Ketika saya melanjutkan studi magister
ke Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, saya diharuskan untuk mengambil
program matrikulasi 3 semester yang mana 2 semester harus saya tempuh
bersama-sama dengan mahasiswa S-1.Jadilah saya mahasiswa paling tua di kelas
yang saya ikuti.Seorang dosen manajemen keuangan terheran-heran melihat saya
masuk di kelasnya.Dia lebih tercengang lagi ketika tahu bahwa saya sebelumnya
studi S-1 di bidang Filsafat. Akan tetapi saya balik tercengang ketika dia
berkomentar: “S-1 Filsafat? Mengapa kamu begitu konyol, sudah enak-enakan di
surga, kok mau menyeberang ke neraka?Menurut beliau, filsafat lebih memudahkan
seseorang ke surga sebaliknya bisnis lebih mendekatkan seseorang ke neraka.Meskipun
semua yang di dalam kelas tertawa (kecuali saya tentunya) tapi tampaknya mereka
setuju dengan pernyataan professor keuangan tersebut.Mengapa orang berpendapat
bahwa bisnis lebih cenderung membuat pelaku bisnis “mendekat” ke neraka?Apa
yang terjadi dalam bisnis sehingga memunculkan penilaian sinis tersebut?
Tulisan ini akan mencoba menyoroti sebagian persoalan yang ada dan membahasnya
dalam perspektif filsafat. Pembahasan dari perspektif filsafatakan didasarkan
terutama pada tulisan Prof. Dr. Armada Riyanto CM dalam berbagai buku yang
telah dipublikasikan beliau.
Persaingan Kejam dalam Bisnis
Prinsip scarcity merupakan salah satu asumsi dasar dalam ilmu
ekonomi.Prinsip kelangkaan ini terkait dengan sumber daya yang dibutuhkan
manusia.Sumber daya itu terbatas sehingga harus dikelola dengan baik dan bahkan
“harus diperebutkan”.Selanjutnya muncul kata ajaib “kompetisi” atau “persaingan”.Persaingan
telah mendorong organisasi untuk lebih kreatif, inovatif, efektif dan efisien
untuk dapat memenangkan persaingan.Sayangnya, tidak semua organisasi menempuh
persaingan yang sehat. Selalu ada godaan bagi organisasi yang memiliki
“kelebihan” tertentu (misalnya modal) untuk berupaya “mengalahkan” pesaingnya
dengan berbagai cara. Upaya monopoli merupakan salah satu upaya yang dilakukan.
Dan untuk bisa menerapkan monopoli, suatu organisasi harus “mematikan”
organisasi lain yang bergerak di bidang yang sama. Hal itu dilakukan secara
halus antara lain dengan menerapkan strategi “predatory price” yang mana perusahaan yang memilliki modal besar
menjual produknya di bawah harga pokok produksi (jual rugi) sehingga pesaingnya
yang memiliki modal lebih sedikit tidak akan sanggup “meladeninya”. Ketika
pesaing telah gulung tikar, organisasi tersebut dapat dengan seenaknya
menentukan harga karena dia satu-satunya pemain di bidang itu.
Praktek-praktek tersebut (dengan cara
yang lebih halus) masih tetap terjadi. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
masih tetap menerima banyak laporan terkait praktek persaingan yang tidak
sehat.Salah satu peritel nasional yang besar sempat diajukkan ke pengadilan
oleh para pemasok karena menerapkan uang jaminan untuk pasokan barang dengan
harga termurah. Jadi, ketika peritel tersebut menemukan pemasok lain yang lebih
murah dari pemasok yang dia miliki, maka uang jaminan si pemasok otomatis
hangus. Kebijakan ini sungguh sangat tidak fair karena harga produk bisa
berubah sewaktu-waktu bahkan dapat dipermainkan oleh pihak-pihak lain yang
tidak bertanggungjawab.Untunglah pengadilan memenangkan gugatan para pemasok
sehingga si peritel harus mengganti kerugian para pemasok akibat kebijakan si
peritel tersebut.
Selain pendekatan hukum, persaingan
tidak sehat itu dapat juga dicegah dengan pendekatan yang lebih mendasar yaitu
kesadaran para pebisnis. Meskipun dosen manajemen perubahan saya di UGM merasa
bahwa dia dianggap “nyeleneh” oleh rekan sejawatnya, ada argumentasinya tentang
bisnis yang sampai saat ini membekas dalam diri saya.Dia hendak menggugurkan
asumsi dasar ilmu ekonomi yaitu prinsip scarcity.Menurut
beliau, sumber daya itu tidak terbatas.Persoalannya hanya terletak pada
ketidakmampuan dan keengganan dalam menemukan alternative sumber daya yang
dianggap terbatas tersebut.Konsekuensinya, persaingan itu tidak perlu.Oleh
karena itu dia mengusulkan agar “competition”
diganti dengan “complementation”.
Dengan saling melengkapi, para pebisnis akan mendapatkan berbagai alternative
sumber daya yang tidak terbatas.
Eksploitasi atas pekerja
Adalah suatu pemandangan yang biasa di
Negara ini untuk menyaksikan demo ribuan buruh setiap mendekati akhir tahun.
Sebab pada saat itu, pemerintah bersama pengusaha dan perwakilan buruh akan
menetapkan upah minimum untuk tahun berikutnya. Mengapa persoalan ini selalu
terulang?Dalam teori ekonomi dikenal istilah 4 M yaitu Man, Machine, Money, dan Methods sebagai penentu factor produksi
yang harus dikelola seefektif dan seefisien mungkin agar produktifitas dapat
ditingkatkan.Efektif terkait dengan ketepatan untuk mencapai tujuan sedangkan efisien
terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk itu.Tidak mengherankan bahwa banyak
pebisnis yang sering tergoda untuk mengejar efisiensi (konsekuensinya jelas
yaitu pengurangan biaya) untuk keempat factor tersebut termasuk manusia (yang
umumnya diwakili kaum buruh). Mereka lupa bahwa sejak jaman revolusi industry,
Robert Owen (dalam Wren & Bedeian, 2009: 61-66) telah mengingatkan
pentingnya “invest to vital machine”
yaitu pekerja jika perusahaan ingin meningkatkan produktifitas.Di Negara ini,
kaum buruh harus memacetkan jalan-jalan protocol di kota-kota besar
berhari-hari serta berhadapan dengan pentungan petugas keamanan hanya untuk
memperjuangkan hak “minimum” mereka.Ketika batas minimum itu sudah ditetapkan,
masih ada perusahaan yang sengaja mengakali pengaturan jam kerja sehingga tidak
memenuhi asumsi minimum jam kerja yang disyaratkan agar berhak atas standar
minimum yang diatur undang-undang.
Menurut Locke (dalam Riyanto, 2013: 121)
perbudakan berhenti ketika kerja manusia memungkinkan hidupnya semakin
baik.Ketika ada anggota organisasi yang menganggap bahwa gaji tidak sesuai
dengan kebutuhan hidupnya tetapi organisasi tidak melakukan perbaikan system
(padahal dia mampu) bahkan balik meminta si anggota untuk meninggalkan saja
organisasi tersebut jika merasa tidak cocok, bukankah hal itu merupakan bentuk
perbudakan baru?
George Luckas (dalam Riyanto, 2013:123)
mengemukakan bahwa hal terpenting dalam kerja adalah relasi manusiawi. Ketika
bekerja, manusia tidak sekedar menghasilkan sesuatu melainkan ia juga sedang
mengkomunikasikan dirinya. Hal itu berdampak pada pentingnya reaksi rekan
sekerja dan organisasi terhadap kerja seseorang.Sebab, reaksi tersebut tidak
sekedar reaksi terhadap hasil pekerjaannya tapi merupakan reaksi terhadap diri
orang tersebut. Alangkah sulitnya untuk menerima bahwa penilaian yang kurang
terhadap pekerjaan seseorang akan berhenti pada hasil pekerjaan itu tanpa terus
“menohok” sampai ke harga diri orang yang melakukan pekerjaan itu. Akibatnya,
organisasi harus mempunyai system penilaian yang fair dan bisa
dipertanggungjawabkan. Jika tidak, organisasi akan membunuh secara
perlahan-lahan anggotanya setiap siklus penilaian kinerja itu dilakukan. Atau
sebaliknya, organisasi akan meninabobokan anggotanya dengan harga diri semu
ketika system penilaian ala kadarnya (formalitas) diadopsi dalam organisasi
tersebut.
