau ongkos lembur. dan mereka pasti lebih mementingkan kepentingan keluarga daripada kepentingan perusahaan.

      dan saya juga setuju mengenai indikator yang paling mudah tersebut karena apabila karyawan dipekerjakan atau ditempatkan pada posisi pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya dan mereka merasa cocok dengan pekerjaan tersebut, maka mereka akan merasa nyaman dan tidak akan memiliki pikiran untuk bekerja di tempat lainnya..

      Hapus
    2. saya sependapat dengan saudari dian mengenai poin nomr tiga. karena sangat tidak mungkin seorang kariawan akan rela meluangkan seluruh waktunya tanpa di beri upah atau imbalan.
      para kariawan selain memilik tanggung jawab di perusahaannya, kariawan juga memiliki tanggung jawab dalam keluarganya. sehingga sangat tidak mungkin seorang kariawan akan melakukan lembur tanpa mengharapkan imbalan yang akan di berikan oleh perusahan kepadanya.

      Hapus
    3. saya sangat setuju dengan saudara dian tentang indikator yg paling sulit agar dapat disebut karyawan yg loyal. karena susah sekali untuk mengutamakan kepentingan organisasi ketimbang urusan pribadi apalagi kalau sudah menyangkut keluarga. dan jarang sekali karyawan yg mau melakukan hal tersebut

      Hapus
    4. saya setuju dengan poin ke 1 dan 3 saudara dian, namun saya kurang setuju dengan poin ke 2 yang dikemukakan saudara dian, karena memang bertahan dalam suatu organisasi mungkin mudah, namun pasti ada beberapa poin penting yang harus di penuhi oleh perusahaan misal seperti gaji,pengembangan karir dalam perusahaan, hubungan dengan rekan kerja,lingkungan kerja karyawan, budaya dan lainnya, menurut saya tidak hanya nyaman dalam bekerja namun lingkungan juga mempengaruhi.
      terima kasih

      Hapus
    5. saya setuju dengan pendapat saudara dian, karena menurut pengalaman kerja saya, saya belum pernah ketemu orang yang mau bekerja lembur tanpa ada uang lembur. bahkan bisa dibilang tidak ada yang kayak begitu. karena dari pantauan saya mereka selalu menanyakan uang lemburan nya setelah keesokan harinya. misalnya malam ini ada bongkar kontener. atau tata tempat barang untuk persiapan bongkar kontener. keesokannya mereka selalu nanya uang bongkaran kami sudah keluar belum. dan lain-lainnya.
      saya mau tanya tentang poin 12. jika si karyawan tidak mau mentaati instruksi atau arahan dari saudara dian ( pimpinan ), apa yang akan saudara dian lakukan terhadap si karyawan tersebut? apakah akan diberi teguran atau sanksi kepada si karyawan?
      terima kasih

      Hapus
  4. 1. Setelah membaca bahan diskusi tentang whistleblowing, menurut saya indikator yang paling sulit adalah menjaga rahasia bisnis Perusahaan. Saya berpendapat demikian karena menurut saya akan sulit untuk seorang karyawan yang mempunyai jiwa moral yang kuat, apabila harus melihat praktik tidak etis yang dilakukan segelintir orang dalam perusahaan atau orang-orang yang bertindak tidak etis untuk memperoleh keuntungan yang besar. Praktik-praktik yang tidak etis seperti itu justru akan merugikan perusahaan dikemudian hari. Misalkan kita bekerja dalam perusahaan kosmetik, kemudian karena kita bekerja di bagian keuangan, kita mengetahui bahwa rekan kerja kita melakukan penyelewengan uang dalam jumlah besar. Maka kita harus melakukan whisttle blowing internal dengan melaporkan pada pihak perusahaan yang dapat mengurus masalah tersebut. Dengan konsekuensi apabila kita melaporkan hal tersebut, otomatis hubungan dengan rekan kerja yang kita laporkan pasti akan renggang jika mengetahui kita yang melaporkan. Kemudian jika pabrik dimana kita bekerja ternyata menggunakan bahan berbahaya mercury untuk campuran kosmetik, akan ada dilema dalam pemikiran seorang karyawan apakah akan melakukan whistleblowing eksternal atau berdiam diri saja. Tentu saja setiap pilihan keputusan yang akan diambil memiliki konsekuensinya masing-masing.
    2. Menurut saya yang paling mudah adalah ikut berkontribusi dalam kegiatan sosial perusahaan. Karena hal tersebut merupakan hal yang positif, selain bisa membantu orang lain, juga dapat keluar dari rutinitas pekerjaan harian dengan melakukan suatu kegiatan yang baru. Akan tetapi tentu saja dibutuhkan niat untuk melakukan kegiatan ini. Selain bisa menumbuhkan jiwa sosial, kegiatan ini juga dapat di usulkan sebagai kegiatan yang rutin sehingga ketika karyawan ikut dalam kegiatan sosial, maka kekompakkan mereka dan kedekatan mereka akan bertambah. Menurut saya hal tersebut dapat menambah loyalitas karyawan terhadap perusahaan karena ikatan dengan organisasi kuat.
    3. Saya memilih karyawan yang tidak bergosip, berbohong, atau mencuri. Karena menurut saya kejujuran yang dimilki seorang karyawan sangatlah penting. Apalagi mereka yang bekerja dibagian keuangan dan pembelian. Dengan memiliki karyawan yang seperti itu merupakan aset yang berharga bagi perusahaan. Apalagi jika memilki faktor tambahan seperti mampu berkinerja dengan baik dan mampu memberikan saran-saran untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh perusahaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat sdri agatha mengenai memilih karyawan yang tidak bergosip, berbohong, atau mencuri. Karna dalam sebuah pekerjaan harus di landasi oleh kejujuran dan motivasi

      Akan tetapi jika anda sebagai manager menemukan karyawan yang suka bergosip,berbohong,atau mencuri apa tindakan yang akan anda lakukan sebagai manager selain mengeluarkan karyawan dari perusahaan anda! dan jika hanya memberi sebuah teguran apa anda bisa menjamin itu akan berhasil?

      Hapus
    2. Saya setuju dgn pendapat yg diungkapkan Sdri. Agatha dlm ketiga poin tsb.
      Menjaga rahasia perusahaan terutama rahasia praktik perusahaan yg tidak baik / tidak etis merupakan hal yg sulit karena kita bergumul antara hati nurani kita dan realita bahwa perusahaan inilah yg telah memberi uang kepada kita selama beberapa lama. Jadi kebanyakan karyawan akan memilih diam dan mematikan hati nurani mereka dgn membiarkan praktik tidak benar dlm perusahaan terus berjalan. Mereka menganggap bahwa kerugian dalam melakukan whistleblowing lebih banyak daripada keuntungannya.
      Utk nomor 2, mengikuti kegiatan sosial perusahaan juga merupakan sebuah kegiatan yg menyenangkan dan positif sehingga dalam mengikutinya karyawan tidak akan banyak merasa keberatan dan juga bisa mempererat hubungan antar karyawan dan dengan atasan.
      Terakhir, karyawan yg suka bergunjing dan berbohong adalah karyawan yg memiliki peluang paling banyak utk melakukan whistleblowing yg tidak diperlukan, kesalahan2 kecil perusahaan yg seharusnya tidak perlu dilaporkan bisa saja bocor dari karyawan2 seperti ini. Oleh karena itu dalam proses seleksi dan rekrutmen, hal ini harus juga diperhatikan utk menghindari terjadinya whistleblowing di masa yg akan datang.
      Terima kasih.

      Hapus
    3. saya setuju dengan pendapat saudari agatha mengenai sulitnya menjaga rahasia bisnis perusahaan karena setiap pribadi berbeda karakternya sehingga sulit untuk menjaga kerahasiaan tersebut.
      Yang paling mudah adalah ikut berkontribusi dalam kegiatan sosial perusahaan karena bisa menumbuhkan rasa kebersamaan dan kedekatan antar karyawan dan atasannya sehingga bisa menumbuhkan loyalitas itu sendiri.
      karyawan yang tidak bergosip, berbohong, atau mencuri apalagi di bidang-bidang yang memang membutuhkan kualifikasi seperti itu. karyawan -karyawan tersebut juga perlu dipertahankan.

      Hapus
    4. saya setuju dengan saudari agatha bahwa yg paling sulit untuk dilakukan adalah menjaga rahasia perusahaan karena kita dipaksa memilih harus menjaga rahasia perusahaan atau mengungkap kebenaran. dan hal ini akan menyebabkan beban moral terhadap diri kita sendiri dan menyebabkan kinerja kita sendiri tidak maksimal. dan hal ini juga akan membuat kita tidak betah untuk bekerja di perusahaan tersebut

      Hapus
    5. saya setuju dengan poin ke 3 dari saudari agatha, karena selain seorang karyawan harus melindungi rahasia bisnis perusahaan, karena merupakan hal critical bagi perusahaan, seorang karyawan juga tidak boleh mencuri bergosip dan berbohong , karena jika menyebarkan rahasia adalah kesempatan pesaing untuk merusak perusahaan, jika bergosip berbohong atau mencuri akan merusah perusahaan dari dalam nya, jika hal itu berjalan terus tidak perlu pesaing untuk merusak perusahaan karena sudah rusak-rusak sendiri oleh orang dalam perusahaan, terima kasih

      Hapus
    6. Saya setuju dengan sdri.Agatha, alih-alih menyelamatkan kebaikan orang banyak dengan bertindak sebagai whistleblower (eksternal) tapi karyawan memikirkan apa saja dampak yg timbul akibat tindakannya membeberkan rahasia buruk perusahaan seperti ia akan kehilangan pekerjaannya dan jika karyawan tidak punya bukti cukup kuat, bisa-bisa ia mendapat tuduhan dari perusahaan karena telah mencemarkan nama baik perusahaan dan alhasil ini menjadi hal yg tidak menyenangkan bagi si karyawan karena ia mendapat serangan balik dari perusahaan. Sehingga inilah alasannya saya setuju dengan sdri.Agatha.

      Hapus
    7. Kepada saudari agatha ,saya setuju dengan pendapat anda ,dimana anada mengatakan bahwa kejujuran sangat penting bagi seorang karyawan, nah masalahnya ketika kita menjadi seorang manajer dan sedang merekrut seorang karyawan ,apakah kita dapat menegetahui bahwa calon karyawan iu jujur?, yang mau saya tanyakan kepada saudari agatha adalah bagaimana cara kita mengetahui calon karyawan yang kita rekrut itu sudah memiliki kriteria kejujuran pada saat penyeleksian?, thanks

      Hapus
    8. Terima kasih atas komentar, masukan, dan pertanyaan yang diberikan oleh teman-teman. Pertama saya akan menjawab pertanyaan dari saudari ayu. Teguran memang bukan merupakan jaminan bahwa karyawan yang melakukan kebohongan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Akan tetapi yang terpenting adalah mereka sudah diingatkan. Selain mengeluarkan karyawan yang melakukan kecurangan, kita sebagai manager juga bisa melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila karyawan melakukan penggelapan uang perusahaan dalam jumlah banyak dan berdampak kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Tentu saja dengan bukti yang kuat pelaporan dapat dilakukan. Hal ini akan bisa menimbulkan efek jera bagi pelaku, agar kemudian hari Ia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Kemudian selanjutnya saya akan menjawab pertanyaan dari saudara frans. Kita bisa melakukan tes kejujuran di awal penyeleksian, dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan untuk mengetes kejujuran. Memang tes kejujuran ini masih sulit diuji valid atau tidaknya. Pada waktu magang kerja sepertinya karyawan akan bisa akan dinilai.

      Hapus
    9. saya setuju dengan pendapat sdri agatha mengenai hal kejujuran dalam kerja akan tetapi jika di sebuah perusahaan manager menginginkan karyawan itu berperilaku jujur apakah manager bisa memberikan contoh berperilaku jujur di sebuah perusahaan itu sendiri?

      sebagai contoh anda seorang manager di perusahaan tempat anda bekerja akan tetapi ada karyawan x juga bekerja di perusahaan anda, nah karyawan x tersebut sudah berperilaku curang dan tidak jujur otomatis anda akan menegur karyawan tersebut bahkan mengelluarkan ia dari perusahaan akan tetapi ,jika anda selaku manager di perusahaan tersebut melakukan curang atau tidak jujur apa sanksi yang akan di keluarkan jika itu semua terbukti? apakah anda akan sportive untuk keluar dari perusahaan tersebut atau menunggu karyawan marah terlebih dahulu terhadap anda?


      terima kasih ^^

      Hapus
  5. 1. Menurut saya yang paling sulit adalah indikator ke 6, hal ini merupakan suatu pilihan yang sangat sulit bagi karyawan karena karyawan harus benar-benar bijak dalam memilih prioritas yang sama pentingnya. Contoh, apabila akan diadakan rapat dengan pemilik perusahaan yang membahas tentang progress perusahaan dan posisi seorang karyawan merupakan manajer yang memiliki tanggug jawab besar terhadap progres perusahaan, namun pada saat yang bersamaan istrinya akan melahirkan. Ini tentu menjadi beban tersendiri bagi karyawan karena ia harus benar-benar bisa memilih prioritas yang didahulukan, memilih keluarga atau perusahaan.

    2. Menurut saya yang paling mudah adalah inidikator ke 13, karena apabila karyawan merawat properti perusahaan dan atau tidak memboroskannya berarti bisa diartikan bahwa karyawan tersebut ikut merasa memiliki propeeri perusahaan seperti barang-barang miliknya sendiri

    3. Menurut saya yang paling penting adalah indikator pertama, karena untuk bertahan dalam suatu organisasi/perusahaan bukan merupakan hal yang mudah, tentunya akan banyak sekali tekanan/pressure yang diberikan dan pasti akan terjadi konflik antar rekan kerja serta loyalitas karyawan akan benar-benar diuji ketika perusahaan mengalami grafik yang menurun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menanggapi komentar Sdr. Adi. Poin pertama, saya hanya ingin menambahkan. Saat pekerja menghadapi pilihan antara kepentingan pribadi dan kepentingan perusahaan yg sama-sama mendesak. Ada baiknya karyawan tersebut meminta ijin dan kebijakan perusahaan tersebut utk melakukan kepentingan pribadi yg mendesak. Apabila perusahaan menaruh perhatian pd karyawan ini maka perusahaan seharunya memberi toleransi / ijin kpd karyawan tsb utk menyelesaikan urusannya terlebih dahulu kemudian baru menyelesaikan urusan di perusahaan. Tentu dgn berbagai pertimbangan dan kebijakan dari direksi.
      Utk poin selanjutnya saya sependapat dengan Saudara.
      Terima kasih.

      Hapus
    2. saya sependapat dengan pendapat saudara adi mengenai poin nomor tiga.
      karena memang dalam suatu perusahaan sangat tidak mudah memberikan rasa loyalitas terhadap semua kariawanya agar mereka mampu bertahan dalam sebuah organisasi. setiap kariawan memiliki kepribadian yang berbeda , para kariawan juga memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, sehingga dapat dengan mudah terjadi perselisihan dan pada akhirnya kariawaan tidak mampu bertahan.

      Hapus
    3. saya setuju dengan pendapat adi. no 1 karna, indikator yang ini adalah pilihan yang sulit. cthnya seperti polisi yang sedang bertugas tetapi disisi lain anaknya kesepian tidak ada kasih sayang dari ayahnya. ini adalah pilihan yang sulit ingin menolong seseorang atau tidak bisa memberi kasih sayang kepada anaknya yang tampak(bayangan). bila didalam indikator ini memang benar yang dikatakan adi harus ada prioritas yang di utamakan. terimakasih.

      Hapus
    4. Saya setuju dendan pendapat adi budi terhadap indikator dalam merawat propeti perusahaan. Apabila kita merawat segala sesuatu barang yang ada didalam perusahaan kita dengan baik maka kita tidak perlu memboros-boroskannya secara terus menerus. Seperti contohnya dalam mematikan kran air dikamar mandi. Apabila kita menganggap kamar mandi perusahaan itu seperti kamar mandi kita sndiri. Maka kran air yang menyala dengan percuma akan kita perhatikan betul. Supaya pengeluaran air tidak cuma-cuma seperti yang kita lakukan dirumah juga. Maka buatlah senyaman mungkin agar kita bisa merawat propeti perusahaan dengan baik dan menganggapnya milik kita pribadi. Sehingga tidak terbuang sia-sia atau terjadi pemborosan

      Hapus
    5. saya setuju dengan pendapat saudara adi nomer 2, karena dengan menggunakan barang-barang dngan baik dan menjaga dengan baik sudah merupakan bentuk merawat properti perusahaan dan atau tidak memboroskannya

      Hapus
    6. saya sangat setuju dengan saudara adi bahwa yg paling mudah untuk dilakukan adalah dengan menjaga properti perusahaan. karena dengan menjaga properti perusahaan secara otomatis juga akan memperlancar pekerjaan kita dengan menggunakan alat yg terawat dan tidak rusak

      Hapus
    7. Dari contoh kasus yg diberikan sdra.Adi sulit memang bagi karyawan harus mana yg diprioritaskan tapi setelah membaca tanggapan dari sdri.Yoshiko saya sependapat, jika kasusnya seperti itu dan memang mendesak sekali, menurut saya jika atasan tidak memberikan ijin mungkin jarang. Ditinjau lagi kasusnya karyawan sepenting apa sehingga menyebabkan karyawan lebih memprioritaskan masalahnya daripada pekerjaannya.

      Hapus
    8. Saya setuju dengan pendapat adi pada poin pertama karena dimana mana yang lebih diprioritaskan terlebih dahulu adalah keluarga.karena keluarga yang ada di saat kita susah maupun senang.

      Hapus
    9. saya ingin bertanya kepada saudara Adi, memang saat ini susah untuk membuat karyawan untuk tetap bertahan dalam perusahaan. yang ingin saya tnyakan apakah ada spesifikasi karyawan yang tetap untuk dipertahankan atau dilepaskan ? mengapa ?
      apakah karyawan yang tidak berkontibusi dalam perusahaan juga harus dipertahankan? terima kasih..

      Hapus
    10. Saya setuju dengan pendapat saudara adi, akan tetapi ada beberapa poin yang ingin saya tanyakan.
      Untuk poin ke 2, kebanyakan karyawan, yang memiliki hak/akses untuk bisa menggunakan properti perusahaan itu lebih ke arah tidak mementingkan kerusakan apa yang akan terjadi nantinya karena mereka kurang memiliki rasa peduli pada barang yang sebetulnya bukan milik mereka. Bagaimana jika hal ini terjadi? Lalu untuk poin ke 3, bagaimana jika karyawan yang bisa bertahan dalam sebuah organisasi ini adalah karyawan yang sebenarnya selalu memberikan tekanan ke karyawan-karyawan yang lainnya? Apakah karyawan ini dapat dikatakan karyawan yang berloyalitas tinggi? Terimakasih.

      Hapus
    11. Saya ingin menanggapi pertanyaan sdri bunga. Setiap orang/manajer tentunya memiliki kriteria yang berbeda dalam menilai karyawan, akan tetapi menurut saya karyawan yang perlu dipertahankan adalah karyawan yang kuat secara mental dan karyawan yang jga merasa ikut memiliki perusahaan sehingga secara tidak langsung ia akan bertanggung jawab pada pekerjaannya serta akan memiliki effort yang kuat dlm bekeja. Untuk pertanyaan kedua, yah sudah jelas buat apa anda mempertahankan karyawan yang tidak berkontribusi pada perusahaan karena anda akan rugi sendiri dan buat apa anda memberikan gaji pada karyawan yang tidak berkontribusi. Trima kasih.

