Selasa, 07 Juni 2011

Pengembangan dan Perubahan Organisasional

Pennings, J. M. 1987. Structural contingency theory: a multivariate test. Organization Studies, 8 (3): 223-240.

A.     Alasan  dan Tujuan Penelitian
Adanya debat seputar isu-isu yang berhubungan dengan metodologi dan konsep tentang pendekatan kontingensi dalam teori organisasi, mendorong penulis untuk ikut terlibat dalam debat tersebut dengan menulis artikel ini. Studinya berangkat dari pendekatan dua variabel riset kontingensi dengan  memperhatikan beberapa lingkungan organisasional dan  variabel kinerja secara simultan. Ia juga bermaksud mengembangkan solusi methodological  untuk isu-isu organisasi yang mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya.
B.     Metodologi
Data dikumpulkan dari bank komersial besar di Northeastern US. Informasi dari  manager  cabang sebanyak 108, platform people sebanyak 198, tellers sebanyak 1180, dan customer sebanyak 2354.
Pengukuran variabel: dimensi lingkungan diaplikasikan pada daeran yang dimiliki oleh kantor cabang; dimensi informal arrangements mencakup kualitas komunikasi, slope power dan total jumlah power pada isu terkait dengan cabang, frekuensi pertemuan, dan kebebasan berekspresi; keefektifan organisasional mencakup rata-rata kepuasan konsumen dengan kualitas pelayanan bank, pendapatan bunga, total pengeluaran dan pengeluaran yang tak dapat dikontrol.
C.     Hasil
Hasil anova dan regresi menunjukkan bahwa walaupun dimensi struktural terasosiasi secara kuat dengan indikator keefektifan, efek interaksi pada indikator ini secara umum lemah. Hal itu menunjukkan terbatasnya relevansi untuk memajukan teori kontigensi. Tes sedemikian tidak dapat mengungkap kontribusi bersama atribut yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan terhadap keseluruhan kondisi kongruens.
Dua alternatif desain telah dieksplorasi untuk menguji kontigensi berganda. Yang pertama menganggap/memikirkan pola desain dalam term deviation scores, sementara yang lain mengadopsi suatu prosedur analisi canonical untuk menginvestigasi dimensi yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan secara simultan.
Tabel 1 menunjukkan korelasi product moment antara  pengukuran distance dan empat indikator keefektifan organisasional. Diharapkan bahwa inkongruensi antara pengukuran structural dan environtmental sebagai disimpulkan dari deviation scores, akan secara negatif diasosiasikan dengan indikator tersebut. Sedangkan tabel 2 menunjukkan bobot canonical dan koefisien korelasi canonical  untuk unit yang efektifitasnya rendah dan yang tinggi, secara berturut-turut.
D.     Diskusi dan Kesimpulan
Studi ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya tetapi berbeda dalam beberapa asumsi. Beberapa studi sebelumnya mengasumsikan one-to-one match antara satu variabel environtmental dengan structural dan menguatkannya dengan korelasi product moment sederhana di antara mereka.
Dalam studi ini, equifinality direview dengan pengertian functional equvalence and multiple, kontigensi dual. Studi ini membahas interaksi berganda antara variabel yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan. Studi ini juga tidak bermaksud pergi terlalu jauh dan memberikan suatu pairwise typology organisasi dan lingkungan.
Hal yang dapat disimpulkan dalam studi ini  adalah bahwa studi ini  telah memberikan dua strategi untuk menguji pendekatan kontigensi dan menemukan bahwa kongruensi antara variabel-variabel yang berkenaan dengan struktur dan lingkungan memprediksi variasi keefektifan organisasional.
E.     Keterbatasan penelitian
Keterbatasan penelitian berhubungan dengan kenyataan bahwa banyak realitas organisasional tidak dapat diuji dengan model linear causal, padahal studi ini menggunakan model tersebut.

=o0o=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar