(dikutip dari artikel: Bowen, David E., Gerald E. Ledfor Jr., Barry R. Nathan. 1991. Hiring for the organization, not the job. The Executive. Vol. 5, No. 4: 35-51)
- Pendahuluan
Praktek seleksi konvensional lebih menekankan pada mempekerjakan karyawan yang memiliki keahlian, pengetahuan dan kemampuan (Skill, Knowledge, Ability, --- KSA) yang disyaratkan untuk suatu pekerjaan tertentu. Praktek tersebut kurang mempertimbangkan karakteristik organisasi di mana pekerjaan itu akan dilakukan. Praktek seleksi yang baru lebih menekankan pada “keseluruhan” calon yang mau dipekerjakan sejauh mana calon tersebut sesuai dengan budaya organisasi. Hal itu merefleksikan perubahan dari menerima seseorang demi pekerjaan tertentu ke menerima seseorang untuk organisasi secara keseluruhan.
Model kesesuaian seseorang dengan organisasi (person-organizational fit) mensyaratkan 2 tipe kesesuaian, yaitu 1) kesesuaian KSA dengan tuntutan pekerjaan atau tugas; 2) kesesuaian kepribadian calon (motivasi, nilai, keinginan, dll) dengan iklim dan budaya organisasi. Model seleksi tradisional lebih focus pada kesesuaian dengan pekerjaan (person-job fit) karena berpendapat bahwa kinerja seseorang terutama ditentukan oleh kesesuaian KSA yang dimilikinya dengan tuntutan pekerjaan yang akan dia kerjakan. Model ini lebih menekankan pada bagaimana memperoleh tenaga kerja baru dan bukan pada bagaimana mempertahankan mereka ketika sudah berada dalam organisasi.
B. Model Seleksi yang Baru: Mempekerjakan berdasarkan kesesuaian calon dengan organisasi
Model ini terbagi dalam 4 langkah, yaitu:
1. Menilai keseluruhan Lingkungan Kerja
Analisis pekerjaan pada seleksi model tradisional tetap digunakan untuk mengidentifikasi kesesuaian KSA calon dengan tuntutan pekerjaan. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap karakteristik organisasi bukan hanya karakteristik pekerjaan tertentu yang membutuhkan tenaga baru. Analisis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilaku dan tanggung jawab seperti apa yang dapat membuat organisasi lebih efektif dan bagaimana hal itu dapat dipenuhi oleh anggotanya. Analisis organisasi ini juga penting karena analisis pekerjaan lebih cepat “kadaluarsa” karena adanya perubahan teknologi, pasar dan lain sebagainya. Tentu saja hal itu berbeda dengan budaya dan filosofi organisasi yang umumnya dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama. Meskipun teknik yang dipakai untuk melakukan analisis organisasi cukup bervariasi, ada satu metode yang cukup menjanjikan yaitu metode Q-sort yang mencoba mengidentifikasi isi, integritas, dan kristalisasi nilai organisasi dan mencocokannya dengan hasil penilaian atas nilai-nilai yang dimiliki individu dalam organisasi.
2. Merumuskan Tipe Personal Calon yang Disyaratkan
Pada tahap ini, manajer atau yang bertugas melakukan seleksi mengambil keputusan menerima seorang calon pekerja itu berdasarkan “siapa mereka” bukan pada “apa yang mereka bisa kerjakan”. Berdasarkan hasil dari langkah pertama (analisis pekerjaan dan analisis organisasi) dirumuskan calon yang memiliki kepribadian seperti apa yang dapat menjadi anggota efektif dalam organisasi. Sebagai contoh: jika analisis organisasi mengidentifikasi bahwa “kerja tim” adalah salah satu nilai utama organisasi maka seleksi harus bisa mengidentifikasi calon yang dapat bekerja dalam tim. Dengan demikian, alasan seorang diterima lebih ditekankan pada mereka yang memiliki keterampilan interpersonal dan sosial dibanding pengetahuan dan kemampuan motorik.
3. Menyeleksi Calon Dengan Mempertimbangkan Kesesuaian dengan Organisasi
Penilaian yang dilakukan dalam proses ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui wawancara, simulasi atau kegiatan khusus lainnya. Pada tahap ini, calon pekerja bukan hanya dinilai tapi sekaligus diberi gambaran tentang lingkungan kerja dan jenis pekerjaan yang ada dalam organisasi sehingga calon ketika diterima dapat sungguh-sungguh terlibat dalam organisasi. Tes kepribadian sering juga digunakan dalam tahap ini. Akan tetapi karena banyak catatan tentang ketidakberhasilan tes ini maka perlu memperhatikan beberapa factor sebelum menerapkannya, yaitu: a) pengukuran sungguh dirancang khusus untuk kondisi linkungan kerja perusahaan tersebut; b) digunakan untuk memprediksi kriteria yang umum (tidak spesifik pada satu jenis pekerjaan); c) dimensi kepribadian yang diukur sungguh-sungguh secara logis dan teoritis terkait dengan lingkungan kerja dalam organisasi.
4. Mengupayakan Kesesuaian Pekerja Baru dengan Organisasi
Seleksi merupakan langkah pertama dan sangat penting dalam proses mengiplementasikan filosofi perusahaan. Oleh karena itu, seleksi harus diintegrasikan dan didukung oleh aktivitas-aktivitas pengelolaan sumber daya manusia lainnya yang ada dalam organisasi. Organisasi harus merancang berbagai program untuk mendorong para calon yang telah diterima agar mereka semakin fit dengan organisasi. Program-program itu antara lain melalui aktivitas orientasi awal pekerja dan aktivitas pelatihan dan pengembangan yang mana harus dapat memberi penekanan pada peningkatan kesesuaian individu dengan organisasi.
- Diskusi
- Silahkan menentukan bagian yang menarik menurut Anda dan jelaskan alasannya
- Jika Anda sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk melakukan seleksi dan pada kasus luar biasa Anda terpaksa harus memilih hanya pada 1 dari 2 pilihan, pilihan mana yang akan Anda ambil. Anda akan menerima calon yang sangat fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk nanti calon itu tangani tapi calon tersebut sama sekali tidak fit dengan organisasi atau memilih seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk ditanganinya. Jelaskan pilihan Anda.
Materi ini merupakan bahan diskusi sampai bahan diskusi tanggal 20 September 2011 saya masukan. Perkuliahan hari selasa tanggal 13 DITIADAKAN karena saya harus ikut company visit pada saat itu. Kelas pengganti akan kita rundingkan pada perkuliahan tanggal 20 September. Terima kasih
BalasHapus-Jawaban soal nomer 1:
BalasHapusSaya memilih metode penyeleksian nomer 3 yaitu tentang Menyeleksi Calon Dengan Mempertimbangkan Kesesuaian dengan Organisasi,karena menurut saya perusahaan pasti memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk dapat menerima pelamar kerja misalnya: skill,knowledge,attitude. Sehingga,perusahaan dapat menerima karyawan sesuai dengan ketentuan yang diinginkannya..
-Jawaban soal nomer 2:
Saya memilih opsi pilihan yang kedua yaitu tentang memilih seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk ditanganinya. Karena menurut saya akan lebih efisien dan efektif untuk perusahaan tersebut menerima seorang pelamar yang lebih sangat fit dengan organisasi daripada hanya fit di suatu pekerjaan tertentu..
Menurut saya suatu proses seleksi pegawai sangatlah penting buat suatu perusahaan karena di harapakan nantinya akan di dapat calon karyawaan yang berkualitas dan excellent di bidang masing masing untuk kemajuan perusahaan. yang terpenting adalah hindari proses seleksi yang tidak sehat atau sering kita kenal (mungkin terbudidaya selama ini yaitu “KKN”). Mengenai masalah seleksi ini memang penting sekali karena dengan seleksi, kita harus memilih calon karyawan yang tepat buat perusahaan untuk kedepannya. Tetapi bagaimana untuk menghadapi orang atau calon seleksi yang sudah kita kenal atau saudara sendiri biasanya serba tidak enak atau serba salah bagaimana cara mengatasi masalah tsb? terimakasih
BalasHapus@Pak Runtu: Oke2 Pak.. Saya tunggu ya kuliah pengganti nya,hehehe..Dan saya akan sering melihat papan pengumuman untuk kuliah pengganti MSDM.. Jangan hari sabtu ya Pak kalau mengadakan kuliah pengganti^^ Thanks2. GBU
BalasHapusmenurut pendapat saya mengenai artikel diatas , Saya setuju mengenai penyeleksian berdasarkan kepribadian kita , karena dalam bekerja , kita harus sesuai dengan bakat dan minat yang kita kuasai . Apabila kita dipekerjakan tidak sesuai dengan kepribadian kita , maka kitapun jadi stress mengerjakan tugas kita sebagai pekerja .
BalasHapusSaya juga setuju dengan 4 langkah dalam menyeleksi pelamar / calon pekerja , karena kita bekerja sesuai dengan bakat kita dan tidak menyebabkan stress dan juga kesulitan yang kita alami dan juga kita bisa berbaur dengan organisasi tempat kita bekerja .
Saya ingin bertanya , apakah calon pekerja yang memiliki fisik yang kurang memungkinkan untuk bekerja diperbolehkan untuk bekerja meskipun ia menguasai bidang yang ia kerjakan ? Berikan alasan kalian . Terima Kasih .
Saya menanggapi pernyataan dari Ervinda,
BalasHapusbahwa saat perusahaan tersebut melakukan wawancara kerja dari situ bisa mengetahui sedikitnya atau kurang lebih attitude dari pelamar tersebut.. Oleh karena itu, perusahaan harus menempatkan salah satu orang yang bertanggung jawab,jujur,tidak KKN di bagian HRD(lebih bagus lulusan Psikologi).. Karena dengan lulusan Psikologi,setidaknya perusahaan dapat sedikit mengetahui attitude dari sang pelamar..
menurut saya atas pertanyaan dr aditya, calon pekerja tsb boleh2 saja untuk bekerja apalagi jika calon itu mempunyai kemampuan dan keterampiln yang d butuhkan oleh perusahaan tsb. namun sebelumnya tentnya perusahaan tsb harus mempertimbangkan baik dari segi kondisi maupun dari segi kemampuan interpersonal dan sosialnya krn tentunya akan berefek pd pekerjaan nantinya. dan jika memang calon tsb dinyatakn mampu entah itu baik dari kondisi fisik ataupun kesehatanya maka ia dapat bekerja tetapi jika sebaliknya maka ia tidak diperbolehkan utk bekerja walaupun ia menguasai bidang itu krn nntinya jika dipaksakan akan terjadi hal2 yg tdk diinginkan/berisiko.
BalasHapusdavid dany aliando 3103010095
BalasHapussaya sependapat dengan saudara aditya dikarenakan bekerja harus sesuai dengan kemampuan yaitu bakat dan minat. karena jika ada salah satu bagian tidak sesuai maka akan pekerjaan akan di anggap sebagai beban berat dan secara terpaksa harus dilakukan
saya setuju dengan cara seleksi karyawan pada no2 yaitu "Merumuskan Tipe Personal Calon yang Disyaratkan"
alasannya karena TEAM WORK dapat menciptakan susana kerja yg enak dan dapat berbagi pengalaman. karena sepengalaman saya bekerja team work adalah modal sukses utuk menciptkan keberhasilan dan dapat saling membantu
adit saya ingin coba menjawab dari pertanyaan sodara. yg mengakatan dimana calon pekerja yg fisik kurang tapi ahli dalam bidang pekerjaan tersebut. menurut saya dalam hal ini, tidak ada manuisa yg sempurna, pasti masing2 ada kelebihan dan kekurangannya, jadi bagai mana pun keadaan calon pelamar yg fisiknya kurang, sebaiknya bisa diterima bekerja apa lagi ahli dalam bidang pekerjaan tersebut. dan orang seperti itulah harus kita hargai kemauan dan semangatnya..
