(Dikutip dari artikel: Hooi, Lai Wan. 2008. The adoption of
Japanese recruitment practices in Malaysia. International Journal of Manpower.
Vol.29. No.4: 362-378)
1. Recruitment Channel
Secara tradisional, sumber utama
rekrutmen pada perusahaan besar Jepang (memiliki lebih dari 250 karyawan), adalah
lulusan baru dari sekolah atau universitas. Perusahaan menjalin hubungan yang
sangat erat dengan perguruan tinggi melalui rekrutmen rutin setiap tahun
berdasarkan prediksi akan jumlah karyawan yang berhenti. Perusahaan hanya akan
melihat pasar/bursa tenaga kerja ketika mereka sungguh membutuhkan tenaga kerja
dengan keahlian spesifik. Meskipun demikian, pada perusahaan besar ada beberapa
kasus kekecualian. Departemen SDM bertugas menemukan karyawan dalam organisasi
yang dianggap layak untuk bekerja dalam perusahaan tersebut dalam jangka
panjang. Jadi, dalam perusahan Jepang, keputusan rekrutmen merupakan sesuatu
yang sangat penting dan strategic, perusahaan selalu berupaya untuk menarik
mahasiswa yang berbakat untuk bekerja pada perusahaan mereka.
Perusahaan besar umumnya tertarik
pada calon yang berasal dari sekolah-sekolah terbaik. Mereka umumnya lebih
tertarik pada calon yang menjadi anggota klub olahraga di sekolah atau
universitasnya. Mereka berasumsi bahwa calon yang demikian itu pandai dan dapat
lebih mudah untuk dilatih dalam hubungan personal vertical. Oleh karena itu,
siswa yang pandai dan mau bekerja keras serta tergabung dalam klub olaraga
sangat diprioritaskan.
2. Recruitment Process
Beberapa metode digunakan untuk
rekrutmen calon dari sekolah atau perguruan tinggi. Cara yang paling sering
digunakan adalah rekomendasi dosen, job fair, seminar karir oleh perusahaan dan
perekrutan lewat web perusahaan. Ketika
merekrut lulusan baru dari perguruan tinggi, poin penting yang diperhatikan
adalah semangat dan ambisi (untuk posisi administrasi, teknisi/peneliti, dan
non administrasi), pengetahuan umum, pendidikan yang baik, semangat bekerja
sama, dan keseimbangan kepribadian (posisi administrasi), pengetahuan teknis
dan keterampilan (untuk posisi teknisi dan peneliti), dan motivasi serta
kemampuan mengambil keputusan (posisi bukan administrasi) . Suatu suatu survey
yang dilakukan oleh departemen tenaga kerja (tahun 2003) menunjukkan hasil yang
kurang lebih sama yang mana calon yang direkrut diutamakan yang punya ambis
untuk bekerja, sikap dan kompetensi, kemampuan dasar serta stamina dan
kesehatan yang baik. Sikap, kompetensi, kemampuan dasar dan perilaku yang baik
dianggap penting untuk pekerjaan yang terkait dengan hubungan dengan orang
lain, sedangkan teknik, kemampuan, dan pengetahuan dianggap penting untuk
pekerjaan yang terkait dengan ilmu pengetahuan.
Praktek rekrutmen untuk calon dari
ilmu social berbeda dengan yang berasal dari eksakta. Rekrutmen dari calon yang
berasal dari eksakta mensyaratkan rekomendasi dari penasehat akademik calon
tersebut ketika masih kuliah. Calon yang berasal dari ilmu social sudah harus
pernah mengikuti berbagai seminar yang diselenggarakan oleh perusahaan tersebut
sebelum calon tersebut mengikuti tes dan wawancara. Setelah 2 atau 3 kali
wawancara, calon diberi pekerjaan percobaan (biasanya pada bulan mei dan Juli).
Pada perusahaan tertentu bahkan baru calon baru diberi pekerjaan setelah dia
diwisuda.