Untunglah banyak buruh yang tidak tahu
bagaimana peraturan perlakuan atas factor produksi tersebut dalam pencatatan
keuangan perusahaan. Biaya untuk pembelian mesin atau asset berwujud lainnya
diperlakukan berbeda. Andai saya manajer dan tahun ini saya membeli mesin
seharga 50 juta maka dampak keputusan saya masih terasa secara eksplisit pada
laporan keuangan sampai beberapa tahun kemudian karena asset tersebut akan
dibagi 5 tahun (jika penyusutannya misalnya 5 tahun) sehingga setiap tahun saya
bisa mengurangkan masing-masing 10 juta pada laba kotor sebagai biaya
penyusutan sampai tahun kelima ketika nilai buku mesin yang saya beli itu sudah
dianggap nol. Filosofi di balik biaya penyusutan ini adalah ketika tahun kelima saya sudah harus membeli
mesin baru, saya sudah memiliki dana untuk itu serta nilai mesin tersebut
semakin lama semakin berkurang sampai suatu saat tidak mempunyai nilai lagi
bagi perusahaan. Sayangnya, hal itu tidak berlaku bagi pengeluaran yang terkait
SDM.Semua pengeluaran terkait SDM selalu diperlakukan sebagai biaya.Investasi
pada SDM hanya sekedar ungkapan pemanis tanpa dikonkritkan dalam pencatatan
keuangan perusahaan.Akibatnya, banyak manajer yang lebih memilih melakukan
investasi pada asset berwujud dibandingkan pada yang tidak berwujud yaitu
SDM.Mesin dan asset berwujud lainnya diperlakukan lebih “manusiawi” (karena
disadari dan diantisipasi “keausannya”) dibandingkan manusia itu sendiri.
Saling Menjatuhkan dalam Organisasi
Persaingan dalam bisnis tidak hanya
terjadi antara organisasi dengan organisasi lain. Persaingan juga terjadi di
dalam lingkungan organisasi. Tuntutan akan kinerja yang tinggi dengan reward yang tinggi pula memang berdampak
pada peningkatan produktifitas perusahaan. Di sisi lain hal tersebut membuat
anggota organisasi terjerumus pada orientasi akan hasil. Proses untuk mencapai
tujuan sering diabaikan karena yang dipentingkan adalah pencapaian target.
Segala cara dihalalkan (misalnya, merebut klien dari rekan kerja, menahan
informasi tertentu, dan lain-lain) demi mencapai tujuan. Akibatnya,
ketidakpercayaan mewarnai hubungan anggota organisasi.
Gap kompensasi yang terlalu tinggi
antar posisi yang ada dalam organisasi
juga berdampak pada upaya “saling jegal” untuk memperebutkan posisi yang lebih
“basah”. Pada kondisi ini muncul para oportunis dan “penjilat” yang membuat
sikap saling percaya bergerak ke titik nadir.Ungkapan Sartre mungkin agak mewakili
gambaran yang umum yang terjadi dalam berbagai relasi tersebut.Sesama (rekan
kerja) adalah neraka bagi eksistensi/keberadaan saya.Semua relasi yang terjalin
tampak hanya relasi transaksional atau dengan ungkapan yang lebih kasar dapat
disebut sebagai relasi “saling memanfaatkan”.Sesama hanya dilihat sebagai “yang
sejauhmana barmanfaat bagi saya”.Tanpa bermanfaat, dia tidak ada dalam relasi
saya.
Padahal, relasi yang didasarkan pada
transaksi akan berumur pendek yaitu sejauh manfaat masih dapat diidentifikasi
pada relasi tersebut. Relasi ini tidak mencerminkan martabat manusia.Memberi
bukan suatu transaksi karena jika demikian maka tindakan itu selesai pada saat
itu (Riyanto, 2013:109). Memberi merupakan penyeberangan dari kepentingan
pribadi ke kepentingan orang lain. Memberi memungkinkan saya
semakin menjadi manusiawi.
Hal lain yang muncul dari kondisi
tersebut di atas adalah sikap saling curiga.Semua rekan kerja dapat saja
menjadi “musuh dalam selimut” yang sewaktu-waktu dapat menikam dari belakang.Atau
menjadi penjilat yang selalu memata-matai kinerja seseorang dan melaporkan ke
atasan ketika ada yang tidak beres.Curiga memungkinkan relasi manusia pada
pinggiran ketulusan.Tidak ada kedalaman hubungan personal bila curiga datang
dan menghantui (Riyanto, 2013:175).Curiga tidak semata-mata perasaan tapi
mengindikasikan pengetahuan tertentu.Pengetahuan tersebut belum sempurna. Oleh
karena itu, untuk mengatasi kecurigaan maka perlu pencarian akan pengetahuan
yang sempurna atau pengetahuan yang sebenarnya. Akan tetapi sebelum
menemukannya, curiga yang berkembang dalam organisasi itu telah merusak
sendi-sendi relasi manusiawi dalam organisasi tersebut.
Menuju Organisasi Bisnis yang Lebih Manusiawi
Upaya mendasar untuk membuat organisasi
bisnis menjadi lebih manusiawi adalah dengan mengupayakan keadilan dalam
organisasi tersebut. Keadilan itu penting dalam konteks ekonomi dan bisnis
karena keadilan tidak pernah sebatas perasaan atau sikap batin saja tapi
menyangkut kepentingan atau barang yang dimiliki atau dituntut oleh berbagai pihak (Bertens, 2000:85). Apalagi,
adil merupakan satu kodrat perbuatan manusia
yang menunjukkan keterarahan pada orang lain. Dengan demikian, adil
merupakan keutamaan seseorang yang tertuju kepada orang lain (Riyanto, 2013:
74)
Gejolak yang sering muncul dalam relasi
berorganisasi adalah perlakuan yang tidak adil baik oleh system maupun individu
(rekan dan pimpinan) terhadap individu lain. Terkait dengan system, banyak
individu yang melihat kebijakan yang diambil oleh organisasi, lebih menguntungkan pihak tertentu (umumnya
terkait mereka yang ada pada sumbu kekuasaan dan mereka yang ada di sekitar
sumbu tersebut). Kebijakan tersebut antara lain tidak ada kesetaraan dalam
akses sumber daya organisasi seperti fasilitas serta peluang untuk pengembangan
karir.
Hal yang paling menonjol adalah
kebijakan penggajian.Gap yang terlalu tinggi antara karyawan yang terendah dan
pimpinan tertinggi masih sangat besar di Negara kita.Gelombang demonstrasi
tahunan hanya demi memperjuangkan gaji minimum menunjukkan jauhnya
kesejahteraan bagi sebagian besar pekerja. Padahal, sistem kerja yang benar
adalah system yang memungkinkan konservasi manusia di masa depan. Kerja dengan
gaji yang diterima tidak boleh disempitkan pada kebutuhan saat ini. Kerja juga
harus menjadi jaminan bahwa manusia bisa hidup di masa depan, justru ketika
dirinya tidak lagi bisa melakukan banyak karena energy sudah habis (Riyanto,
2013:123). Dengan demikian, setiap orang yang bekerja berhak atas masa depan
yang layak dan manusiawi.
Persoalan ketidakadilan antar individu
sering dipicu oleh ketidakmampuan pimpinan dalam mengelola organisasi.Plato
(dalam Small, 2008) mengemukakan seorang yang menjadi pemimpin adalah
"raja yang filsuf" yang telah disiapkan melalui berbagai tahapan
pendidikan persiapan untuk tempat akhirnya mereka di masyarakat. Remaja putra
akan belajar berbagai literatur (dikenakan penyensoran), dan pengetahuan
militer, musik dan matematika. Pada usia 20 mereka akan menjalani pelatihan
lanjutan dalam matematika, pada usia 30 mereka akan mempelajari dialektika dan
filsafat moral, diikuti oleh 15 tahun pengalaman praktis. Sekitar usia 50,
mereka mungkin cocok untuk mencapai tingkat tertinggi pengetahuan, yaitu visi
"baik". Hal itu menyiratkan bahwa pemimpin haruslah seseorang yang
memiliki kompetensi dan disiapkan melalui proses suksesi yang jelas. Pada
banyak organisasi bisnis, kedekatan karena factor keluarga atau factor lain
yang tidak terkait dengan kompetensinya masih banyak mewarnai proses suksesi
yang terjadi.