BalasHapussedapat mungkin tolong ditanggapi pertanyaan utama pada bahan diskusi di atas baru menanggapi pertanyaan teman-teman yang lain.
BalasHapusbagian yang menarik menurut saya adalah seleksi tradisional yang lebih fokus pada kesesuaian tenaga kerja terhadap pekerjaanya.. meurut saya akan beresiko juga apabila perusahaan hanya melihat tenaga kerja dari sudut KSA namun kurang memperhatikan kesesuaian thd budaya perusahaan.
BalasHapussekaligus saya akan mengemukakan pendapat saya mengenai bahan diskusi nomor 2 karena pernyataan ini sangat berhubungan..
jika saya dalam situasi seperti itu, saya akan memilih opsi nomor 2.. yaitu memilih seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk ditanganinya.
ketika seseorang sangat fit (cocok) dgn budaya organisasi itu sendiri, maka mereka akan dengan mudah masuk kedalamnya.. akan lebih mudah juga bergaul dengan orang-orang yang ada didalamnya pula. apabila memang tenaga kerja tersebut kurang berkompeten dengan pekerjaan dalam organisasi tsb, dengan adanya dia yang sangat fit dengan budaya organisasi, tidak menutup kemungkinan rekan-rekannya akan simpati dan dengan suka rela akan membantunya.. Dan secara perlahan, diapun akan terlatih di bidangnya (dalam pekerjaannya)..
namun sebaliknya, apabila seseorang tidak fit (tidak cocok) dengan budaya suatu organisasi, sekompeten apapun dia, dia tidak akan merasa aman.. karena dia tidak dapat masuk kedalam organisasi tersebut,, dia tidak dapat berbaur dengan orang-orang di dalam organisasi tersebut.. apalagi BISNIS itu kejam,, mereka akan saling menjatuhkan seseorang yang danggap saingannya.. jadi tidak menutup kemungkinan orang-orang dalam organisasi (perusahaan) akan berusaha menjatuhkan orang-orang yang tidak mampu beradaptasi dengan organisasi(perusahaan) tersebut.
saya ingin menanggapi pertanyaan dari Ervinda..
BalasHapuskalau untuk mengatasi masalah tersebut,, saya rasa tinggal kebijakan dari perusahaan tersebut.. perusahaan harus benar-benar bersih dari tindak KKN,, jadi ketika perusahaan ingin merekrut karyawan,, harus benar-benar obyektif berdasarkan KSA dan kesesuaian dengan budaya perusahaan..
untuk pertanyaan Adit,, saya rasa hal tersebut dapat di pertimbangkan dengan kemampuan dan bidang yang dikuasainya serta yang tidak kalah penting yaitu kesesuaian dengan budaya perusahaan.. jika memang memungkinkan dan tidak memberikan effek negatif kpd perusahaan, saya rasa hal itu tidak masalah.. namun, jika memberikan efek negatif (merugikan, menghambat, dsb) saya rasa perusahaan lebih baik tidak menerimanya..
misalkan saja,, tenaga kerja yang memiliki fisik yang kurang memungkinkan tsb ingin menjadi seorang staff marketing dalam sebuah perusahaan pakaian dan dia sangat menguasai hal-hal yang berhubungan dengan teknik-teknik marketing..
saya rasa perusahaan harus memikirkan kembali jika ingin merekrut org tersebut..
karena hal yang dibutuhkan seorang marketing selain menguasai teknik-tekniknya, penampilan juga sangat dibutuhkan.. karena untuk menarik perhatian calon konsumen...
Menurut saya , bagian yang menarik buat saya adalah dimana dalam menyeleksi calon pekerja perlu diperhatikan 3 hal , yaitu Skill , Knowledge dan Attitude .
BalasHapusSaya menanggapi pernyataan henry stefanus , menurut kamu , bagaimana caranya perusahaan tersebut bisa memahami apabila memiliki pekerja yang memiliki fisik yang kurang memungkinkan seperti memiliki cacat fisik padahal mereka berusaha untuk bekerja sekuat mereka . Dalam dunia bisnis memang tidak semua perusahaan mau menerima pekerja yang memiliki fisik seperti yang saya jelaskan diatas . Ada yang masih ragu - ragu , ada yang mau menerima lantaran pekerjaan sulit didapat , ada yang tidak menerima , dan saya rasa memang perusahaan masih berpikir lebih lama lagi untuk menerima pekerja yang seperti saya ilustrasikan tadi .
Saya menanggapi juga dari pendapat lydia , bagaimana cara kita bisa tahu bahwa pekerja tersebut layak atau sesuai dengan organisasi yang dia gabung ? Perlukah kita melakukan tes untuk bisa tahu apakah dia mampu berbaur dengan organisasi yang dia gabung ? berikan alasan .
Seperti audisi menyanyi , juga menggunakan menyeleksi apakah mereka layak jadi juara dan siap menjadi terkenal . Mereka juga melihat kepribadian mereka dan skill mereka dalkam bernyanyi , tetapi dalam audisi ( seleksi ) mereka meski memiliki suara yang luar biasa indah , mereka juga mau menerima mereka meskipun fisik mereka tidak sempurna seperni ada cacat dalam diri mereka meskipun tidak bisa jadi juara . Menurut kalian apakah hal tersebut masih tidak memungkinkan para calon pekerja tidak diterima meski mereka mampu bekerja dalam bidang yang mereka minati / kuasai ? Bisa dijelaskan .
menanggapi pertanyaan aditya, ada beberapa perusahaan yang tetap memberikan pekerjaan bagi mereka yang memiliki kekurangan fisik, karena hal ini merupakan kewajiban bagi perushaan untuk memberikan pekerjaan akan tetapi kecil prosentasenya dan tetap saja dilihat dengan kemampuan yang mereka miliki, dan otomatis jam kerja mereka juga dikurangi. untuk berkomunikasi dengan mereka perusahaan dapat membedakan karyawan yang normal dan tidak, dengan warna seragam yang berbeda dimaksudkan agar dalam berkomunikasi mereka lebih efisien.
BalasHapusDalam artikel bapak di atas saya menarik untuk menanggapi tentang merumuskan tipe personal calon yang di syaratkan. Di sini peran manajer yang melakukan seleksi yg benar2 melihat bukan dari kemampuan bekerja individu tetapi manajer melihat calon yang ingin bisa bekerja haruslah untuk bekerja secara organisasi yang ditekankan interpersonal dan sosial, jadi seleksi seperti ini cukup membuat para calon pekerja untuk bisa menunjukan bekerja sama yg baik dalam suatu organisasi dan perusahaan. jadi dalam seleksi ini kiranya bisa lebih meningkatkan kualitas pekerjaan yg dihasilkan.
BalasHapusMenanggapi pertanyaan no 2
BalasHapussaya kurang setuju dengan pendapat dari saudara Henry yang lebih memilih fit dengan perusahaan tetapi tidak fit dengan pekerjaan. Menurut saya tergantung pada posisi mana orang itu akan di tempatkan, sebagai contoh bila orang tersebut di tempatkan sebagai manajer di suatu perusahaan apakah mungin bisa bekerja dengan baik??? karena tidak mungkin bila seorang tidak memiliki keahlian ditempatkan di posisi seoang manajer.
Saya akan lebih memilih yang fit dengan pekerjaan tetapi tidak fit dengan perusahaan, karena menurut saya setiap manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan, terutama pada kasus ini beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan. Mau atau tidak mau orang tersebut akan berusaha dapat menerima lingkungan di perusahhan baru tersebut dan dapat menjalankan tugas nya sebagai manajer dengan baik.
jawaban nomer 1 :
BalasHapussaya memilih plihan nomer 3 yaitu Menyeleksi Calon Dengan Mempertimbangkan Kesesuaian dengan Organisasi
saya memilih karena menurut saya dengan mempertimbangkan syarat-syarat calon dengan segala bentuk organisasi yang ditetapkan dapat mempermudah sang manajer untuk mengetahui kriteria dari sang pelamar untuk merekrut sang pelamar dan juga kita bisa mengetahui jam terbang serta pengalaman dalam bekerja tim seperti apa dengan kita melihat dari kriteria sang calon pelamar dalam berorganisasi sebelumnya sebelum terjun di dunia kerja
jawaban nomer 2 :
BalasHapussaya memilih calon yang sangat fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk nanti calon itu tangani tapi calon tersebut sama sekali tidak fit dengan organisasi
menurut saya karena dengan mengerti betul dengan pekerjaan akan membuat pekerjaan merasa mudah dan gamapng mengerti tentang sesuatu dalam pekerjaan sesuai dengan bidang yang di inginkan
maka dari itu saya sangat setuju dengan pilihan yang harus di jalankan
Jawaban nomer 1: saya memilih metode 3.. karena menurut saya metode itu sangat penting dan kriteria penyeleksian harus mempertimbangkan segala aspek yang ada selain itu kita juga Pada tahap ini, calon pekerja bukan hanya dinilai tapi sekaligus diberi gambaran tentang lingkungan kerja dan jenis pekerjaan yang ada dalam organisasi sehingga calon ketika diterima dapat sungguh-sungguh terlibat dalam organisasi .. agar perusahaan dapat memperoleh karyawan dengan kualitas yang baik dan dapat memajukan perusahaan dengan perekonomian yg baik
BalasHapusjawaban nomer 2:
Saya memilih metode nomer 1 menerima calon yang sangat fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk nanti calon itu tangani tapi calon tersebut sama sekali tidak fit dengan organisasi karena jika sesorang fit dalam pekerjaan di perusahaan tersebut,sehingga membuahkan hasil kinerja yang maksimal dalam pelaksanaannya.
JAWABAN NOMER 1 :
BalasHapusSaya memilih plihan nomer 3
"Menyeleksi Calon Dengan Mempertimbangkan Kesesuaian dengan Organisasi" karena menurut saya keorganisasian dalam pekerjaan di perusahaan merupakan salah satu syarat dan bagian penting dalam pencapaian keberhasialan dan kesuksesan bekerja.Dan organisasi juga merupakan syarat terpenting bagi dunia marketing dalam menjalankan pekerjaan setiap harinya,bagaimana bisa menjalin kerjasama yang baik,memanage waktu sebaik-baiknya dan masih banyak lagi yang menunjang dan memudahkan kinerja perusahaan.
JAWABAN NOMER 2:
Saya lebih memilih pilihan "memilih seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekejaan yang Anda rencanakan untuk ditanganinya"
karena menurut saya,dengan adanya ke-fit'an dalam organisasi,ia mempunyai kemampuan dasar yang telah dikembangkan pula berupa skill dankemampuan bekerjasama dan masih banyak lagi yang merupakan hal2 penting yang diperlukan saat berada di dunia bekerja.walaupun ia belum fix dalam pekerjaan ,namun dengan adanya skill organisasi ia mampumenjalani pekerjaan dengan mudah walaupun harus banyak belajar,daripada orang yang fix dalam pekerjaan namun tidak fix dalam organisasi,membuat seseorangnya itu harus belajar semuanya dari awal dan lebih menyusahkan.