Akhir-akhir ini, semakin
memasyarakatnya internet membawa perubahan yang signifikan dalam proses
perekrutan calon yang berlatar belakang ilmu social. Calon tidak bergantung
pada brosur-brosur yang dibuat perusahaan tapi lebih pada website perusahaan.
Informasi maupun lamaran dapat dilakukan secara on-line. Penggunaan web pribadi
perusahaan untuk mencari calon sudah semakin banyak dilakukan. Meskipun
demikian, proses sedemikian terbatas pada perusahaan-perusahaan besar sedangkan
perusahaan kecil dan menengah masih sangat terbatas dalam penggunaan internet
untuk rekrutmen. Trend baru yang banyak digunakan adalah program pemagangan dimana
mahasiswa/siswa bekerja di perusahaan selama liburan sekolah. Meskipun jumlah
yang ikut magang setiap tahun bertambah dengan cepat, perusahaan-perusahaan
belum mampu untuk menampung permintaan-permintaan untuk program tersebut .
Sebaliknya, rekrutmen tenaga kerja yang sudah bepengalaman tetap melalui iklan
lowongan kerja di media masa maupun melalui hubungan personal. Tujuan rekrutmen
ini adalah untuk mendapatkan calon yang “siap pakai” terkait dengan keahlian,
pengetahuan, dan sikapnya yang kurang lebih sesuai dengan posisi yang dibutuhkan
perusahaan karena ada yang menggundurkan diri atau karena perusahaan ingin
lebih kuat dalam persaingan.
3. Perubahan pada pendekatan proses
rekrutmen
Untuk mempertahankan kemampuan
bersaingnya, perusahaan-perusahaan Jepang secara drastis mengubah
praktek-praktek rekrutmennya mana kala mereka membutuhkan orang-orang dengan
keahlian khusus. Selain merekrut dari sekolah maupun kampus, mereka juga
menggunakan agen tenaga kerja, merekrut yang sudah punya pengalaman kerja, dan
menggunakan tenaga kerja kontrak. Seperti halnya perusahaan asing lainnya,
mereka mulai terbiasa menggunakan rekrutmen “dari mulut ke mulut”, agen tenaga
kerja, dan iklan. Mereka juga sudah mulai menggunakan tenaga kerja asing
(ekspatriat) sehingga rekrutmen lewat kampus mulai diabaikan.
Jadi, meskipun rekrutmen secara
tradisional masih mendominasi, lama kelamaan perusahaan mulai mencoba
metode-metode pemekerjaan yang tidak konvensional seperti rekrutmen tenaga
kerja berpengalaman, merekrut tenaga kerja dari perusahaan lain, outsourcing
untuk pekerjaan yang menuntut skill tertentu, serta peningkatan jumlah tenaga
kerja kontrak atau tidak tetap. Akhir-akhir ini, banyak perusahaan yang telah
memperluas pekerjaan yang dikerjakan oleh tenaga-tenaga tidak tetap karena
tenaga tidak tetap dianggap lebih mampu mengerjakan pekerjaan tersebut dibanding
tenaga tetap. Untuk bisa bertahan pada perubahan seperti itu, banyak orang
Jepang mulai mengembangkan sikap dan perilaku yang lebih fleksibel agar lebih
gampang mendapatkan pekerjaan. Sebagai akibat dari situasi ekonomi seperti itu,
akhir-akhir ini semakin banyak mahasiswa yang mulai menerima pekerjaan tidak
tetap dengan waktu kerja yang pendek tetapi memungkinkan bagi mereka untuk
diangkat menjadi pegawai tetap jika menunjukan prestasi dan inisiatif yang baik.
Instruksi
untuk diskusi:
Berikan
komentar apa yang Anda dapat pelajari dari Praktek Rekrutmen pada
perusahaan-perusahan Jepang sebagaimana diuraikan pada kutiban di atas.