Pemimpin yang kompeten akan lebih
cenderung menjadi pemimpin yang transformasional, mau memberdayakan bawahan ke
level kinerja yang lebih baik. Pemimpin kompeten akan mampu memberi pengharapan
pada bawahannya akan kehidupan yang lebih baik. Pengharapan memungkinkan manusia makin memanusiawi, bahkan bila
dirinya sudah berada di pinggiran kehidupannya (Riyanto, 2013:173). Dengan
demikian, pemimpin kompeten yang dapat memberi pengharapan kepada bawahannya,
merupakan pemimpin yang memungkinkan bawahannya untuk makin manusiawi.
Sebaliknya pemimpin yang kurang kompeten
akan cenderung mengandalkan otoritas formal yang dimiliki (SK atau Surat Tugas}
dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya. Mereka cenderung jatuh dalam sikap
otoriter atau sikap “cuci tangan” dengan berlindung pada aturan yang pada
konteks atau situasi dan kondisi tertentu harus ditafsirkan dengan cara yang
berbeda. “Saya hanya menjalankan tugas” atau “aturan yang ada memang demikian”
merupakan ungkapan-ungkapan “putus asa” dari mereka yang sebenarnya kurang
kompeten tapi diserahi tanggung jawab tertentu. Tidak mengherankan kalau kita
menemukan pimpinan yang telah mengambil kebijakan yang salah bahkan merugikan
organisasi yang sama sekali tidak mencerminkan ekspresi penyesalan atas apa yang
telah dilakukannya. Apakah banalitas juga mewarnai bisnis?Banalitas merupakan
kekerasan tapi pelakunya tidak melakukan tindakan irasional tapi rasional
sehingga memunculkan perasaan kebanggaan bukan penyesalan bagi si pelaku (bdk.
Riyanto, 2013:96). Pelaku bahkan merasa berjasa karena telah melakukan hukum
yang berlaku.Ketika kesadaran direduksi pada aturan, maka pertimbangan baik dan
buruk semata didasarkan pada hukum atau aturan yang ada.
Lalu, apakah keadilan mungkin
diwujudkan dalam lingkup bisnis dan bagaimana kita mengetahui kalau keadilan
telah terlaksana dalam suatu bisnis?Jawabannya adalah ketika setiap orang
melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya maka disitulah tercipta keadilan
(bdk. Riyanto, 2013: 80). Dengan adanya keadilan dalam bisnis maka organisasi
bisnis akan semakin manusiawi. Sebab, dengan adanya tatanan yang adil maka
kehidupan dan keluhuran martabat setiap manusia dibela dan dimuliakan (
Riyanto, 2013:81).
Penutup
Bisnis sering menampakkan “wajahnya”
yang tidak manusiawi bahkan mengarahkan dan atau menjadi “neraka” bagi
individu-individu yang terlibat di dalamnya.Akan tetapi, wajah tersebut bukan
bagian hakiki dalam bisnis. Dengan mengupayakan keadilan, tatanan bisnis pun
dapat menjadi tatanan dengan system kerja yang memenuhi pemuliaan keluhuran
manusia. Dalam tatanan yang sedemikian, individu dapat menemukan damai
(“surga”?).Damai adalah yang dengannya orang lain mendapatkan penghormatan
martabatnya. Damai terjadi ketika tidak ada dominasi terhadap yang lain.
Situasi dan kondisi “win-win” bukan “win-lose.”Damai tercipta dalam tata
relasi, hubungan setara antar mereka yang berelasi (bdk. Riyanto, 2013:91-92).
Itulah harapan akan bisnis yang manusiawi, suatu harapan yang masih perlu
perjuangan yang panjang tapi merupakan suatu harapan yang perwujudannya sangat
bernilai sehingga sangat pantas untuk terus diperjuangkan.
=o0o=
Daftar Pustaka
Bertens,
K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogjakarta: Kanisius
Riyanto,
Armada, Marcellius Ari Christy, Paulus Puyung Widodo. 2011. Aku
& Liyan: Kata Filsafat dan Sayap. Malang: STFT Widya Sasana.
Riyanto,
Armada. 2013. Menjadi-Mencintai: Berfilsafat Teologis Sehari-hari.
Yogjakarta: Kanisius
----------------------.
2014. Katolisitas Dialogal: Ajaran Sosial Katolik. Yogjakarta:
Kanisius
Small,
Michael W. 2004.Philosophy in Management: A new trend in management
development. The Journal of Management Development, Vol. 23 (2): 183-196.
Wren,
Daniel A. & Arthur G. Bedeian. 2009. The Evolution of Management Thought.
New York: John Wiley and Sons, Inc.
*)Tulisan
ini merupakan bentuk nyata eksistensi saya karena dengan ini saya berpikir.
Ketika saya tidak bertanya dan mempertanyakan, tidak pernah sangsi akan apapun,
menerima benar begitu saja, maka ketika itu saya tidak berpikir (Riyanto, 2013:
17). Descartes akan menyebut saya tidak memanusaiwi dan tidak “mengada”.
*)Tulisan
ini juga merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Filsafat yang diampu oleh
Prof. Dr. Armada Riyanto CM pada Program Doktor Ilmu Manajemen UKWMS
Bahan Diskusi:
Setelah
Saudara membaca tulisan di atas, bagian atau konsep manakah yang
menarik atau justru yang membingungkan? Selamat berdiskusi
MOHON PERHATIAN:
Meskipun tanggal 24 September 2015 tidak ada perkuliahan (hari raya), postingan baru tetap akan saya berikan sekitar tanggal tersebut. Terima Kasih
MOHON PERHATIAN:
Meskipun tanggal 24 September 2015 tidak ada perkuliahan (hari raya), postingan baru tetap akan saya berikan sekitar tanggal tersebut. Terima Kasih
Bagi saya yang menarik ialah konsep saling menjatuhkan di dalam organisasi. Tertulis jelas kerap kali kita menemukan hal-hal yang menyimpang saat terlibat di dalam suatu organisasi. Seperti tertulis : Segala cara dihalalkan (misalnya, merebut klien dari rekan kerja, menahan informasi tertentu, dan lain-lain) hal ini sering kali ditemukan dalam kehidupan atau realita yang ada. Baik organisasi kecil maupun besar. Saya rasa konsep dan pengertian ini sangat sesuai dan nyata.
BalasHapusKejadian menyimpang memang sering kali ada di dunia kerja, entah apapun it salah satunya adalah saling menjatuhkan, menrut Anda apakah tindkn ini wajar dalam kingkungan bisnis?
HapusMenurut saya bila tujuannya hanya untuk menjatuhkan pihak lain atau memberikan dampak negatif terhadap pihak lain sebaiknya hal itu tidak perlu untuk diterapkan. Karena lebih baik bekerja dengan baik dan sesuai etika dr pd harus bekerja untuk menjatuhkan pihak lain.
HapusMenurut ane, bagian yg menarik adalah pernyataan dosen yang tercengang karena Bpk.Runtu mengambil mata kuliah bisnis : Mengapa kamu begitu konyol, sudah enak-enakan di surga, kok mau menyeberang ke neraka?
BalasHapusAne bingung kenapa pikiran orang2 ini semakin pendek dari masa ke masa. Apa pasti kalau bisnis itu selalu kotor, padahal bisnis itu hanya bersaing pintar memainkan taktik. Intinya begini, kalau memang ada peluang misalnya untuk menguasai perusahaan pesaing, apa salah jika mengambil peluang tsb? Kan akhirnya juga kita membeli dengan harga kesepakatan. Ini contoh pertama.
Kedua, misalnya kita mampu mematikan pesaing dengan merebut pangsa pasarnya, apa salah jika kita berhasil merebutnya?
Kan kalau tidak mau dikalahkan, ya ayo berusaha mati-matian menjadi yang terbaik.
Kalau misal ada persekongkolan 2 atau lebih perusahaan untuk mematikan suatu perusahaan kecil lain, itu baru salah. Itu terjadi karena ketamakan pebisnisnya, bukan bisnisnya.
Bisnis itu sebenarnya merupakan sebuah usaha untuk tetap dapat bertahan hidup.
That's all...
Maksud ane di sini, janganlah kita men-generalisir bahwa bisnis itu dekat dengan neraka(hal buruk). Semua itu tergantung pemain bisnisnya gan
Haha, saya mempunyai pemikiran yang sama dengan sodara andreas tentang bagian yang menarik yaitu ketika para dosen menganggap dunia bisnis itu rawan masuk neraka. ini adalah sebuah kalimat yang lucu namun layak untuk diperbincangkan.