Untuk diskusi yg kedua saya memilih calon yg nantinya mampu atau fit dengan pekerjaan yang telah di berikan, walaupun calon tersebut sama sekali tidak bisa untuk berorganisasi. Saya memilih tu karena di perusahaan tertentu hanya ada yg mengutamakan untuk memaksimalkan tugas2 yg di berikan dari atasan dan di tuntut untuk menjadi kan unggul dari hasil kerjanya, untuk organisasi tidak terlalu di perlukan karena tanggung jawab atas tugas yg di berikan cukup berat.
BalasHapusdan alasan lain saya memilih calon yg fit dalam di berikan tugas dari pada berorganisasi adalah kemampuan seseorang yg tinggi pasti dengn mudah untuk melakukan pekerjaan2 yg di berikannya pasti skill yg dimilikinya juga bagus. dan untuk berorganisasi untuk melakukannya mudah.
Jawaban nomer 1:
BalasHapus* Saya memilih yang ke 3 yaitu menyeleksi Calon Dengan Mempertimbangkan Kesesuaian dengan Organisasi karena menurut saya organisasi dalam pekerjaan sangat dibutuhkan karena dalam pekerjaan jika kita mempunyai banyak organisasi dapat menambah rekan dan memajukan perusahaan untuk dapat berkembang dengan baik, slain itu calon pekerja bukan hanya dinilai tapi sekaligus diberi gambaran tentang lingkungan kerja dan jenis pekerjaan yang ada dalam organisasi sehingga calon ketika diterima dapat sungguh-sungguh terlibat dalam organisasi sehingga dapat mengenali lingkungan kerja dengan baik dan berpotensi untuk lebih mengerti tentang perusahaan tersebut.
Jawaban nomer 2:
Saya memilih pilihan ke 1 yaitu "menerima calon yang sangat fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk nanti calon itu tangani tapi calon tersebut sama sekali tidak fit dengan organisasi" karena jika calon tersebut fit dalam suatu pekerjaan maka kinerja pekerjaan akan meningkat, menjadi lebih baik dan secara otomatis perusahaan akan meningkat dan dapat mengalami kemajuan.
"Seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk ditanganinya". Saya setuju dengan pernyataan tersebut, karena menurut saya seseorang akan merasa nyaman dengan pekerjaannya apa bila dia nyaman dengan kondisi organisasi,maka secara otomatis dia akan merasa fit dengan pekerjaan yang kita rencanakan untuk ditanganinya,...
BalasHapusJawaban diskusi no 1
BalasHapus@ menurut saya bagian yang menarik adalah pada Model kesesuaian seseorang dengan organisasi (person-organizational fit) mensyaratkan 2 tipe kesesuaian.
Karena sangat penting kemampuan, keahlian dan pengetahuan yg ia miliki apakah benar2 sesuai/cocok dengan pekerjaan tsb dan juga bgaimana motivasi dan keinginan calon pekerja tsb terhadap pekerjaannya sebab jika ia memiliki motivasi / semangat yg tinggi dlm bekerja maka perilaku dan sikap pun terhadap pekerjaan semakin baik karena ia memiliki sikap yang mau berusaha, belajar dan tidak mudah
Jawaban no 2
@ saya akan memilih pilihan yg pertama (1) krn menurut saya walaupun orang tsb tidak fit dengn organisasinya tetapi saat calon itu fit dengan pekerjaannya dan menyukai pekrjaannya maka ia akan melakukan seluruh tugas2nya dengan baik sebab pekerjaan itu sangat ia nikmati dan ia tidak akan mungkin meninggalkan pekerjaannya sebab hasil dr pekerjaannya yg baik akan berdampak pd organisasinya sehingga lambat laun ia pasti akan mulai merasa fit dengan organisasinya krn pekerjaan yg sangat ia sukai berada dlm organisasi yg ia tdk fit.
jawaban nomer 1:
BalasHapussaya memilih pilihan yang ke 4 dengan mengupayakan kesesuaian pekerja baru dengan organisasi karena dengan melalui aktivitas orientasi awal pekerja dan aktivitas pelatihan dan pengembangan,itu dapat membantu calon pekerja untuk menyesuaikan diri dengan organisasi dan dapat membantu kinerja di dalam perusahaan serta dapat lebih menigkatkan kerjasama antar pegawai.
jawaban nomer 2 :
saya memilih untuk akan menerima calon yang sangat fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk nanti calon itu tangani tapi calon tersebut sama sekali tidak fit dengan organisasi, karena meskipun calon tersebut tidak fit dengan perusahaan tetapi calon tersebut fit dengan apa yang akan dia kerjakan sehingga itu tidak mempengaruhi kinerja untuk perusahaan. sehingga perusahaan mampu memaksimalkan kemampuan dari calon tersebut.
menurut saya dalam merekrut pegawai tidak hanya dilihat dari hasil pekerjaannya saja tapi diperlukan juga pekerja yang dapat menjaga baik perusahaan
BalasHapusmenanggapi jawaban stephanie maureen nomer 2, seharusnya lebih mementingkan karyawan yang cocok dengan perusahaannya, karena seorang karyawan apabila memiliki produktifitas yang tinggi terhadap pekerjaanya tetapi tidak dapat bersosialisai dengan perusahaan dengan baik juga menimbulkan permasalahan. Menurut saya, masalah sikap karyawan memiliki dampak yang sangat negatif pada lingkungan kerja perusahaan. sikap buruk antara karyawan dapat berkembang sebagai akibat dari kondisi kerja yang buruk, kurangnya keterampilan atau merasa undervalued. Jika perusahaan memiliki karyawan dengan masalah sikap, ia tidak dapat bekerja dengan baik dengan orang lain, mungkin muncul terlambat atau mungkin menampilkan perilaku negatif lainnya. masalah sikap karyawan memperlambat kinerja dan menghasilkan keuntungan yang lebih rendah. Sebelum Anda bereaksi dengan menembakkan individu seperti itu, pertimbangkan berbicara dengan dia pertama kali menemukan akar masalahnya. jadi lebih memntingkan kepribadian karyawan setelah itu baru kemampuan yang mereka miliki. hal ini untuk dapat mensejahterakan hubungan antar karyawan dan organisasi atau perusahaan.
BalasHapusjawaban nomer 1 :
BalasHapusSaya memilih nomor 3,yaitu Menyeleksi Calon Dengan Mempertimbangkan Kesesuaian dengan Organisasi, karena dengan cara ini maka suatu perusahaan dapat memilih pegawai baru nya dengan benar-benar memperhatikan kualitas kemampuan calon pegawai untuk hasil yang maksimal.
Jawaban nomor 2 :
Saya memilih calon yang fit trhadap pekerjaan tetapi tidak fit dalam organisasi. karena meskipun tidak fit dalam organisasinya, tetapi orang tersebut mempunyai kemauan keras terhadap pekerjaannya, sehingga akan menghasilkan daya kinerja yang maksimal.
jawaban nomor 1
BalasHapussaya memilih nomor 4, dikarenakan dalam suatu perekrutan dibutuhkan suatu pelatihan dan pengembangan oleh perusahaan guna memaksimalkan akan kemampuan calon dalam perusahaan tersebut.
jawaban nomor 2
saya memilih calon yang fit terhadap pekerjaan, karena dengan seseorang bersungguh-sungguh dalam bekerja, maka seseorang itu akan mencapai kinerja yang maksimal sesuai yang diharapkan oleh perusahaan tersebut.
Bagian menarik menurut saya...
BalasHapusLangkah 1 pada Model seleksi yg Baru...
Menilai keseluruhan lingkungan kerja. Saya setuju dengan pernyataan ini. Karena sebelum adanya semua proses seleksi apapun, harusnya menilai dg baik lingkungan kerja, sperti apa tuntutan pekerjaan yg nanti'nya akan di tempati oleh calon. Perilaku dan tanggung jawab seperti apa yg dibutuhkan skrg, yg dapat memberikan keefektifan dan keefisienan bagi organisasi, karena kebutuhan sprti ini akan sering berubah-ubah sesuai tuntutan teknologi, pasar dll.
Untuk pertanyaan ke-2, saya memilih seseorang yg sangat fit dg organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan yg direncanakan untuk ditangani'nya. Karena, jika seseorang itu fit dg organisasi pasti dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yg terbaik. Suatu pekerjaan dapat dipelajari dg usaha, kerja keras, kegigihan dan kemauan yg tinggi. Dan akan lebih sejalan dg organisasi.
Jika ia hanya bisa melakukan pekerjaan'ny dg baik tapi tidak fit dg organisasi, menurut saya itu sma saja dia akan bekerja untuk dirinya sendiri, bukan untuk organisasi.
Saya ingin bertanya pada astrin , menurut kamu , apakah semua pekerja yang memiliki hasil kinerja yang cukup memuaskan dapat menjaga baik perusahaan tersebut ?
BalasHapusSaya juga ingin berpendapat mengenai metode ke 4 tentang kesesuaian pekerja dengan organisasi . Jadi penyeleksian itu kita diberikan aktivitas - aktivitas yang biasa dilakukan para pekerja seperti nongkrong , atau bekerja secara team work , dalam aktivitas tersebut , kita bisa menjalin hubungan partner atau kerabat bisnis sehingga dalam aktivitas tersebut calon pekerja dinyatakan fit .
saya ingin menanggapi pertanyaan saudara aditya. bagaimana caranya perusahaan tersebut bisa memahami apabila memiliki pekerja yang memiliki fisik yang kurang memungkinkan seperti memiliki cacat fisik padahal mereka berusaha untuk bekerja sekuat mereka.
BalasHapuskebali lagi dengan kemampuan yang dimiliki pekerja tersebut. apabila pekerja tersebut memang berkompeten dan mampu bekerja dengan baik, saya rasa perusahaan harus mempertahankan pekerja tersebut untuk terus berada dalam perusahaan. Sebaliknya, apabila kinerja dari pekerja tersebut tidak maksimal dan mungkin menghambat kinerja perusahaan, saya rasa pekerja tersebut harus digantikan dengan tenaga kerja lain yang lebih berkompeten. karena sesungguhnya perusahaan manapaun selalu mencari dan ingin memperkerjakan pekerja yang kompeten.
Saya menanggapi pernyataan henrystefanus.
BalasHapussaya setuju dengan pendapat henrystefanus, karena perusahaan tentunya sebelum merekrut calon pekerjanya, maka perusahaan tersebut harus terlebih dahulu menentukan kriteria dan syarat apa saja yang harus di miliki agar calon pekerja tersebut dapat mengikuti proses seleksi kerja. dalam hal ini perusahaan memiliki otoritas penuh untuk menentukan untuk merekrut calon pekerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan tersebut.
Jawaban soal nomer 1:
BalasHapusSaya memilih metode penyeleksian nomer 1 yaitu tentang Menilai keseluruhan Lingkungan Kerja. karena menurut saya dari menilai keseluruhan lingkungan kerja kita dapat mengetahui kriteria pekerja yang kita butuhkan, dan setidaknya kita bisa menyeleksi pelamar kerja yang sekiranya cocok dengan organisasi. Sehingga kita dapat meminimalisir dana / pekerjaan yang sekiranya tidak perlukan.