      Hapus
    12. Saya ingin menanggapi pertanyaan sdri monic yg pertama, merawat properti yang dimililiki perusahaan adalah hal yang mudah untuk dilakukan, namun memang tidak semua karyawan bisa melakukannya. Apabila ada karyawan yang tidak bisa melakukannya berarti kita bisa menilai bahwa karyawan tersebut tidak menghargai barang-barang yang diberikan/dipinjamkan oleh perusahaan, nah dari hal kecil saja karyawan tidak menjaganya berarti karyawan tersebut cenderung memiliki rasa loyalitas yang rendah. Untuk pertanyaan yang kedua, tekanan yg saya maksudkan adalah manajer yang berikan tekanan kepada karyawan, bukan karyawan yang memberikan tekanan terhadap sesama karyawan, namun apabila hal tersebut terjadi berarti ada suatu hal yang perlu dipertanyakan terhadap laryawan uang lemberikan tekanan karena seharusnya sesama karyawan harus saling mensupport agar dapat menciptakan suasana/lingkungan kerja yang nyaman. Trima kasih.

      Hapus
    13. saya ingin bertanya kepada saudara adi budiono tentang , indikator pertama dari indikator loyalitas karyawan yaitu "Tetap bertahan dalam organisasi", Berarti jika ada karyawan yang tetap bertahan dalam organisasi dikarenakan takut akan berpindah ke pekerjaan baru yang kemungkinannya gajinya lebih rendah, walaupun dia sudah tidak nyaman dalam organisasi dia bekerja saat itu juga, apakah hal tersebut bisa dikatakan sebagai loyalitas atau bagaimana? apa tanggapan anda tentang pernyataan tersebut?
      Terima Kasih

      Hapus
    14. Terimakasih atas jawabannya. Saya hanya ingin menambahkan saja, walaupun rata-rata manajer yang memberikan tekanan mengenai pekerjaan, tapi ada juga karyawan yang menekan karyawan lain dan tak jarang pula mereka justru bukan mensuport, di jaman sekarang ini yang benar-benar memiliki rasa peduli dengan teman di perusahaan dapat dihitung tangan. Karna kebanyakan karyawan menggunakan kelicikan tersendiri untuk membuat karyawan yang lain berada di bawah mereka di mata para atasan. Terimakasih.

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. 1, menurut saya yang paling sulit adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi perusahaan. Karena dimana mana seorang karyawan pasti memiliki prioritasnya masing2 dan kepentingan pasti lebih prioritas daripada kepentingan perusahaan. Bayangkan jika urusan pribadi kita kacau, apakah sebuah perusahaan tempat anda mengabdi akan membantu anda? Sebaliknya jika perusahaan tempat anda mengabdi mengalami kekacauan, beban yang diderita tidak akan berpengaruh banyak pada karyawan

    2. Menurut saya yang paling mudah dilakukan adalah bekerja secara aman, ketika kita bekerja dengan aman berarti kita mengurangi resiko diri sendiri dalam terpuruk dalam masalah. Ketika kinerja kita tidak terlalu menonjol bisa saja kita menjadi karyawan yang aman dari masalah, karena hasil2 yang kita hasilkan selalu sesuai dengan keinginan perusahaan dan akan selalu jauh dari masalah yang mungkin timbul dari rasa penasaran dan iseng saat bekerja

    3.ketika saya menjadi manajer hal yang paling penting adalah nomer 16, ketika suatu perusahaan memiliki karyawan yang saling tolong menolong hal ini menjadikan perusahaan semakin kuat dan maju. Karena ketika bagian internal dari sebuah perusahaan sudah benar hal ini secara otomatis akan berdampak positif juga pada sisi external perusahaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingin menegaskan saja pada statement saudara ivan untuk point nmr 3 hal tolong-menolong seperti apa yang anda maksudkan ? karena bisa saja hal tolong menolong sesama karyawan ini dapat berdampak negatif semisal saja tolong menolong untuk saling menutupi kesalahan ataupun kecurangan dari pada karyawan
      terima kasih

      Hapus
    2. Saya kurang jelas dengan pendapat saudara ivan yang ke 2 maksudnya apa bekerja secara aman, ketika kita bekerja dengan aman berarti kita mengurangi resiko diri sendiri dalam terpuruk dalam masalah.Terima kasih

      Hapus
    3. saya kurang setuju dengan poin pertama yang dikemukakan saudara ivan, karena menurut saya itu tergantung dari masalah yang saudara hadapi, jika masalah finansial, kemungkinan besar akan dibantu oleh perusahaan dengan jaminan loyalitas anda, lain jika masalah pribadi yang terjadi adalah konflik anda dengan istri misalnya, bukanya perusahaan tidak mau membantu anda, namun perusahaan pasti tidak bisa membantu anda, sekiranya sekian pendapat dari saya, terima kasih.

      Hapus
    4. Saya akan menjelaskan maksut saya kepada saudara kevin, yang saya maksut tolong menolong disini adalah tolong menolong dalam bekerja yang jelas tujuannya adalah memajukan perusahaan. Saya mohon maaf jika komentar saya kurang jelas

      Hapus
    5. Penjelasan untuk saudara reinaldo. Ketika seorang karyawan bekerja sesuai peraturan perusahaan itu bisa dinamakan dengan bekerja secara aman. Jadi tidak terlalu banyak ingin menonjolkan inovasinya yang mungkin tidak berguna.

      Hapus
    6. Tanggapan tentang komentar saudara osvaldo. Ketika anda adalah karyawan yang sudah bekerja lama dan kompeten dalam bekerja, bantuan finansial dari perusahaan "mungkin" saja diberikan tapi ketika anda karyawan baru, tidak ada jaminan dari sebuah perusahaan akan mambantu anda apalagi soal finansial.

      Hapus
    7. saya setuju dengan pendapat saudara ivan pada poin ke 3 karena dengan memiliki karyawan yang saling tolong menolong suatu perusahaan akan berjalan dengan baik apalagi memliki karyawan yang mempunyai sikap toleransi yang tinggi.

      Hapus
    8. saya ingin menanggapi pernyataan saudara ivan tentang poin pertama yaitu jika terjadi masalah terhadap pribadi atau keluarga si pekerja / karyawan, perusahaan yang benar-benar memperhatikan karyawan demi memajukan perusahaanya pasti akan membantu jika masalah yang dihadapi seperti contoh anda tidak masuk kerja / produktivitas anda menurun pasti akan menanyakan dan mungkin saja membantu masalah karyawan tersebut agar tidak mempengaruhi kinerjanya dalam bekerja, lain halnya jika perusahaan tersebut kurang peduli terhadap karyawannya

      Hapus
  8. Jika saya seorang karyawan, yang paling sulit dipenuhi dalam suatu organisasi adalah Tetap bertahan dalam organisasi. Untuk membuat seorang karyawan dapat bekerja terus di suatu organisasi sangatlah sulit. Apabila kita bekerja didalam sebuah organisasi tentu banyak godaan dari luar agar kita tidak loyal terhadap perusahaan tersebut. Kita juga sebagai karyawan juga cepat merasa bosan apabila hanya bekerja itu-itu terus, suasana tidak berubah, karena kita sebagai manusia juga ingin merasakan hal-hal yang baru.
    Jika saya seorang karyawan, yang paling mudah dipenuhi dalam suatu organisasi adalah Bersedia bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan. Apabila kita bisa bekerja lembur bagi suatu perusahaan, ini mencerminkan kita loyal terhadap perusahaan karena kita mau untuk ‘bekerja lebih’ selain dengan pekerjaan yang wajib kita lakukan agar perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik
    Jika saya seorang manajer, yang paling penting dimiliki dalam suatu organisasi adalah Tetap bertahan dalam organisasi. Untuk membuat karyawan mampu bertahan dalam organisasi tidaklah mudah. Kita harus dapat memperhatikan karyawan dan menjalin hubungan yang baik dengan karyawan, karena karyawan yang kita miliki ialah sebuah aset. Apabila aset tersebut hilang dari perusahaan, tentu dia mampu menyebarkan rahasia perusahaan kepada perusahaan pesaing, dan untuk mencari seorang karyawan baru tidaklah mudah dan murah, banyak biaya yang harus dikeluarkan lagi dan memakan waktu yang sangat lama. Oleh sebab itu seorang menejer lebih baik mempertahankan seorang karyawan daripada harus mencari baru lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ingin bertanya kepada saudara Allan, mengapa "Tetap bertahan dalam organisasi" menjadi hal yang paling sulit? karena menurut saya, keputusan untuk bertahan atau tidak pada suatu organisasi itu merupakan akibat dari kondusif atau tidaknya lingkungan tempat kerja tersebut. Menurut saya, apabila hubungan karyawan dan para manajer sudah berjalan dengan baik, juga kinerja karyawan sudah baik, dan suasana lingkungan kerja sudah kondusif, maka keputusan tiap karyawan untuk tetap bertahan di suatu organisasi akan tinggi, bahkan dimungkinkan untuk meningkatnya loyalitas pada perusahaan tersebut.
      terimakasih :)

      Hapus
    2. kepada saudara allan, kenapa "tetap bertahan dalam organisasi" itu adalah hal yang sulit bagi Saudara Allan? bagaimana cara mengatasinya supaya bisa bertahan dalam organisasi? apakah akan mengundurkan diri dari organisasi atau mencoba untuk tetap bertahan dalam organisasi?
      terima kasih

      Hapus
  9. Benar tentang apa yang telah sdr Allan katakan bahwasannya seorang karyawan mau untuk bekerja lebih karena mereka loyal pada perusahaan tersebut tetapi satu hal yang munggkin karyawan cari dari kenapa karyawan tersebut bekerja lebih adalah “karyawan tersebut mempunyai tanggungan yang besar sehingga harus menutupi tanggungan tersebut dengan mereka melakukan lembur seperti yang sdr Allan katakan, dan mengenai karyawan bagaimana cara memperlakukan karyawan memang cara yang paling efisien adalah tetap mempertahankan karyawan yang sudah ada itu lebih baik dari pada haru melakukan rekrutmen dari awal lagi butuh banyak waktu dan biaya lebih pastinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya hanya mau menambahkan pendapat dari Wido : Karyawan akan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja jika menemukan kenyamanan dan rasa aman. Dia merasa nyaman dengan lingkungannya, dengan sikap atasan atau rekan kerjanya, merasa aman dengan masa depannya, karir dan pekerjaannya. Rasa nyaman ini dengan sendirinya akan menumbuhkan kedekatan, kebahagiaan dan rasa memiliki. Sementara bekerja dan memiliki pekerjaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan rasa aman. Jika kedua hal tersebut ada, maka dengan sendirinya loyalitas karyawan akan meningkat. Loyal lebih diartikan mencintai pekerjaan, bekerja dengan hati dan sepenuh hati. Kalo Idealisme itu telah tertanam, loyalitas yang sesungguhnya akan tercipta dengan sendirinya.

      Hapus
  10. Jika saya sebagai karyawan, indikator yang paling sulit saya penuhi adalah “Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi” karena untuk mengutamakan kepentingan organisasi, saya harus membangun itu dalam diri saya terlebih dahulu. Hal ini tidaklah dilakukan dalam satu atau dua kali saja, tetapi akan terus berlanjut hingga saya “keluar dari perusahaan itu”. Saya harus mampu menekan ego dan harus benar-benar menyukai pekerjaan yang yang kerjakan. Jika hal itu di awal tidak dapat saya miliki, pastilah susah untuk memenuhi indikator ini.

    Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling mudah untuk saya penuhi adalah “tetap bertahan dalam organisasi” hal ini saya kemukakan dalam konteks bahwa “saya menyukai dan cocok dengan perusahaan tersebut” Jika semua berjalan dengan baik, perusahaan memberikan apa yang terbaik untuk saya sebagai karyawan, maka saya dengan sendirinya akan memberikan yang terbaik pula untuk perusahaan.

    Jika saya sebagai pimpinan, indikator yang paling penting, yang harus dimiliki karyawan adalah “Tidak bergosip, berbohong atau mencuri” karena jika sampai hal itu terjadi, maka hal itu dapat berdampak negatif kepada karyawan lain, atau juga dapat menimbulkan rasa tidak aman dan nyaman bagi pihak yang lain dalam bekerja. Jika “gosip” yang dilakukan itu berita-berita positif tentu tidak masalah, tetapi jika itu “negatif” atau bahkan itu “mengada ada” tentu sangat merugikan dan merusak citra perusahaan. Jujur sangat penting, oleh karena itu harus diterapkan dalam segala aspek yang ada, jika seseorang terbiasa jujur, maka tidak akan ada kebohongan-kebohongan sampai akhir.
    Yang paling penting juga adalah “Menjaga rahasia bisnis perusahaan”. Hal ini patut dimiliki oleh semua karyawan, apalagi bagi karyawan yang mengerjakan tugas dibagian keuangan atau arsip penting lainnya. Tidak di mungkiri bisa saja sewaktu-waktu karyawan tersebut bercerita kepada “teman baiknnya” atau bisa saja ketika karyawan itu ada masalah dikantor, kemudian menjelek-jelekkan perusahaan itu di depan orang lain. Menurut saya hal ini sangat riskan, oleh karena itu perusahaan harus lebih detail dalam memilih karyawannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat saudari Sicilia, bahwa indikator yang paling sulit dipenuhi adalah "Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi" dan ingin menambahkan karena sebagai individu dapat dipastikan apabila kadang-kadang pasti ada waktunya merasa sulit dalam menentukan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi. Hal ini juga berkaitan dengan hak dan kewajiban yang diterima tiap karyawan, hak pastinya berkaitan dengan kepentingan-kepentingan pribadi, sedangkan kewajiban berkaitan dengan kepentingan-kepentingan organisasi. Tetapi di atas semua itu loyalitas karyawan kepada perusahaan memang merupakan hal yang sangat penting, berkaitan dengan perputaran karyawan, pelanggaran aturan, kinerja, dan lain-lain.
      terimakasih :)

      Hapus
    2. Saya ingin bertanya tentang jawaban nomer 2. Mengapa saudari sicil dapat mudah bertahan dalam organisasi? Bagaimana jika terdapat tawaran-tawaran lowongan pekerjaan dari keluarga yang memberikan gaji dan tunjangan yang lebih menarik dari perusahaan yang sekarang anda tempati? terima kasih

      Hapus
    3. Dari pendapat saudara sicillia , saya mau bertanya bagaimana jika sebuah perusahaan sudah memberikan semua aspek yg harus dipenuhi kepada karyawannya , tetapi karyawan itu masih tetap mau pindah ke perusahaan lain dan bagaimana perusahaan tsb mempertahankan karyawan tersebut karena kalau dilihat dari kinerjanya sangat baik dan dibutuhkan

      Hapus
    4. Terima kasih untuk tanggapan dari Saudari Yulika :)

      Saya akan menjawab pertanyaan dari Saudara Steven, mengapa saya mudah bertahan dalam organisasi? Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, jika organisasi itu memberikan apa yang terbaik darinya, dan saya sudah cocok dan nyaman, maka saya tetap akan bertahan. Jika membahas mengenai tawaran kerja yang memberikan gaji dsb yang menarik dari sebelumnya itu pasti banyak dan pastinakan dialami oleh tiap orang. Apalagi jika karyawan tersebut memiliki kualitas yang baik dan banyak diperebutkan oleh organisasi. Tetapi jika saya, semua itu tergantung dari motivasi kerja secara pribadi, jika mengutamakan gaji yang besar, bisa saja saya pindah. Tetapi mau sampai kapan seseorang akan berpindah tempat kerja karena berdasarkan aspek tersebut, karena nantiya pasti ke depannya akan ada perusahaan lain yang menawarkan gaji yang lebih besar. Tetapi jika seseorang mengutamakan kenyamanan dan perlakuan yang terbaik dari organisasi, pasti akan tetap memilih untuk bertahan, karena belum tentu organisasi yang menawarkan gaji besar tersebut memberikan kenyamanan kerja. Ditambah lagi gaji seseorang pasti akan meningkat seiring dengan jalannya jenjang karir yang akan dilalui jika ia sungguh-sungguh dalam menerapkannya. Terima kasih

      Saya juga akan menjawab pertanyaan dari Saudari Ferdiana, jika perusahaan sudah memberikan yang terbaik tetapi karyawan ingin tetap pindah berarti perusahaan harus mencari tahu alasan apa yang membuat karyawan anda ingin pindah. Bisa saja perusahaan sudah memberikan yang terbaik tetapi selama ini tidak pernah menanyakannya kepada karyawan, apa yang kurang dsb. Karyawan diam bukan berarti karyawan tersebut telah senang dan tidak memiliki komplain. Jika perusahaan merasa karyawan tersebut harus tetap dipertahankan, maka perusahaan bisa saja meminta pendapat dari karyawan mengenai apa yang kurang dan apa yang diinginkan karyawannya agar tetap mau bertahan. Tetapi pada dasarkan pindah atau tidak pindah itu merupakan hak dari karyawan tersebut. Terima kasih

      Hapus
    5. Terima kasih atas jawabannya, dari jawaban tersebut saya dapat menarik kesimpulan bahwa saudari sisil lebih mengutamakan kenyaman dalam bekerja daripada gaji yang lebih besar.

      Hapus
    6. kepada saudari Sicilia saya ingin bertanya mengenai pendapat anda nomor 2. anda mengatakan bahwa seandainya anda menjadi karyawan hal yang paling mudah anda lakukan adalah tetap bertahan dalam organisasi jika anda menyukai dan cocok dengan organisasi tersebut. maka yang ingin saya tanyakan, bagaiman jika organisasi tersebut tidak cocok dengan anda secara pribadi? apakah menjadi lebih mudah bagi anda untuk stay di dalam organisasi tersebut? keputusan apakah yang anda ambil, tetap bertahan dan menyesuaikan diri dengan organisasi atau keluar dan mencari organisasi yang cocok dengan anda? terima kasih

      Hapus
    7. Terima kasih atas pertanyaan dari saudara Hermahesa, saya akan menjawab. Sebenarnya bukan jika organisasi tidak cocok dengan saya secara pribadi. Tidak mungkin organisasi justru yang mencocokan dirinya dengan karyawan, yang ada justru karyawan harus menyesuaikan diri dengan lingkup tersebut. Yang saya maksud adalah saya akan bertahan dalam sbuah organisasi jika ia telah memberikan apa yang terbaik darinya, telah membuat kenyamanan bagi saya ketika bekerja. Jika tidak sesuai, yang saya lakukan sebelumnya adalah melamar pada organisasi yang sekiranya sesuai dengan ekspektasi saya, jika pada saat saya bekerja disana ternyata tidak sesuai, saya lihat terlebih dahulu, apakah halbtersebut sungguh mengganggu saya dalam bekerja. Jika saya sudah mencoba untuk menyesuaikan tetapi kondisi tidak berubah maka saya lebih memilih untuk pindah, apalagi jika masalahnya dari kondisi kantor yang tidak nyaman dsb. Buat apa setiap hari kita berada dalam ruang lingkup yang justru membuat kita tidak berkembang dan hanya sekedar datang untuk mengerjakan tgs saja. Terima kasih

      Hapus
    8. saya paling setuju dengan pendapat saudari sicilia tentang poin ke 3 bahwa pada jaman sekarang ini sangat susah untuk mencari orang yang jujur sangatlah jarang apalagi dengan himpitan-himpitan ekonomi serta pengaruh lingkungan yang buruk. oleh karena itu sangatlah penting bagi perusahaan mencari karyawan yang benar-benar jujur dan loyal dalam bekerja.

