Kerr (1995) mengemukakan
kekacauan sistem-sistem reward yang ada
baik dalam politik, perang, pengobatan, universitas, pembimbingan, olaraga,
pemerintahan, maupun dalam bisnis itu sendiri.
Menurutnya, ada 4 faktor utama yang mengacaukan sistem-sistem reward yang
ada, yaitu:
1. Keterpesonaan pada suatu kriteria ‘obyektif’;
2. Pemberian penekanan berlebihan para perilaku
yang sangat mudah diamati/dilihat;
3. Sifat berpura-pura;
4. Penekanan pada moralitas atau kesetaraan lebih
dari efisiensi.
Acuan: Kerr, S.1995. On the folly of rewarding A, while
hoping for B. Academy of Management
Executive, 9(1): 7-14.
DISKUSI:
Sebagaimana tertulis di atas, ada 4 faktor yang menyebabkan sistem reward/kompensasi itu menjadi kacau atau tidak mencapai tujuaannya. Pilih salah satu dari faktor tersebut dan jelaskan mengapa faktor tersebut dapat mengacaukan sistem kompensasi dalam suatu organisasi.
(SEKALI LAGI, HARAP MEMBACA BUKU TEKS KITA ATAU LIHAT BAHAN DISKUSI TANGGAL 22 NOPEMBER 2011 DALAM BLOG INI AGAR PAHAM APA ITU KOMPENSASI/REWARD, SEBELUM BERKOMENTAR, TERIMA KASIH)
Menurut saya, saya akan memilih faktor nomer 4, hal ini dikarenakan jikalau seorang karyawan atau pegawai yang bekerja sungguh-sungguh dalam pekerjaannya dan ikut berperan aktif terhadap perkembangan kemajuan Perusahaan, maka karyawan tersebut berhak untuk memiliki dan menerima reward atau hadiah penghargaan terhadap sikap moralitas rasa semangatnya dalam mengerjakan dan membangun komitmen dalam bekerja keras di Perusahaan ini. sehingga hasilnya dapat memacu efisiensi dan efektif dalam mengatur waktu bekerja bagi para Karyawan ini.
BalasHapusmenurut saya faktor 3, karena dalam hal ini menyebabkan kepura-puraan para karyawan dalam bekerja. mereka tidak lagi bekerja dengan keseriusan dan keinginannya, akan tetapi mereka berpura-pura bekerja bagus , giat dan niat agar mendapatkan reward atau kompensasi tersebut.
BalasHapussaya memilih faktor ke 4. karena tiap karyawan tentu memiliki keseriusan serta kemampuan dalam bekerja masing-masing. namun karena hal kesetaraan terkadang mereka yang kurang serius dalam pekerjaan mendapat reward atau kompensasi yang sama dengan mereka yg serius dalam bekerja. sehingga dapat menimbulkan kecemburuan sosial bagi mereka yang merasa reward nya disamakan dengan yang kurang serius. Padahal seharusnya mereka mendapat reward yang lebih karena mereka lebih dominan.
BalasHapussaya memilih faktor ke 3. sifat berpura-pura dapat mengacaukan sistem kompensasi dalam suatu organisasi, karena dengan adanya sifat pura-pura dari karyawan makan kompensasi/reward yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang semestinya diperoleh. karyawan hanya berpura-pura untuk mengejar reward sehingga perusahaan atau organisasi tidak dapat menilai secara benar siapa karyawan yang layak dan semestinya mendapatkan reward/kompensasi
BalasHapusMenurut saya faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah faktor yang ke 3 yaitu bersifat pura-pura...
BalasHapusKarena dgn adanya bersifat pura-pura dari pegawai atau karyawan maka akan membuat karyawan bekerja juga tdk akan serius dan berpura-pura sehingga menyebabkan akan menyulitkan bagi perusahaan untuk menilai kinerja karyawan yang bersifat pura-pura tersebut...
menurut saya faktor yg mempengaruhi kompensasi yaitu faktor ke 3 adalah pura-pura..
BalasHapuskarena dengan pura" karyawan hanya mengejar reward semata demi terlihat bagus dimata pimpinan atau perusahaan..
dengan hal itu membuat kinerja tidak maksimal dan hanya giat" dan serius bila ada redward yg ditawarkan...
Menurut saya, saya faktor yang ke 3 adalah faktor berpura-pura. Karena dgn bersifat berpura-pura maka karyawan tidak ada rasa kejujuran dalam berkerja dan membangun kehancuran dalam karirrnya. Thx
BalasHapusMenurut saya, faktor yang dapat menyebabkan kekacauan sistem reward adalah faktor nomer 3 yaitu sifat berpura-pura. Sifat berpura-pura dari karyawan yang sebenarnya malas untuk bekerja dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, seolah-olah menutupi dirinya agar mendapatkan reward yang seharusnya tidak layak didapat karena kinerjanya yang tidak maksimal.
BalasHapusMenurut saya, faktor nomer 3 yaitu sifat berpura-pura karena sifat berpura-pura itu bisa dibilang seperti sifat munafik karena yang sebenarnya dia tidak bisa melakukan pekerjaan tersebut tetapi dengan sifat berpura-puranya dia bisa saja seperi berbuat curang agar dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dan mendapatkan reward yang seharusnya bukan milik dia.
BalasHapussaya memilih faktor nomer 3, sifat pura-pura karyawan akan menyebabkan kerugian pada perusahaan, karna sebetulnya pekerja tersebut tidak berhak mendapatkan reward, karna hal tersebut maka sistem reward mengalami kekacauan dalam menentukan target pekerja yang berhak.