-Jawaban soal nomer 2:
Saya memilih opsi pilihan yang kedua yaitu tentang memilih seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan yang di rencanakan untuk ditanganinya. Karena menurut saya akan lebih efisien dan efektif untuk perusahaan tersebut menerima seorang pelamar yang lebih sangat fit dengan organisasi daripada sangat fit di pekerjaan itu di karenakan menurut kondisi yang biasa terjadi di perusahaan lebih baik mencari seseorang yang mampu berorganisasi dan bekerja sama dengan yang anggota organisasi lain, apabila masalah skill dapat di pelajari dan di ajarkan tentunya kembali lagi pada saat mencari pelamar kerja di usahkan yang memiliki knowledge dan attitude yang baik.
Saya tidak memilih nomor 1 karena apabila dia fit hanya di pekerjaan dan tidak mampu berorganisasi kemungkinan besar akan sulit mengajaknya bekerja sama, sehingga tidak mampu mengimbangi kinerja rekan 1 tim yang bekerja sama, Dy juga mungkin akan berisifat individualis sehingga susah menerima saran dan kritik sehingga kinerja tidak maksimal.
tolong diperhatikan baik-baik bahwa pada kutipan artikel di atas tidak dimaksudkan adanya 4 metode seleksi tapi 4 langkah dalam seleksi yang diusulkan oleh penulis. Demikian juga, tolong dipahami sungguh-sungguh apa yang dimaksud dengan "fit dengan pekerjaan" (person-job fit) dan "fit dengan organisasi" (person-organization fit) supaya dapat memberi tanggapan yang baik. Terima kasih.
BalasHapussaya menjawab pertanyaan no1 :
BalasHapusmenurut saya model seleksi antara 1,2,3 itu bagus dan model tsb berkaitan satu sama lain. mulai dari nengidentifikasi KSA , berdasarkan siapa meraka , apa yg di butuhkan oleh organisasi dan jangan terlewatkan yaitu etika. karena sebuah perusahaan besar akan mencari orang yg benar dalam posisi yang benar ( the right man the right place) agar mencapai kesuksesan & hasil yg maksimal.
kalau model yang ke4 biasanya digunakan dalam perusahaan baru,karena membutuhkan wkt yg lama agar struktur-struktur bisa berjalan lancar seperti di beri training2 terlebih dahulu , mencari pegawai yg baru dan di beri gaji yg murah.
pertanyaan no2 :
seperti yg saya katakan perusahaan akan memilih orang yg benar dalam posisi yg benar . jadi saya tidak memilih keduanya karena tidak sesuai dengan konsep manajemen yg benar untuk mencapai kesuksesaan & hasil yg maksimal di suatu perusahaan.
saya ingin menanggapi pernyataan seramarcelia ttg jawabannya pada pertanyaan nomor 2.
BalasHapusmemang benar perusahaan manapun akan memilih orang yang benar di posisi yang benar. Itu memang harapan semua perusahaan di manapun..
namun kembali lagi,, dalam bisnis tidak ada sesuatu yang pasti. Bisnis itu penuh dengan ketidakpastian..
jadi dalam bisnis, tidak menutup kemungkinan anda akan mengalami hal serupa seperti yang diilustrasikan dalam pertanyaan diatas.
Dan ketika anda mengalami hal tersebut, anda harus benar-benar mempertimbangkan keputusan anda sebaik-baiknya..
karena keputusan anda yang akan menentukan perusahaan tersebut kedepannya.
saya menanggapi pendaptat sera , mengapa dalam menanggapi kasus seperti yang di diskusikan , anda mengatakan tidak sesuai tidak sesuai dengan konsep manajemen ? konsep manajemen apakah yang anda maksud dalam pendapat anda ? Tolong dijelaskan .
BalasHapussaya menjawab pertanyaan dari henry , dengan cara mencarikan posisi pekerjaan yang diperkirakan tidak terlalu berat bagi pekerja yang memiliki cacat fisik pada tubuhnya atau melakukan percobaan selama sebulan untuk melihat cara bekerja dari pekerja yang cacat fisik tersebut dan apabila mereka bisa mengerjakan tugas tersebut , memungkinkan untuk diterima atau tidak . Mereka mungkin bisa memahami dengan tubuh yang berbeda dari pekerja - pekerja yang lain yang tidak memiliki cacat fisik . atasan pasti melihat kerajinan mereka atas job yang mereka kerjakan bukan karena fisik .
Thank you ^^
saya ingin menanggapi pernyataan saudari Sherly G yang kurang setuju dengan pernyataan saya mengenai bahan diskusi nomor 2..
BalasHapusalasan saya memilih opsi nomor 2 yaitu seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan yang saya rencanakan untuk ditanganinya karena saya memandang dari sudut pandang psikologi manusia itu sendiri...
Ketika seorang pekerja fit dengan suatu perusahaan,, mereka akan merasa nyaman bekerja di perusahaan tersebut..
ketika seorang pekerja (karyawan) merasa nyaman dalam bekerja, akan menimbulkan motivasi dalam dirinya untuk bekerja lebih, lebih, dan lebih lagi.
Bahkan ada ilmuwan yang mengatakan, "kesuksesan perusahaan tergantung dari seberapa besar karyawan termotivasi" maksudnya, ketika karyawan termotivasi, mereka akan bekerja semaksimal mungkin, ketika karyawan bekerja semaksimal mungkin, maka produktivitas perusahaan akan meningkat, dan ketika produktivitas perusahaan meningkat,, maka keuntungan (laba) perusahaan juga akan meningkat.
jadi kita harus ingat, ketika karyawan termotivasi, mereka akan bekerja dengan maksimal.
ketika karyawan termotivasi, mereka akan dapat berkembang dengan baik..
ketika karyawan termotivasi,, mereka akan loyal dengan perusahaan sendiri..
Sebaliknya, meskipun karyawan sangat kompeten di bidangnya namun tidak fit dengan perusahaan, ia tidak akan merasa nyaman dalam bekerja.
sehingga tidak akan menimbulkan motivasi dalam dirinya. apabila motivasi tidak muncul, maka loyalitas untuk perusahaan pun tidak akan muncul.. mungkin ia hanya akan bekerja sebisanya, namun ia tidak akan mencoba untuk lebih, lebih dan lebih lagi karena tidak adanya motivasi dalam dirinya..
seperti yang anda ilustrasikan, misalnya pekerja tersebut diposisi manager.. dia sangat berkompeten dibidangnya namun tidak fit dengan perusahaan..
kita perlu ingat juga.. Perusahaan juga merupakan sebuah ORGANISASI...
dalam organisasi,, KERJASAMA (teamwork) yang paling utama..
apabila pekerja tersebut tidak cocok dengan kondisi organisasi, bagaimana dia akan bekerjasama dengan orang-orang yang berada didalam organisasi tersebut??
Managerpun harus selalu berkoordinasi dengan manager-manager lain serta karyawan-karaywan di bawahnya..
Apabila hal tersebut tidak terlaksana, maka job description seorang manager tidak terlaksana..
apabila hal seperti itu terjadi,, masihkah anda memandang pekerja tersebut kompeten??
Kita perlu tahu juga, bahwa sesungguhnya jabatan manager dan karyawan yang dibawahnya itu semuanya sama.. hanya berbeda pada fungsinya..
jadi manager dan karyawan harus tetap berkoordinasi agar tujuan perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Memang benar dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi dibutuhkan sebuah kerja sama yang baik,namun menurut saya kerja sama itu dapat di bentuk seiring berjalannya waktu. Tergantung bagaimana orang tersebut bisa beradaptasi dengan lingkungan(lingkungan pekerjaan). Seperti kita tahu tidak ada orang yang pertama kali baru masuk dalam sebuah perusahaan langsung cocok dengan lingkungan atau budaya perusahaan. perlu adanaya adaptasi, dan adaptasi itu butuh proses.
BalasHapuskarena menurut saya kecocokan dengan lingkungan atau budaya perusahaan itu dapat di bentuk meskipun pada awalnya tidak cocok. dari sini kita sebagai pekerja dituntut untuk bersosialisasi dengan lingkungan atau budaya organisasi bagaimanapun keadaannya. hal ini cukup mudah bagi pekerja yang berkompeten untuk beradaptasi dengan budaya atau lingkungan organisasi. apabila kita sebagai pekerja mampu beradaptasi dengan lingkungan perusahaan maka tujuan perusahaan akan tercapai dengan maksimalz
Saya setuju dengan pendapat dari sherly yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang pertama kali baru masuk dalam sebuah perusahaan langsung cocok dengan lingkungan atau budaya perusahaan. perlu adanaya adaptasi, dan adaptasi itu butuh proses.
BalasHapusKarena menurut saya saat pertama kali seorang calon pekerja datang untuk melamar sebuah pekerjaan yang ia lihat pertama kalinya adalah tentang posisi dan selanjutnya apa saja job desh yang akan ia lakukan. Saat ia merasa fit atau sesuai dan meyukai dgn pekerjaan tsb maka ia akan melaksanakan pekerjaan dengan baik tetapi apabila calon tsb merasa tidak sesuai antara harapan/keinginanya utk bekerja dengan pekerjaan yg akan ia lakukan maka calon pelamar tsb akan mencari pekerjaan yang lain yang sesuai dengan dirinya..
Saya setuju dengan pernyataan artikel di atas bahwa perusahaan bisa melakukan penyeleksian dengan berbagai cara dan itu juga tergantung dari budaya perusahaan itu sendiri ingin menyeleksi melalui cara seperti apa karena pasti ada alasan yang mereka miliki. Saya sendiri lebih condong kepada menyeleksi calon dengan mempertimbangkan ksesuaian dengan organisasi karena dengan cara ini perusahaan dapat akan mendapatkan karyawan yang dibutuhkan sesuai dengan situasi dan kondisi dari karyawan dan perusahaan itu sendiri sehingga menyebabkan kegiatan perusahaan berjalan dengan lancar. Perusahaan dapat memilih calon karyawan yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan perusahaan dan tidak ada karyawan yang keluar masuk perusahaan sehingga tidak terjadi pemborosan waktu, biaya, dan tenaga kerja untuk mendapatkan karyawan yang dibutuhkan.
BalasHapusUntuk pertanyaan kedua, saya memilih untuk menerima calon pegawai yang sesuai dengan pekerjaan, sesuai dengan pendapat Sherly dan Ervinda bahwa pertama-tama perusahaan pasti akan menilai kemampuannya untuk bekerja dan posisi apa yang tepat untuknya. Selain itu perlahan-lahan pegawai tersebut pasti akan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Saya menanggapi pendapat yuniarti , contoh perusahaan yang menggunakan budaya sebagai sistem penyeleksian itu seperti apa ? Saya tidak setuju dengan perusahaan dengan menggunakan budayanya sebagai sistem penyeleksian . Karena dalam budaya tersebut belum tentu calon pekerja bisa menerima budaya yang digunakan perusahaan tersebut secara turun - temurun . Memang di dunia ini ada yang menggunakan cara seperti itu . tetapi kebanyakan perusahaan menggunakan sistem KSA sebagai sistem penyeleksinya . Budaya seharusnya diterapkan pada saat bekerja saja, jangan pada saat menyeleksi dan merekrut .