      Hapus
  11. 1. Membeli dan menggunakan produk perusahaan. Karena belum tentu saya tertarik dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tempat saya bekerja. Saya bekerja di sebuah perusahaan tidak melihat produk yang dihasilkan, namun bagaimana karir saya bisa berkembang di perusahaan tersebut atau tidak, dan apakah kemampuan saya cocok dengan lowongan jabatan yang ada di perusahaan atau tidak. Ketika kedua hal tersebut terpenuhi, maka saya akan mengajukan CV saya meskipun produk perusahaan tersebut tidak saya sukai
    2. Menjaga rahasia bisnis perusahaan, karena saya merasa malu jika saya membocorkan rahasia bisnis perusahaan tempat saya bekerja. Jadi saya pasti menganggap menjaga rahasia bisnis menjadi hal yang mudah karena saya tidak berminat sama sekali membocorkan rahasia bisnis tersebut ke orang lain.
    3. Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Ketika seorang karyawan mengorbankan kepentingannya, karyawan tersebut pasti sudah memiliki komitmen afektif dalam bekerja. Karyawan memberikan yang terbaik bagi organisasi, meskipun itu sedikit membuat dirinya repot dan kelelahan. Karyawan tidak bersikap egois dalam menjalani pekerjaannya. Ketika semua karyawan memiliki hal ini, saya percaya perusahaan akan berkembang pesat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan saudara Steven untuk poin pertama dimana indikator yang paling sulit dipenuhi karyawan adalah membeli dan menggunakan perusahaan karena setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda. karyawan belum tentu tertarik dengan produk perusahaan karena bisa saja produk lain lebih baik dari produk perusahaan tempat karyawan bekerja.

      saya juga setuju dengan saudara Steven untuk poin kedua karena tidak hanya orang yang membocorkan rahasia perusahaan yang rugi (imagenya jadi buruk) tapi juga perusahaan dirugikan, misalnya pesaing jadi tahu rahasia perusahaan lalu meniru perusahaan, dan image perusahaan juga menjadi buruk.
      jika rahasia itu tidak merugikan orang banyak (lingkungan atau konsumen), rahasia itu sebaiknya tidak dibocorkan apalagi yang terkait dengan operasional perusahaan.

      untuk poin ke tiga, saya juga sependapat karena pada umumnya orang yang benar-benar loyal ke perusahaan ditunjukkan dengan berbagai hal, salah satunya yang paling kelihatan adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. mengorbankan kepentingan pribadi sendiri tidak mudah, karena kadang-kadang ada kepentingan pribadi yang sama pentingnya dengan kepentingan perusahaan saat kedua kepentingan itu terjadi secara bersamaan.
      jadi karyawan yang akan mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan perusahaan juga perlu memikirkan mana yang lebih baik didahulukan karyawan

      terima kasih

      Hapus
    2. Saya setuju dengan sdra.Steven untuk poin pertama yg mengatakan yg sulit adalah karyawan membeli dan menggunakan produk perusahaan dimana jika posisi karyawan (maaf) rendah, ia tidak bisa membeli produk produk perusahaan tempat ia bekerja dikarenakan harga produk dari perusahaan tempat ia bekerja lebih mahal daripada produk ditawarkan perusahaan lainnya. Jadi seperti yg ditambahkan oleh sdra.Kevin mengatakan soal "selera", dan saya mengatakan soal "harga".

      Hapus
    3. kepada saudara steven, jika saudara suatu hari dengan tidak sengaja membocorkan rahasia bisnis perusahaan tempat saudara bekerja, atau teman saudara membocorkan rahasia bisnis perusahaan, apa yang akan saudara lakukan supaya tidak terjadi masalah dengan perusahaan?
      terima kasih

      Hapus
    4. Terima kasih atas tanggapannya dari saudari Yessica dan saudara kevin.

      Untuk saudara Jack, tentu perlu dilihat seberapa pentingnya rahasia bisnis tersebut. Bila rahasia bisnis tersebut sangat penting dan dapat mengancam perusahaan dan saya yang membocorkannya, tentu saya harus mengaku, meminta atasan membantu memberikan solusi dan menanggung hukumannya. Bila teman saya yang membocorkannya, tentu saya akan melaporkan pada atasan dan biarlah atasan yang menindaklanjuti kesalahan teman kerja saya.

      Hapus
    5. saya ingin menanggapi jawaban saudara steven, yg no 3..
      mungkin dalam teori anda mudah mengatakan hal tersebut, tetapi pada kenyataan di dunia kerja sulit sekali menjadi karyawan yang lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi.. yang bisa saya tambahkan adalah ketika suatu karyawan tersebut berani untuk mengorbankan kepentingan pribadi, dia tidak hanya dianggap loyal oleh perusahaan. tetapi perusahaan tidak akan memberikan gaji/ bonus yg sama seperti karyawan lain. oleh karena itu, kita juga harus menempatkan posisi yang tepat untuk memprioritaskan mana yang lebih penting, kepentingan pribadi ataukah organisasi. terima kasih

      Hapus
    6. saya ingin bertanya kepada saudara steven tentang poin ke dua yaitu
      "Menjaga rahasia bisnis perusahaan, karena saya merasa malu jika saya membocorkan rahasia bisnis perusahaan tempat saya bekerja. Jadi saya pasti menganggap menjaga rahasia bisnis menjadi hal yang mudah karena saya tidak berminat sama sekali membocorkan rahasia bisnis tersebut ke orang lain."
      pertanyaan saya, berarti jika anda melihat rahasia perusahaan anda contohnya saja seperti yang kita ketahui ada perusahaan tahu dan tempe yang berproduksi secara industri rumah tangga, dalam berproduksi industri tersebut menggunakan air got/air kali yang bahkan tidak menggunakan air yang sudah disaring oleh PDAM karena harga yang lebih murah, dari hal tersebut merupakan hal sangat tidak etis dan tidak pantas dalam berproduksi, jika anda menjadi seorang karyawan dalam suatu industri tersebut? sesuai dengan komentar anda yang menjaga rahasia bisnis di perusahaan anda. apakah anda akan membiarkan juga hal tersebut? Jelaskan!
      Terima kasih

      Hapus
  12. 1. Tetap bertahan dlm organisasi, karena menurut saya bnyak sekali factor yg harus dipenuhi agar krywan dapat tetap bertahan dlm organsasi, tidak semata-mata soal gaji, tetapi juga pengembangan atau jenjang karir dlm perusahaan, lalu hubungan dgn manajemen perusahaan yg juga harus selalu baik, belum lagi lingkungan kerja dan budaya organisasi ygn mungkin tidak cocok dgn karywan dan membuat karywan merasa tdk nyaman di organisasi.
    2. Mau mengikuti arahan atau instruksi. Karena menurut saya, hal tsb adalah hal yg paling dasar yg juga harus dipatuhi oleh karywan. Dengan mengikuti arahan / instruksi, semuanya akan tetap berjalan dengan lancar dan baik. Selama kita mengikuti instruksi dengan benar, maka semuanya juga akan tetap terkendali.
    3. Menjaga rahasia bisnis perusahaan. Karena menurut saya, ukuran paling penting apakah krywan loyal atau tidak adalah apakah ia dapat menjaga rahasia perusahaan. Karena jika rahasia suatu perusahaan terbongkar, maka akan berefek sangat buruk bagi kelangsungan perusahaan dan kepercayaan masyarakat kepada perusahaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan poin pertama dan ketiga yang dikemukakan oleh saudara rico, yang pertama adalah hal yang paling sulit adalah bertahan dalam organisasi,yang mengatakan banyak poin2 lain selain gaji yang harus dilakukan perusahaan seorang karyawan dapat bertahan dalam perusahaan, jika salah satu saja tidak terpenuhi pasti akan mengurangi loyalitas karyawan.
      poin ketiga yaitu menjaga rahasia bisnis perusahaan, saya sangat setuju karena rahasia bisnis perusahaan adalah jantung perusahaan, tidak ada gunanya bila perusahaan bersaing dengan perusahaan yang mengetahui 100% rahasia nya, pasti akan kalah mutlak.
      untuk poin ke2 saya kurang setuju dengan saudara rico yang mengatakan mau mengikuti arahan atau instruksi, karena menurut saya hal itu bukan untuk mengetes loyalitas karyawan, namun adalah salah satu kewajiban karyawan dalam berorganisasi, jika dari awal tidak mau mengikuti arahan dan instruksi, anda mungkin tidak akan di terima saat interview.
      terima kasih.

      Hapus
    2. Untuk poin kedua saya kurang setuju dengan sdra.Rico. Dalam artikel yg dibahas di atas, saya menarik kesimpulan karyawan yg loyal terhadap perusahaan memiliki "nilai lebih dari biasanya" sehingga jika seperti yg saudara katakan untuk bisa lebih mudah dikatakan loyal adalah ketika mau mengikuti arahan atau instruksi kurang tepat karena seperti yg saudara katakan sendiri "bahwa hal tersebut adalah hal yg paling dasar yg juga harus dipatuhi oleh karyawan" berarti bukankah hal paling dasar berarti hal yg sudah menjadi kewajiban karyawan. Karyawan menerima kompensasi dan otomatis ia harus mau mengikuti arahan dan instruksi yg ada.

      Hapus
  13. Saat saya menjadi karyawan,indikator yang paling sulit saya penuhi agar saya dapat disebut loyal adalah tetap bertahan dalam organisasi, dalam poin ini yang saya maksudkan adalah jika pada situasi perusahaan sudah tidak ada harapan, terus menurun walaupun landai, dan ada yang menawari saya pekerjaan yang jauh lebih terjamin dari perusahaan tersebut, saya pasti akan memikirkannya, saya tidak mau munafik, saya akan memilih pekerjaan yang lebih terjamin bila saya adalah karyawan, karena saya adalah karyawan maka berarti saya tidak berkelebihan dalam memenuhi kebutuhan hidup saya,saya akan berpikir apakah memilih tawaran pekerjaan lain tersebut atau tidak,karena saya tidak mau jatuh tenggelam bersama perusahaan orang lain, juga walaupun perusahaan tidak sekarat, dan ada yang menawari saya pekerjaan yang lebih terjamin saya akan juga memikirkannya, karena seharusnya perusahaan dapat memaklumi dan melepaskan karyawan supaya mendapat pekerjaan yang lebih baik.
    selanjutnya jika saya adalah karyawan, indikator yang paling mudah saya penuhi adalah menjaga rahasia bisnis perusahaan, karena saya bekerja pada perusahaan tersebut, jika saya membuka rahasia bisnis perusahaan kepada semua orang sama saja saya membunuh perusahaan tempat saya bekerja dan imbas akhirnya juga sama yaitu kinerja perusahaan menurun karena semua taktik sudah diketahui oleh para pesaing.
    Jika saya adalah manajer, indikator yang saya tuntut pada karyawan saya agar dapat saya anggap loyal adalah jika memenuhi persyaratan menjaga rahasia bisnis perusahaan, karena seperti yang saya kemukakan tadi bahwa rahasia bisnis suatu perusahaan merupakan inti perusahaan, jika disebar ke semua orang akan sangat membahayakan kehidupan perusahaan tersebut, orang-orang yang suka menyebarkan rahasia adalah karyawan yang tidak baik dan tidak loyal.
    Terima kasih

    BalasHapus
  14. 1. Menurut saya yg paling sulit untuk di penuhi untuk dapat disebut loyal adalah no.6 yaitu “Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi”. Karena kadang kali kita memiliki urusan penting sendiri yg bagi kita lebih penting untuk dipenuhi daripada harus memenuhi kepentingan organisasi. Apalagi kalau sudah menyangkut masalah keluarga yg tidak bisa kita tinggalkan.
    2. Menurut saya yg paling mudah saya penuhi untuk disebut loyal adalah no.13 dan 14. Karena merawat property dan tidak memboroskan nya juga akan secara otomatis membantu pekerjaan kita. Karena dengan peralatan yg terawatt dan tidak mengalami gangguan akan mempermudah pekerjaan kita. Dan no.14 yaitu tidak melakukan sesuatu yg memberikan bisa memberikan resiko terhadap diri sendiri yg dapat merugikan kita, sehingga lebih baik kita bekerja secara aman, menjalankan pekerjaan sesuai dengan peraturan yg berlaku, dan tidak membuat ulah.
    3. Menurut saya yg paling yg harus dimiliki karyawan adalah no.3 dan 16. Karena rahasia bisnis perusahaan adalah aset penting perusahaan dan hal ini bukan untuk umum. Karena jika sampai rahasia ini bocor, pesaing akan sangat mudah menemukan kelemahan kita. Dan no.16 karena suatu perusahaan yg mau mencapai tujuan, karyawan nya harus bisa bekerja sama dengan karyawan lain nya satu dengan yg lain dan tidak mengambil alih semua tugas ataupun tidak menjalankan tugas dengan baik melainkan mampu untuk menjalankan semua job desk yg diberikan dengan baik.
    Terima Kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan saudara Hagi untuk poin kedua karena merawat properti adalah hal paling mudah yang bisa dilakukan karyawan untuk perusahaan. Dengan merawat properti perusahaan, karyawan sudah bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya. karyawan yang bertanggung jawab biasanya akan memiliki kebebasan lebih karena perusahaan sudah percaya karyawan mampu mempertanggungjawabkan kebebasannya.

      Hapus
    2. saya setuju dengan pendapat saudara hagi pada poin ketiga yang mengatakan bahwa rahasia bisnis perusahan merupakan hal yang paling penting dimiliki karyawan karena jika seorang karyawan menceritakan rahasia perusahannya kepada perusahaan lain maka ini sama saja dengan mencemarkan nama perusahan jika ia memebeberkan hal-hal yang negatif namun jika ia menceritakan rahasia-rahasia yang positif misalkan tentang sebuah inovasi produknya maka akan menyebabkan pesaing lain menirunya terlebih dahulu.

      Hapus
    3. saya hanya ingin meluruskan pendapat saudara hagi tentang poin ke dua yaitu dalam indikator no 13 dan 14, akan tetapi bukankah pendapat saudara hagi tentang
      "menjalankan pekerjaan sesuai dengan peraturan yg berlaku, dan tidak membuat ulah."
      merupakan indikator ke 5 yang berarti Menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat. berarti indikator yang saudara paling mudah anda penuhi adalah indikator 5, 13 dan 14? mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan. saya hanya meluruskan dan menyanggah.
      Terima Kasih

      Hapus
  15. 1. Jika saya seorang karyawan, maka yang paling sulit dipenuhi agar disebut loyal adalah poin mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Terkadang ada kepentingan pribadi yang menjadi prioritas bagi karyawan, seperti misalnya jika saya adalah keperluan keluarga, maka saya cenderung lebih memilih untuk mengurus keperluan keluarga itu terlebih dahulu.

    2. Indikator paling mudah sebagai karyawan untuk saya penuhi adalah mau mengikuti arahan atau instruksi. Menurut saya, instruksi atau arahan dari atasan dan perusahaan, dibuat untuk menjaga kelangsungan atau kelancaran pekerjaan tersebut. Apabila kita melenceng dari instruksi yang ada, maka hal tersebut malah dapat menimbulkan masalah terhadap pekerjaan kita.

    3. Jika saya seorang manajer, maka menurut saya yang paling penting untuk dimiliki karyawan adalah menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat. Manajer atau perusahaan tentu tidak dapat selalu mengawasi secara ketat karyawannya. Jika karyawan tidak memiliki poin ini, maka mereka akan bertindak se-enaknya ketika tidak terdapat pengawasan ataupun saat pengawasan minim. Kegiatan perusahaanpun akan dapat terganggu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sangat setuju dengan saudari natania terhadap poin no 1, karena setiap individu memiliki banyak aspek kehidupan yang harus dipenuhi, tidak hanya dalam pekerjaan saja, dan semua aspek harus seimbang . Sehingga kita harus bisa menyeimbangkan setiap aspek tersebut sesuai dengan proporsinya, sehingga tidak sampai terjadi ketimpangan aspek yang kita jalani.terimakasih

      Hapus
  16. Menurut saya dari seluruh indikator tersebut, hal yang paling sulit di penuhi adalah indikator tentang Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Karena menurut saya tidak mungkin seorang karyawan dapat mementingkan kepentingan organisasi(eksternal) di bandingkan kepentingan pribadi(internal), jika kita menyinggung masalah kepentingan sudah di pastikan kita akan berpikir dan menyelesaikan kepentingan pribadi terlebih dahulu. Contoh gampangnya saja, kita anggap organisasi ini adalah seorang teman kita, suatu saat kita dengan teman kita ini sama-sama mencari pekerjaan, pada saat kita mendapatkan tawaran pekerjaan tersebut sudah tidak mungkin kita akan melempar terlebih dahulu pekerjaan itu kepada orang lain sedangkan kita juga membutuhkan pekerjaan tersebut.

     

    Dari 16 indikator tersebut, hal yang mudah di penuhi adalah mau bekerja sama dan membantu rekan kerja. Karena dalam suatu perusahaan sudah di haruskan seorang karyawan dapat bisa saling bantu membantu dalam pekerjaannya. Seorang karyawan yang bekerja di bidang tertentu tidak 100% menguasai apa yang akan di kerjakannya oleh karena itu di dalam suatu perusahaan biasanya ada perjanjian-perjanjian tidak tertulis mengenai kerja sama dengan karyawan lainnya, tidak hanya dengan sesama karyawan tetapi juga atas dengan bawahan.

     

    Jika saya seorang manajer, indikator yang saya harapkan yang di miliki karyawan adalah karyawan mau mengikuti arahan atau instruksi. Dengan mengikuti arahan, berarti karyawan sudah siap memberikan apa yang semestinya di lakukan karyawan. Loyalitas dari seorang karyawan dapat kita ukur dengan cara bagaimana karyawan tersebut menerima apa yang di anggap organisasi pantas untuk di lakukan. Jadi jika karyawan sudah mau mengikuti arahan maka karyawan tersebut sudah dapat di katakan mau mengikuti apa yang di inginkan perusahaan mungkin bahkan tanpa di arah oleh organisasi karyawan itu dapat melakukannys sendiri misalnya mengikuti kontribusi dalam organisasi dan lainnya yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan

    BalasHapus
  17. 1. Jika saya seorang karyawan maka indikator yang paling sulit yaitu pada poin ke 8 " membeli dan menggunakan produk perusahaan" karena tidak semua yang dijual perusahan merupakan kebutuhan dan keinginan karyawan. misalnya saja jika saya bekerja disebuah perusahan gadget dengan harga yang sangat mahal. apakah saya harus membelinya jika saya tidak terlalu membutuhkannya dan saya harus mengeluarkan banyak uang untuk membelinya ? maka menurut saya hal ini akan sangat sulit untuk dilakukan.
    2. jika saya menjadi karyawan hal yang paling mudah dilakukan yaitu poin 12 "mau mengikuti arahan atau instruksi" karena indikator ini merupakan indikator yang harus dipenuhi, jika kita tidak mengikuti arahan dan instruksi maka kita akan berjalan sendiri-sendiri dan tidak sesuai dengan tujuan perusahaan dan akan berpengaruh pada perkembangan perusahaan.
    3. jika saya seorang manajer indikator yang paling penting dimiliki seorang karyawan yaitu poin 3 "menjaga rahasia bisnis perusahaan" karena jika seorang karyawan tidak dapat menjaga rahasia bisnis perusahan maka hal ini dapat berpengaruh pada keadaan perusahan dan akan berakibat fatal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sangat setuju dengan saudari erisca untuk poin ketiga. karena jika rahasia bisnis perusahaan sampai bocor, pesaing akan dengan mudah menemukan kelemahan dan mencari solusi dari kelemahan tersebut untuk diri mereka sendiri dan pada akhirnya kita lah yg dirugikan. rahasia bisnis adlah aset yang berharga bagi perusahaan.

