(Diringkas dari: Wiscombe, Janet. 2001. Can pay
for performance really work?. Workforce Management, 80, 8: 28 –
34)
Pemberian kompensasi
berdasarkan kinerja (pay for performance)
dalam suatu organisasi dapat diwujudkan apabila:
- Sistem itu harus dapat diukur dan objektif: Kompensasi berdasarkan kinerja memang lebih mudah digunakan dalam organisasi pabrikasi (manufacturing) atau terkait dengan pekerjaan yang hasilnya kuantitatif (misalnya, jumlah penjualan, aktivitas, dsb). Akan tetapi, pada organisasi jasa, sistem ini sudah banyak diadopsi. Organisasi menilai kinerja anggotanya dan meranking mereka yang berada dalam posisi yang sama dalam kategori terbaik, sedang, dan terjelek. Setiap kategori memiliki persentase berbeda dalam total bonus yang diberikan oleh organisasi. Tantangannya adalah bagaimana organisasi harus menetapkan penilaian yang obyektif sehingga pengkategorian tersebut sungguh-sungguh mendekati kenyataan kondisi pekerja.
- Sistem itu harus dirancang untuk pencapaian tujuan seluruh organisasi: Tujuan organisasi harus menjadi patokan utama dalam penetapan sistem kompensasi. Apabila penekanan bonus lebih pada jumlah produk yang dihasilkan, organisasi dapat terancam mengalami penurunan kualitas produknya. Organisasi harus dapat mengidentifikasi peran setiap bagian sampai pada level terendah (mis: cleaning service)dalam pencapaian tujuan organisasi. Peran tersebut itulah yang dijadikan dasar dalam penetapan kompensasi mereka.
- Jumlah insentif atau bonus yang ditawarkan organisasi harus cukup berarti bagi pekerja.
- Semua anggota organisasi diikutkan dalam program atau sistem tersebut.
- Anggota organisasi tahu apa yang diharapkan organisasi dengan penerapan system tersebut
- Ada komitmen dari organisasi untuk melatih dan mengembangkan pekerja agar mencapai standar yang diharapkan
Sistem tersebut justru
akan mudah gagal, apabila:
- Sistem tersebut menempatkan pekerja pada kondisi saling menjatuhkan antara yang satu dengan yang lain.
- Sistem tersebut menekankan pada satu capaian tertentu yang memungkinkan pekerja melakukan kecurangan atau mengabaikan pekerjaan lainnya. (ketika penekanan pada jumlah perbaikan yang dilakukan pada unit reparasi maka pekerja akan cenderung merekomendasikan perbaikan yang sebenarnya tidak perlu pada pelanggan).
- Sistim tersebut sangat subjektif
Ada beberapa prinsip
yang harus diperhatikan agar Sistem Kompensasi Berdasarkan Kinerja dapat
dilaksanakan, yaitu:
- Kesuksesan bergantung pada kemauan pimpinan atau manager secara individual untuk membuat penilaian yang objektif pada karyawannya.
- Manager harus mau membedakan dengan jelas kinerja yang diharapkan organisasi dengan kinerja yang sebaliknya.
- Sistem berbasis kompetensi harus dipakai untuk mengukur kinerja individu bukan berdasarkan perilaku-perilaku tertentu yang ditetapkan oleh organisasi
- Sistem harus selalu dievaluasi dan ditindaklanjuti.
- Rencana penerapan suatu system harus dikomunikasikan dengan jelas, terus-menerus, dan dengan sederhana (mudah dipahami)
- Kesuksesan penerapan sitem tersebut sangat bergantung pada pelatihan, peneguhan kembali, dan komitmen organisasi secara keseluruhan.
Bahan Diskusi:
Pilihlah satu atau lebih pernyataan dalam ringkasan di atas yang menarik
menurut Saudara dan jelaskan alasannya. Selain itu, dapat juga menanyakan pernyataan yang belum dipahami. Selamat Berdiskusi.....
Menurut saya saya memilih pernyataan nomer 6, hal ini dikarenakan agar supaya sistem kinerja dalam sebauah perusahaaan atau organisasi berjalan dengan berhasil dan sukses harus dilandasi dengan adanya perusahaan mengadakan pelatihan terhadap kinerja karyawannya, rasa komitmen dasar untuk dapat menjalankan sistem kinerja dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat memiliki visi dan misi ke arah tujuan yang baik di masa depan perkembangan perussahaan atau organisasi ini dengan lancar.