BalasHapusMenurut saya hal yang paling menarik dari topik diatas adalah pada tahap Mengupayakan Kesesuaian Pekerja Baru dengan Organisasi. Karena sangat penting dalam proses mengiplementasikan filosofi perusahaan dimana untuk tujuan filosofi tercapai para pekerja baru walau tidak memiliki keahlian dan pengetahuan yang cukup tapi memiliki kemampuan penyesuaian yang baik.Maka pekerja baru harus bisa menyesuaikan diri dengan program-program yang telah dirancanag antara lain melalui aktivitas orientasi awal pekerja dan aktivitas pelatihan serta pengembangan yang mana harus dapat memberi penekanan pada peningkatan kesesuaian individu dengan organisasi dalam sebuah perusahaan.
BalasHapusSaya menanggapi pendapat philipus , perusahaan pastinya mencari para pekerja yang memiliki keahlian masing2 dan juga mampu beradaptasi dengan organisasi tersebut . bukan yang dicari adalah pekerja yang mampu beradaptasi saja yang dicari melainkan yang memiliki keahlian tersendiri . apabila seorang masih kaku atau pendiam namun dia sangat menguasai bidang yang ia kerjakan . Apabila anda di pihak perusahaan , bagaimana sikap anda apabila anda menerima beberapa calon pekerja yang pendiam namun ia sangat rajin dan mampu menguasai bidangnya ?
BalasHapusSaya menjawab pertanyaan diskusi :
BalasHapus1. saya memilih untuk menggunakan semua langkah dari langkah 1 smpai langkah ke 4 sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan saat itu.
2. untuk pertnyaan ke 2. saya memilih untuk menerima karyawan yang fit dengan pekerjaan setelah itu fit pada organisasi karena dengan pelamar yang fit dengan pekerjaan berarti dia telah mempunyai skill dan siap untuk bekerja setelah baru kita bisa meninjau dari fit organisasinya apakah rekomendasi pelamar tersebut baik atau tidak dan bisa di pekerjakan.
saya menanggapi pendapat aditya tentang penyeleksian menggunakan budaya. menurut saya mungkin maksud dari yuniarti tersebut bukan budaya secara keseluruhan digunakan untuk penyeleksian tetapi mungkin ada bebrapa kriteria yang disisipkan dari kebudayaan perusahaan tersebut yang sudah lama terbukti efesien untuk membantu proses penyeleksian calon karyawannya maka perusahaan tersebut tidak akan segan-segan untuk terus menggunakannya.
saya menanggapi pertanyaan aditya buat yuniartika.
BalasHapusmungkin di sini budaya itu seperti culture yang ada di perusahaan sebagai contoh ada perusahaan yang mewajibkan karyawannya memakai pakaian batik setiap jumat.. misalkan semua manager dan karyawan harus melaksanakan 4S senyum, sapa, sopan dan santun, dan salam.. sehingga smua wajib untuk melakukan itu mau tidak mau.. tp memang benar budaya biasanya akan di perlihatkan ketika dia bekerja bukan di saat dia lg di seleksi.
saya menanggapin aditya kepada philipus
lihat2 dulu kondisi pekerjaan yang akan dia lakukan klo pekerjaan itu seperti sales walaupun dia rajin tetapi kaku maka biasanya perusahaan akan memindahkan pekerjaan dia mungkin di bagian acounting atau pekerja kantoran... mungkin yang di maksud oleh philipus adalah perusahaan mencari para pekerja baru yang memiliki kemampuan penyesuaian yang baik. karena dengan adaptasi yang baik kita bisa melatih karyawan dan mengasah kemampuannya.. kalau kita sebagai perusahaan ada karyawan seperti itu pasti langsung di ambil dan menempatkan dia pada posisi yang dia kuasai supaya kariernya bisa menanjak
saya akan menjawab pertanyaan :
BalasHapus1. saya memilih Menyeleksi Calon Dengan Mempertimbangkan Kesesuaian dengan Organisasi,karena seorang pekerja memang harus diseleksi dan dipertimbangkan oleh suatu perusahaan,apakah mempunyai skill dan knowledge.
2. Pertanyaan yang kedua,Saya memilih seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan yang Anda rencanakan untuk ditanganinya,karena seseorang yang dibutuhkan sangat fit dengan organisasi biasanya sudah memiliki kemampuan yang efektif dan efesien dalam organisasi.
Saya menanggapi Yuniarti kartika sari,
BalasHapusSaya setuju dengan pendapatnya karena menurut saya sebuah perusahaan mempunyai ciri-ciri khusus untuk mencari seorang karyawan. Seperti kita tahu bahwa di dunia ini banyak sifat-sifat manusia yang berbeda sehingga tidak semua orang-orang yang berada di suatu organisasi tersebut dapat menerima karyawan baru tersebut. Karena pada dasarnya organisasi yang berjalan dengan lancar dan sukses tergantung dari kerjasama antar tim yang lain.
Maksud saya budaya perusahaan disini adalah kebiasaan yang dilakukan perusahaan itu sendiri yang belum tentu perusahaan lain melakukan hal yang sama. Seperti yang telah dikatakan teman-teman di atas bahwa dapat menyisipkan beberapa kriteria dari kebudayaan perusahaan tersebut dan terbukti efesien dan efektif untuk membantu proses penyeleksian calon karyawannya maka perusahaan tersebut dapat melanjutkan terus menerus.
BalasHapusJika memang karyawan tidak cocok dengan budaya perusahaan yang sudah ada turun-menurun maka seharusnya karyawan harus dapat menepatkan posisi mereka di perusahaan itu dengan cara beradaptasi.
saya ingin menanggapi pendapat saudari Sherly dan Ervinda.
BalasHapusdalam topik diskusi di atas, kita diposisikan sebagai si pengambil keputusan dalam sebuah perusahaan ketika hendak merekrut seorang karyawan.
nah. dalam suatu perusahaan, ketika hendak melakukan perekrutan, mereka pasti punya kriteria atau tolok ukur tertentu..
nah, dalam ilustrasi diatas, saya lebih memilih karyawan yang tidak fit dengan pekerjaannya namun fit dengan perusahaan.
menurut pertimbangan saya, mempekerjakan karyawan yang berkompeten namun tidak fit dengan budaya perusahaan akan meimbulkan resiko lebih besar daripada mempekerjakan karyan yang kurang berkompeten namun sesuai dengan budaya perusahaan.
saya rasa untuk beradaptasi tidak semudah seperti yang anda perkirakan. karakter yang dibawa manusia sejak kecil akan melekat kuat hingga mereka dewasa.
saya akan mencoba mengilustrasikan dalam sebuah contoh.
misalkan karywan tersebut ingin bekerja menjadi staff marketing di perusahaan "X" yang berorientasi pada kepuasan konsumen..
karyawan tersebut sebenarnya memang benar-benar mengetahui teknik-teknik marketing, karyawan tersebut memang mengenal secara detail marketing itu seperti apa.
namun, ada karakter dari karyawan tersebut yang bertolak belakang dengan budaya perusahaan itu sendiri. Perusahaan "X" yang berorientasi pada kepuasan konsumen ini menuntut seluruh karyawannya untuk selalu disiplin dan berpakaian rapi. Sedangkan karyawan yang berkompeten ini malas, sering terlambat dan selalu berpakaian acak-acakan.
saya rasa karyawan ini akan memberikan dampak buruk kepada perusahaan. karyawan seperti ini yang mungkin bisa mengakibatkan ketidakpuasan konsumen terhadap perusahaan.
selain itu, dengan adanya karyawan seperti ini memungkinkan karyawan lain akan terpengaruh dengan perilaku karyawan tersebut.
saya rasa hal ini akan merugikan perusahaan..
selain itu, saya rasa mempekerjakan karyawan yang tidak fit dengan perusahaan sangat rawan..
karena memungkinkan terjadinya "bored to the max" sehingga kinerja karyawan tersbut tidak tambah meningkat namun malah menurun karena karyawan tersebut tidak merasa nyaman dengan kondisi dalam perusahaan..
bisa juga karyawan tersebut mengundurkan diri karena sama sekali tidak memiliki loyalitas kepada perusahaan sehingga mengakibatkan perusahaan harus melakukan perekrutan ulang dalam posisi tersebut..
Saya rasa Saudari Sherly dan Ervinda bisa menambahkan contoh yang konkrit dalam penjelasannya agar kita semua dapat mencerna dengan mudah.
saya ingin menanggapi pertanyaan dari saudara aditya.
BalasHapuskalau menurut saya, kembali lagi pada kemampuan yang dimiliki oleh pekerja tersebut..
misalkan memang pekerja tersebut berkompeten,, mengapa tidak?? perusahaan tentu akan mempertahankan karyawan-karyawannya yang kompeten dan sesuai dengan budaya perusahaan itu sendiri..
mungkin memang ada kebijakan-kebijakan seperti itu dalam perusahaan tertentu..
namun perlu kita ingat lagi, tidak semua perusahaan memiliki kebijakan seperti itu.. dimanapun itu, perusahaan akan selalu berusaha untuk mencapai keuntungan maksimal.
apabila kiranya kinerja dari karyawan tersebut tidak maksimal, saya rasa perusahaan tidak ada alasan untuk mempertahankan orang tersbut.
saya menanggapi pendapat henry , apabila karyawan tersebut sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi nyatanya hasilnya tidak maksimal , apakah tidak ada cara lain untuk meningkatkan semangatnya agar lebih keras sebisa mereka atau tetap saja akan dikeluarkan , saya ingin mengingatkan akan kondisi global saja bahwa mencari pekerjaan itu sangat susah apalagi di perusahaan terbatas lowongannya ?
BalasHapusSetidaknya ada cara untuk mempertahankan karyawan seperti itu , ya dengan cara menyemagati karyawan - karyawan tersebut .
saya menanggapi pertanyaan saudara Aditya.
BalasHapushal tersebut mungkin dilkaksanakan, namun semuanya tergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan.. dan tentunya kebijakan-kebijakan tersebut dipertimbangkan juga berdasarakan orientasi perusahaan..
karena tidak semua perusahaan dapat memberikan kebijakan-kebijakan seperti itu..
apabila sekiranya kinerja karyawan tersebut selaras dengan tujuan dan orientasi perusahaan, saya rasa memang harus dipertahankan..
namun kalau tidak, saya rasa perusahaan harus benar-benar memikirkannya lagi..
mungkin, apabila perusahaan berorientasi pada sosial masyarakat, kebijakan-kebijakan tersebut akan dapat dilakukan.
namun apabila tidak, jarang sekali perusahaan memberikan kebijakan-kebijakan seperti itu.
perusahaan selalu ingin memperoleh keuntungan maksimal, perusahaan bukan panti sosial yang harus memperhatikan semua orang..
jadi pekerja yang akan masuk harus benar-benar bersaing.. dan kemungkinan besar yang berkompeten dan cocok dengan budaya perusahaan lah yang masuk..