      Hapus
    2. saya setuju dengan pendapat Saudari Erisca untuk poin ke 8."membeli dan menggunakan produk perusahaan" karena tidak semua yang dijual perusahan merupakan kebutuhan dan keinginan karyawan. dan tidak semua karyawan mampu membeli dan menggunakan produk perusahaan karena faktor ekonomi karyawan yang lemah. kecuali dikasih sama bos perusahaan karena si karyawan rajin bekerja dan ulet dalam pekerjaannya. dan tidak melakukan kesalahan dalam bekerja.
      kalaupun ada yang membeli dan menggunakan produk perusahaan itu, sangatlah jarang sekali. terima kasih

      Hapus
    3. Saya ingin menanggapi pendapat Saudari Erisca berkaitan dengan poin ke-8 "membeli dan menggunakan produk perusahaan" sebagai indikator yang paling sulit.
      Menurut saya, membuat karyawan membeli dan menggunakan produk perusahaan sebenarnya tidak terlalu sulit. Karena karyawan yang bekerja di perusahaan, dapat memperoleh produk dengan harga lebih murah. Sehingga banyak karyawan yang menggunakan produk perusahaannya sendiri. Sering pula saya temui karyawan menyimpan stok produk perusahaan dalam jumlah cukup banyak di rumahnya, bukan untuk dipakai sendiri tapi untuk dijual kembali.

      Terima kasih^^

      Hapus
    4. saya ingin menanggapi jawaban saudari erisca pada jawaban no 2, dimana hal yang paling mudah dilakukan adalah mau mengikuti arahan atau instruksi. menurut saya, ini merupakan hal yang tidak cukup mudah, karena untuk bisa menyesuaikan diri dengan arahan/instruksi perusahaan/atasan adalah hal kecocokan yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. apa anda mau mengikuti arahan atau instruksi tersebut jika itu tidak sesuai dengan pemikiran anda, atau mungkin jika anda memiliki ide yang lebih baik dari arahan atasan/ perusahaan, anda tetap melakukan arahan mereka? itu bisa menjadi hal yang mudah jika ada hubungan komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan sehingga tidak hanya komunikasi satu arah (atasan kepada bawahan) tetapi komunikasi dua arah (atasan ke karyawan, karyawan ke atasan). terima kasih :)

      Hapus
  18. 1.Menurut saya indikator yang pertama adalah ketika seorang karyawan itu suka bergosip mengenai perusahaan karena ketika seorang karyawan yang awalnya loyal pada perusahaan bisa berubah karena adanya gosip tersebut. Gosip sendiri lebih banyak bersifat negatif dari pafa positif sehingga bisa menggoyah keyakinan dari seorang karyawan menjadi tidak loyal lagi

    2. Jika menjadi karyawan maka yang paling mudah adalah mengikuti arahan dan istruksi yang di berikan karena hanya mengikuti perintah dari atasan karena apabila karyawan tidak mengikuti maka tidak sejalan maka perusahaan dan karyawan akan tidak selaras

    3. Jika menjadi manajer menurut saya yang penting adalah karyawan taat tanpa pengawasan yang tepat karena perusahaan memiliki suasana yang menyenangkan bagi karyawan dan semua anggota perusahaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat saudari Dewi pada poin karyawaan taat tanpa pengawasan. Karena menurut saya kita jika menjadi seorang manajer, kita tentu tidak bisa selalu mengawasi karyawan kita. Tetapi kalau karyawan itu bisa selalu taat dengan sendirinya, maka kegiatan perusahaan dapat berjalan lancar dan baik. Terima Kasih~

      Hapus
  19. 1.Jika saya seorang karyawan, maka yang paling sulit dipenuhi agar disebut loyal adalah poin ke 6 yaitu mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Karena terkadang setiap karyawan mempunyai kepentingan pribadi masing-masing yang harus diprioritaskan terlebih dahulu dari kepentingan organisasi.misalnya saja kalau sudah menyangkut kepentingan keluarga,pastinya kita sebagai karyawan lebih mementingkan keluarga daripada organisasi.
    2.Indikator paling mudah sebagai karyawan untuk saya penuhi adalah poin ke 16 yaitu Mau bekerja sama dan membantu rekan kerja. Karena dalam suatu organisasi kita perlu membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja kita, sehingga pekerjaan yang dilakukan bisa diselesaikan bersama dan saling tolong menolong sebagai satu tim dalam organisasi.Mau bekerja sama dan saling membantu dalam satu tim menurut saya adalah hal yang dibutuhkan oleh organisasi,karena jika suatu organisasi ingin sukses dan mencapai tujuannya maka harus ada karyawan yang mau bekerja sama dan saling tolong menolong.
    3.Jika saya seorang manajer indikator yang paling penting dimiliki seorang karyawan adalah poin 3 yaitu menjaga rahasia bisnis perusahaan.Karena kalau seorang karyawan tidak bisa menjaga rahasia perusahaannya, maka hal ini dapat berpengaruh pada perusahan dan akan berakibat kerugian bagi perusahaan.dan juga kerugian padanya karena pasti karyawan tersebut akan dituntut oleh perusahaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat saudari liliana imelda karena karyawan harus benar benar bisa melihat situasi serta kondisi dimana saat harus memprioritaskan kepentingan pribadi dan saat kapan karyawan harus mementingkan organisasi. hal ini terkadang sulit untuk dilaksanakan karyawan karena dalam realitanya tidak mudah untuk mengorbankan kepentingan pribadi apalagi yang menyangkut keluarga.

      Hapus
    2. Saya setuju dengan pendapat saudari Imelda bahwa setiap karyawan memiliki kepentingan pribadi masing masing. untuk bisa memementingkan organisasi yang ada dari pada kepentingan pribadi pastinya akan sulit ,karena kebanyakan merasa bahwa kepentingan pribandinya sendiri jauh lebih penting dari pada kepentingan organisasi itu sendiri.sehingga sekarang ini jarang sekali menemukan seorang karyawan lebih mementingkan kepentingan organisasi dari pada kepentinganya sendiri.

      Hapus
    3. Untuk saudari Liliani Imelda. Untuk pernyataan anda yang kedua saya ingin bertanya dimanakah letak perusahaan bisa menganggap anda loyalitas dengan organisasi hanya dengan cara anda bekerja sama, karena menurut saya setiap karyawan akan memiliki ikatan batin yang kuat karena memilki profesi dan senasib. Memang menguntungkan secara material dan target untuk keuntungan perusahaan tetapi saya belum bisA mengerti dimana akan terjadi loyalitas untuk perusahaan ? terima kasih

      Hapus
    4. saya akan menanggapi pertanyaan saudara nanda di sini saya mengatakan jika suatu perusahaan ingin sukses dan mencapai target atau tujuan perusahaan maka setiap karyawan harus bisa membangun hubungan yang baik dengan rekan kerjanya juga harus bisa tolong menolong antar sesama dengan begitu bisa dikatakan loyal karena dalam bekerja di suatu organisasi kita butuh rekan yang mau bekerja sama demi membangun perusahaan yang baik.sehingga perusahaan akan maju dan sukses,jika anda sebagai karyawan bekerja di sebuah organisasi tetapi anda itu egois dan tidak mau bekerja sama dengan rekan anda pasti perusahaan tidak menyukai kinerja anda karena tidak bisa bekerja sama dengan karyawan lain.

      Hapus
  20. 1. Jika saya seorang karyawan indikator ke 1 yang paling sulit untuk dipenuhi , karena untuk tetap bertahan dalam organisasi tidak mudah karena dibutuhkan komitmen dan loyalitas yang tinggi, karena banyak sekali organisasi lain memberikan tawaran yang lebih baik atau menarik daripada organisasi saat ini.
    2.Jika saya seorang karyawan indikator ke 5 yang mudah untuk dipenuhi , karena menaati aturan sudah merupakan kewajiban yang harus dilakukan jika sudah bergabung dalam organisasi tersebut.
    3.Jika saya seorang pimpinan indikator ke 1 yang penting, karena tetap bertahan dalam organisasi membutuhkan loyalitas dan komitmen yang tinggi agar seorang karyawan untuk tidak berpindah dari organisasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menanggapi poin kedua tetang menaati peraturan bukankah merupakan perjanjian tertulis saat masuk dalam perusahaan dan karyawan yang melanggar akan mendapatkan sanki. menurut saya hal ini kurang dapat dianggap loyal mengapa karena mau tidak mau, sulit atau mudah karyawan memang harus menaatinya bahkan karyawan yang kurang nyaman bekerja dalam perusahaan pun juga wajib menaatinya. terima kasih.

      Hapus
    2. Saya setuju dengan pendapat saudara hangga pada poin pertama mengenai hal yang paling sulit untuk dipenuhi yaitu bertahan dalam organisasi. Karena tidak mudah bagi setiap karyawan untuk tetap bertahan dalam organisasi, sedangkan banyak organisasi di luar sana yang memberikan tawaran. Maka sebaiknya salah satu cara perusahaan agar karyawan tetap bertahan dalam perusahaan tersebut yaitu harus menciptakan kenyaman dalam perusahaan agar para karyawan tetap bertahan dalam perusahaan tersebut.
      Terima kasih.

      Hapus
    3. Saya ingin menanggapi saudari Bunga , menurut saya seseorang mau bekerja atau join terhadap organisasi , ia sudah bersedia untuk komitmen dan loyal terhadap organisasi tersebut , sebagai wujud nyatanya , ia bersedia menerima dan menyetujui peraturan yang berlaku dalam organisasi tersebut pada saat ia diterima dalam organisasi

      Terima kasih

      Hapus
  21. Sebagai karyawan yang paling sulit untuk dilakukan ialah indikator no.6 “mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi”. Karena setiap orang pasti akan berpikir bahwa ia digaji oleh perusahaan berdasarkan jam kerja dan tugas. dan apabila ia mau mengorbankan waktu/kepentingannya (diluar jam kerja) demi pekerjaan dan tanpa adanya bonus dll, Maka dia layak dianggap sebagai karyawan yang loyal.
    Untuk yang paling mudah dilakukan saat menjadi karyawan ialah indikator no.14 “bekerja secara aman”. Sebab dengan bekerja secara aman kita sebagai karyawan tidak perlu bekerja terlalu keras/melakukan hal-hal yang beresiko, yang penting bekerja dengan cara aman tetapi lancar, yang pasti tetap mengarah pada tujuan organisasi. Seperti pribahasa “alon-alon waton kelakon”.
    Indikator yang paling penting dan yang harus dimiliki oleh bawahan/karyawan agar dianggap sebagai karyawan yang loyal ialah no.1 “tetap bertahan pada organisasi”. Karena salah satu alasan karyawan bertahan pada organisasi ialah mengharapkan adanya perbaikan di dalam organisasi, maka dari itu saya sebagai pimpinan organisasi menggunakan kesempatan ini sebagai tahapan awal untuk mempertahankan karyawan tsb dan melatih mereka supaya dapat memiliki ke-16 indikator lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat Yosua, sebagai karyawan hal yang sulit untuk dilakukan adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Karena ini menyangkut tugas pekerjaan karyawan dan merupakan konsekuensi pekerjaan. Jika itu dikorbankan, maka karyawan siap-siap akan ditegur oleh atasan nya dan gaji yang diterima akan berkurang dan tidak akan utuh.

      Hapus
    2. Saya setuju dengan pendapat saudara yosua, menurut saya sebagai karyawan hal yang paling sulit untuk dilakukan adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Karena, jika seorang karyawan meluangkan waktu lebih banyak untuk bekerja dalam orgainasi, maka dia sudah mempunyai komitmen atau sdh tenggelam secara emosional (lebih bersemangat dalam bekerja) dan fisik untuk bekerja dalam suatu organisasi tanpa harus di beri bonus, dll dan karyawan tersebut sdh mengorbankan waktu pribadinya seperti dengan keluarga, atau senang-senang, dll. Namun, perusahaan harus tetap memikirkan karyawan tsb, misalnya dengan cara diberi bonus (bonus tidak hanya berupa uang bisa saja karyawan diajak makan bersama atas keberhasilan perusahaan) atas pengorbanan karyawan tersebut agar karyawan lebih termotivasi dalam bekerja dan merasa lebih dihargai oleh perusahaan.
      Terima kasih.. :)

      Hapus
    3. Saya setuju dengan pendapat Yosua mengenai hal yang paling sulit dilakukan karyawan adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi karena jelas tiap karyawan itu sebagian besar lebih mengutamakan kepentingan pribadinya dibanding urusan perusahaan, tapi tidak menutup kemungkinan juga bila karyawan tersebut dapat lebih mengutamakan urusan kantor, bila ini terjadi pada karyawan tersebut maka karyawan ini disebut loyal karena dapat lebih mendahulukan kepentingan kantor dan memiliki komitmen dan tanggung jawab yang besar pada perusahaannya. Jika perusahaan memiliki karyawan seperti ini maka perusahaan wajib memberikan penghargaan dan memberikan kepercayaan pada karyawan tersebut.

      Hapus
  22. 1. Menurut saya indikator yang paling sulit saya penuhi ketika saya menjadi karyawan adalah membeli dan menggunakan produk perusahaan, sebab belum tentu suatu produk yang dijual perusahaan dimana saya bekerja merupakan barang yang saya inginkan atau barang yang saya perlukan. Bila kita akan membeli suatu produk pasti kita mencocokkannya terlebih dahulu dengan keinginan kita bila perusahaan menjual barang yang tidak sesuai keinginan kita maka kita tidak dapat memaksa diri untuk membelinya, karena seperti yang kita ketahui keinginan setiap individu berbeda-beda.
    2. Menurut saya indikator yang paling mudah saya penuhi ketika saya menjadi karyawan adalah mau mengikuti arahan atau instruksi, sebab ketika kita bekerja di suatu perusahaan dengan mengikuti arahan atau instruksi perusahaan atau atasan kita maka pekarjaan yang kita lakukan akan berjalan dengan lancar dan memberi dampak baik bagi perkembangan perusahaan.
    3. Menurut saya indikator yang paling penting ketika saya menjadi pimpinan/manajer untuk menganggap karyawan saya loyal adalah tidak bergosip, berbohong atau mencuri, sebab ketika seorang karyawan bergosip apalagi bergosip tentang hal-hal buruk akan perusahaan yang belum diketahui kebenarannya maka dapat menyebabkan karyawan lain merasa takut dan khawatir bekerja di perusahaan tersebut memberi dampak buruk bagi dirinya. Dan jika gosip mengenai hal buruk dan kebenarannya belum diketahui sampai tersebar di luar perusahaan tentu citra perusahaan menjadi jatuh. Seperti yang kita ketahui zaman sekarang untuk mencari orang yang benar-benar jujur itu sangat sulit oleh karena itu karyawan yang jujur sangatlah dibutuhkan suatu perusahaan.
    terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan saudari Selvi dimana sebuah perusahaan menginginkan karyawannya selalu jujur. tindakan bergosip apalagi mencuri dalam perusahaan akan sangat mengganggu perkembangan dalam perusahaan. apalagi terkadang karyawan memberikan berita yang belum tentu benar kepada orang lain tentang keburukan perusahaan, karena masalah internal dalam perusahaan seharusnya jangan samp[ai terdengar oleh perusahaan pesaing. terima kasih.

      Hapus
    2. Saya mau bertanya poin nomer dua.
      bagaimana jika atasan anda tidak memiliki pola pikir yang sama dengan anda? Tentu susah bagi anda untuk mengerti arahan dari atasan anda. Bagaimana cara mengatasi hal ini?

      Hapus
  23. Jika saya seorang KARYAWAN, indiKator yang PALING SULIT saya penuhi adalah Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Karena sebaiknya urusan pribadi tersebut diselesaikan terlebih dahulu, dari pada memilih saya memaksakan untuk memilih kepentingan organisasi, yang terjadi malah tidak dapat memaksimalkan kinerja saya sendiri.

    Jika saya seorang KARYAWAN, indikator yang PALING MUDAH saya penuhi adalah Mau bekerja sama dan membantu rekan kerja. Karena hal ini sudah sangatlah umum dan sering saya lakukan. Jadi kegiatan untuk bekerja sama dalam tim maupun membantu rekan kerja, bahkan berkontribusi dan memberikan masukan untuk organisasi bukanlah hal sulit.

    Jika saya seorang PIMPINAN/MANAJER, indikator yang PALING PENTING yang harus dimiliki oleh bawahan/karyawan adalah Menjaga rahasia bisnis perusahaan. Karena rahasia yang ada di dalam perusahaan tidaklah pantas untuk disebarkan keluar organisasi. Hal ini sangat merugikan organisasi karena para pesaing bahkan publik bisa mengetahui apa yang sebenarnya tidak harus mereka ketahui (Contoh jika ada insiden di dalam internal yang tidak boleh diketahui oleh publik) atau belum saatnya untuk diketahui (Contoh jika organisasi memiliki proyek baru yang masih dalam proses atau produk yang belum diluncurkan).

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat pertama marcel prilano , karena urusan pribadi yang harus diselesaikan terlebih dahulu , jika urusan pribadi tidak diselesaikan terlebih dahulu maka akan mengganggu kinerja karyawan itu sendiri dan bahkan bisa menggangu kinerja organisasi tersebut sehingga tidak bisa optimal akibat dari kinerja karyawan yang tidak maksimal

      Hapus
  24. 1. Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling sulit adalah nmr 8 karena setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda oleh karena itu orang belum tentu mau untuk membeli dan menggunakan produk perusahaan.
    2. Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling mudah adalah nomor 3, karena itulah hal yang paling mutlak untuk dapat mendasari seseorang dalam loyalitas bekerja, karena jika ia menyebarkan rahasia perusahaan, itu juga akan menjadikan kerugian untuk dirinya sendiri (senjata makan tuan)
    3. Jika saya seorang manajer, yang paling penting adalah indikator ke 16, karena bekerja sama merupakan hal yang penting, karena manusia ini adalah makhluk sosial, jadi manusia saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. syandi_3103011260

      saya ingin bertanya kepada saudara akira ega...
      menurut anda, apa saja yang harus dilakukan perusahaan agar karyawan mencintai produk-produk perusahaan sehingga ia mau tuk selalu membeli dan memakai produk perusahaannya?
      terima kasih..

      Hapus
    2. saya setuju dengan saudara akira untuk poin ketiga karena dengan kita mampu untuk bekerja sama, melaksanakan job desk dengan baik, dan membantu teman yg kesusahan akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan nya

      Hapus
    3. saya setuju dengan pendapat saudara akira ega mengenai hal ini. indikator yang paling sulit bagi karyawan adalah nomer 8 yaitu membeli dan menggunakan produk perusahaan dikarenakan kita sudah mengetahui produk tersebut dan ingin mencoba produk lainnya dan yang paling mudah adalah nomer 3 menjaga rahasia bisnis perusahaan karena itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita, selain itu rahasia bisnis perusahaan merupakan rahasia para karyawannya pula dan bagi manajer yang paling penting adalah nomer 16 yaitu mau bekerja sama dan membantu rekan kerja dikarenakan untuk suatu perusahaan membutuhkan suatu tim yang solid, tidak seenaknya sendiri melainkan bekerja sama agar bisa menciptakan suatu tim yang sukses dan perusahaan yang sukses pula.