BalasHapusSaya memilih faktor nomor 3.
BalasHapusTujuan kompensasi adalah menjaga kualitas seorang karyawan dan memberikan reward atau gaji atas hasil yang diperolehnya, penekanan pada moralitas sangat kompleks karena moral itu sangat berpengaruh dalam psikologi karyawan dan hal ini bisa menjadi pemicu dalam baik/buruknya kinerja seorang karyawan.
menurut saya nomer 1. Keterpesonaan pada suatu kriteria ‘obyektif’; .artinya qta ini suka melakukan hal2 yang baik saja pada saat ada atasan qta tetapi dibelakangnya qta ini sebenarnya adalah orang yang malas.karena itu bs membuat karyawan2 lainnya iri dan sistem reward pun menjadi kacau karena atasan sudah terlanjur menilai bahwa qta ini orang yang rajin, tnpa menilai dari segala hal
BalasHapussaya setuju dengan saudara albertus,
Hapusmenurut saya keterpesonaan pada suatu kriteria "obyektif" itu seolah-olah menutup mata atasan, sehingga ketidakadilan akan muncul dan praktik-praktik kecurangan akan membuat kacaunya sistem reward
saya mau bertanya kepada forum ini...kenapa begitu banyak yang memilih alasan nomer 3...??apakah faktor 1,2 dan 4 bukan merupakan kekacauan reward???
BalasHapusMenurut saya faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah faktor yang ke 3 yaitu bersifat pura- pura karena sifat berpura - pura itu karena pegawai males berkerja dan tidak mau menyelesaikan perkerjaan dengan baik
BalasHapusMenurut pendapat saya, saya memilih nomer 3 yaitu Sifat berpura-pura. karena sifat tersebut yang membuat atasan untuk menilai karyawan yang memiliki sifat berpura-pura menjadi sulit apakah karyawan tersebut pantas atau tidak diberikan reward tersebut.. dan juga sifat dari berpura-pura tersebut akan menyebabkan iri hati antar sesama karyawan yang tidak berpura-pura karena pembagian reward yang berbeda.
BalasHapusMenurut saya faktor nomor 4, karena karyawan mempunyai tingkat kinerja yang berbeda – beda, ada yang tinggi dan ada yang biasa – biasa saja, jika itu disetarakan maka akan menimbulkan iri dari sisi pihak yang berkinerja tinggi, alasannya karena yang berkinerja rendah juga mendapat reward yang sama, jadi setiap reward sebaiknya di berikan sesuai kemampuan karyawan.
BalasHapusMenurut saya adalah faktor no 3. Karena siifat berpura-pura akan mengacaukan sistem yang telah di tentukan oleh organisasi tersebut. Dengan adanya sifat berpura-pura maka kompensasi yang di peroleh karyawan tidak sesuai dengan apa yang diperoleh. Sifat berpura-pura tersebut akan menbuat perusahaan tidak mengetahui karyawan mana yabg sungguh-sunguh bekerja dalam bekerja dan ingin mendapatkan reward/kompensasi.
BalasHapusmenurut saya faktor ke tiga.
BalasHapuskarena ,kepura-puraan karyawan daapat memberikan dampak yang buruk bagi perusahaan.belum tentu apa yang terlihat baik dari hasil kinerjanya belum tentu itu baik.
contoh :
disuatu perusahaan terdapat karyawan dan pimpinan dimana karyawan ini selalu dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan tersebut sehingga atasannya mempromosikan dia untuk naik jabatan.setelah dia naik jabatan barulah terbongkar,ternyata selama ini setiap masalah yang timbul adalah ulahnya sendiri sehingga ketika masalah yang sesungguhnya timbul apa muncul dia tidak dapat menyelesaikan dengan baik.
Menurut saya faktor no 1. faktor keterpesonaan pada
BalasHapussuatu kriteria obyektif. Karena faktor ini dapat membuat karyawan mencari muka di hadapan atasanya. Misalnya jika di lihat atasan saja karyawan tersebut terlihat sungguh-sungguh dakam mengerjakan tugas.
menurut saya faktor no 3. sifat berpura-pura karena perusahaan akan dirugikan apabila ada karyawan yang berpura-pura serius bekerja padahal sebenarnya tidak menjalankan kewajiban bekerjanya dengan serius sehingga perusahaan akan dirugikan karena membayar karyawan lebih teryata hasil yang didapat tidak maksimal karena karyawan tersebut berpura-pura kerja. hal ini dapat membuat karyawan lain ikut mencontoh perilaku tersebut sehingga reward yang diberikan oleh atasan tidak tersampaikan kepada pekerja.
BalasHapusmenurut saya faktor no 3:sifat berpura-pura karena dengan sifat berpura-pura tersebut bisa saja di buat oleh karyawan untuk mencari muka untuk mendapatkan ambisi tertentu yang biasanya bersifat negatif
BalasHapussaya memilih faktor ke 3. sifat berpura-pura dapat mengacaukan sistem kompensasi dalam suatu organisasi, karena dengan adanya sifat pura-pura dari karyawan makan kompensasi/reward yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang semestinya diperoleh. karyawan hanya berpura-pura untuk mengejar reward sehingga perusahaan atau organisasi tidak dapat menilai secara benar siapa karyawan yang layak dan semestinya mendapatkan reward/kompensasi
BalasHapus