Saya menanggapi pendapat henry , bagaimana caranya mengatasi karyawan yang memiliki budaya yang berbeda terhadap budaya perusahaan tersebut ? Berikan pendapatmu . Dan untuk semuanya , menurut kalian , Mengapa dalam bekerja banyak perusahaan yang pekerja - pekerjanya kebanyakan mengkorupsi uang perusahaan , padahal dengan adanya seleksi kita bisa mengetahui Pengetahuan , kemampuan dan sifat ( Attitude )nya ,bagaimanakah cara mengatasi kasus seperti itu pada saat penyeleksian agar tidak terjadi kasus seperti itu ?
BalasHapusTerima Kasih
menanggapi pertanyaan dari dari aditya buat henry tentang bagaimana cara mengatasi karyawan yang memiliki budaya yang berbeda terhadap budaya perusahaan. menurut saya, budaya di sini termasuk suasana, artefak yang ada di perusahaan,nilai yang dianut perusahaan, kultur dan norma+tatanan yang ada di perusahaan. untuk mengatasi, dengan cara memberikan masa orientasi pada karyawan(klo baru)untuk memperkenalkan dan membiasakan diri, sdangkan untuk karyawan yang sudah lama bisa dengan melatih karyawan untuk setiap tindakan dan tugas selalu berporos pada budaya perusahaan.
BalasHapuscontohnya di WM sendiri sbgai kampus katolik, hampir semua kelas ada salib dan setiap awal kuliah selalu berdoa dengan ajaran agama katolik, sedangkan dengan mahasiswa yg beragama lain pasti bisa membiasakan diri dengan budaya yang ada, demikian juga dengan karyawan.
untuk kasus korupsi, tidak ada kaitannya dalam seleksi dikarenakan orang yang baru bekerja sangat kecil kemungkinanya untuk korupsi, sedangkan orang yang berani dan sudah korupsi pasti mereka yang tidak bisa bersyukur dengan apa yang di dapat dan bisa juga dengan mereka tidak puas dengan manajemn dari perusahaan yang bisa juga merugikan karyawan atau organisasinya.
cara mengatasi:
1. mengawasi setiap keuangan yang keluar
2. dalam mengambil keputusan selalu mengajak perwakilan dari karyawan
3. berkomitmen untuk tetap loyal pada perusahaan dan dapat bekerja sama dengan baik
Saya akan menanggapi pernyataan dari saudara Henry ..
BalasHapusMemang benar bahwa tidak mudah bagi seseorang utk beradaptasi apalagi karakter yang melekat pada diri orang itu sejak ia lahir. Tetapi perlu diingat bahwa bagaimanapun juga kemampuan dan kualitas serta kecocokan dgn pekerjaanya menjadi salah satu hal yang utama dan penting krn akan menyangkut dengan pekerjaan yang akan ia jalani dan kebanyakan tiap perusahaan selalu mempertimbangkannya berdasarkan job spech dan job deshnya sebab ketika pegawai merasa fit dengan pekerjaanya maka ia dapat mengerjakan tugas2nya dengan lebih mudah dan memberikan hasil yg lebih baik dampaknya secara psikologis ia akan merasa lebih menyukai dan senang dlm mejalankan tgs pekerjaanya bukan hanya itu saja adanya kesesuaian antara karakteristik tugas
pekerjaan dengan kebutuhan individu dlm melaksanakan tugas tsb, akan
memperkuat keikatan pegawai pada kerja, yaitu pegawai akan lebih komitmen
terhadap pekerjaan bila dibandingkan seseorang tidak merasa fit denga pekerjaannya maka akan mempengaruhi tingkat kinerjanya di perusahaan tsb.
Saya setuju dg pernyataan Henry Stefanus yg menanggapi Ervinda dn Sherly.
BalasHapusKarena memang jka seseorg tsbut tdak fit dg perusahaan, dia slalu mngerjakan sesuka hati'ny, aplgi dia memiliki kmampuan dlm pkerjaan tertentu. Krna jka dr awal dia tdk fit dg perusahaan, pekerjaan'ny tdak akan sebaik ktika dia fit dg perusahaan. Pasti ada bbrapa kendala yg membuat kinerja'ny pun menurun.
tapi ketika org tsbut fit dg perusahaan namun ia tdak fit dg pekerjaan, justru akan membawa dampak positif bagi org tsb. Dari yg semula ia tdak tlalu bsa, tapi karena adanya kenyamanan, lingkungan yg mendukung, pasti org tsbut bsa berkembang dlm perusahaan tsb. Banyak pengalaman-pengalaman jga yg dapat dterima.
Menurut say setiap perusahaan seblum memilih calon pelamar kerja yg tepat ia akan melakukan proses rekrutmen dan seleksi, dalam prosesnya yg dinilai berdasarkan tidak hanya kemampuan trhadap pekerjaannya saja tetapi juga bakat, minat, kepribadian dan keterampilan. bahkan penampilan pun menjadi salah satu penilaian kemudian perusahaan akan memberikan gambaran tentang pekerjaan melalui tes simulasi kerja dan pengetahuan pekerjaan kepada calon karyawan tsb. Berdasarkan penilaian diatas, para pelamar dapat menentukan dan menilai apakah dirinya cocok dengan perusahaan tersebut atau tidak. Pelamar yang menerima pekerjaan tersebut, akan bergabung dengan perusahaan dengan penuh komitmen, sedangkan pelamar yang tidak cocok akan mengundurkan diri dari kegiatan seleksi. tersebut.
BalasHapusmenurut saya ilustrasi tsb tidak masuk logika krn apabila seseorang memiliki sifat bermalas-malasan tdk akan mungkin berkompeten krn orang yg berkompeten indentik dgn motivasi/keinginan utk menunjukan keterampila/keahlian yg ia punya terhadap pekerjaannya. Dan tiap perusahaan pastinya akan selalu menuntut karyawannya untuk dislipn, berpakaian rapi, tidak bermalas – malasan, tidak terlambat dalam bekerja krn tdk ada satupun perusahaan yg mengingikan karyawannya berperilaku sperti itu dan tentunya juga tiap perusahaan pasti memiliki peraturan2 yg hars ditaati jd tdk seenaknya. seharusnya henry dapat memberikan ilustrasi dan contoh budaya yg lebih kongkrit lagi.
Saya ingin menanggapi jawaban dari Debby,
BalasHapusPada dasarnya suatu perusahaan melakukan penyeleksian karyawan baru, karena perusahaan melihat suatu jabatan yang kosong dan tempat tersebut harus diduduki oleh orang yang memiliki keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) dan memenuhi kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk mengisi lowongan tersebut, jadi dalam hal ini perusahaan tidak bisa menerima karyawan yang belum memenuhi kriteria mereka. Kalau pun diterima itu akan mengeluarkan biaya tambahan untuk memberikan pelatihan terhadap karyawan baru.
Untuk jawaban no. 2, disini anda mengatakan seorang yang dibutuhkan sangat fit dengan organisasi biasanya suda memiliki kemampuan yang efektif dan efisien dalam organisasi.
Tetapi, menurut saya orang yang memiliki kemampuan yang efektif belum tentu efisien dalam organisasi karena efektif adalah TUGAS YANG BENAR sedangkan Efisien adalah MELAKUKAN TUGAS DENGAN BENAR. penyelesaian yang efektif belum tentu efisien begitu juga sebaliknya. Efektif bisa saja membutuhkan sumber daya yng sangat besar, sedangkan efisien barangkali memakan waktu yang lama, sehingga sebisa mungkin efektif dan efisien bisa mencapai tingkat optimum untuk kedua-duanya.
Saya menanggapi pendapat Teppy , bagaimana caranya agar efisien dan efektif bisa terlaksana dalam suatu menyeleksi seseorang untuk bekerja ? Saya juga setuju dengan pendapat ervinda dalam menanggapi pendapat henry , karena kedisiplinan seseorang juga penting dalam bekerja nanti . Meskipun orang tersebut sangat menguasai pekerjaan tetapi dia tidak disiplin sama saja dengan orang yang tidak mampu yang suka meremehkan pekerjaan dan sebagainya . hal seperti itu bisa jadi tidak diterima dalam penyeleksian . Perusahaan pasti membutuhkan pekerja yang rajin , kerja keras , disiplin waktu juga .
BalasHapussaya ingin menanggapi pernyataan ervinda dan aditya..
BalasHapussaya rasa, pekerja dikatakan berkompeten apabila dia menguasai bidangya..
dia mampu bekerja dengan baik dalam sebuah perusahaan..
memang disiplin itu sangat perlu dalam sebuah perusahaan,
apabila pekerja berkompeten namun tidak disiplin, semuanya tidak akan berjalan dgn baik...
dari artikel diatas. menurut saya bagian yang menarik adalah:
BalasHapus1. manajer atau yang bertugas melakukan seleksi mengambil keputusan menerima seorang calon pekerja itu berdasarkan “siapa mereka” bukan pada “apa yang mereka bisa kerjakan”.
menarik bagi saya karena saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut. karena ada peribahasa "jangan melihat buku dari covernya" yang menurut saya berarti bahwa kita tidak boleh menilai seseorang dari mana dia berasal, apa agamanya, dan "siapa dia". tapi kita harus menilainya berdasarkan KSA yang secara tidak langsung menunjukkan “apa yang mereka bisa kerjakan”.
sedangkan dari 2 pilihan yang ada pada no 2, saya memilih akan menerima calon yang sangat fit dengan pekerjaan yang saya rencanakan untuk nanti calon itu tangani tapi calon tersebut sama sekali tidak fit dengan organisasi. karena kemampuan terbaik seseorang dapat dia tunjukkan ketika orang tersebut berada di zona "nyamannya", sehingga dia dapat melakukan pekerjaannya dengan maksimal yang secara tidak langsung akan menguntungkan bagi perusahaan. sedangkan ketika orang tersebut tidak fit dengan organisasi, hal ini bukan masalah karena dia akan beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan barunya. contoh: anak seorang pendeta ketika sehari-harinya berkumpul dan berteman dengan pencuri maka dia akan jadi pencuri. jadi siapa kita ditentukan oleh budaya sekitar. jadi menurut saya mempelajari budaya organisasi lebih mudah daripada harus mempelajari sebuah kemampuan atau pekerjaan baru yang kita sebelumnya belum pernah lakukan.
Menanggapi pertanyaan Aditya, Mengapa dalam bekerja banyak perusahaan yang pekerja - pekerjanya kebanyakan mengkorupsi uang perusahaan,menurut saya hal ini tidak ada kaitannya dalam proses seleksi dikarenakan kita sulit untuk melihat dan menilai apakah orang tersebut koruptor atau bukan jika hanya dilakukan dalam 1 langkah. dan perlu kita ketahui bahwa orang yang melakukan korupsi justru orang-orang yang "berkelimpahan" karena mereka cenderung mereka tidak puas dengan apa yang sudah di dapat
menanggapi ervinda pada jaman yang serba susah ini untuk mencari pekerjaan juga susah sangat kecil orang yang bekerja cocok dengan jurusan saat mereka kuliah contohnya di bank2 skrg semua jurusan diterima sedangkan untuk mencapai titik kompeten bank tetap melakukan training selama berbulan2.
BalasHapusjadi menurut saya masa beradaptasi sangat penting dan bisa menjadi salah satu lnagkah untuk mencapai ke-kompetenan seseorang.
saya rasa perdebatan dalam diskusi antara saya, ervinda, sherly, dan aditya tidak akan pernah selesai apabila diteruskan..