      Hapus
  25. 1. Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling sulit adalah tetap bertahan dalam organisasi. Apabila seorang karyawan berada pada titik dimana ia tidak cocok dengan perusahaan, maka orang tersebut pasti akan cenderung keluar dari perusahaan. Banyak karyawan saat ini yang kurang komitmen. ketika terjadi masalah sedikit di perusahaan, seorang karyawan akan memilih pindah tempat bekerja. Oleh karena itu, sebetulnya yang paling sulit adalah untuk bertahan dalam organisasi dalam keadaan bagaimanapun. Apabila karyawan mudah berpindah-pindah tempat maka loyalitas karyawan tersebut dipertanyakan.
    2. Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling mudah adalah mau bekerja sama dan membantu rekan kerja. Ketika seorang karyawan berada pada sebuah organisasi, maka dia akan beradaptasi terutama dengan rekan kerjanya. Mau bekerja sama dengan rekan kerja adalah hal yang paling dasar ketika seseorang masuk ke dalam organisasi. Apabila dengan hal yang dasar ini mereka tidak dapat beradaptasi maka mereka akan cenderung kurang loyalitas.
    3. Jika saya seorang manajer, indikator yang paling penting adalah menjaga rahasia bisnis perusahaan. Ketika kita memiliki bawahan, kita harus menyakinkan mereka untuk tetap menjaga rahasia perusahaan karena apabila mereka membocorkan rahasia tersebut ke suatu tempat, itu berarti bahwa karyawan tersebut tidak loyal pada perusahaan.
    Terima Kasih.

    BalasHapus
  26. 1. Hal yang sangat sulit dipenuhi jika saya harus bertahan dalam perusahaan. Karena sekarang ini banyak sekali karyawan yang suka berpindah-pindah pekerjaan mulai dari masalah gaji yang tidak sesuai sampai dengan lingkungan kerja yang kurang nyaman. Ketika karyawan merasakan hal itu maka sangat sulit untuk tetap bertahan dalam perusahaan itu. Jika dalam masalah apapun karyawan tidak meninggalkan perusahaan maka karyawan tersebut dapat dikatan loyal.
    2. Hal yang mudah untuk dipenuhi adalah tidak membolos dengan mengakali surat ijin sakit. Dengan karyawan rajin bekerja dan tidak membolos karena alasan sakit maka tentu saja karyawan tersebut sudah dapat dianggap loyal terhadap perusahaan karena turut meningkatkan kinerja perusahaan setiap hari kerja.
    3. Jika saya seorang pimpinan hal yang paling penting yang harus dimliki oleh karyawan adalah mereka tidak bergosip, mencuri atau berbohong. Karena karyawan yang selalu bergosip akan mengurangi kinerja mereka, waktu bekerja akan berkurang karena gossip yang tidak penting untuk dibahas, apalagi sampai menggosipkan masalah perusahaan diluar jam kerja. Berbohong atau mencuri, karyawan yang demikian tentu saja membuat perusahaan akan semakin menurun karena misalnya saja property dalam perusahaan dirusakkan dan tidak mengakui telah merusakannya terlebih lagi jika karyawan sampai mencuri rahasia perusahaan dan menyebarkannya kepada perusahaan pesaing jelas sekali karyawan tersebut sangat tidak loyal. Jika karyawan dapat mengendalikan untuk tidak bergosip, berbohong atau mencuri maka karyawan tersebut patut dianggap loyal.
    terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pernyataan Bunga Rahayu bahwa “Karena sekarang ini banyak sekali karyawan yang suka berpindah-pindah pekerjaan mulai dari masalah gaji yang tidak sesuai sampai dengan lingkungan kerja yang kurang nyaman.”, saya ingin bertanya pada pernyataan “Jika dalam masalah apapun karyawan tidak meninggalkan perusahaan maka karyawan tersebut dapat dikatan loyal.” Apabila karyawan yang dalam masalah apakah tidak menurunkan kinerjanya bagi perusahaan? Terima kasih

      Hapus
  27. 1. Ketika menjadi karyawan dalam perusahaan, hal tersulit yang dapat saya penuhi dari berbagi indikator tersebut menurut saya adalah membeli dan menggunakan produk perusahaan. Yang patut menjadi perhatian adalah, pola konsumsi produk perusahaan akan berkorelasi kuat dengan kemampuan finansial karyawan yang sangat dipengaruhi oleh gaji yang diterima dari perusahaan. Apabila dari sisi kekuatan finansial, karyawan tidak memiliki daya untuk menggunakan produk perusahaan, maka bagaimana kita mampu mengkonsumsi produk perusahaan yang mungkin di dalam pasar persaingan termasuk produk high class dan terdapat produk kompetitor yang menawarkan cost yang jauh lebih rendah.
    2. Sedangkan sebagai karyawan, hal yang paling mudah saya penuhi adalah menawarkan saran-saran perbaikan. Menurut saya, hal ini adalah substansi dari kata loyalitas dan esensi dari langkah konkret kepedulian karyawan terhadap perusahaan. Mengapa demikian, saran perbaikan yang muncul tentu saja bersumber dari pengamatan karyawan untuk keberlangsungan perusahaan yang lebih baik dan sebagai tanda kepedulian serta rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan. Sehingga sebenarnya apabila karyawan tidak diberi space untuk mengungkap sarannya hingga tidak mau lagi untuk mengungkapkan sarannya, maka perusahaan menurut saya sudah dalam keadaan yang sangat berbahaya.
    3. Dan sebagai seorang manajer, hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh karyawan saya adalah kemampuan untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja. Mengapa demikian? Karena bagi saya, keberhasilan perusahaan secara kolektif bukan hanya akan memunculkan perusahaan yang profit dan sustainable, tetapi lebih dari pada itu, kenyaman psikologis dalam perusahaan termasuk psikologis karyawan akan dapat terpenuhi, sehingga ketika karyawan menganggap semua stakeholder ataupun rekan kerja mereka sebagai sebuah keluarga akan ada keengganan dari karyawan untuk hengkang dari perusahaan dan justru sebaliknya akan menciptakan kecintaan yang luar biasa terhadap seluruh elemen dan proses perusahaan, serta pada akhirnya menciptakan loyalitas yang kuat dalam perusahaan.

    BalasHapus
  28. 1. Menurut saya, apabila saya seorang karyawan, indicator yang paling sulit saya lakukan yaitu mau mengikuti arahan atau instruksi. Karena seringkali apa yang diperintahkan oleh perusahaan bertentangan dengan keinginan saya. Sedangkan apa yang saya inginkan seringkali bertentangan dengan kebutuhan perusahaan.

    2. Menurut saya, apabila saya seorang karyawan, indicator yang paling mudah saya lakukan adalah mau bekerja sama dan membantu rekan kerja, karena dalam melakukan aktivitas maupun pekerjaan, saya cenderung untuk lebih mudah melakukan pekerjaan secara bersama-sama daripada melakukannya sendirian, karena dengan bekerja secara bersama-sama hal yang semestinya berat, menjadi lebih ringan karena dikerjakan bersama-sama.
    3. Menurut saya, apabila saya seorang manajer, indicator yang menurut saya paling penting yaitu karyawan dapat berkomitmen dan tetap bertahan di dalam organisasi.Sekalipun sepertinya ”karyawan membutuhkan perusahaan” tetapi bagaimanapun juga perusahaan tetap membutuhkan karyawan, karena karyawan adalah asset bagi perusahaan. Kalau tidak ada karyawan bagaimana perusahaan dapat berjalan. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memperhatikan karyawannya, sehingga karyawan dapat memiliki indicator ini dalam melakukan pekerjaannya.

    BalasHapus
  29. saya ingin menanggapi pendapat saudari Irene mengenai pertanyaan nomor 1. ketika saya membaca pendapat anda, saya kira anda adalah seorang karyawan yang egois. kenapa? karena anda hanya ingin melakukan arahan atau instruksi yang sama dengan keinginan anda saja, dan berarti anda juga tidak mau melakukan suatu hal demi kemajuan perusahaan. jika seperti ini, bagaimana perusahaan akan mempedulikan anda sebagai karyawan jika anda sendiri tidak peduli dengan perusahaan yang memberi anda pekerjaan? terima kasih.

    BalasHapus
  30. yang paling sulit menurut saya adalah Tetap bertahan dalam organisasi karena menurut saya bertahan di dalam suatu organisasi sulit di lakukan karena dalam organisaasi bisa terjadi percekcokan antara satu dengan yang lain sehingga membuat kita mulai tidak nyaman berada disana.

    yang paling mudah adalah Mau bekerja sama dan membantu rekan kerja. karena itu kita lakukan setiap hari jadi itu sangat mudah untuk dilakukan tanpa disadari.
    dan yang paling penting oleh seorang manajer adalah Menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat karena jika karyawan itu dijaga sangat ketat mereka tidak akan bekerja sangat optimal setidaknya karyawan memiliki kelonggaran karyawan yang dituntut dengan puluhan peraturan akan bekerja dibawah tekanan yang menyebabkan mereka bekerja tidak optimal

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingin bertanya mengenai pendapat anda nomor 3. apakah efektif dan terjamin loyalitas dan kinerja karyawan akan optimal kepada perusahaan jika perusahaan sendiri tidak menerapkan peraturan yang ketat? terima kasih

      Hapus
    2. saya setuju dengan penbdapatv anda no 1, karena akan sulit sekali kita bertahan jika pada lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, Aapalagi jika memiliki masalah di dalamnya. tapi jika anda sebagai karyawan, anda harus bertahan di sana karena tidak ada lapangan pekerjaan lain, akankah anda masih bertahan?

      Hapus
  31. 1. Kondisi: Saya adalah Karyawan
    Indikator paling sulit menurut saya agar saya dianggap loyal terhadap perusahaan:
    "Mempromosikan perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat umum"
    Menurut saya, tindakan tersebut terlalu berlebihan bagi saya.
    "Apa harus saya promosikan tempat kerja saya agar saya dianggap loyal oleh perusahaan?"
    Tidak perlu kan?
    kecuali pekerjaan saya berada di bagian pemasaran atau promosi yang merupakan tanggung jawab saya, itu beda lagi.

    2. Kondisi: Saya adalah Karyawan
    Indikator paling mudah menurut saya agar saya dianggap loyal terhadap perusahaan:
    "Mau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan aksidental perusahaan"
    Di saat perusahaan mendapatkan masalah darurat, manajer akan melihat siapa saja yang ikut peran serta dalam pemecahan masalah ini.
    Dengan mudahnya, manajer akan menganggap karyawan2 yang ikut serta tersebut sebagai karyawan yang memiliki loyalitas yang tinggi dan lebih menghargai mereka.

    3. Kondisi: Saya adalah pimpinan/manajer
    Indikator paling penting menurut saya dalam mengukur tingkat loyalitas karyawan terhadap perusahaan:
    "Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi"
    Sejauh mana karyawan2 saya mau meluangkan waktunya ke dalam perushaan. Saya menganggap bahwa karyawan2 saya mempunyai loyalitas yang tinggi jika mereka
    selalu mengatakan "tenang saja, saya bisa kerjakan" kapanpun dan dimanapun saya membutuhkannya.

    Itu menurut pendapat saya. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga sependapat dengan saudara samuel,tapi saya mau bertanya? bukankah jika saudarah ikut memasarkan, lalu secara tidak langsung penjualan dari perusahaan tersebut akan mulai meninggkat?dan jika penjualan atau keuntungan dari perusahaan terus mengalami peningkatan maka secara tidak langsung itu juga akan berdampak pada saudara juga kan?seperti THR yang meningkat, gaji pokok meningkat, mungkin fasillitas didalam perusahaanpun akan bertambah baik dan banyak, bukan kah itu juga menjadi keuntungan saudara?terimakasih

      Hapus

      Hapus
  32. Indikator yang paling sulit untuk di penuhi agar dapat disebut loyal dalam suatu organisasi menurut saya pribadi jika menjadi karyawan adalah mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Karena, menurut saya pribadi memang susah untuk mengorbankan kepentingan pribadi, apalagi berkaitan dengan masalah pribadi yang harus segera diselesaikan agar tidak terbawa sampai pekerjaan. Terkadang memang bisa mempertimbangkan lebih mementingkan organisasi, jika kepentingan pribadi tersebut masih bisa di nomor duakan.

    Indikator yang paling mudah untuk di penuhi agar dapat disebut loyal dalam suatu organisasi menurut saya pribadi jika menjadi karyawan adalah tidak bergosip, berbohong atau mencuri dan mempromosikan perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat umum. Menurut saya pribadi, bergosip, berbohong, mencuri itu memang perbuatan yang sangat tidak etis dimanapun, apalagi di tempat kerja. Melakukan pekerjaan dengan jujur itu lebih tenang daripada melakukan pekerjaan dengan cara yang tidak jujur. Melakukan perbuatan tersebut juga dapat merusak citra pribadi dan juga organisasi, jadi menurut saya melakukan perbuatan itu tidak ada untungnya. Bergosip sebagai sesama wanita biasanya memang sering terjadi, namun tidak etis apabila dilakukan di tempat kerja, bergosip bisa dilakukan pada jam-jam istirahat atau setelah jam kerja selesai, karena bergosip itu juga mempengaruhi fokus terhadap pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat terhambat. Dan mempromosikan perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat umum itu juga secara pribadi merasa bangga terhadap perusahaan tempat bekerja, apalagi perusahaan itu sudah memiliki “nama” di masyarakat umum.

    Indikator yang paling penting untuk di penuhi yang harus dimiliki oleh bawahan/karyawan agar mereka bisa dianggap sebagai karyawan yang loyal jika menjadi pimpinan/ manajer adalah tidak bergosip, berbohong atau mencuri. Menurut saya pribadi, indikator ini yang paling penting karena indikator ini jika terjadi dapat memiliki peluang sangat besar dapat merugikan dan merusak citra perusahaan, apalagi jika sampai pada pihak luar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sangat setuju dengan pendapat saudari amel bahwa sangat sulit untuk lebih mengutamakan kepentingan organisasi ketimbang kepentingan pribadi apalagi kalau sudah menyangkut keluarga. tetapi jika masalah pribadi sudah bisa diselesaikan dengan cepat tentu saya akan kembali untuk mengutamakan kepentingan organisasi agar pekerjaan saya pun tidak terbengkalai

      Hapus
  33. Jika saya menjadi karyawan, indikator yang paling sulit saya lakukan adalah pada no 6 yaitu mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi karena itu merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan bagi saya jika menjadi seorang karyawan. Menurut saya, hidup di dunia ini tidak hanya terprioritas untuk pekerjaan saja, tetapi banyak aspek-aspek lain yang perlu kita penuhi. Setiap aspek memiliki proporsi yang berbeda-beda sehingga ketika proporsi pekerjaan kita melebihi batas dan menganggu aspek lain, maka itupun akan merugikan banyak aspek termasuk organisasi sendiri. Mengapa demikian? contoh sederhana jika kita sebagai mahasiswa, memiliki masalah pribadi seperti bertengkar dengan orang tua, pastilah kita menjadi tidak konsentrasi diperkuliahan, badmood, bahkan untuk mau datang kekuliahanpun pasti akan sangat berat. Sama halnya seperti karyawan yang memiliki masalah pribadi diluar pekerjaanya, apalagi jika masalah itu muncul akibat karyawan yang lebih mementingkan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi, mungkin ketika pada saat itu organisasi diuntungkan, tetapi jika ditinjau lebih jauh maka organisasi juga mendapatkan dampaknya negatifnya. Jika karyawan memiliki masalah, maka kinerjanya diperusahaanpun akan menurun, produktivitasnya, dan segala hal yang ia lakukan. Sehingga akan sangat sulit bagi saya untuk mengorbankan kepentingan pribadi saya apalagi yang menyangkut keluarga demi kepentingan organisasi.
    Indikator yang paling mudah untuk dilakukan jika saya menjadi karyawan adalah pada no 1 yaitu tetap bertahan dalam organisasi. Akan sangat mudah dan menyenangkan bertahan di dalam organisasi jika memang konteksnya tujuan saya sejalan dengan tujuan perusahaan, lalu kondisi lingkungan yang sesuai dengan keinginan saya, dan proporsi kinerja saya dan imbalan yang saya dapatpun seimbang sehingga jika dalam kondisi seperti akan sangat mudah untuk saya bertahan dan memberikan yang terbaik yang bisa saya berikan bagi perusahaan, karena perusahaanpun sudah memberikan yang terbaik bagi saya, karena harus ada hubungan timbal balik yang baik jika kita ingin mencapai segala sesuatu yang ada bersama-sama dengan organisasi.
    Jika saya menjadi seorang pimpinan, indikator yang paling untuk dilakukan oleh seorang bawahan adalah pada poin 5 yaitu menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat. Tidak setiap saat para atasan dapat mengawasi dan mengontrol para bawahanya, karena para atasanmu memiliki tugas yang lebih penting seperti mengambil keputusan jangka panjang, dll. Sehingga Jika karyawan dapat memenuhi indikator no 5 ini, maka perusahaan akan sangat kecil memiliki masalah, dan kinerja perusahaanpun dapat berjalan secara optimal, karena para karyawan sudah menyadari dan memiliki rasa "mempunyai" perusahaan, sehingga akan melakukan yang terbaik bagi organisasi dimulai dengan tidak melanggar aturan-aturan yang ada diperusahaan.
    Terimakasih

    BalasHapus
  34. 1. Jika saya sebagai karyawan,indikator yang paling sulit saya penuhi untuk menjadi karyawan yang loyal adalah no.6, tentang mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Alasannya karena tentu saja tujuan utama kita sebagai karyawan adalah gaji/insentif yang tentunya kita butuhkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi kita dibandingkan dengan kebutuhan organisasi. Kemudian,sekarang ini sangat sulit menemukan karyawan yang mau bekerja lebih,baik lembur ataupun di hari libur,tanpa meminta bonus/uang tambahan dari perusahaan,walaupun kebutuhan perusahaan mengenai hal tersebut sangat penting.
    2. Sebagai karyawan,indikator yang paling mudah untuk menjadi seorang karyawan yang dapat disebut loyal adalah indikator no.7 yaitu tidak bergosip,berbohong,atau mencuri. Dengan catatan,perusahaan/organisasi memberikan baik insentif yang setimpal dengan apa yang telah saya berikan bagi perusahaan,juga telah memberikan yang merupakan hak-hak saya sebagai karyawan,maka saya akan memenuhi indikator ini,karena saya merasa sebagai karyawan kebutuhan dan hak-hak saya telah dipenuhi,sehingga saya tidak akan bergosip,berbohong,ataupun mencuri dari organisasi/perusahaan tempat saya bekerja.
    3. Sebagai manajer,indikator yang menurut saya paling penting untuk dimiliki oleh seorang karyawan adalah indikator no.5 yaitu tentang menaati peraturan tanpa perlu pengawasan ketat. Karena dengan memiliki karyawan yang seperti ini,tentu saya sebagai manajer bisa lebih leluasa fokus dalam usaha mengembangkan perusahaan,tanpa dipusingkan oleh pelanggaran yang dilakukan karyawan. Selain itu dengan karyawan yang sadar akan peraturan,tentu kegiatan dalam perusahaan akan berjalan dengan lebih lancar,aman,dan nyaman,yang tentunya akan berdampak pada perkembangan perusahaan ke arah yang lebih baik.

    BalasHapus
  35. 1. Menurut saya, point yang paling sulit untuk dilakukan adalah “Tetap bertahan dalam organisasi”. Dapat dilihat bahwa keadaan perusahaan tidak selalu “di atas” terkadang kondisi perusahaan dapat berada “di bawah” atau dapat dikatakan kondisi perusahaan selalu berubah-ubah tidak pasti. Jika memang pada suatu saat, saya sebagai karyawan tidak merasa puas akan apa yang saya terima dari perusahaan, maka dari sana saya akan berusaha mencari perusahaan yang lebih mampu menjamin kehidupan dan kebutuhan saya sebagai seorang karyawan. Misalnya, saya menemui kesempatan untuk berkarir di perusahaan yang menawarkan gaji yang lebih, fasilitas kerja yang lebih baik, prospek masa depan yang lebih menjanjikan, dll. Maka kemungkinan besar saya akan beranjak meninggalkan perusahaan lama untuk berpindah ke perusahaan yang lebih menjanjikan.
    2. Point yang paling mudah dipenuhi adalah “Mau mengikuti arahan atau instruksi”. Saya sebagai karyawan akan mkengikuti arahan dan instrukisi dalam bekerja supaya pekerjaan saya dapat berjalan dengan baik, dan dapat memberikan kontribsusi sesuai harapan perusahaan. Namun sebaliknya, jika saya tidak mengikuti arahan dan instruksi, maka saya akan mendapatkan masalah dengan pekerjaan juga didalam perusahaan ditempat saya bekerja.
    3. “Menjaga rahasia bisnis perusahaan”. Dengan menjaga rahasia perusahaan, maka karyawan ini juga ikut dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dimana rahasia perusahaan ini sangat penting, agar perusahaan tetap “hidup”. Sebaliknya, jika karyawan membocorkan rahasia perusahaan, maka karyawan tersebut merupakan karyawan yang tidak loyal terhadap perusahaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oktavika Ayu - B

      Saya setuju dengan pendapat Saudari Sishilia Nova tentang point 1 sampai 3. Yang sulit dilakukan yaitu tetap bertahan dalam organisasi, karena pada saat kondisi perusahaan mengalami penurunan, saya sebagai karyawan akan berpindah ke lain perusahaan yang depan menjamin saya tetap berkarir dan dengan gaji seta kenyamanan yang lebih baik. Yang mudah di dipenuhi yaitu mengikuti arahan dan instruksi, karena sebagai karywan saya harus meningkatkan produktivitas kinerja dan ikut serta untuk memajukan perusahaan. Yang paling penting yaitu menjaga rahasia bisnis perusahaan, karena perusahaan memiliki fungsi penting untuk dapat menunjang keyamanan dari isi dalam perusahaan itu sendiri, maka karyawan perlu menjaga nama baik perusahaan. Terimakasih

      Hapus
    2. Saya setuju dengan pendapat dari saudari Oktavika Ayu mengenai pembahasan tentang poin pertama sampai poin ketiga dari saudari Sishilia Nova, memang betul apa yang dikatakan oleh saudari Vika tentang bagaimana seorang karyawan dapat tetap bertahan di dalam suatu organisasi tentu akan mengalami perubahan cara kinerja juga dan penurunan seperti yang dikatakan oleh saudari. Tidaka akan memungkinkan jika tetap bertahan bila sudah merasa mengalami banyak penurunan dalam bekerja di suatu organisasi, alangkah baiknya untuk pindah ke organisasi lain yang dapat menjamin karyawan tetap berkarir beserta dengan kompensasi langsung ataupun tidak langsung dari sebuah organisasi yang baru bila organisasi yang akan dimasuki memberikan keamanan serta kenyamanan dalam karyawan bekerja. Sebagai karyawan yang mengerti tentang bagaimana mengikuti arahan dan instruksi yang baik agar organisasi produktivitas kinerja meningkat serta demi kelancaran dan kemajuan organisasi tersebut.
      Terima Kasih.

      Hapus
  36. 1. Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling sulit untuk saya penuhi agar dapat disebut loyal dalam organisasi yaitu: indikator ke 6, mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Alasan saya memilih indikator ini karena, situasi seperti ini membuat karyawan menjadi dilema dalam memilih. Bagi karyawan kepentingan pribadi dan organisasi sama pentingnya, dan tentunya karyawan menginginkan kepentingan-kepentingan tersebut dapat di jalan kan atau di penuhi dengan baik sehingga karyawan merasa tidak ada yang ditinggalkannya. Dengan kondisi seperti ini karyawan dituntut agar lebih profesional dalam memberikan keputusan. Hal ini terkadang membuat karyawan sulit untuk menunjukan loyalitasnya terhadap organisasinya.
    2. Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling mudah saya penuhi agar dapat disebut loyal dalam suatu organisasi yaitu: indikator ke 1 Alasannya, menurut saya seorang karyawan tentunya akan tetap bertahan di organisasi selama karyawan merasa nyaman bekerja di organisasi tersebut, dan memberikan kontribusi yang terbaik bagi perusahaan misalkan saja seperti pada indikator ke 9 dan ke 16 yaitu ikut berkontribusi dalam kegiatan sosial perusahaan dan mau bekerja sama dan membantu rekan kerja. Sehingga karyawan dapat terlihat loyal terhadap organisasinya.
    3. Jika saya seorang pemimpin atau manajer indikator yang paling penting yang harus dimiliki oleh bawahan/karyawan agar saya anggap karyawan yang loyal yaitu indikator ke 9, 11, 13, dan 16. Alasan saya memilih indikator tersebut, karena menurut saya dengan indikator tersebut dapat menunjukan langsung kontribusi karyawan terhadap organisasi bahwa karyawan tersebut peduli terhadap organisasi. Misalkan saja pada indikator ke-9, bahwa karyawan ikut berkontribusi dalam kegiatan sosial perusahaan. Dengan keikut sertaan karyawan terhadap kegiatan tersebut, seorang manajer bisa menilai karyawan tersebut loyal dengan mempertimbangkan bagaimana caranya karyawan mengartikan kegiatan tersebut.
    Terima kasih

    BalasHapus
  37. 1. Menurut saya jika saya seorang karyawan yang paling sulit saya penuhi agar dapat disebut loyal adalah mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Untuk memilih antara kepentingan pribadi dan perusahaan sangat susah saya jalankan, karena keduanya merupakan hal yang penting. Tetapi disaat saya bekerja yang harus saya prioritaskan lebih dulu adalah bekerja. Karena saya tidak boleh menjalankan kegiatan pribadi yang dapat berdampak pada kepentingan perusahaan.
    2. Selanjutnya yang paling mudah saya penuhi agar saya disebut loyal kepada perusahaan adalah mau mengikuti arahan dan intruksi. Pada saat saya bergabung dalam suatu oerganisasi pekerjaan yang saya lakukan harus berdasarkan pada intruksi dari atasan. Karena intruki yang dikeluarkan sudah dipikirkan dampak baik dan buruknya terlebih dahulu, dan saya sebagai keryawan hanya perlu menjalankan intruksi dan arahan tersebut.
    3. Jika saya seorang pemimpin yang paling penting di miliki oleh bawahan/karyawan yang bisa dianggap sebagai seorang yang loyal adalah menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat, karena dengan adanya kesadaran sendiri untuk mentaati peraturan tanpa harus diawasi berarti mereka sudah menyadari peraturan yang di buat tentu mereka menunjukan loyalitasnya pada perusahaan dengan tidak melakukan hal-hal yang bisa berjung merugikan perusahaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat Saudari Emelinda Lijaya, hal yang sulit dilakukan karyawan yaitu mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Di sini karyawan harus bisa memposisikan dan mendahulukan pekerjaan. Karyawan harus bisa fokus terhadap pekerjaan. Karena ini berhubungan dengan tanggung jawab karyawan terhadap organisasi. Di sini karyawan diuji apakah karyawan tersebut bertanggung jawab terhadap pekerjaan.

      Hapus
  38. 1. hal yang paling sulit dipenuhi bila menjadi karyawan untuk disebut loyal menurut saya adalah mengorbankan kepentingan pribadi karyawan demi kepentingan perusahaan karena dalam nyatanya banyak karyawan yang sulit untuk mengorbankan kepentingan pribadinya untuk kepentingan perusahaan terutama bila kepentingan itu terjadi diluar jam kerja di perusahaan
    2. sebagai karyawan untuk disebut loyal dapat dilakukan dengan hal yang sangat mendasar yaitu dengan membeli dan menggunakan produk dari perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja, hal tersebut memang terlihat sangat simple untuk ukuran loyalitas dari karyawan tetapi bila memang karyawan tersebut merasa perusahaan tempatnya bekerja adalah yang terbaik sehingga ia loyal maka karyawan tersebut juga akan memiliki produk dari perusahaan tempatnya bekerja.
    3. indikator penting dari sisi manajer sebagai penilaian loyalitas karyawan adalah dengan tetap bertahan dalam organisasi meskipun banyak tawaran dari perusahaan lain yang menawarkan insentif yang lebih menggiurkan dibanding yang didapatkannya saat bekerja di perusahaanya yang sekarang.

    BalasHapus
  39. 1. Jika saya seorang karyawan, indikator yang sulit adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Karena mau bagaimanapun juga kepentingan pribadi adalah kepentingan yang harus didahulukan, karena jika tidak demikian tentu kita juga merasa tidak bisa bekerja dengan optimal bila dituntut untuk kepentingan organisasi terus- menerus.
    2. Jika saya seorang karyawan, indikator yang mudah adalah bekerja sama dan membantu rekan kerja. Karena dalam organisasi kita tidak bekerja sendirian, ada rekan-rekan yang juga bekerja bersama dengan kita dan dengan bekerja sama dan membantu rekan kerja yang lain tentu pekerjaan juga akan menjadi lebih udah untuk di tangani.
    3. Jika saya seorang manajer, indikator yang penting adlah menjaga rahasia bisnis dari perusahaan. Karena bila rahasia dalam perusahaan tersebut bocor maka itu bisa sangat merugikan perusahaan, dan hal itu juga menunjukan bahwa karyawan tidak loyal terhadap perusahaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya tidak setuju dengan dengan sodara shambas di nomor 1 , suatu karyawan yang berkompeten adalah yang mau mengorbankan kepentingan dalam organisasi , seorang karyawan harus bisa membagi atau mengatur kepentingan pribadi dan perusahaan , seorang karyawan harus memiki Responsivitas, maksudnya bahwa karyawan harus memiliki kemampuan untuk mengenali kebutuhan perusahaan, menyusun agenda dan prioritas pelayanan organisasi perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi organisasi.

      Hapus
    2. saya setuju dengan pendapat saudara deny . dalam bekerja, kita harus professional.tidak boleh mencampur adukkan urusan pribadi ke dalam urusan pekerjaan.Apabila kita setengah-setengah dalam bekerja tentu saja tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal.Lalu apabila karyawan sudah tidak niat bekerja dalam perusahaan tentu juga akan merugikan kedua pihak baik dan perusahaan karena bagi karyawan hal tersebut akan membuang-buang waktu lalu perusahaan tidak dapat berproses maksimal

      Hapus
  40. 1. Menurut saya, indikator yang paling sulit untuk dipenuhi agar disebut loyal adalah "Membeli dan menggunakan produk perusahaan" karena menurut saya, kebutuhan dan selera setiap orang berbeda-beda, bisa saja di tempat saya bekerja memproduksi barang-barang yang menurut saya tidak begitu penting dan kurang cocok dengan apa yang saya inginkan, tentu saya tidak akan membeli produk tersebut walaupun saya bekerja di perusahaan itu

    2. Indikator yang paling mudah dipenuhi agar disebut loyal adalah "Mau bekerja sama dan membantu rekan kerja" karena sudah seharusnya dalam perusahaan kita saling membantu dan bekerja sama, selain dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, dengan begitu akan lebih memudahkan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya

    3. Jika saya seorang manajer, indikator paling penting yang harus dimiliki karyawan yaitu "Menjaga rahasia bisnis perusahaan" karena yang namanya rahasia, tentu tidak boleh dibocorkan kepada orang lain khususnya perusahaan pesaing karena akan membawa kerugian bagi perusahaan kita sendiri dan jika karyawan bisa menjaga rahasia perusahaan dengan baik, menurut saya otomatis karyawan tersebut bisa dikatakan loyal

    Terima Kasih

    BalasHapus
  41. 1. Indikator yang sulit untuk dipenuhi karyawan yaitu tidak bergosip,berbohong atau mencuri. Disini saya lebih menekankan pada tidak berbohong. Mengapa? Karena semua manusia memang sulit untuk menjadi orang yang jujur sepenuhnya dalam hal kecil ataupun besar. Di dalam suatu perusahaan seorang karyawan pasti pernah berbohong, jika karyawan tersebut melakukan kesalahan yang fatal atau berbohong untuk menguntungkan dirinya sendiri, bisa juga dia berbohong agar tidak kena marah oleh managernya,
    2. Indikator yang paling mudah untuk dipenuhi yaitu Mau mengikuti arahan atau instruksi, karena sebagai karyawan yang bekerja disuatu perusahaan sudah wajib mengikuti arahan atau instruksi perusahaan agar karyawan dapat bekerja dengan baik dan lancar lalu dapat menghasilkan kontribusi yang baik untuk perusahaan itu sendiri, selain itu agar karyawan bisa tertib dan tidak bertindak semaunya sendiri.
    3. yang paling penting adalah menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat, karena selain kita dapat melihat apakah karyawan tersebut mempunyai sikap yang baik di dalam perusahaan, seorang manager pasti sulit untuk mengawasi karyawannya yang sangat banyak maka dari itu jika para karyawan dapat menaati peraturan tanpa perlu pengawasan ketat dapat melancarkan system kerja di dalam perusahaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. syandi_3103011260

      saya ingin menanggapi pendapat saudara kevin pada poin ke 3..
      saya kurang setuju bahwa tidak perlu pengawasan pada karyawan. menurut saya pengawasan perlu dilakukan secara rutin untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas/pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan, kebijaksanaan yang telah di gariskan dan perintah ( aturan ) yang di berikan. Pengawasan yang dilakukan dalam perkantoran memiliki tujuan dan manfaat bagi keberlangsungan organisasi perusahaan. Adapun tujuan dari pengasan dan manfaatnya adalah sebagai berikut :
      Tujuan Pengawasan
      1. Meningkatkan kinerja organisasi secara kontinu, karena kondisi persaingan usaha yang semakin tinggi menuntut organisasi untuk setiap saat mengawasi kinejanya.
      2. Meningkatkan efisiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu atau mengurangi penyalahgunaan alat atau bahan.
      3. Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai, dan dapat dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai.
      4. Mengoordinasi beberapa elemen tugas atau program yang dijalankan.
      5. Meningkatkan keterkaitan terhadap tujuan organisasi agar tercapai.

      Manfaat Pengawasan
      1. Membantu memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh organisasi
      2. Membantu pegawai dalam meningkatkan produktifitas karena kesadaran akan kualitas dan kuantitas output yang dibutuhkan
      3. Menyediakan alat ukur produktifitas pegawai atau aktifitas yang objektif bagi organisasi
      4. Mengidentifikasi beberapa hal yang membuat rencana tidak sesuai dengan hasil yang dicapai, dan memfasilitasi pemodifikasiannya
      5. Membantu pencapaian kerja sesuai tingkat atau deadline yang ditetapkan

      langkah-langkah proses pengawasan yaitu:

      a. Menetapkan Standar
      Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka secara logis hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
      b. Mengukur Kinerja
      Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
      c. Memperbaiki Penyimpangan
      Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

      Perusahaan dapat melakukan pengawasan dengan membentuk tim pengawas khusus di tiap-tiap bagian operasional perusahaan sehingga karyawan dapat diawasi dengan mudah,
      terima kasih...

      Hapus
    2. Saya setuju dengan pendapat saudara Kevin tentang poin ke 1.Karena setiap manusia pasti memiliki rasa egoisme. Ketika setelah mendapatkan sesuatu pasti manusia akan ingin yang lebih lagi. dan karna didasari rasa tidak pernah puas, hal itu mendorong manusia untuk berpikir instan. bisa saja melalu berbohong, seseorang mendapatkan keuntungan dengan lebih instan. hal ini lah yang menurut saya sampai sekarang sangat sulit ditanggulangi. meskipun karyawan tersebut telah berjanji / berkomitmen, belum tentu hal itu menjadi jaminan karyawan tersebut dapat selalu jujur.

      Hapus
  42. 1. Menurut saya indikator yang paling sulit saya penuhi agar disebut loyal terhadap perusahaan adalah mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan perusahaan. Alasan saya karena sebagai karyawan saya tidak lepas dari tanggung jawab di luar pekerjaan saya. Ketika saya selesai dalam bekerja, saya akan kembali ke keluarga saya, dan saya mempunyai hak untuk beristirahat. Dan saya tidak harus dituntut bekerja di luar jam wajib bekerja.
    2. Menurut saya indikator yang mudah saya lakukan agar saya disebut loyal terhadap perusahaan adalah mau bekerja sama dan membantu rekan kerja. Karena ini merupakan kewajiban saya dalam bekerja bersama tim dalam perusahaan. Dan saya berusaha membantu rekan kerja saya bila sedang mengalami kesulitan saat bekerja.
    3. Menurut saya yang harus dimiliki seorang karyawan sebagai indikator bahwa karyawan loyal adalah menjaga rahasia bisnis perusahaan. Karena dalam bisnis, rahasia perusahaan sangat penting agar bisa bersaing dengan perusahaan lain. Tetapi bila karyawan saya sendiri yang membocorkan rahasia perusahaan, berarti dia tidak mempunyai rasa tanggung jawab dan etika dalam bekerja. Ini merupakan indikator bahwa dia sudah tidak loyal terhadap perusahaan. terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. syandi_3103011260

      saya setuju dengan pendapat saudara marcelino..

      Bahwa karyawan wajib menjaga rahasia Perusahaan dan bila ia menduduki suatu jabatan, maka ia wajib menjaga rahasia jabatan yang disandangnya. Membocorkan rahasia Perusahaan ataupun rahasia jabatan adalah suatu pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi. Yang dimaksud dengan rahasia jabatan adalah rahasia Perusahaan yang diketahui oleh seorang Pekerja karena jabatannya ataupun karena tugasnya.
      terima kasih...

      Hapus
  43. 1. Menurut saya, indikator yang paling sulit yaitu membeli dan menggunakan produk perusahaan karena produk yang dijual oleh perusahaan belum tentu sesuai dengan apa yang saya inginkan, harapkan, dan butuhkan. Bila ingin membeli suatu produk, maka itu harus sesuai dengan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh tiap individu. Kalau produk yang dijual oleh perusahaan tidak sesuai dengan yang saya butuhkan dan inginkan maka saya tidak akan memaksakan diri saya untuk membeli dan menggunakan produk tersebut. oleh karena itu, karyawan diboleh dianggap tidak loyal hanya karena tidak membeli dan menggunakan produk dari perusahaan tempatnya bekerja.
    2. Indikator yang paling mudah agar karyawan disebut loyal yaitu mau mengikuti arahan atau instruksi karena jika kita mengikuti arahan atau instruksi maka atasan atau manajer kita akan dengan mudah membimbing kita untuk melakukan tugas-tugas yang telah diberikan dan akan membuat manajer merasa bahwa instruksi atau arahan yang diberikan itu ternyata diikuti atau dilaksanakan dengan baik oleh karyawan. Selain itu, dengan mengikuti arahan dari manajer itu dapat melatih kita dalam pekerjaan kita dan nantinya akan memberikan dampak positif bagi karyawan maupun bagi diri kita sendiri.
    3. Menurut saya, jika saya seorang pimpinan maka indikator yang paling penting untuk dimiliki karyawan saya yaitu tidak bergosip, berbohong, atau mencuri karena tindakan tersebut sangat tidak mencerminkan perbuatan yang baik dan loyal. Dengan melakukan hal tersebut, itu akan membuat pandangan orang-orang luar terhadap perusahaan menjadi buruk dan nantinya akan merugikan banyak orang (semua yang bekerja di perusahaan itu) termasuk diri kita sendiri sebagai karyawan yang melakukan hal tersebut.
    Terima Kasih.