Hapusnamun pernyataan sodara andreas yang mengatakan "pikiran orang-orang ini semakin pendek dari masa ke masa" tidak semestinya dilontarkan.
mari kita lihat dari sudut pandang yang lain....
bisnis seolah olah menjadi ladang bagi orang-orang untuk berbuat dosa. awalnya bersaing secara sehat, ketika perusahaan berada di ujung kekalahan cara cara tidak sehat pun terpaksa dilakukan. memang tidak etis, tetapi apakah rela keluarganya sengsara ?
untuk itu tidak hanya dari sisi pebisnis saja. tetapi juga perlu adanya peran pemerintah dan masyarakat. saling bersinergi dalam membangun negara yang adil dan bersih, tenteram.
tetapi permasalahannya adalah bagaimana cara mewujudkannya ??
bagaimana menurut tanggapan sodara ane andreas ? atau barang kali teman teman yang lain bisa saling berbagi saran disini.
Menurut saya, bagian tulisan yang menarik adalah di bagian "menuju organisasi bisnis yang lebih manusiawi", karena tertera bahwa seorang pemimpinlah yang secara umum menentukan nasib bawahannya (dalam kasus ini, karyawannya). banyak dijumpai, tidak hanya di bisnis, namun juga di banyak hal lain, pemimpin yang kurang kompeten dalam menjamin berlangsungnya kegiatan organisasinya, atau kurang mampu menjamin kesejahteraan orang-orang di bawahnya. akibatnya, yang paling menderita adalah orang-orang yang bekerja di lapisan bawah, seperti karyawan biasa yang bukan manajer. Namun, apa daya para karyawan ini tidak memiliki cukup pengaruh dan kekuasaan untuk mengubah nasib mereka sendiri, dan terpaksa bergantung kepada pemimpin yang diatasnya tadi. Alangkah baiknya bila untuk ke depannya, pemilihan pemimpin tidak didasari pada kedekatan/relasi dengan pemimpin sebelumnya, sehingga pemimpin yang baru tsb dapat benar-benar memajukan organisasi/perusahaan dan menjamin kesejahteraan orang-orang yang bekerja di bawahnya
BalasHapusMenurut Anda bagaimana contoh pemimpin yang kurang mampu menjamin kesejahteraan anggota bawahnya?dan yang sudah.
HapusSaya kurang sependapat dengan anda mengenai “pemilihan pemimpin tidak didasari pada kedekatan/relasi dengan pemimpin sebelumnya” , karena di sebuah perusahaan jika akan memilih posisi-posisi kunci seperti “manajer” pasti dinilai secara serius tidak hanya secara subyektif saja, harus di nilai secara obyektif dengan mempertimbangkan kompetensi, pengalaman dan sebagainya. Dan tentunya para pihak direksi akan turut campur tangan dalam menentukan siapa pemimpin yang bisa diandalkan.
HapusMengenai pertanyaan saudari erlinda, contohnya mungkin bisa kita ambil dari sebuah bisnis restoran kecil. Apabila si pemilik tidak dapat mengoperasikan restoran dengan baik, maka usaha itu tidak akan dapat laba yang besar dan karenanya pendapatan karyawannya tidak naik-naik. Selain itu, terkadang ada pula pemilik usaha yang tidak peka terhadap kebutuhan khusus karyawannya, misalnya karyawan yang sedang sakit atau hamil, apabila mereka tidak peka dan tidak mampu melihat pentingnya membantu karyawannya, maka karyawannya akan mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. atasan yang sudah menjamin kesejahteraan, contohnya misalnya pemilik usaha kontraktor yang menjaminkan karyawannya dalam asuransi jiwa dan memberikan fasilitas keamanan yang memadai
HapusMengenai tanggapan saudari priscilla, memang, dalam perusahaan besar biasanya pemilihan pemimpin dilakukan sesuai prosedur yang saudari kemukakan. Namun, tidak semua bisnis dijalankan dengan prosedur seperti itu. mari kita kembali melihat contoh usaha-usaha kecil, yang kerap kali pergantian kepemimpinannya dilakukan karena adanya relasi (misalnya, orang tua menurunkan usahanya kepada anaknya)
menurut pendapat saya lebih gampang menju organisasi karena banyak mengerti halnya organisasi di lingkungan misalnya sebagai marketing dan semua orang-orang biyar tau bersolisasi terhadap ligkungan sekitar oleh sebab itu seorang marketing mengerti apa itu organisasi dan pintar berorganisasi di lingkungan tersebut
BalasHapusSetelah membaca postingan tersebut ada kata-kata mengenai "Sumber daya itu tidak terbatas.Persoalannya hanya terletak pada ketidakmampuan dan keengganan dalam menemukan alternative sumber daya yang dianggap terbatas tersebut. Konsekuensinya, persaingan itu tidak perlu.Oleh karena itu dia mengusulkan agar “competition” diganti dengan “complementation”. Dengan saling melengkapi, para pebisnis akan mendapatkan berbagai alternative sumber daya yang tidak terbatas." Menurut saya itu hal yang diharapkan dalam dunia bisnis agar tidak adanya saling sikut lagi antar competitor.
BalasHapusDalam pernyataan saudara jonny, jadi apakah di sini maksudnya saudara setuju bahwa persaingan itu tidak perlu ? Sebab menurut pandangan saya, persaingan dalam dunia bisnis masih tetap diperlukan untuk menciptakan dorongan bagi setiap pelaku bisnis dalam menentukan strategi yang dapat mengungguli pesaingnya. Dorongan itu yang nantinya akan menjadi semangat juang setiap pebisnis untuk terus meningkatkan kinerja kualitas bisnisnya dari waktu ke waktu. Jika tidak ada persaingan, dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan pebisnis menjadi lesu karena tidak adanya tantangan yang dihadapi. Nantinya hal ini akan berdampak pada penurunan kualitas kinerja bisnisnya yang dapat merugikan konsumen. Seperti misalnya, penurunan kualitas produk atau tidak adanya pengembangan variasi produk baru yang tentunya hal ini akan merugikan konsumen. Akan tetapi, memang di sini yang perlu ditekankan adalah bahwa persaingan yang terjadi di pasar harapnya dipandang dengan sudut pandang yang positif. Artinya, di dalam persaingan, pebisnis diharapkan menemukan strategi yang dapat mengungguli pesaingnya dengan tetap memperhatikan batasan-batasan etis perilaku bisnis yang ditentukan di dalam peraturan pemerintah. Intinya di sini bahwa saya tetap mendukung adanya persaingan, tetapi dengan konsep "bersaing secara sehat." Di sini maksudnya pebisnis diharapkan dapat menentukan strategi bersaing yang tidak melanggar batasan-batasan etika perilaku bisnis dengan berpedoman pada acuan peraturan hukum pemerintah mengenai tata cara berbisnis yang baik.
HapusTerimakasih saudara Alvin. Saya setuju dengan pendapat saudara, tetap dibutuhkan yang namanya persaingan agar dapat memacu para produsen agar tetap berinovasi dan berkembang tetapi alangkah baiknya persaingannya secara sehat itu diterapkan.
HapusSaya mencoba melengkapi jawaban dari Sdr Jonny, sebenarnya persaingan itu adalah akibat dari tidak ditemukannya sumberdaya yang tidak terbatas. Jika antar perusahaan bekerjasama untuk menemukan sumber daya komplementer, maka persaingan yang ditimbulkan akan lebih minim (misalnya yang timbul hanya persaingan pemasaran secara sehat). Contohnya perusahaan elektronik A dan B bekerjasama untuk mengembangkan suatu produk LCD tv, dengan menggabungkan kekuatan masing-masing perusahaan (misalnya perusahaan A kuat dalam segi pengembangan teknologi dan perusahaan B kuat dalam segi penyediaan pasokan bahan baku elektronik.) Maka dari hasil kerjasama tersebut akan menghasilkan suatu produk LCD tv yang berkualitas dan pastinya menekan biaya masing-masing perusahaan. Disinilah yang dimaksudkan komplementer.
HapusTerimakasih saudari silvia. Saya setuju dengan pendapat saudari. Terimakasih atas tanggapannya.