BalasHapusShel, nomor 6 coba pahami dalam konteks ini: misalnya perusahaan ingin meningkatkan profit 50 % dari tahun sebelumnya dan perusahaan tahu bahwa itu mungkin dicapai salah satunya adalah menekan produk cacat dari 10 % menjadi 1%. Perusahaan kemudian menetapkan bahwa bonus yang diberikan pada bagian produksi didasarkan pada pengurangan produk cacat tapi perusahaan itu tidak membantu pekerjanya antara lain lewat pelatihan untuk meningkatkan keahlian pekerjanya. Bagaimana pekerja itu melihat "iming-iming bonus" yang ditawarkan perusahaan itu? Bukankah mereka justru bisa frustrasi karena merasa target yang diberikan kepada mereka itu terlalu sulit untuk dicapai sedangkan perusahaan tidak membantu mereka untuk mencapainya?
HapusSaya coba membantu menjawab, menurut saya iming-iming bonus yang ditawarkan perusahaan tidak sebanding dengan apa yang dilakukan oleh pekerja bagian produksi. sebab pekerjaan di bagian produksi mempunyai tanggung jawab yang besar dan akan memakan biaya lagi jika produknya gagal atau rusak.
HapusKarena itu keberhasilan suatu kompensasi berdasarkan kinerja ditentukan oleh "Kesuksesan penerapan sistem tersebut sangat bergantung pada pelatihan, peneguhan kembali, dan komitmen organisasi secara keseluruhan".
Saya ingin mengucapkan terima kasih buat Ardian dan menjawab pertanyaan atau commentar pak runtu, para pekerja tentunya akan senang dan menerima melihat iming-iming bonusnya dan jika para pekerja tidak tergiur dengan iming-iming bonus yang berlebihan, pastii para karyawannya dapat bekerja dengan baik dan produk Perusahaan dapat diolah oleh karyawan sebagai Sumber Daya Manusia yang bekerja dan tidak hanya mengandalkan iming-iming bonus tetapi rasa komitmen dan sikap bekerja keras demi pekerjaan dan menjadi karyawan teladan di dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya dan mendapatkan profit atau laba.
HapusSaya pilih nomor nomor 3, jika bonus yang ditawarkan organisasi cukup berarti bagi pekerja, berarti pekerja tertarik dengan bonus itu, dan untuk mendapatkan bonus itu maka pekerja akan berusaha untuk bisa menjadi pekerja yang diinginkan organisasi. Singkatnya, bonus yang ditawarkan harus menarik agar menjadi penyemangat pekerja untuk tujuan organisasi.
BalasHapusSaya memilih nomor 5. Anggota organisasi tahu apa yang diharapkan organisasi dengan penerapan system tersebut. Jadi pihak organisasi harus membuat anggotanya mngerti tentang apa tujuan organisasi. Maksudnya adalah memberitahukan anggotanya, bahwa untuk mencapai tujuan, kita tidak boleh saling menjatuhkan sama sesama anggota. Organisasi harus memberikan pemahaman kepada anggotanya, bahwa kita ini adalah satuan anggota organisasi, jadi tidak boleh saling menjatuhkan sesama anggota demi mendapatkan bonus. Karena dengan saling menjatuhkan anggota, maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Maka bersainglah dengan santai dan sehat.
BalasHapusbagi saya nomor 2. dikarenakan hal tersebut sangat tegas dan tertata dan tidak mencari atau menginginkan adanya penurunan kualitas produk. dan juga adil dalam pembagian kompensasi karena sesuai peran yang diduduki pekerja itu pada saat itu.
BalasHapusMenurut saya nmr 4. Sistem harus selalu dievaluasi dan ditindaklanjuti sangat menarik untuk diperhatikan, karena tiap akhir dari suatu kinerja sangat perlu adanya evaluasi, hal itu untuk menunjang peningkatan kinerja, kemudian setelah dievaluasi langkah selanjutnya yaitu tindak lanjut yang nyata yang akan diambil untuk kelangsungan kinerja berikutnya. Sesuai dengan perencanaan semula
BalasHapusnomor 5. Anggota organisasi tahu apa yang diharapkan organisasi dengan penerapan system tersebut. Jadi pihak organisasi harus membuat anggotanya mngerti tentang apa tujuan organisasi. Maksudnya adalah memberitahukan anggotanya, bahwa untuk mencapai tujuan, kita tidak boleh saling menjatuhkan sama sesama anggota.
BalasHapussaya memilih nomer 5, karna dalam suatu sistem organisasi harus adanya komunikasi yang jelas dalam suatu penerapan sistem , supaya setiap organisasi mengerti apa yang diharapkan organisasi dengan penerapan sistem tersebut.