    BalasHapus
  44. Jika saya seorang karyawan, maka indikator paling sulit yang harus saya penuhi agar disebut loyal dalam organisasi adalah indikator nomer 6, yaitu mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Mengapa? Karena pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan dan kehidupannya masing-masing. Setiap karyawan mempunyai keluarga, teman, dan kesibukan lain diluar organisasi yang juga penting. Hal ini akan semakin sulit saat karyawan sedang dalam proses beradaptasi dengan lingkungan organisasi, maka karyawan tersebut masih belum menemukan ‘titik nyaman’ di perusahaan tersebut. Apabila ukuran loyalitas adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi, maka hal tersebut adalah hal yang paling sulit dilakukan karena seringkali karyawan belum merasa menjadi bagian dalam organisasi tersebut.
    Sebaliknya, indikator yang paling mudah saya lakukan agar disebut loyal dalam organisasi adalah indikator nomer 9, yaitu Ikut berkontribusi dalam kegiatan social perusahaan. Saya adalah seorang yang sangat menyenangi kegiatan sosial. Bagi saya, keberadaan kita dan keberadaan organisasi sebenarnya harus diarahkan bagi kesejahteraan orang banyak, baik didalam organisasi maupun diluar organisasi. Dalam pembangunan Indonesia saat ini, tidak bisa bila hanya satu dua orang saja yang merasakan kesejahteraan, tetapi satu dua orang tersebut harus menggandeng satu dua orang lain agar merasakan kesejahteraan hidup. Pembangunan hendaknya dirasakan oleh semua, dan menurut saya suatu perusahaan yang makmur sangat berpeluang untuk ambil bagian dalam perkembangan Indonesia dalam berbagai aspek.
    Jika saya seorang manajer/pimpinan, maka indikator yang paling saya harapkan pada karyawan saya adalah indikator nomer 1, yaitu tetap bertahan dalam organisasi. Kekuatan dan kelemahan perusahaan sebenarnya terletak pada sumber daya perusahaannya. Pertumbuhan perusahaan pasti berfluktuasi, kadang diatas, kadang juga dibawah. Hal yang sulit adalah saat perusahaan dibawah, bagaimana karyawan mau bekerjasama untuk kembali membangun perusahaan dan tidak meninggalkan perusahaan. Hal ini berkaitan juga dengan indikator nomer 6 yaitu mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Indikator ini akan mendukung organisasi terutama disaat-saat sulit perusahaan.

    BalasHapus
  45. 1. Menurut saya yang susah dipenuhi agar dianggap loyalitas terhadap organisasi adalah mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi karna hampir bahkan tidak semua orang rela meninggalkan waktunya bersama dengan keluarga maupun waktu pribadinya demi perusahaan. Jika karyawan tersebut melakukan hal tersebut berarti karyawan sangat memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya dan loyalitasnya. Sangat menguntungkan dan menjadi aset penting bagi perusahaan.
    2. Menurut saya mudah dipenuhi agar kita dianggap loyal oleh perusahaan yaitu mau menawarakan saran-saran untuk perbaikan karena kita tahu memberikan masukan lebih mudah dan banyak cara untuk mengatakannya. Bagi beberapa orang memberikan banyak saran membuat oranglain menambah banyak wawasan/ pengetahuan serta pengalaman untuk memberikan solusi bagi orang lain, tetapi bagi orang yang mendapatkan saran mungkin akan sedikit jengkel karena saya sering memberikan masukan tapi tidak turun langsung untuk membantu.
    3. Saya akan merasa senang jika karyawan saya pada saat bekerja tidak bergosip, berbohong, atau mencuri ditambah karyawan mau mempromosikan perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat umum karena dengaan karyawan mempromosikan kepada masyarakat secara sukarela tanpa ada perintah atau paksaan dari atasan, hal itu merupakan loyalitas bagi saya sebagai manajer. Jika karyawan melakukan hal tersebut berarti kryawan PUAS dan senang telah bekerja di perusahaan saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sependapat dengan point no 1, memang sangat sulit memilih antara Keluarga atau Pekerjaan yg memiliki tnggung jawab yg besar. namun apabila kita memiliki keluarga yg mengerti akan situasi seperti ini, akan sngt mmbntu dalam dukungan kerja kryawan. komunikasi dan keseimbangan wktu antara keluarga dan karier perlu diperhatikan.
      untuk piont no 2, saran harus diimbangi dengan kerja nyata yg sesuai dgn permasalahan perusahaan.

      Hapus
  46. 1. Jika saya menjadi karyawan, indikator paling sulit menurut saya adalah mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Sebagai contoh saja kepentingan keluarga. Menurut saya, keluarga tetaplah yang nomor 1. Biarpun saya harus dipecat karena lebih mementingkan keluarga, saya rela. Pekerjaan masih bisa dicari atau kalau kita kreatif kita bisa menciptakan pekerjaan sendiri, tetapi kalau keluarga tidak akan bisa dicari.

    2. Indikator yang paling mudah jika saya adalah seorang karyawan adalah mentaati peraturan tanpa pengawasan yang ketat. Karena sejak kecil saya sudah dididik dilingkungan yang sangat ketat dan disiplin. Mulai TK sampai perguruan tinggi saya masuk yayasan yang berbasis Katolik, dimana sekolah-sekolah Katolik dikenal karena kedisiplinannya dalam mentaati peraturan yang ada. Jadi, untuk mentaati peraturan dlm organisasi menurut saya cukup mudah tanpa harus diawasi secara ketat karena sudah terbiasa.

    3. Jika saya sebagai atasan, indikator yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang karyawan adalah tetap bertahan dalam organisasi. Sebagai ilustrasi jika perusahaan yang saya miliki sedang dalam keadaan susah, pasti akan banyak karyawan yang mengeluh bahkan ingin keluar dari perusahaan. Jika banyak karyawan yang tidak betah dengan keadaan perusahaan saya dan ingin keluar dari perusahaan, maka cepat atau lambat perusahaan saya akan mengalami kemerosotan bahkan gulung tikar. Karena itu karyawan yang sangat setia dan loyal terhadap perusahaan sangat penting menurut saya untuk membantu perusahaan apabila terjadi hal demikian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. syandi_3103011260

      saya ingin bertanya kepada saudara yoga...
      menurut anda, indikator penting yang harus dimiliki karyawan adalah tetap bertahan dalam organisasi, jadi, apa yang harus dilakukan perusahaan agar karyawan tetap bertahan dalm organisasi?
      terima kasih..

      Hapus
    2. terima kasih atas pertanyaan saudari syandi

      yang akan saya lakukan adalah tidak memperlakukan karyawan seperti bawahan, melainkan seperti teman sendiri. dengan cara sering berkomunikasi, makan bersama, dll. selain itu saya juga akan memberikan reward bagi karyawan yang loyal dan berprestasi bagi perusahaan, menjamin kesejahteraan tenaga kerja, memberikan asuransi, ketepatan membayar gaji tiap bulan.
      terima kasih.....

      Hapus
  47. 1. Menurut saya, jika saya adalah seseorang karyawan, indikator yang paling sulit saya penuhi agar saya dapat disebut loyal dalam suatu organisasi adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi, karena saya tidak bisa mengorbankan masalah pribadi jika masalah tersebut bersifat mendadak atau aksidental karena bagi saya keluarga adalah nomor satu.

    2. Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling mudah untuk saya lakukan dalam organisasi sehingga saya disebut loyal adalah bersedia bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan, karena lembur adalah suatu tuntutan juga pada pekerjaan. Jadi bagi saya yang paling mudah adalah lembur untuk menyelesaikan pekerjaaan.

    3. Jika saya adalah seorang manajer dalam perusahaan, sikap/indikator yang penting untuk dimiliki oleh seorang karyawan adalah tidak bergosip, berbohong ataupun mencuri. Karena saya menuntut kejujuran dari karyawan-karyawan yang akan bekerja pada perusahaan saya yang saya pimpin, dan itu adalah bentuk loyalitas dari karyawan terhadap pekerjaannya dan pihak perusahaan menghargai tentang hal tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingin menanggapi pernyataan saudara Antoni

      jika anda berkata indikator paling mudah adalah bersedia bekerja lembur, maka anda tentu lebih mementingkan kepentingan perusahaan daripada kepentingan pribadi, dimana menurut anda mengorbankan kepentingan pribadi adalah indikator yang anda anggap paling sulit dilakukan. apabila suatu saat, saat anda bekerja lembur, terjadi sesuatu yang tidak terduga pada keluarga anda, dan keluarga anda sangat membutuhkan anda. bukankah ini sangat bertolak belakang? tolong dijelaskan.
      terima kasih

      Hapus
    2. saya menanggapi pernyataan saudara Yoga
      memang, saya lebih mementingkan keluarga daripada pekerjaan, akan tetapi saya akan melihat situasi se urgent apa masalah keluarga tersebut, jika urusan keluarga tersebut tidak terlalu urgent, maka saya akan memilih lembur. Tetapi sebaliknya jika saya memiliki urusan keluarga yang benar-benar urgent, maka saya akan menghentikan pekerjaan tersebut sementara. Terima kasih.

      Hapus
  48. 1. menurut saya jika saya sebagai karyawan, indikator yang paling sulit saya penuhi agar saya dapat disebut loyal dalam suatu organisasi adalah Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. karena kepentingan pribadi seperti kepentingan lebih penting dari pada kepentingan organisasi. sebagai contoh bila ada keluarga saya yang meninggal dan organisasi atau perusahaan memberi saya pekerjaan yang mendadak saya akan menolak sebab keluarga lebih penting.

    2.jika saya seoramg karyawan, indikator yang paling mudah saya penuhi agar saya dapat disebut loyal dalam suatu organisasi adalah Tidak bergosip, berbohong atau mencuri. sebab bergosip, berbohong atau pun mencuri hamya membuat kita menjadi jelek dimata teman atau atasan kita.

    3. Jika saya sebagai atasan, indikator yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang karyawan adalah tetap bertahan dalam organisasi atau perusahaan. karena karyawan pasti ada titik jenuh atau bosan dalam perusahaannya, pasti karyawan sewaktu-waktu akan meninggalkan organisasi atau perusahaan.

    BalasHapus
  49. 1. Yang paling sulit jika menjadi karyawan adalah bertahan dalam organisasi, karena bila sudah tidak cocok dengan organisasi maka bila diteruskan akan berdampak tidak betah dalam organisasi dan bekerja akan menjadi beban, dan bila ada tawaran dari luar yang lebih menggiurkan serta merasa akan nyaman di organisasi yang baru tersebut, maka itu akan sulit untuk bertahan dan cenderung akan menerima tawaran yang lebih menggiurkan apalagi untuk yang belum berkeluarga dan ingin mencari banyak tantangan dan pengalaman.
    2. Yang paling mudah adalah mau mengikuti arahan dan instruksi, karena dalam bekerja selalu diberi arahan dan instruksi. Melakukan pekerjaan sehari-hari mengikuti arahan dan instruksi merupakan suatu hal yang menjadi biasa, tidak terlalu membebani dan tidak membutuhkan banyak pengorbanan. Seperti melakukan pekerjaan seperti biasa saja, namun sudah dianggap loyal pada organisasi
    3 yang paling penting adalah menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat, bila itu sudah terpenuhi berarti menandakan karyawan sadar dan peduli pada organisasi, dan tentunya loyal, maka dalam mengatur dan memotivasi akan sangat mudah dilakukan pada karyawan yang seperti ini karena kesadaran timbul dengan sendirinya tanpa paksaan.

    BalasHapus
  50. 1. Menurut saya adalah no 5, yaitu Menaati Peraturan Tanpa Perlu Pengawasan yang Ketat. Karena sbagai karyawan tidak selalu diawasi, peusahaan menyebutkan tidak boleh bermain HP saat bekerja, tetapi saat karyawan bosan mereka akan bermain HP saat bekerja. Contoh lainnya adalah saat jam makan siang, karyawan mendahului dan atau lebih dari jam yang ditentukan, misalnya : jam makan siang adalah jam 12 sampai jam 1 siang, tetapi karyawan sudah mulai makan siang jam 11.45 dan berakhir jam 13.10 siang
    2. Menurut saya adalah no 12, yaitu Mau mengikuti arahan atau instruksi karena seorang karyawan memang tugasnya mengikuti arahan atau instruksi dari pimpinan dan jika arahan dapat dieksekusi dengan baik maka pimpinan akan sangat senang. Jadi karyawan hanya mencatat langkah-langkah yang sudah diberi lalu melakukan dan menurut saya ini yang paling mudah
    3. Menurut saya adalah no 16, yaitu Mau bekerja sama dan membantu rekan kerja karena semua karyawan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisah, jika salah satu tidak mau bekerja sama maka tidak akan disukai oleh sesama karyawan dan dinilai tidak loyal terhadap perusahaan karena tidak memberikan semua terhadap perusahaan. Dan jika dilihat dari sudut pimpinan, maka pimpinan akan menilai karyawan sbagai orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak loyal pada perusahaan

    BalasHapus
  51. 1. Menurut saya adalah no 8, yaitu Membeli dan menggunakan produk perusahaan karena belum tentu produk tersebut sesuai dengan kebutuhan primer karyawan dan karyawan tentu akan merasa keberatan dalam membeli dan menggunakan produk perusahaan karena hanya akan menghabiskan pengeluaran
    2. Menurut saya adalah no 9, yaitu Ikut berkontribusi dalam kegiataan sosial perusahaan karena dalam kegiatan sosial kita mengorbankan tenaga dan waktu tetapi di satu sisi berbagai kepedulian dan keceriaan kepada masyarakat yang tentunya selain meningkatkan citra perusahaan karyawan akan dianggap sebagai karyawan yang loyal
    3. Menurut saya adalah no 3, yaitu Menjaga rahasia bisnis perusahaan karena jika rahasia bisnis perusahaan (seperti : pemasok bahan, resep produk, dll) sampai diketahui oleh pihak luar maka akan muncul pesaing dan membuat perusahaan menjadi lebih sulit. Jadi ini sebabnya menjaga rahasia perusahaan sangat penting

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan jawaban saudari hana pada no 3, bahwa menjaga rahasia bisnis perusahaan merupakan hal yang paling penting, karena suatu perusahaan bisa dikatakan suatu keluarga dan karyawan pun termasuk bagian dari keluarga tersebut, dan sebagai bagian dari keluarga/organisasi tentunya harus bisa menjaga privasi organisasi nya sehingga nama baik organisasi tetap terjaga. Apabila karyawan mampu menjaga rahasia bisnis perusahaan, berarti karyawan tersebut peduli dan loyal terhadap perusahaan tersebut. terima kasih

      Hapus
  52. Menurut saya yang paling susah untuk dilakukan agar disebut loyal sebagai karyawan adalah tidak bergosip karena pada dasar nya seseorang pasti akan mencari bahan pembicaraan tertentu bersama dengan rekan kerjanya saat istirahat atau makan siang. Yang paling mudah dilakukan oleh seorang karyawan agar dapat disebut loyal adalah bersedia bekerja lembur untuk perusahaan, karena bekerja lembur merupakan hal yang mudah walaupun menyita waktu kita tetapi kita juga mendapatkan uang lelah nya. Yang harus dimiliki oleh seorang karyawan di pandangan seorang pimpinan ialah karyawan harus mau menaati peraturan tanpa pengawasan yang ketat karena apabila semua karyawan memiliki sikap demikian makan perusahaan akan berjalan dengan baik serta kinerja meningkat tanpa adanya pelanggaran tertentu serta dapat negefiesien kan waktu.

    BalasHapus
  53. Menurut saya no 6 itu yang paling susah. Karena menurut saya keluarga itu yang terpenting dari apa pun. Dan yang paling tidak susah adalah no 14 karena saya tipe orang yang jujur. Karena menurut saya kejujuran itu memiliki nilai yang lebih tinggi dari apa pun. Dan yang paling penting jika saya menjadi seorang manajer adalah no 3. Karena sangat susah untuk menjaga rahasia perusahaan. Perusahaan itu sangat dekat dengan karyawan. Jika karyawan tersebut tidak dapat menjaga rahasia perusahaan maka akan memberikan dampak buruk kepada perusahaan.

    BalasHapus
  54. Menurut saya yang paling susah untuk dilakukan karyawan agar dapat disebut loyal adalah menaati peraturan tanpa pengawasan yang ketat karena umumnya karyawan tidak mungkin tidak melanggar peraturan, pasti ada saja pelanggaran yang dilakukan baik kecil maupun besar. Yang mudah dilakukan oleh karyawan agar dapat disebut loyal adalah merawat properti perusahaan dan tidak memboroskannya, karena properti tersebut juga merupakan milik kita, jadi kita juga harus merawat nya dengan baik. Yang harus dimiliki oleh seorang karyawan agar dapat disebut loyal dari sisi pemimpin ialah mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi, karena bila karyawan memiliki sikap demikian maka kinerja pekerjaannya akan meningkat serta maksimal tanpa terganggu oleh kepentingan pribadi nya.

    BalasHapus
  55. 1. Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling sulit dipenuhi adalah nomer 6 “Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi”. Alasannya, sebagai karyawan pada dasarnya bekerja adalah untuk memenuhi kepentingan pribadi. Semua hasil kerja baik itu pendapatan maupun penghasilan pada akhirnya digunakan untuk kesejahteraan karyawan itu sendiri. Disinilah kenapa pribadi sangatlah penting, oleh karena itu kepentingan pribadi menjadi agak sulit dikalahkan oleh kepentingan organisasi.
    2. Jika saya seorang karyawan, indikator yang paling mudah untuk dimiliki adalah nomer 12 “Mau mengikuti arahan atau instruksi”. Alasannya adalah dalam bekerja tentu saja mengikuti arahan dan instruksi yang ada didalam perusahaan. Dengan mengikuti arahan dan instruksi yang ada akan terasa lebih gampang dalam melakukan pekerjaan yang kita lakukan dan akan membuat kita nyaman dalam bekerja.
    3. Jika saya seorang pimpinan/manajer, indikator yang paling penting dimiliki oleh karyawan adalah nomer 3 dan 7. Alasan saya memilih nomer 3 “Menjaga rahasia bisnis perusahaan” yaitu rahasia perusahaan adalah asset paling penting yang dimiliki oleh perusahaan dan sungguh tidak pantas untuk disebarluaskan diluar perusahaan. Jika rahasia perusahaan bocor maka pesaing kita akan mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dan alasan saya memilih 7 yaitu “Tidak bergosip, berbohong atau mencuri”. Jika seorang karyawan bergosip ke orang lain tentang hal buruk perusahaan dan itu belum benar maka akan membuat citra perusahaan menjadi turun/jelek. Dan begitu juga kejujuran adalah hal yang terpenting untuk dimiliki seorang karyawan.