HapusPrinsip scarcity merupakan salah satu asumsi dasar dalam ilmu ekonomi.Prinsip kelangkaan ini terkait dengan sumber daya yang dibutuhkan manusia.Sumber daya itu terbatas sehingga harus dikelola dengan baik dan bahkan “harus diperebutkan”. Saya tertarik dengan bagian ini apalagi pada zaman sekarang kita memasuki abad 21 yang terjadi struktur perekonomian yang sangat tidak stabil dan sekarang kecenderungan sedang terjadi cosh push inflation yang mengakibatkan skaka tidak ekonomi dan siklus bisnis menjadi lesu sehingga yang mampu bertahan dipasar adalah perusahaan yang benar-benar memiliki modal besar sehingan mampu mengikuti permainan harga. Harga Sumber bahan baku yang semakin mahal ini dan keadaan yang langka membuat perusahaan banyak yang gulung tikar sehinggan sangat dibutuhkan peran opportunity cost dan PPC -> product posibility curve.
BalasHapusbagian yang menarik adalah pernyataan "Mengapa orang berpendapat bahwa bisnis lebih cenderung membuat pelaku bisnis “mendekat” ke neraka?Apa yang terjadi dalam bisnis sehingga memunculkan penilaian sinis tersebut?" mungkin dengan melihat kenyataan yang terjadi di dalam dunia bisnis seperti banyak nya perusahaan yang bangkrut dan ada juga yang melakukan PHK besar besaran sehingga banyak orang yang kehilangan pekrjaan sehingga orang berpikir kalau bisnis itu saling menjatuhkan dan dari sudut pandang lain dinilai buruk oleh sebagian orang. namun bisnis tidak seperti itu bisnis yang baik bersaing dengan cara sehat dan yang tidak mampu bersaing akan kalah beginilah bisnis, anda yang memakan atau anda yang akan dimakan.
BalasHapusSaya sependapat dengan erich dan sedikit menambahi bahwa "Cenderung membuat pelaku bisnis mendekat ke neraka". Yang lebih di tekankan disini ialah pelaku bisnis, dimana dia adalah seorang pembisnis yang akan melakukan apa pun, dan bagaimna pun, cara agar bisnisnya dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan. Meskipun cara yang ia lakukan berdampak buruk bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusMenurut saya, yang paling menarik adalah tentang eksploitasi atas pekerja. Karena memang hal ini adalah salah satu hal atau persoalan yang nyata dan masih di hadapi saat ini. Karena menurut saya dan artikel-artikel yang saya baca di internet, UMR saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi dengan yang sudah di tuliskan di atas bahwa pekerja melakukan pekerjaannya melebihi standar yang di tetapkan. Maka dari itu pentingnya peran manajemen SDM dalam suatu perusahaan. Menurut saya, ketika perusahaan memperlakukan pekerjanya secara baik, maka hal itu akan berdampak kembali kepada perusahaan. Ketika pekerja dihargai maka pekerja akan semakin giat dalam bekerja. Namun terkadang pekerja yang sudah dihargai saja masih meminta lebih, apa lagi pekerja yang tidak dihargai sama sekali. Di hargai disini maksudnya adalah diperlakukan secara tidak tepat. Contohnya, seharusnya pekerja pulang kantor jam 4 sore, namun karena perusahaan tidak mau rugi dan ingin memanfaatkan pekerjanya semaksimal mungkin maka pekerja diminta untuk pulang kantor jam 6 sore. Benar seperti yang telah dikatakan, hal ini termasuk dalam eksploitasi pekerja. Dalam berbisnis pun kita harus menghargai pekerja, dimana perusahaan harus memandang secara sadar bahwa pekerja yang ada adalah aset perusahaan yang berharga.
BalasHapusSaya sependapat dengan saudara Vincent. Permasalahan mengenai UMR tidak dapat memenuhi kebutuhan adalah permasalahan klasik yang sudah sering terjadi, menurut saya sesungguhnya itu layak, karena angka dari UMR tersebut bukanlah angka yang tiba-tiba muncul menjadi upah dari seorang karyawan, namun telah dipertimbangkan dan dihitung oleh pemerintah, dan apabila sang karyawan tersebut dapat mengolah UMR dengan cerdas maka seharusnya itu cukup. Saya juga ingin menambahkan sebenarnya kepuasan bekerja bukan hanya dilihat dari gaji, melainkan ada faktor seperti kenyamanan kerja, dan pihak MSDM dapat membuat kontrak psikologis yang baik dengan karyawan.
HapusTerimakasih
Viviane Sherly - etbis B
Saya sependapat dengan pendapat saudara Vincent dan viviane. Pentingnya peran SDM dalam perusahaan sangat berdampak pada kinerja yang ada di perusahaan. Dalam melakukan kegiatan operational sehari-hari, karyawan memiliki kewajiban terhadap perusahaan. Begitu pula sebaliknya. Hak-hak yang diterima karyawan hendaknya sesuai dengan kontribusinya ke perusahaan. Oleh karena itu menurut saya seharunya karyawan yang berprestasi diberi haknya berupa bonus atau penghargaan yang membuat karyawan terpacu untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya. Dengan begitu tercipta hubungan timbal balik yang baik antara perusahaan dengan karyawan.
HapusSaya setuju dengan pendapat saudara-saudari di atas. Menurut saya penuntutan gaji UMR itu sudah sangat layak untuk di terima oleh setiap karyawan yang bekerja, karena para karyawan telah bekerja sesuai yang di tuntut dengan harapan bisa menperoleh imbalan yang sepadan dengan yang telah dilakukannya.
HapusMisalnya saja saya ada contoh kasus yang di alami oleh kerabat saya sendiri, saat bekerja di suatu usaha garmen, dia dituntut agar setiap hari masuk tanpa ada hari libur, saat ada hari-hari besarpun dituntut untuk tetap masuk dan lembur, tetapi apa imbalan yang di berikan oleh perusahaan tersebut, jawabannya tidak ada. Bahkan gaji yang di terima pun sama sekali tidak sepadan dan jauh dari UMR. Menurut saya jika karyawan sudah memberikan yang terbaik seauai prosedur yang diinginkan perusahaan, maka karyawan juga harus diberikan imbalan yang sebanding. Karena jika karyawan sewaktu waktu bertindak yang tidak sewajarnya, maka hal tersebut wajar saja karena mereka hanya ingin menuntut apa yang seharusnya menjadi haknya, bahkan jika karyawan tiba-tiba mengundurkan diri hal tersebut wajar.
Jadi jika perusahaan ingin karyawannya bekerja sesuai yang diinginkan dan sesuai prosedur, maka hargailah mereka dengan imbalan, fasilitas, lingkungan kerja, dll yang baik dan mendukung.
Terima kasih.
Setelah saya membaca pernyataan mengenai berbagai prinsip diatas, saya tertarik dengan prinsip “Menuju Organisasi Bisnis yang Lebih Manusiawi”. Seperti yang kita tahu bahwa di dalam sebuah perusahaan dan organisasi sangat diperlukan adanya komunikasi atau relasi dari atasan ke bawahan maupun sebaliknya. Manajer dalam suatu perusahaan merupakan akar yang menyalurkan suatu ide dan mengatur karyawannya. Selain itu gejolak yang sering muncul dalam relasi berorganisasi adalah perlakuan yang tidak adil baik oleh system maupun individu (rekan dan pimpinan) terhadap individu lain. Oleh karena itu pemimpin yang baik dan kompeten harus memperlakukan adil setiap karyawannya dan tidak membeda-bedakan antara karyawan satu dengan lainnya .dan seperti hal lainnya pemberian gaji yang sesuai dengan jabatannya. Sehingga hal ini nantinya dalam suatu organisasi akan menjadi organisasi yang lebih manusiawi dan pemimpin mampu memberdayakan karyawannya ke level kinerja yang lebih baik.
BalasHapus-Festy Yolanda-KelasA-
bagian yang menarik ketika saya membaca pernyataan diatas adalah pada bagian tanggapan atau pernyataan dari Dosen Manajmene UGM,dimana beliau ingin menggugurkan prinsip scarcity.beliau mengusulkan agar "competition" diganti dengan "complementation" ,dimana para pebisnis akan saling melengkapi agar dapat memenuhi kebutuhan akan sumber daya alternatif yang tidak terbatas. karena dengan hal tersebut,persaingan dalam bisnis dapat tereduksi,khususnya perihal persaingan bisnis yang tidak sehat.namun menurut pendapat saya, kegiatan "complementation" mungkin cukup susah untuk dijalankan atau dilaksanakan,mengingat adanya kemungkinan suatu perusahaan yang tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan lain,dengan alasan repot dengan urusan pembagian tugas kerja,laba,atau bahkan ingin menguasai sendiri sumber daya serta pangsa pasar yang ada,hal ini lumrah terjadi mengingat adanya sifat alamiah manusia,yaitu tidak pernah puas akan sesuatu,manusia akan selalu berusaha mendapatkan lebih dan lebih.nah,mungkin dengan adanya kegiatan "melengkapi" ini,perusahaan tersebut merasa keuntungan yang didapat akan lebih sedikit daripada ketika perusahaan tersebut berjalan sendiri.