BalasHapusAnggota organisasi tahu apa yang diharapkan organisasi dengan penerapan system tersebut,agar dapat sama-sama menguntungkan baik pekerjanya maupun oraganisasi yang memberikan kompensasi tersebut
BalasHapusMenurut saya pernyataan yg menarik adalah no 5 yaitu penerapan suatu sistem ataupun organisasi harus dilandasi dengan komunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang baik maka sesuatu yang ingin di sampaikan dapat tersampaikan dengan baik..komunikasi yg baik sgt di perlukan oleh organisasi karena dalam organisasi selalu dibutuhkan kerjasama kelompok...apabila komunikasinya tdk baik maka organisasinya juga tidak akan berjalan dengan baik..
BalasHapusYang menurut saya menarik ada di bagian yg ke 4, "Sistem harus selalu dievaluasi dan ditindaklanjuti". Hal ini dimaksudkan agar sistem tersebut bisa berjalan dengan baik, karena dimana-mana suatu sistem tidak akan berjalan dengan lancar pasti ada salah satu kendala yang akan ada di sistem tersebut. Dengan tindak pengevaluasian ini dimaksudkan agar kekurangan sistem yang lama bisa diperbaiki dan ditindaklanjuti menjadi suatu sistem yang lebih sempurna dari yang sebelumnya.
BalasHapusSaya memilih nomer 5, karena suatu rencana penerapan suatu system harus dikomunikasikan dengan sangat jelas. Karena dengan komunikasi yang sangat jelas dan baik akan membuat penerapan suatu system di dalam organisasi akan menjadi baik pula.
BalasHapusMenurut saya. Saya memilih nomor 5 karena Rencana penerapan suatu system harus dikomunikasikan dengan jelas, karena komunikasi adalah hal ang paling penting dalam suatu organisasi. Bila komunikasi baik maka organisasi dpt berjalan dengan lancar.
BalasHapussaya memilih nomer 4 karena sebuah sistem yang ada dalam suatu perusahaan harus d evaluasi dan di tindak lanjuti untuk mengetahui apakah sistem yang telah di terapkan dalam suatu perusahaan tersebut berguna atau tidak tetepi stelah perusahaan itu mempraktekan sistem tersebut di dalam perusahaan tersebut
BalasHapussaya memilih nomer 3 yakni jumlah insentif atau bonus yang ditawarkan organisasi harus cukup berarti bagi pekerja. karena jumlah insentif dan bonus yang ditawarkan organisasi dapat menimbulkan motivasi atau keinginan bekerja lebih keras dari biasa yang dilakukan oleh pekerja. sehingga pekerja terpacu dan bekerja lebih keras lagi untuk mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan. Disini sama" menguntungkan karena omzet organisasi naik akibat target penjualan tercapai dan karyawan pun mendapat bonus yang lebih pula.
BalasHapussaya setuju dengan pernyataan erwin dengan insentif atau bonus yang ditawarkan organisasi harus cukup berarti bagi pekerja.tetapi ada yg mau saya tanyakan kepada erwin...apakah dengan memberikan bonus kepada karyawan membuat karyawan itu niat bekerja keras???dan apakah bonus itu selalu jadi daya dongkrak perusahaan untuk memberikan semangat kerja bagi karyawannya???thxx mas bro...
Hapussaya memilih nomer 1 karena suatu rencana penetapan sistem tergantung kepada manajer atau pemimpin untuk menilai kinerja pegawai baik apa benar apabila kinerja pegawai asal-asalan malah mengakibatkan kerugian besar pada perusahaan,jd manajer hrs menilai pegawai mana yg memiliki kinerja yang terus berkembang nantinya dan membantu untuk meningkatkan kinerjanya dengan trus melatihnya untuk mengembangkan trus bakatnya
BalasHapussaya memilih nomer 4 karena untuk menghasilkan sistem yang baik diperlukan evaluasi pekerjaa dan kinerja dari situ kita dapat mengetahui perkembangan sseorang karyawan dalam pekerjaannya sehingga perusahaan dpt memberikan kompensasi yang sesuai.
BalasHapusMenurut saya, saya memilih no 3 karena jumlah insentif itu harus berarti dulu bagi seorang pekerja yang melakukanya , tujuanya ialah agar , pekerja mau dan semangat untuk melakukan peningkatan penjualan , akibat bonus yang dapat membuat pekerja senang, dan semangat.