    BalasHapus
  56. menurut saya yang paling sulit di lakukan adalah bekerja tanpa harus di awasi ketat karena hal ini perlu kesadaran dari individu untuk mau dan sadar patuh pada aturan perusahaan sedangkan yang paling mudah dilakukan menurut saya adalah membeli produk perusahaan karena menurt saya membeli produk perusahaan sama halnya dengan konsumen yang mencoba barang baru bila cocok lakukan pembelian ulang bila tidak tidak membeli lagi. Dan yang paling penting menurut saya adalah karyawan harus bisa menjaga apa yang menjadi rahasia perusahaaan karena disini karyawan harus merasa perusahaan tempat ia bekerja seolah olah perusahaannya sendiri sehingga apa yang menjadi rahasia tidak do.bawa keluar dan menjadikan bumerang bagi perusahaan tempat bekerja

    BalasHapus
  57. 1.Menurut saya yang sulit dilakukan oleh karyawan adalah no 6 “Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi” , karena bagi sebagian orang kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan organisasi dimana kepentingan organisasi dapat dijalankan apabila kepentingan pribadi sudah terselesaikan sehingga aktivitas tidak terganggu dengan kepentingan pribadi.
    2.Sebagai karyawan indicator yang paling mudah yaitu no 2 “ bersedia bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan” karena dengan lembur pekerjaan dapat terselesaikan sehingga tidak ada penundaan pekerjaan sehinnga kita sebagai karyawan dapat dilihat oleh perusahaaan sebagai karyawan yang bertanggung jawab.
    3.Menurut saya yaitu “ mau bekerja sama dan membantu rekan kerja, karena dengan kerja sama dpat membantu hubungan yang baik antar rekan antara rekan kerja sehingga akan mendukung kemajuan perusahaan tersebut. Terima kasih

    BalasHapus
  58. 1. Indikator yang paling sulit dipenuhi agar dapat disebut loyal dalam suatu organisasi adalah mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Saya memilih indikator tersebut karena terkadang kepentingan pribadi seperti kepentingan keluarga sangat sulit untuk dikorbankan demi kepentingan organisasi. Mengapa kepentingan keluarga menurut saya susah dikorbankan? Karena salah satu alasan kita untuk kita bekerja adalah memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga sehingga keluarga merupakan salah satu sumber untuk memotivasi dalam bekerja. Di satu sisi apabila saya tidak mengorbankan kepentingan keluarga maka bisa saja saya dianggap sebagai karyawan yang tidak loyal dan tidak mementingkan organisasi.

    2. Indikator yang paling mudah dipenuhi agar disebut loyal dalam suatu organisasi adalah merawat properti perusahaan dan atau tidak memboroskannya. Saya memilih indikator tersebut karena properti perusahaan merupakan alat yang digunakan untuk mendukung pekerjaan sehingga saya otomatis saya akan berusaha merawat barang tersebut agar tidak rusak dan saya dapat bekerja dengan baik.

    3.Jika saya merupakan pimpinan/manajer perusahaan, indikator yang paling penting yang harus dimiliki oleh bawahan/karyawan agar mereka bisa saya anggap sebagai karyawan yang loyal adalah menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat. Saya memilih indikator tersebut karena apabila karyawan dapat menaati peraturan karena kesadarannya sendiri maka karyawan sudah merasa menjadi bagian dari organisasi tersebut sehingga ia akan melakukan peraturan-peraturan yang ada dengan taat dan tidak merasa tertekan.

    Terima Kasih.

    BalasHapus
  59. Menurut saya, dari poin-poin diatas yang paling sulit diimplementasika adalah tetap bertahan dalam organisasi dan mau mengorbankan kepentingan pribadi demi organisasi. Saya memilih poin tersebut karena, jika motivasi karyawan bekerja hanya sekedar kompensasi saja, maka karyawan akan mudah berpindah pada perusahaan lain yang memberinya kompensasi lebih besar. Sebagian besar orang cenderung untuk memproritaskan kepentingan pribadinya daripada kepentingan orang lain, dalam kasus ini adalah organisasi. Karena orang bekerja demi memenuhi kebutuhan pribadinya bukan untuk memenuhi kebutuhan organisasi tempat ia bekerja.

    Menurut saya yang mudah diimplementasikan adalah bekerja secara aman dan mau mengikuti arahan atau instruksi. Sebagian orang pasti akan mengutamakan keamanan dalam bekerja. Karena jika terjadi kecelakaan dalam bekerja, itu akan merugikan dirinya sendiri karena akan mengganggu produktivitasnya. Jika karyawan bekerja secara aman otomatis ia akan mengikuti instruksi atau arahan dari atasannya demi keselatan dirinya sendiri.

    Menurut saya yang paling penting yang harus dimiliki karyawan dalam bekerja adalah tetap bertahan dalam organisasi dan mampu menjaga rahasia bisnis perusahaan. Karena dari sisi perusahaan jika karyawan banyak yang berpindah, perusahaan memerlukan waktu serta biaya lebih untuk merekrut dan melatih karyawan baru. Juga karyawan harus dapat menjaga rahasia bisnis perusahaan agar tidak diketahui oleh pesaing.

    BalasHapus
  60. 1.mau mengorbankan kepentingan pribadi demi organisasi,karena pada dasarnya kepentingan kepentingan pribadi selalu menjadi hal yang utama,keluarga misalnya orang akan bekerja kerja keras demi membahagiakan keluarganya itu adalah motivasi paling utama agar seseorang bekerja lebih dan lebih lagi tapi karena tuntutan organisasi seorang karyawan harus rela bekerja di luar kota dan jauh dari keluarganya sendiri,hal ini membuat karyawan ingin pergi dari perusahan agar bisa bersama keluarganya
    2.merawat properti perusahaan dan tidak memboroskannya,orang seperti ini adalah orang yang bertanggung jawab,karena saat seseorang mampu menjaga milik orang lain tanpa ada yang memintanya maka orang tersebut sudah loyal terhadap apa yang dia kerjakan
    3.menaati peraturan tanpa perlu pengawasan ketat,ini hal yang tidak mudah pada dasarnya manusia suka dengan kebebasan dan jika ada karyawan yang mampu menjalankan dengan baik maka mereka adalah karyawan yang loyal sehingga mampu melakukan sesuatu tanpa berpura-pura.

    BalasHapus
  61. 1. Menurut saya, apabila saya seorang karyawan, indicator yang paling sulit saya lakukan yaitu mau mengikuti arahan atau instruksi. Karena seringkali apa yang diperintahkan oleh perusahaan bertentangan dengan keinginan saya. Sedangkan apa yang saya inginkan seringkali bertentangan dengan kebutuhan perusahaan.

    2. Jika saya seorang karyawan indikator yang mudah untuk dipenuhi adalah menaati aturan karena sudah merupakan kewajiban yang harus dilakukan jika sudah bergabung dalam organisasi tersebut.

    3. Menurut saya sebagai manajer indikator yang paling penting adalah Karyawan yang akan melakukan whistleblowing sebagai bentuk perwujudan loyalitas tetap dituntut untuk memperhatikan dampak setelah melakukannya baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Dan meskipun dalam perusahaan tersebut karyawan tersebut diperlakukan tidak adil oleh perusahaan.

    BalasHapus
  62. Menurut saya indikator yang paling sulit di penuhi adalah indikator nomer 6 yaitu mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi .karena setiap karyawan mempunyai kepentingan nya sendiri2 tidak mungkin seorang karyawan mau mengorbankan kepentingan keluarganya yang sakit demi meeting di luar negeri.
    Kalo indikator paling mudah yaitu tidak bergosip,berbohong,atau mencuri. Karena kita sebagai karyawan harus tau mana jam kerja mana waktu istirahat untuk mengobrol. Dan kita seorang pekerja diharus kan untuk selalu jujur terhadap perusahaan agar ingin karirnya menanjak.
    Kalo indikator paling penting adalah menjaga rahasia bisnis perusahaan. Perusahaan harus benar2 menanamkan perilaku bahwa segala rahasia bisnis perusahaan harus dijaga baik2 oleh karywan walaupun karyawan tersebut hendak keluar dari perusahan. Agar semua formula atau taktik yang di miliki perusahaan tidak diketahui oleh pesaing.

    BalasHapus
  63. Menurut saya yang paling sulit adalah Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Setiap orang pasti punya kepentingan pribadi masing" dan sebagai pribadi hal ini sangat sulit untuk dikesampingkan, malah diutamakan daripada kepentingan yang lain, karena kita sebagai manusia jauh lebih loyal kepada keluarga daripada yang lain. Dan urusan pribadi juga susah dikorbankan karena menyangkut kehidupan pribadi kita juga.

    Menurut saya yang lebih mudah adalah poin 9 Ikut berkontribusi dalam kegiatan social perusahaan. Ketika kita karyawan ditawarkan untuk berpatisipasi dalam kegiatan sosial. Kita tentu mau mengikutinya. Karena selain dipandang loyal, kita juga bisa mendapatkan beberapa pengalaman dan keakraban dengan rekan kerja,

    Menurut saya sebagai manajemen, indikator yang paling penting adalah poin 6. Jika karyawan berani mengorbankan urusan pribadinya demi perusahaan, berarti dia benar" loyal kepada perusahaan

    BalasHapus
  64. 1.Indikator yang paling sulit saat menjadi karyawan adalah: “Membeli dan menggunakan produk perusahaan”. Karena belum tentu selera dan kebutuhan dari karyawan sama seperti produk yang jual oleh perusahaan. Saya ambil contoh karyawan counter samsung tidak menggunakan handphone tipe samsung malah menggunakan handphone tipe sony. Walaupun karyawan tersebut bekerja di counter samsung belum tentu kebutuhan, selera, spesifikasi handphone, dan harga yang di tawarkan dari tempat ia bekerja sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari karyawan tersebut.
    2.Indikator yang paling mudah saat menjadi karyawan adalah: “Bekerja secara aman”. Sebab jika seorang karyawan bekerja dengan aman ( sesuai dengan aturan atau prosedur ) dari perusahaan, maka apa yang akan dikerjakan akan terasa aman tanpa perlu ada nya kekhawatiran.
    3.Indikator yang paling penting saat menjadi manajer adalah: “Tetap bertahan dalam organisasi”. Karena untuk mebuat karyawan bisa bertahan dan merasa nyaman disebuah perusahaan bukanlah hal yang mudah. Agar karyawan dapat bertahan dalam organisasi yaitu dengan membuat aturan, sistem dan kebijaksanaan yang konsisten, serta memberikan reward pada karyawan. Dan “Menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang ketat”. Karena ketika perusahaan memiliki karyawan yang tidak patuh dengan aturan yang berlaku maka kinerja yang dihasilkan juga tidak akan optimal, karena apabila seorang karyawan hanya menaati peraturan karena adanya pengawasan ketat dari manajer saja dan ketika tanpa adanya pengawasan yang ketat karyawan tidak lagi menaati peraturan yang berlaku dan bertindak seenaknya.

    BalasHapus
  65. 1. menurut saya indikator yang paling sulit adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan perusaan karena setiap karyawan dalam perusahaan pasti memiliki kehidupan pribadi di luar urusan pekerjaan contohnya kelurga komunitas dan juga mungkin hobby yang di miliki untuk mengorbankan kepentingan itu mungkin akan sulit apa lagi bila seseorang sudah meikah dan memiliki keluarga pasti akan sulit bila dia harus mengorbankan kepentingan keluarga demi kepentingan perusahaan
    2. yang paling muda untuk di lakukan adalah membantu dan berkerja sama dengan rekan kerja kita karena dalam suatu perusahhan pasti kita akan memiliki rekan kerja dan pada suatu saat kita pasti akan juga membutukan bantuan dari rekan kerja kita tersebut maka dari itu kita harus dapat bekerja sama dan saling membantu rekan sekerja kita
    3. indikator yang dapat di lihat bila seorang karyawan memiliki loyalitas adalah bila seorang karyawan mau bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu itu dapan menjadi indikator seorang karyawan yang memilikim loyalitas

    BalasHapus
  66. 1. indikator yang sulit adalah dengan mengorbankan kepentingan pribadi untk kepentingan perusahaan karena semua orang memiliki kepentingan pribadi apalagi bila dia sudah berkeluarga
    2. indikator yang mudah adalah dengan mengikuti arahan dari perusahaan karena setiap karyawan memiliki kewajiban untuk mengikuti arahan dari perusahaan
    3. indikator yang dapan mengukur loyalitas adalah bila seorang karyawan mau bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dengan demikian menunjukan bahwa kaeyawan tersebut memiliki rasa tanggung jawab atas perusahaan tempat dia berkerja

    BalasHapus
  67. jika saya seorang karyawan, indikator yang paling sulit dipenuhi agar dapat disebut loyal dalam suatu organisasi adalah mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi karena bagaimana pun juga masalah pribadi lebih penting apalagi kalau ada masalah keluarga, saya merelakan meninggalkan pekerjaan untuk keperluan keluarga

    indikator yang paling mudah adalah tetap bertahan dalam organisasi karena bagi saya sebagai karyawan jika sudah merasa nyaman dengan suatu organisasi, dengan pekerjaan - pekerjaan yang menurut saya bisa saya kerjakan dengan baik maka tidak sulit untuk saya penuhi

    jika saya sebagai pimpinan, indikator yang paling penting yang harus dimiliki karyawan adalah menjaga rahasia bisnis perusahaan karena merupakan aset penting perusahaan maka jangan sampai diketahui oleh pesaing

    BalasHapus
  68. Kelas A / 3103011047

    1. Jika saya menjadi karyawan indikator yang paling sulit saya penuhi adalah mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi, karena pasti ada kepentingan-kepentingan pribadi yang tidak bisa diganggu dan organsisasi semestinya harus mengerti itu. Misalnya, organisasi meminta Adi untuk lembur, sedangkan seusai pulang kerja Adi akan merayakan ulang tahun anaknya, dan tidak mungkin Adi menerima permintaan organisasi untuk lembur, dan organisasi harus memahami itu.
    2. Menurut saya yang paling mudah adalah menawarkan saran-saran untuk perbaikan. Karena mungkin dengan memberikan saran-saran tersebut akan membuat organisasi lebih maju lagi, Atau setidaknya dengan saran-saram teraebut organisasi bisa terpicu untuk menjadi lebih baik lagi.

    3. Jika saya seorang pemimpin atau manajer indikator paling penting yang dimiliki karyawan adalah menjaga rahasia bisnis perusahaan, karena jika karyawan bisa menjaga rahasia bisnis kita, karyawan tersebut tentu membantu kita agar kelemahan-kelemahan perusahaan tidak diketahui oleh pesaing. Karena menurut saya rahasia utama yang dicari oleh pesaing adalah kelemahan-kelemahan dan strategi perusahaan. Dan jika karyawan bisa menjaga itu, saya kira karyawan tersebut memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.

    BalasHapus
  69. Menurut Saya Indikator yang paling sulit adalah mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Karena setiap karyawan pasti mempunyai kepetingan yang lain di luar kepentingan organisasi kecuali jika memang karyawan tersebut lebih memilih pekerjaannya dari pada orang lain mungkin mereka masih mau mengorbankan kepentingan pribadinya untuk kepentingan organisasi.

    Point yang paling mudah yang dapat di jalankan adalah mentaati peraturan tanpa pengawasan yang ketat karena setiap organisasi pasti mempunyai peraturan yang harus di taati oleh karyawan dan sebagai karyawan sudah seharusnya mentaati peraturan yang sudah di buat oleh organisasi tersebut.

    Menurut saya jika menjadi seorang manajer indokator yang paling penting adalah menjaga rahasia bisnis perusahaan, karena jika salah satu karyawan tidak dapat menjaga rahasia perusahaan maka perusahaan lain dapat meniru cara kita untuk mendapatkan keuntungan dan kemungkinan perusahaan kita mengalami kerugian
    Terima Kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya mau bertanya kepada saudara Aloysius, anda mengatakan bahwa hal yang paling mudah dilakukan agar anda bisa disebut loyal kepada perusahaan adalah menaati peraturan tanpa pengawasan yang ketat. Hal itu berarti jika ada peraturan dengan pengawasan, anda cenderung untuk melanggarnya? Bukankah semua peraturan dibuat untuk ditaati oleh semua anggota organisasi, dan diawasi oleh pihak berwenang, serta akan ada sanksi jika melanggarnya? kalo anda melanggar peraturan yang terdapat pengawasan berarti anda tidak bisa disebut loyal dengan perusahaan?

      Hapus
    2. Saya ingin menanggapi pendapat saudara Aloysius berkaitan tentang poin "menaati peraturan tanpa pengawasan yang ketat" pula.
      Menurut saya, sebenarnya membuat karyawan menaati peraturan tanpa pengawasan merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan. Lebih sering kita temui karyawan yang melanggar aturan saat tidak memperoleh pengawasan. Hal ini dikarenakan karyawan kurang atau bahkan tidak merasa sebagai bagian dari organisasi, apalagi kini banyak dipekerjakan pekerja lepas atau kontrak yang statusnya tidak tetap sehingga komitmennya terhadap perusahaan pun lebih lemah. Kepedulian karyawan untuk menerapkan budaya organisasi dan peraturan perusahaan pun sebagai dampaknya melemah pula.
      Apakah yang dapat dilakukan perusahaan agar karyawan dapat menaati peraturan tanpa pengawasan sekalipun melihat kondisi di atas?

      Terima kasih^^

      Hapus
  70. 1. Menjaga rahasia bisnis perusahaan, karena harus menjaga kualitas erusahaan jangan bocor ke orang lain.
    2. Mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi
    3. Menaati peraturan tanpa perlu pengawasan yang keta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kepada Saudara Herman, saya mau menanyakan beberapa hal, yaitu tentang mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. contoh nya apa ya dikatakan mau mengorbankan kepentingan pribadinya?
      terus bagaimana caranya saudara menjaga rahasia bisnis supaya tidak bocor ke orang lain?
      terima kasih

      Hapus
  71. Kepada Saudara Herman, saya mau menanyakan beberapa hal, yaitu tentang mau mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. contoh nya apa ya dikatakan mau mengorbankan kepentingan pribadinya?
    terus bagaimana caranya saudara menjaga rahasia bisnis supaya tidak bocor ke orang lain?
    terima kasih

    BalasHapus
  72. menurut saya, sebenarnya dalam hal untuk membuat karyawan dalam menaati peraturan tanpa sebuah pengawasan itu merupakan hal yang sulit untuk orang lakukan tanpa diwujudkan. Lebih sering kali kita menemukan karyawan yang suka melanggar peraturan yang ada dan saat tidak memperoleh pengawasan yang lebih ketat. hal tersebut juga dapat di karenakan karyawan yang sangat kurang atau bahkan tidak merasa sebagai menjadi bagian dari organisasi / perusahaan tsb, apalagi juga kini banyak pekerjaan yang berat yang dilakukan oleh pekerja lepas atau kontrak yang statusnya tidak tetap di organisasi sehingga banyak komitmennya terhadap perusahaan/organisasi pun jadi lebih lemah dan kondisi perusahaan akan tertimpah masalah yang lebih besar dan tidak bisa memajukan perusahaan dengan baik. untuk itu Kepedulian terhadap karyawan untuk menerapkan sebuah budaya organisasi dan juga peraturan yang ada di perusahaan pun juga sebagai dampaknya untuk melemahkan perusahaan / organisasi pula. Apakah yang bisa dapat dilakukan oleh perusahaan agar dapat karyawan juga menaati peraturan yang ada tanpa pengawasan yang ketat sekalipun melihat kondisi yang terjadi di atas? maka di perlukan untuk sebuah pekerjaan agar karyawan disebuah organisasi menjadi lebih baik dan perusahaan akan semakin maju bila karyawan bisa bekerja sama untuk sama-sama membangkitkan usaha itu jauh lebih baik dan bisa memajukan perusahaan dengan baik...

    BalasHapus