BalasHapusMohon maaf, saya kurang setuju dengan argument yang saudara berikan, karena menurut saya kurang relevan. Sesungguhnya keadaan suatu industry dalam suatu negara tidak dapat hanya dikatakan competition maupun complementation saja, melainkan keudanya sudah digunakan.
HapusDalam suatu industry untuk menguasai pasar digunakan teknik yang dikatakan monopoli, tetapi beberapa perusahaan lain yang terganggu dapat bergabung dan melakukan yang disebut kolusi, kolusi pun dapat secara formal dan informal, dimana intinya adalah membuat perusahaan tersebut dapat bertahan dan memungkinkan menambah jumlah konsumenya.
Jika perusahaan tersebut tidak dapat atau bahkan tidak mau bergabung maka akan menjadi kerugian yang sangat besar yang akan dialami perusahaan tersebut, dikarenakan dalam sebuah kolusi pasti terjadi kesepakatan dan menyebabkan aturan sehingga tidak ada yang dirugikan. Terima kasih.
Ian Eka Widjaja / Etika Bisnis / Kelas B
Bagian yang menarik menurut saya adalah mengenai pernyataan "Menurut Locke (dalam Riyanto, 2013: 121) perbudakan berhenti ketika kerja manusia memungkinkan hidupnya semakin baik.Ketika ada anggota organisasi yang menganggap bahwa gaji tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya tetapi organisasi tidak melakukan perbaikan system (padahal dia mampu) bahkan balik meminta si anggota untuk meninggalkan saja organisasi tersebut jika merasa tidak cocok". Di masa kini untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji layak bagi orang yang pendidikannya rendah sangat susah. hal tersebut yang dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan untuk menekan gaji, sehingga gaji yang diberikan tidak mencukupi bagi kebutuhan pekerja. Mau tidak mau pekerja harus mau mengikuti hal tersebut jika mereka tidak bisa mengikuti ya mereka bisa keluar dari perusahaan tersebut.
BalasHapusMohon maaf saya kurang setuju dengan argument yang saudara berikan. Dalam konteks ini dikatakan bahwa perbudakan berhenti, ketika hidup seseorang jadi lebih baik. Bagi saya perbudakan tidak hanya selalu mengarah kepada pendidikan saja.
HapusPendidikan akan mempengaruhi jenjang karir dan tidak akan mempengaruhi gaji, dikarenakan dari pemerintah sudah menetapkan UMR yang ditinjau dari beberapa kalangan dan disesuaikan dengan kondisi suatu daerah.
Dalam hal ini dikatakan juga bahwa sesungguhnya perusahaan mampu tetapi tidak melakukan yang seharusnya. Maka dengan tidak langsung apapun itu perusahaan tetap salah, bukan pendidikan yang harusnya dipermasalahkan, tetapi etika dari perusahaan tersebut.
Jika saya boleh memberik masukan, perbudakan dapat bermakna luas dan tidak hanya pendidikan. Bisa saja karena ras, suku, agama, budaya dan beberapa aspek lainnya yang secara tidak langsung membuat perbudakan itu terjadi. Apakah jika terjadi demikian ras, suku, agama dan lainya yang harus disalahkan karena menyebabkan perbudakan? Jawabanya tentu bukan, semuanya tergantung dari mindset dan juga kemauan dari perusahaan atau pimpinannya. Terima kasih.
Ian Eka Widjaja / Etika Bisnis / Kelas B
bagian yang menarik menurut saya ada pada ekploitasi pekerja dimana saat inipun masih banyak perusahaan yang melakukan ekploitasi dengan sengaja atau pun tidak . ekploitasi tidak hanya mengenai umur sang pekerja sudah layak atau tidak, melainkan juga jam kerja yang berlebihan ataupun jam istirahat yang tidak di pertimbangkan.Perusahaan yang terkadang hanya memikirkan meminimkan biaya dan melakukan segala hal . Padahal sudah ada UUD yang mengatur eksploitasi namun masih saja ada yang melanggar.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat Patricia, bahwa masih banyak permasalahan yang berhubungan dengan eksploitasi kerja. yang ingin saya tanyakan kepada saudari Patricia, menurut saudari cara atau jalan keluar apa yang perlu dilakukan di negara kita agar dapat meminimalisir atau menghilangkan permasalahan eksploitasi kerja ini, dimana UUD tentang hal tersebut sudah ada, dan semua org tentunya tahu hal tersebut sewajarnya tidak perlu dilakukan. terima kasih
Hapusmenurut saya, bagian yang menarik adalah mengubah competition menjadi complementation. karena dengan saling melengkapi ini, maka para pebisnis dapat memperoleh berbagai alternatif sumber daya yang tidak terbatas, dan dapat mengurangi terjadinya persaingan, terutama persaingan yang tidak sehat.
BalasHapusSaya setuju dengan strategi complementation ini, tetapi menurut saudari cindy apakah strategi complementation ini dapat diterapkan di dunia bisnis yang modern saat ini?
HapusMohon maaf, saya kurang setuju dengan pendapat anda, menurut saya mengubah competition menjadi complementation di dunia modern ini merupakan hal yang sangat sulit diterapkan. Karena di dunia modern ini kebutuhan orang sangat beragam, sehingga mereka selalu mengurus kesibukkan masing-masing. Hal inilah yang menurut saya merupakan salah satu faktor yang dapat menghalangi orang untuk saling melengkapi. Dan juga tambahan dari saya, melengkapi bukan tentang sumber daya saja, tetapi bisa dalam berbagai bentuk. Terima Kasih.
HapusYuan H Lie Kelas B
menurut saya yang menarik adalah bagian dimana kita harus saling menjatuhkan saingan... dsini kita bisa melihat betapa jahatnya seseorang jika Sudah berhadapan dengan yang namanya uang. bahkan tidak jarang seseorang tega melakukan tindakan criminal demi menjatuhkan lawannya. kebanyakan bisnis yang Sudah maju tidak lagi binging untuk mengembangkan usahanya, tetapi justru mereka memutar otak untuk bisa menyingkirkan saingannya. hal inilah yang membuat saya tertarik
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat saudara ivan di mana bisnis atau perusahaan yang sudah maju ia tetap memikirkan bagaimana caranya untuk berinovasi lebih tepatnya agar pesain dari dia bisa terkalahkan, lebih tepatnya menjatuhkan pesaingnya. Hal ini membuat saya tertarik
HapusDengan keadaan yang demikian tidak heran banyak sekali pendapat yang menyatakan bahwa dunia bisnis itu kejam, banyak persaingan yang terjadi dan dilakukan juga dengan cara cara yang kejam dan tidak sehat yang merugikan banyak pihak juga. Pencegahan yang mendasar yang dapat dilakukan adalah mengubah pola pikir dan menciptakan kesadaran di benak para pebisnis itu sendiri, dimana bisnis harus bisa dijalankan dengan cara dan strategi yang sehat serta manusiawi
Hapuspersaingan bisnis yang kejam ada alah bagian yang menarik menurut saya , dunia bisnis adalah ekosistem yang kejam. Dan sebagian orang merasa merasa perlu menggunakan kelicikan sebagai alat untuk berhasil seperti halnya prinsip-prinsip yang digunakan Niccolo Machiavelli dalam dunia politik dan kekuasaan.. contoh dalam Diceritakan bahwa di tahun 1975 Jobs pernah bekerjasama dengan Steve Wozniak dalam mengerjakan game Breakout dengan bayaran dari Atari. Wozniak memilih jalan yang lurus dengan mengerjakannya 4 malam berutur-turut tanpa istirahat, sementara Jobs menempuh cara lain yang lebih ‘cerdas’. Ia tak bekerja sekeras Wozniak dan ia mengantongi bonus dari Atari karena dianggap telah berhasil mengerjakan sebuah desain yang efisien.
BalasHapusSaya tertarik dengan Menuju Organisasi Bisnis yang Lebih Manusiawi. Karena dengan melakukan keadilan dapat berkaitan dengan kepentingan diri sendiri dan umum sehingga tidak merugikan pada pihak siapa pun. Menerapkan keadilan dapat menciptakan semua bisnis yang lebih terarah pada damai dan manusiawi.