BalasHapusMenurut saya, saya memilih nomer 6, hal ini karena alasannya dalam suatu organisasi para karyawannya harus diseleksi dan dilatih keterampilan atau skillnya untuk menjalankan pekerjaannya yang sesuai dengan kemampuannya dengan adanya dasar tetap rasa memegang komitmen dalam bekerja di dalam Organisasi ini, agar Organisasi tersebut dapat berkembang dengan adanya rasa komitmen dari para karyawannya dan memiliki para karyawan yang memiliki skill atau keterampilan yang baik dan teladan yang membawa dampak positif ke dalam Organisasi ini.
BalasHapusMenurut saya , no 3 karena manusia dijaman sekarang butuh yang namanya insentif apalagi dalam bentuk uang, tujuanya adalah seorang pekerja dapat memacu dirinya untuk memberikan hasil semaksimal mungkin utnuk perusahaan.
BalasHapussaya memilih no 6 karena dengan adanya komitmen dari tiap-tiap pekerja dalam suatu organisasi maka akan memperlancar kinerja setiap program dari organisasi. Dengan lancarnya setiap program yang ada maka kompensasi dapat berjalan dengan lancar.
BalasHapussaya memilih nomor 2, karena bagi saya kompensasi itu diberikan secara adil sesuai dengan peran masing-masing, karena suatu peran menjadi dasar untuk penempatan sebuah kompensasi dan dalam memberikan bonus tidak menekankan pada jumlah produk yang dihasilkan yang berpengaruh pada turunnya kualitas produk tersebut.
BalasHapusMenrurt saya, rencana penerapan suatu system harus dikomunikasikan dengan jelas, terus-menerus, dan dengan sederhana.
BalasHapusdengan adanya komunikasi yang jelas mengenai sistem dalam suatu organisasi, dapat membantu para karyawan / bawahan memahami apa yang diharapkan / diinginkan organisasi dan membuat karyawan termotivasi untuk dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkkan dalam organisasi tersebut. sehingga secara tidak langsung juga dapat membantu organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya.
saya memilih nomer 4 karena sebuah sistem yang ada dalam suatu perusahaan harus d evaluasi dan di tindak lanjuti untuk mengetahui apakah sistem yang telah di terapkan dalam suatu perusahaan tersebut sesuai dengan visi atau misi dari perusahaan agar perusahan lebih tau hal mana yg harus ditindak lanjuti terlebih dahulu sesuai dengan evaluasi yg diterapkan ..
BalasHapusSaya memilih nomer 6 sistem itu harus dirancang untuk pencapaian tujuan seluruh organisasi alasannya karena tujuan organisasi harus menjadi patokan utama dalam penetapan sistem kompensasi, tetapi organisasi perlu memberikan bonus yang seimbang agar tidak terdapat penurunan dalam kualitas produknya. Dan juga para pekerja perlu bersaing secara sehat di dalam organisasi tersebut agar tidak terjadi rasa iri / saling menjatuhkan antar sesama pekerja lain yang telah bekerja secara maksimal..
BalasHapusRalat, maksud saya nomer 2..
HapusMenurut pendapat saya..memilih no 3,4 dan 6..karena dr nomer 4 pertama anggota organisasi belum tentu kenal dengan 1 anggotanya dan terkadang bisa jadi koonflik..dengan ada di adakan suatu program mungkin buisa adanya saling kerjsama antar organisasi,nomer 3..ada nya jumlah intesif atau bonus yg di tawarkan di organisasi..terkadang anggota perlu motivasi dalam kerja..dengan adanya bonus yg di tawarkan mereka bs saja mengejar target untuk mendapatkan bonus..dan terakir nomer 6 ada komitmen dr organisasi untuk melatih dan mengembangkan pekerja u/ mncapai standar..terkadang pekerja mengerjakan asal"an..dan dengan adanya komit dr organisasi mereka jd bisa semakin tertantang dalam bekerja... Dan mereka bisa membuat rencana bagaimana bisa mencapai hasil yg maksimal dan bisa mencapai target..dengan adanya motivasi dan komit dr organisasi dari situ mereka melatih dan mengembangkan pekerjaan mereka