BalasHapuskarena memang sudut pandang yang kita miliki berbeda..
sebenarnya, kalau kita mau memahami pernyataan di atas,
semua opsi diatas memiliki resiko...
dan resiko tersebut dapat teratasi atau tidak tergantung dari individu pekerja itu sendiri...
misalkan opsi pertama yang menyebutkan apabila pekerja fit dengan pekerjaannya namun tidak fit dengan pekerjaanya..
hal ini dapat teratasi apabila pekerja tersebut memiliki kemauan untuk beradaptasi dengan budaya perusahaan...
apabila dari pekerja itu sendiri tidak ada kemauan untuk beradaptasi, maka akan terjadi "bored to the max" pada karyawan tersebut...
dengan begitu, dia tidak akan mengalami peningkatan dalam kinerjannya, malah akan menngalami penurunan.. Bahkan dimungkinkan juga dia menjadi tidak betah bekerja dalam perusahaan tersebut...
begitu juga sebaliknya, apabila dalam kondisi pekerja tidak fit dengan pekerjaan namun fit dengan perusahaan..
hal seperti ini dapat diatasi apabila pekerja tersebut memiliki kemauan untuk belajar dan mengembangkan dirinya..
apabila dari pekerja tersebut sudah tidak memiliki kemauan untuk belajar, meskipun ia fit atau sesuai dengan budaya perusahaan, ia tidak akan dapat memberikan pengaruh berarti bagi perusahaan..
jadi memang semuanya memiliki resiko...
apabila memang kita di posisi pemimpin yang harus menentukan pilihan diantara opsi tersbut,,
mungkin akan lebih baik jika dipertimbangkan dengan situasi, kondisi serta kebutuhan dari perusahaan itu sendiri..
Menurut pendapat saya, hal yang menarik dari artikel diatas adalah 4 langkah model seleksi baru yang menjelaskan tentang kesesuaian calon pekerja dengan organisasi.
BalasHapusBukan hanya menggunakan seleksi model tradisional yang menyesuaikan KSA calon dengan tuntutan pekerjaan, tetapi juga melakukan analisis terhadap karakteristik organisasi. Di samping itu, adanya syarat,seleksi,serta upaya yang mempertimbangkan kesesuaian karakteristik organisasi juga penting sebelum dilakukan perekrutan. Misalnya saja upaya dalam hal memberi pelatihan dan pengembangan calon pekerja harus selalu dilakukan agar mereka nantinya bekerja sesuai dengan karakteristik organisasi. Dengan ini para calon pekerja akan lebih efektif dalam bekerja karena selain memiliki kemampuan pekerjaan tetapi juga didukung oleh perilaku serta karakteristik yang sesuai dengan organisasi.
Untuk pertanyaan selanjutnya, saya lebih memilih seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan. Karena ketika seseorang berada pada tempat serta kumpulan yang sesuai dengan karakteristik organisasi akan lebih mudah untuk belajar tentang bagaimana cara kerja organisasi tersebut. Dapat dikatakan lebih mudah karena orang yang sudah sesuai atau fit dengan organisasinya, maka secara tidak langsung ia akan merasa nyaman dalam bekerja sehingga pekerjaan yang diberikan akan lebih terasa mudah. Sebaliknya, jika seseorang tidak fit dengan organisasi ia akan tidak nyaman dalam bekerja.
Menurut saya, lingkungan pekerjaan itu sangatlah penting. Ketika suasana bekerja terasa cocok dengan karakteristik nya maka penyesuaian dalam bekerja akan lebih mudah. Tetapi jika suasana bekerja tidak sesuai dengan karakteristiknya walaupun sangat cocok dengan pekerjaannya, maka sangat susah untuk dapat menyatu dengan lingkungan pekerjaannya.
Saya menanggapi pendapat laurensia velen , saya setuju dengan pendapat anda mengenai pentingnya beradaptasi dengan organisasi . Karena di dalam masa beradaptasi kita bisa mengerti sifat satu sama lain , relasi itu sangatlah penting dalam pekerjaan . kita bisa bekerja sama apabila kita membutuhkan bantuan . Hal itu sangat penting dalam mencari pekerjaan juga . Dengan adanya relasi , kita bisa mencari pekerjaan tidak perlu susah mencari . Maka dari itu saya setuju pentingnya adaptasi dalam kehidupan sehari - hari .
BalasHapusSaya menanggapi pendapat kevin kurniawan , saya juga setuju karena tidak ada relasi , pekerjaan terasa membosankan dan hal ini menyebabkan orang tidak fit dalam bekerja .
untuk henry stefanus , menurut anda , hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk menjadikan para pekerja menjadi lebih fit dan tidak bosan dalam bekerja ? langkah - langkah apakah yang akan anda ambil apabila anda berada di posisi sebagai pemilik perusahaan untuk menjadikan karyawan - karyawanmu itu lebih fit dari biasanya ? Faktor apa saja yang membuat pekerja menjadi tidak fit selain karena pekerjaan yang membosankan ?
meneruskan perdebatan yang muncul, jika Anda bertanggung jawab atas upaya meng"fit"kan karyawan entah fit dengan organisasi atau fit dengan pekerjaan, manakah yang lebih mudah Anda lakukan: meng"fit"kan dengan pekerjaan atau meng"fit"kan dengan organisasi???
BalasHapussaya akan menanggapi aditya...
BalasHapushal yang perlu diperhatikan untuk menjadikan pekerja lebih dalam pekerjaannya dan tidak mudah bosan adalah hal-hal yang kiranya dapat memotivasi mereka..
misalnya dengan memberikan bonus kepada para karyawan yang berprestasi...
atau memberikan penghargaan lainnya kepada para karyawan yang bekerja memuaskan...
hal tersbut dapat meningkatkan motivasinya dalam bekerja...
dengan adanya motivasi dari karyawan, karyawan akan dapat bekerja secara maksimal,, apabila kinerja dari karyawan maksimal, maka secara otomatis tingkat produktivitas perusahaan juga meningkat... dengan meningkatnya produktivitas perusahaan, maka laba yang diperoleh juga akan meningkat....
saya juga ingin menanggapi pertanyaan dari Pak Runtu sendiri,,,
saya rasa untuk menge"fit"kan karyawan dengan pekerjaannya ataupun dengan organisasi itu tergantung dari kemauan pekerja itu sendiri...
apabila pekerja tersebut memiliki kemauan untuk belajar, saya rasa bukan hal sulit dia akan berkembang menjadi lebih fit dengan pekerjaan maupun perusahaan itu sendiri...
sedangkan sebaliknya, apabila dari pekerja tersebut sudah tidak memiliki kemauan untuk berkembang,, maka sebesar apapun upaya yang dilakukan perusahaan untuk menge"fit"kan karyawan tersebut dengan pekerjaan maupun perusahaan akan percuma saja...
Menanggapi pertanyaan dari Pak Runtu..
BalasHapusMenurut saya,akan lebih mudah jika meng"fit"kan karyawan dengan pekerjaan dibanding meng"fit"kan karyawan dengan organisasi. Karena pekerjaan itu lebih mudah untuk dipelajari. Selain itu,ia juga dapat menerima bantuan dari rekan kerjanya sehingga dapat lebih mudah untuk mengerti tentang pekerjaannya. Daripada harus membiasakan diri dan mempelajari budaya organisasi yang kadang berbeda dari sifat karyawan tersebut. Tentunya berbeda dengan pekerjaan,budaya dan sifat seseorang tidak akan dapat dipelajari dengan bantuan orang lain. Sehingga susah jika karyawan harus di"fit"kan dengan budaya organisasi yang bertentangan dengan sifatnya sendiri. Dan jika terus dipaksakan,maka akan timbul ketidaknyamanan dalam bekerja bagi karyawan tersebut.
Namun seperti yang dikatakan Henry Stefanus, bahwa semua itu kembali pada kemauan karyawan tersebut untuk dapat beradaptasi dengan pekerjaan ataupun organisasi.
menurut saya dari apa yang pak julius tanyakan itu adalah meng"fit"kan dengan organisasi , karena apabila dalam organisasi kita tidak fit , maka pekerjaanpun juga terpengaruh terhadap cara kita beradaptasi dengan organisasi , seperti yang dikatakan oleh henry dan kevin , semua dari kemauan karyawan tersebut untuk mau berbaur bersama organisasi karena menurut saya , organisasi adalah sumber penyemangat kita apabila kita bosan bekerja , lelah , dan sebagainya , dengan adanya organisasi , kita bisa semangat bekerja . Itu saja yang saya tahu . Jadi kesimpulan saya , organisasilah yang menyebabkan kita fit dalam bekerja atau tidak . Karena dengan mengikuti organisasi dan aktif disana kita mendapatkan sesuatu yang tidak pernah kita rasakan sebelumnya . seperti mendapatkan semangat yang luar biasa . sehingga kita dapat menjadi lebih fit .
BalasHapusMenanggapi pertanyaan Pak Runtu,,
BalasHapusMenurut saya akan lebih mudah untuk meng'fit'kan karyawan dg pekerjaan drpada dg organisasi.
seperti yg dikatakan Kevin, pekerjaan akan lebih mudah dipelajari karena ada tata cara yg pasti harus dilakukan. Sedangkan untuk meng'fit'kan dg organisasi lebih sulit karena bagi bberapa orang yg tidak terbiasa dg budaya organisasi tsbut akan btuh waktu yg lama untuk beradaptasi.
untuk santi megawati , bagaimana caranya membuat orang yang tidak terbiasa menjadi terbiasa dalam organisasi dalam jangka waktu yang singkat ? Setidaknya pasti ada cara yang bisa dilakukan agar orang tersebut mampu beradaptasi dengan cepat .
BalasHapusuntuk henry , bagaimana cara mengatasi karyawan agar tidak terjadi penurunan kinerja mereka yang menyebabkan labanya semakin menurun tiap bulannya ?
aditya,,sebenarnya jawaban untuk pertanyaan anda kali ini sebenarnya sama dengan jawaban saya untuk pertanyaan anda yang sebelumnya..
BalasHapusterkadang tigkat kinerja karyawan memang dipengaruhi oleh seberapa bisa perusahaan memotivasi karyawannya...
bagaimana cara memotivasi karyawan??
bisa dengan memberi kenaikan gaji,, memberikan bonus kepada karyawan apabila target perusahaan terpenuhi, atau bisa juga dengan menjamin keselamatan kerja karyawan dalam perusahaan, dan masih banyak hal-hal lain yang dapat dilakukan perusahaan untuk memotivasi karyawannya...
Menanggapi pertanyaan Aditya,,
BalasHapusMenurut saya untuk membuat orang yg tidak terbiasa menjadi terbiasa dalam waktu singkat, mungkin akan memang sedikit d paksakan dg peraturan-peraturan yg d berikan organisasi thdap karyawan'nya.
Dan biasanya ini dialami karena mereka sangat membutuhkan pekerjaan itu, mereka tdak akan membuang ksempatan, pasti mereka mau tidak mau harus beradaptasi dengan budaya organisasi tsbut.
Ataupun dengan cara yg disebutkan Henry,, seperti peningkatan kinerja dg motivasi dari organisasi....
BalasHapusTentu itu termasuk dalam membantu karyawan untuk lebih terbiasa dg budaya organisasi...
saya ingin menanggapi pertanyaan saudara aditya untuk saudari santi mengenai bagaimana caranya membuat orang yang tidak terbiasa menjadi terbiasa dalam organisasi dalam jangka waktu yang singkat ?