BalasHapusMemang benar argument saudara mengenai keadilan yang damat mensejahterakan dan dapat memanusiawikan, tetapi keadilan sendiri bermakna sangat banyak dan dapat dikatakan dalam pembahasan sebelumnya keadilan belum tentu fair dan fair yang belum tentu adil. Apakah keadilan yang belum tentu fair ini yang dimaksudkan? Apakah dapat diberikan contoh konkretnya? Atau keadilan dengan berbagai jenis lainya, seperti keadilan distribusi, keadilan liberalsm dan bagaimana aplikasinya? Terima kasih.
HapusIan Eka Widjaja / Etika Bisnis / Kelas B
menurut saya yang cukup menarik untuk dikomentari adalah bacaan mengenai eksploitasi atas pekerja karena menurut saya tidak semua perusahaan "memperbudak karyawan" karena masing-masing perusahaan mempunyai pertimbangan khusus mengenai penetapan gaji bagi karyawan lain halnya jika perusahaan tersebut mampu untuk membayar tetapi tidak memenuhi syarat minimum gaji. kita ambil contoh UMKM yang kurang lebih mempunyai karyawan 10 orang tetapi tidak memenuhi gaji sesuai syarat minimum karena selain biaya yang tinggi memang UMKM tersebut kurang mampu tetapi UMKM tersebut sudah berusaha memberikan fasilitas-fasilitas tambahan kepada karyawan agar mereka tidak merasa dirugikan
BalasHapusMenurut saya bagian yang menarik adalah bagian "Saling Menjatuhkan dalam Organisasi". Saya setuju dengan pernyataan yang ada di dalamnya yaitu pernyataan bahwa semua rekan kerja dapat saja menjadi “musuh dalam selimut”. Hal ini sangat mungkin terjadi di setiap perusahaan mengingat kita tidak pernah mengerti secara detail tentang hati dan kepribadian dari masing-masing orang. Sewaktu-waktu orang dapat menikam kita dari belakang, atau terkadang selalu memata-matai kinerja seseorang dan melaporkan ke atasan ketika ada hal yang tidak beres.
BalasHapusSaya setuju jika dalam berbisnis kita harus lebih manusiawi karena sebuah perusahaan itu jika ingin berhasil kita harus lebih mengedepankan kesejahteraan karyawannya.,karena karyawan merupakan bagian penting dari perusahaan.
BalasHapusMenurut saya bagian yg menarik adalah menuju organisasi bisnis yg lbh manusiawi. Dimana upaya mendasar untuk membuat organisasi bisnis menjadi lebih manusiawi adalah dengan mengupayakan keadilan dlm organisasi tersebut. Karena keadilan itu penting dalam konteks ekonomi dan bisnis. Sehingga keadilan lah yg membuat kita menjadi manusiawi satu dengan lainnya. Dan hal ini membuat organisasi lain yg melihatnya juga pasti akan memberikan nilai yg lebih/ memiliki sudut pandang yg baik bagi organisasi yg menerapkan keadilan tersebut di organisasinya.
BalasHapusMenurut saya bagian yang menarik adalah Gap kompensasi yang terlalu tinggi antar posisi yang ada dalam organisasi juga berdampak pada upaya “saling jegal” untuk memperebutkan posisi yang lebih “basah”. Didalam organisasi pasti setiap orang ingin naik jabatan, di banyak organisasi banyak yang saling jegal agar mendapatkan posisi yang diinginkan. Saling jegal disini menguntungkan diri sendiri dan merugikan pihak lain, sehingga bisa menimbulkan rasa benci didalam organisasi tersebut.
BalasHapusmenurut saya konsep yang menarik adalah menuju organisasi bisnis yang lebih manusiawai yaitu Upaya mendasar untuk membuat organisasi bisnis menjadi lebih manusiawi adalah dengan mengupayakan keadilan dalam organisasi tersebut. Keadilan itu penting dalam konteks ekonomi dan bisnis karena keadilan tidak pernah sebatas perasaan atau sikap batin saja tapi menyangkut kepentingan atau barang yang dimiliki atau dituntut oleh berbagai pihak. Apalagi, adil merupakan satu kodrat perbuatan manusia yang menunjukkan keterarahan pada orang lain. Dengan demikian, adil merupakan keutamaan seseorang yang tertuju kepada orang lain. sehingga bisnis dapat dipandang lebih manusiawi.
BalasHapusMenurut saya secara pribadi, konsep yg menarik adalah "Saling Menjatuhkan dalam Organisasi". Memang sudah banyak diketahui bahwa dalam sebuah organisasi/perusahaan, setiap para anggotanya/setiap para karyawannya pasti berlomba-lomba untuk menjadi yg terbaik diantara semua anggota/karyawan yg ada. Menjadi yg terbaik pasti membanggakan diri kita sendiri karena dengan begitu telah membuktikan bahwa diri kita lebih unggul dari yg lainnya.
BalasHapusNamun yg jd permasalahan disini, orang (baik anggota/karyawan) yg ingin menjadi terbaik tidak semuanya menggunakan proses/cara yg positif (curang/buruk). Keinginannya yg sudah teramat besar untuk menjadi yg terbaik justru bisa membuat dia salah langkah/berperilaku yg tidak patut.
Solusi yg mungkin bisa saya anjurkan untuk mengurangi kecurangan (menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan) :
1. Memperketat pengawasan dalam lingkungan organisasi/perusahaan, dengan begitu atasan dapat melihat bagaimana proses orang tersebut dalam berusaha untuk menjadi yg terbaik.
2. Menerapkan sikap kejujuran dan kesportifitasan-nya , karena bagi saya orang yg jujur itu akan dihargai oleh sekitarnya ; dan dengan adanya kesportifitasan, orang tersebut akan dinilai berlapang dada dalam menerima segala hasil yg ada meskipun hasil tersebut tidak sesuai dengan yg dia harapkan.
Dari cerita diatas, yang menarik bagi saya adalah "saling menjatuhkan dalam organisasi" memang itu adalah hal yang tidak baik dalam suatu organisasi, karena mungkin adanya "iming-iming" reward semisal saja pemenuhan target akan diberi komisi menyebabkan para karyawan akna berebut target tersebut yang bisa saja "membunuh" rekan kerja nya yang lain. Untuk itu sebaiknya dilakukan saja hal yang baik.
BalasHapusMenurut saya konsep yang menarik adalah "mengubah competition menjadi complementation". Dalam hal ini para pebisnis dapat saling melengkapi satu sama lain dalam hal biaya, peningkatan pengetahuan dan akses ke teknologi baru. Dengan begitu para pebisnis akan mendapatkan berbagai alternatif sumber daya yang tidak terbatas.
BalasHapusMenurut saya bagian yang menarik adalah persaingan kejam dalam bisnis. Dalam hal ini tidak semua perusahaan / organisasi dapat bersaing secara sehat. Bahkan mereka dapat melakukan segala macam cara agar bisnisnya jauh lebih baik dari pesaingnya, sehingga sekarang ini banyak perusahaan / organisasi yang menjatuhkan pesaingnya yang bisnisnya bergerak di bidang yang sama demi mendapatkan keuntungan dan dianggap perusahaan yang lebih baik dan bagus dari pesaingnya.
BalasHapusDi bagian ini juga dijelaskan mengenai persaingan tidak sehat ini bisa di cegah dengan adanya kesadaran para pebisnis. Menurut saya, dengan adanya kesadaran dari para pebisnis, maka tidak ada yang perlu ditakutkan meskipun adanya pesaingnya. Justru dengan adanya kesadaran dari para pebisnis, maka ketika ada pesaingnya. Maka dapat dijadikan acuan untuk menjadi yang lebih baik. Mengenai usulan yang “competition” diganti dengan “complementation”, menurut saya itu bagus. Karena dengan saling melengkapi, maka para pebisnis akan mendapatkan berbagai alternatif sumber daya yang tidak terbatas. Namun untuk menerapkan usulan tersebut, belum semua perusahaan / organisasi dapat melakukan usulan itu.