BalasHapusMenurut pendapat saya..memilih no 3,4 dan 6..karena dr nomer 4 pertama anggota organisasi belum tentu kenal dengan 1 anggotanya dan terkadang bisa jadi koonflik..dengan ada di adakan suatu program mungkin buisa adanya saling kerjsama antar organisasi,nomer 3..ada nya jumlah intesif atau bonus yg di tawarkan di organisasi..terkadang anggota perlu motivasi dalam kerja..dengan adanya bonus yg di tawarkan mereka bs saja mengejar target untuk mendapatkan bonus..dan terakir nomer 6 ada komitmen dr organisasi untuk melatih dan mengembangkan pekerja u/ mncapai standar..terkadang pekerja mengerjakan asal"an..dan dengan adanya komit dr organisasi mereka jd bisa semakin tertantang dalam bekerja... Dan mereka bisa membuat rencana bagaimana bisa mencapai hasil yg maksimal dan bisa mencapai target..dengan adanya motivasi dan komit dr organisasi dari situ mereka melatih dan mengembangkan pekerjaan mereka
BalasHapusMenurut pendapat saya..memilih no 3,4 dan 6..karena dr nomer 4 pertama anggota organisasi belum tentu kenal dengan 1 anggotanya dan terkadang bisa jadi koonflik..dengan ada di adakan suatu program mungkin buisa adanya saling kerjsama antar organisasi,nomer 3..ada nya jumlah intesif atau bonus yg di tawarkan di organisasi..terkadang anggota perlu motivasi dalam kerja..dengan adanya bonus yg di tawarkan mereka bs saja mengejar target untuk mendapatkan bonus..dan terakir nomer 6 ada komitmen dr organisasi untuk melatih dan mengembangkan pekerja u/ mncapai standar..terkadang pekerja mengerjakan asal"an..dan dengan adanya komit dr organisasi mereka jd bisa semakin tertantang dalam bekerja... Dan mereka bisa membuat rencana bagaimana bisa mencapai hasil yg maksimal dan bisa mencapai target..dengan adanya motivasi dan komit dr organisasi dari situ mereka melatih dan mengembangkan pekerjaan mereka
BalasHapusMenurut saya nomor 3 menarik untuk dipahami,karena dengan adanya sistem kompetensi atau pengukuran kinerja individu, maka perusahaan akan tahu kinerja yang di miliki antar individu, dan perusahaan akan lebih di mudahkan untuk pembagian pemberian kompensasi.
BalasHapusmenurut saya memilih no 6 dkarenakan setiap pekerjaan membutuhkan komitmen dan pelatihan yg cukup agar qt dapat melakukan pekerjaan dg baik dan mendapat hasil yg baik juga
BalasHapusyth. Bapak Julius Runtu,
BalasHapusSaya adalah mahasiswa Widya Mandala yang akan memasuki semester 5, saya bingung dengan konsentrasi yang akan saya ambil. Saya ingin bertanya mengenai hal-hal yang menyangkut tentang manajemen SDM.
Menurut Bapak Julius, karakteristik atau sifat apa yang harus dimiliki oleh seorang manajer SDM?
Selain itu, saya ingin bertanya apakah perbedaan antara staff SDM dengan staff HRD?
Lalu, saya banyak mendengar bahwa biasanya yang lebih diunggulkan dalam mengisi pekerjaan SDM adalah lulusan psikologi, jika demikian apakah keunggulan dari program manajemen SDM di Widya Mandala?
Berikutnya saya ingin menanyakan apa saja kendala ataupun tantangan yang akan saya hadapi jika kelak saya menjadi seorang manajer SDM?
Jika saya nanti lulus dengan memilih konsentrasi SDM, pekerjaan apa yang bisa saya dapat bagi seorang fresh graduate seperti saya?
Lalu, saya pernah dengar bahwa banyak terjadi rasisme di dalam suatu perusahaan, sehingga perusahaan lebih memiliki kecenderungan memilih manajer SDM dengan etnis tertentu dengan alasan karena mayoritas buruh-buruh di perusahaan tersebut memiliki etnis tertentu. Bagaimanakah tanggapan Bapak Julius mengenai hal ini? Apakah saya yang memiliki etnis yang berbeda dengan para buruh akan mengalami kesulitan untuk menjadi seorang manajer SDM?
Terakhir adalah, dengan diubahnya fakultas ekonomi menjadi fakultas bisnis tentu lebih menekankan pada spirit entrepreneurship, apakah nanti saya bisa bekerja mandiri (wirausaha) setelah menempuh konsentrasi SDM? Menurut Bapak Julius, contoh pekerjaan wirausaha apa yang cocok bagi lulusan konsentrasi manajemen SDM?
Demikian pertanyaan dari saya, maaf jika pertanyaan saya cukup banyak, karena saya memang sedang bingung untuk menentukan konsentrasi yang akan saya tempuh. Terima kasih.
Kelsa E
BalasHapuskelas E
BalasHapuskelas c
BalasHapuskelas c
BalasHapuskelas c
BalasHapuskelas E
BalasHapusKelas C
BalasHapuskelas C
BalasHapus