BalasHapusuntuk mengubah kebiasaan orang tentunya tidak mudah..
semuanya butuh yang namanya proses..
mungkin awalnya memang dapat dengan memberikan bimbingan untuk orang tersebut.. apabila orang tersebut masih melanggar budaya perusahaan, maka diberikan peringatan,, kalau masih melanggar lagi, mulai diberikan hukuman,,
jadi orang tersebut akan berusaha beradaptasi dengan budaya perusahaan agar tidak mendapat hukuman...
mungkin memang awalnya orang tersebut merasa terpaksa..
namun,, dari terpaksa akan menjadi biasa,, dari biasa menjadi kebiasaan dan dari kebiasaan dapat menjadi budaya :D
saya menanggapi pendapat henry , saya masih tidak mengerti , seandainya anda sebagai atasan , apa yang anda lakukan untuk menghadapi karyawan dengan latar belakang yang berbeda antara yang satu dengan lain dan begitu pula mereka terhadap budaya perusahaan yang anda biasakan sejak berdirinya perusahaan tersebut ? Mungkin mereka tertutup atau malu , mungkin juga keras kepala , dan sebagainya . Sedangkan budaya mereka dengan budaya kita mungkin berbeda . Seperti saja kita dan pekerja tersebut berbagai macam ras dan agama . bagaimana caranya agar budaya kita bisa dipahami dan tidak membuat para pekerja tersebut menjadi tidak betah bekerja di perusahaan anda ? Berikan solusinya
BalasHapussaya ingin menanggapi pertanyaan saudara aditya,,,
BalasHapusmemang dalam suatu perusahaan tidak menutup kemungkinan, karyawan-karyawannya memiliki latar belakang, suku, budaya, agama dll..
maka dari itu perlu ada yang namanya sistem dalam suatu perusahaan..
sistem yang akan mempersatukan semuanya, karena mereka akan terikat dengan yang namanya sistem tersebut..
betah tidak betahnya pekerja, tergantung dari pekerja itu sendiri.. bagaimana ia beradaptasi dengan pekerjaannya, dan bagaimana ia beradaptasi dengan budaya perusahaan sendiri...
memang benar, di samping itu perusahaan harus mampu memotivasi karyawan/pekerjanya.
namun, apabila pekerja tersebut tetap tidak termotivasi untuk berkembang ataupun beradaptasi, saya rasa pekerja seperti itu tidak perlu dipertahankan lagi...
saya setuju mengenai pendapat henry , karena pekerja yang sulit beradaptasi tidak memungkinkan untuk melanjutkan pekerjaan . dan saya lebih menyarankan kalau orang yang seperti itu seharusnya bekerja yang tidak banyak bicara seperti bekerja dirumah . tetapi bekerja didunia tidak ada yang tidak harus beradaptasi dengan satu sama lainnya . mencari pekerjaan juga mudah karena kita memiliki banyak relasi / komunikasi antar satu sama lainnya . begitu pula dalam bekerja . semua pasti butuh komunikasi . kalau pekerja tersebut tidak mampu beradaptasi , saya rasa ada jalan lain sebelum mengeluarkannya . yaitu dengan diberikan kerja team supaya ia mampu beradaptasi . belajar berkomunikasi antar satu sama lainnya .
BalasHapusKomunikasi adalah nyawa kita dalam bekerja . tidak ada komunikasi , kita akan merasa kesusahan dalam bekerja .
Menggapi pertanyaan dari pak Julius, menurut saya yg lebih mudah antara mengfitkan dgn organisasi atau dgn pekerjaan, selain tergantung dari orangnya juga tergantung dari para pengelola organisasi itu sendiri dan juga harus didukung dgn hubungan antra rekan kerja dan atasan. Dimana kedua – duanya dapat lebih mudah dilakukan ketika pekerja tsb dpt semakin memahami baik entah itu dlm bidang pekerjaanya ataupun perusahaan krn hal itu akan semakin efektif, dan perusahaan akan semakin tertarik. Tetapi perlu diingat bahwa seorang Atasan dan Pemimpin, akan lebih tertarik pada hasil pekerjaan seseorang daripada lama waktu mereka bekerja.
BalasHapusApapun yg dilakukan oleh pekerja utk dpt beradaptasi dgn pekerjaan ataupun dgn organisasi jika ia tdk mempunyai atau mengetahui pentingnya kesabaran dan sifat mendengarkan. Maka itu akan sia2 saja walaupun upaya yg kita anggap paling mudah sekalipun krn dua kualitas ini yang sering terlupakan, tetapi dapat sangat membantu dalam kehidupan karir seseorang. Yang penting dalam memilih seorang pelamr bahwa ia harus memiliki budaya kerja dan motivasi yang cocok dengan organisasi.
Saya ingin menanggapi pertanyaan dari Pak Runtu.
BalasHapusMenurut saya, akan lebih mudah meng"fit"kan karyawan dengan pekerjaan dibandingkan meng"fit"kan karyawan dengan organisasi. Saya setuju dengan pernyataan dari Kevin dan shanty. Seseorang itu akan lebih mudah beradaptasi dengan pekerjaan karena seseorang dapat berusaha mempelajari pekerjaan tersebut dengan membaca buku atau bertanya dengan rekan kerja. Sedangkan untuk meng"fit"kan karyawan dengan organisasi, akan jauh lebih sulit karena bagi beberapa orang untuk beradaptasi dengan budaya organisasi itu membutuhkan waktu yang lama untuk penyesuaian nya.
Saya setuju dengan pendapat dari santi yg mengatakan bahwa membuat orang yg tidak terbiasa menjadi terbiasa dalam waktu singkat, mungkin akan memang sedikit d paksakan dan hal itu dapat dilakukan dgn peraturan2 yg d berikan organisasi thdap karyawan'nya dan biasanya ini dialami karena mereka sangat membutuhkan pekerjaan itu.
BalasHapusKarena menurut sya untuk menyesuaikan seseorang pegawai dgn lingkungan di organisasi bukanlah hal yg mudah, apalagi pegawai tsb belum terbiasa dgn lingkungan organisasinya tetapi jika pegawai tsb secara aktif dan dpt dgn cepat tanggap mampu bersosialisasi dan memahmi pekerjaannya saya rasa itu bukanlah hal sulit utk dia hadapi tetapi jika pegawai tsb kurang aktif dan sulit menyesuaikan dirinya dgn budaya organisasi saya rasa akan sulit utk beradaptasi dan pasti membutuhkan waktu yg lama bagi dirinya namun hal tsb dpt membantu dgn adanya peraturan2 dr organisasi dan juga adanya komunikasi dan hubungan baik dari teman2 rekan kerjanya ataupun atasan apalgi jika ia sangat membutuhkan pekerjaan..
menurut saya ...
BalasHapusuntuk pertanyaan pertama :
- bagian yang menarik menurut saya ialah yang pertama yaitu Menilai keseluruhan Lingkungan Kerja
untuk menyeleksi karyawan haruslah mempertimbangkan lingkungan kerja, karena apabila dalam perekrutan karyawan tidak sesuai dengan kondisi lingkungan kerjanya maka perusahaan tersebut kemungkinan akan gagal dalam melakukan usahanya dikarenakan perekrutan karyawan yang salah ...
untuk pertanyaan kedua
menurut saya :
- jika saya di beri pilihan tersebut saya memilih untuk memilih seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan yang direncanakan karena apabila dalam suatu pekerjaan karyawan tidak mengerti mengenai organisasi maka pada perusahaan yang di rencanakan tersebut tidak akan berjalan sesuai rencana meskipun dia fit dalam pekerjaan/fisik ....
terima kasih ya atas pertanyaannya?
BalasHapussaya ingin mencoba menjawab pertannyaan dari saura Aditya..
bagaimana caranya agar efisien dan efektif bisa terlaksana dalam suatu menyeleksi seseorang untuk bekerja ?
sebelum melakukan seleksi, dari HRD, mereka suda melakukan job dec dn job spec,, dan meyusun kriteria karyawan baru yang akan di terima sehingga pada saat seleksi bagi mereka yang memenuhi kriteria itu yang diterima... bukan asal diterima..
jadi,,, efektif adalah dari HRD mereka benar-benar memanfaatkan sarana yang disediakan oleh perusahaan untuk merekrut dan menyeleksi karyawan dan mencapi target yang direncanakan. dalam hal ini jumlah karyawan yang di terima sesui dengan kebutuhan.
sedangkan efisien adalah input yang dihasilkan oleh HRD dalam seleksi sesuai dengan harapan perusahaan.
disebut efektif dan efisien adalah hasil pengeluaran pada saat perekrutan dan seleksi sama dengan hasil input yang diterima sesuai dengan harapan perusahaa.
kalau masih kurang mengerti,,, saya tunggu tanggapan selanjutnya.
bagian yang menarik bagi saya adalah model seleksi yang baru yaitu mempekerjakan berdasarkan kesesuaian calon dengan organisasi. Saya setuju dengan metode baru ini, karena walaupun orang itu fit dengan pekerjaannya tetapi tidak fit dengan organisasi, maka orang itu tidak akan kompeten dalam pekerjaannya, sedangkan kalau memperkerjakan orang yang fit dengan organisasi, maka orang itu akan berkompeten dalam perkerjaanya meskipun orang tersebut tidak fit dengan pekerjaannya.
BalasHapusKalau saya harus memilih, saya akan memilih "seseorang yang sangat fit dengan organisasi tapi sama sekali tidak fit dengan pekerjaan", karena menurut saya orang yang sangat fit dengan organisasi akan berkompeten dengan pekerjaannya meskipun sama sekali tidak fit dengan pekerjaannya.
kalau menurut saya...
BalasHapusmenyeleksii pegawai sangatlahh di butuhkann karena dengan kita menyeleksi setiap pegawai yg ingin msk untk bekerja qt bisa menilai seseorg tsb dari knowledgenya, lalu attitutenya , psikologinya dan motivasinya,,
agar jika ssorg tlh di sahkan sbg pegawai tidak akan trjd sesuatu yang tdk perusahaan inginkan...
seprti korupsi,perusahaan bangkrut, dll
1.Point dari no 4 sangat menarik bagi saya. Karena dalam suatu perusahaan pasti adanya sebuah organisasi. Organisasi sangat penting sehingga bagi para calon pekerja harus dapat meyesuaikan diri dengan organisasi yang akan dia tempati nanti. Seseorang harus fit dengan organisasi serta berkomitmen penuh dalam menjalankanya. Dari pihak perusahaan ikut serta melalukan dorongan kepada para calon agar mampu match serta fit dengan organisasi yang akan dia tempati. Tentunya orang ini sesuai dengan pekerjaan yang kita berikan.
BalasHapus2.Saya memilih orang yang fit dengan pekerjaan.
Orang yang fit dengan pekerjaan adalah seorang yang berkomitmen tinggi serta berdedikasi terhadap kerjaan yang ia terima. Namun jika dia tidak fit dengan organisasi bukan menjadi hal yang sulit,jika kita dari pihak perusahaan mampu mendorong serta memotivasi orang tersebut agar dapat menyesuaikan diri terhadap organisasi yang akan dia masuki.
Sekian.