Setelah membaca artikel di atas, hal yang membuat saya tertarik ialah pada bagian "saling menjatuhkan dalam organisasi" .Hal ini menarik karena tanpa disadari di dunia yang sekarang ini bukan hanya di dalam organisasi saja, namun juga di kehidupan sehari-hari hubungan antar manusia yang terjalin hanya bersifat transaksional (hanya memanfaatkan orang lain) seperti yang tertera pada artikel di atas. Kebanyakan orang menggunakan topeng dalam melakukan interaksi dengan sesamanya, sehingga sangat sulit untuk melakukan interaksi dengan sesama namun tanpa kecurigaan. Menurut saya perilaku sekarang ini akan membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia karena akan memacu manusia untuk melakukan tindakan2 yang keji demi mencapai tujuannya masing2. Manusia semakin kehilangan martabatnya sebagai manusia dan mengarah pada prinsip siapa yang kuat dia yang bertahan seperti hukum alam yang kita tahu bahwa prinsip tersebut memiliki keidentikan dengan hewan yang tidak memiliki akal budi seperti manusia. Bila saya membahas dalam konteks organisasi yang orang2nya memiliki perilaku seperti ini, keberlangsungan dari organisasi tersebut juga akan cepat untuk kandas, karena kondisi organisasi yang tidak sehat. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh pemimpin organisasi, ialah dengan menciptakan susana yang guyub dengan mengadakan acara2 pemerekatan antar anggota organisasi, tidak menciptakan kesenjangan kompensasi yang begitu jauh agar tidak menimbulkan kompentisi yang buruk dengan memberikan perjanjian dia awal bahwa segala bentuk kompensasi yang diberikan itu berbanding lurus dengan kontribusi anggota organisasi terhadap kemajuan organisasi. Dengan begitu menurut saya dapat terjalin interaksi yang sehat antar anggota organisasi.
BalasHapusMenurut saya, bagian tulisan yang menarik adalah pada bagian persaingan kejam dalam bisnis, karena banyak seperti yang kita tahu sekarang masih banyak perusahaan yang ingin menguasai pasar dan menjatuhkan pesaingnya dengan cara apapun yang tidak sehat dan menimbulkan kerugian bagi orang lain. Namun hal itu bisa diatasi/dihindari dengan cara membentuk kesadaran dari pebisnis itu sendiri dan menyadari potensi yang dimiliki masing-masing perusahaan untuk memaksimalkan bisnis yang sehat, dan selalu melakukan inovasi untuk bisa bersaing dengan kompetitor lainnya. Sehingga bisnis yang yang dijalankan menjadi langgeng dan menjadi berbeda dengan kompetitornya.
BalasHapusMenurut saya yang paling menarik adalah " Persaingan antar organisasi", yang mana menyebabkan upaya saling jegal untuk memperebutkan sebuah posisi yg lebih basah. Dalam hal ini sangat berkaitan dengan yang dikatakan pada awal artikel bahwa " bisnis lebih mendekatkan seseorang ke neraka " pada kondisi seperti ini sering kali muncul para oportunis dan "penjilat" yang membuat sikap paling percaya bergerak ke titik saling curiga , dan juga munculah sikaps saling memanfaatkan. Ada ketakutan dari saya bahwa nantinya manusia manusia tidak lagi memiliki rasa saling percaya atau malah saling curiga serta tidak lagi memiliki keharmonisan dalam kehidupan bisnis atau kehidupan biasa lainnya.
BalasHapusSaya setuju dengan thernadi ,yang persaigan antara organisasi dimana antar organisasi saling bersaing untuk menjadi yang terbaik tapi kebanyakan mengunakan cara yang tidak baik,saya ingin bertanya sikap saling memanfaatkan yang bagimana ? Dan bagaimana cara untuk menghilangkan rasa saling curiga dan rasa tidak percaya,sehingga keharmonisan bisa tetap terjaga
HapusPetrus D febryan lay /B/etika bisnis
Bagian yang menarik menurut saya adalah persaingan kejam dalam bisnis. Didalam tulisan itu terdapat kalimat bahwa, "sumber daya itu tidak terbatas, persoalannya hanya terletak pada ketidakmampuan dan keengganan dalam menemukan alternative sumber daya yang dianggap terbatas tersebut." Banyak perusahaan bisnis yang hanya berorientasi pada mendapatkan dan mempertahankan sebisa mungkin sumber daya yang telah didapat. Mereka tidak memperdulikan akibat dari tindakan tersebut melainkan hnya berpikir bagaimana perusahaan itu akan tetap berjalan dengan sumber daya yang ada. Menerut saya, di zaman yg sudah berkembang ini sebaiknya perusahaan mulai membuka pemikiran baru mengenai usaha dan upaya untuk membuat/menemukan alternatif sumber daya lain. Agar bisnis tidak lagi sekedar kompetisi untuk mencapai tujuan perusahaan melainkan bisnis yang saling melengkapi satu sama lain sehingga kompetisi yang tidak sehat akan sedikit demi sedikit berkurang.
BalasHapusMenurut saya topik yang menarik dari bacaan diatas adalah topik "menuju organisasi yang lebih manusiawi" karena seperti yang biasanya saya ketahui di negara kita ini perusahaan atau bisnis masih banyak yang belum memerhatikan kesejahteraan karyawan. masih banyak yang membuka bisnis hanya bertujuan mencari keuntungan semata dan tidak terlalu memerhatikan karyawan sehingga ketidakadilan dalam sebuah bisnis/ perusahaan masih banyak terjadi.
BalasHapusmaka dari itu ketika seorang pengusaha akan mulai bisnis sebaiknya memerhatikan segala aspek yang lebih manusiawi terutama perlakuan terhadap individu yang ada didalam perusahaan tersebut agar etika berbisnis bisa terpenuhi/ tercapai dalam usaha tersebut.
Menurut saya bagian yang menarik adalah mengubah competition menjadi complementation. Karena para pebisnis bisa melengkapi satu sama lain khususnya dlaam hal biaya, akses ke teknologi baru dll. Dan membuat para pebisnis mendapatkan alternatif sumber daya yang banyak.
BalasHapusBagian yg menarik bagi saya adalah "Persoalan ketidakadilan antar individu sering dipicu oleh ketidakmampuan pimpinan dalam mengelola organisasi".
BalasHapusDari sini kita dapat melihat bahwa sebuah organisasi akan berjalan dgn baik jika memiliki pemimpin yg bijaksana dan adil terhadap semua anggota organisasi.
Namun, saat ini banyak sekali pemimpin yang tidak dapat mengayomi anggota-anggota organisasinya sehingga muncullah ketidakadilan karena pemimpin hanya mendengar suara dari pihak para penjilat yang selalu mendekati pemimpin.
Padahal menjadi pemimpin seharusnya dapat mengayomi anggota-anggotanya dan mengerti anggotanya dengan baik.
Menjadi pemimpin tidak hanya dibutuhkan otak dan keterampilan yang cemerlang, tetapi juga dibutuhkan kepedulian dan kebijaksanaan.
Bagian yg menarik bagi saya adalah untuk bisa menerapkan monopoli, suatu organisasi harus “mematikan” organisasi lain yang bergerak di bidang yang sama. Hal itu dilakukan secara halus antara lain dengan menerapkan strategi “predatory price” yang mana perusahaan yang memilliki modal besar menjual produknya di bawah harga pokok produksi (jual rugi) sehingga pesaingnya yang memiliki modal lebih sedikit tidak akan sanggup “meladeninya”. Ketika pesaing telah gulung tikar, organisasi tersebut dapat dengan seenaknya menentukan harga karena dia satu-satunya pemain di bidang itu. Nah dari strategy tersebut telah banyak dipakai oleh perusahaan perusahaan besar di Indonesia contohnya Mie Instant.
BalasHapusMenurut saya yang paling menarik adalah " Persaingan antar organisasi", yang mana menyebabkan upaya saling jegal untuk memperebutkan sebuah posisi lebih tinggi dalam sebuah organisasi. dalam dunia bisnis saat ini tak luput dari persaingan antar organisasi sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antar rekan kerja, selain itu juga timbul rasa curiga satu dengan yang lain yang di karenakan masalah kompensasi dan jabatan yang tinggi.
BalasHapusmenurut saya pernyataan Yosua benar. padahal kita selaku rekan bisnis dapat menciptakan persaingan yang sehat sehingga tidak menyebabkan rasa curiga dan tidak harmonis antar satu orang dengan orang lain.
HapusSaya setuju dengan pendapat yosua dan okta karena dalam bisnis jaman sekarang ini setiap orang maupun organisasi bersaing dengan cara apa pun untuk mencapai tujuan mereka
HapusBagian yang menarik menurut saya adalah “ tentang eksploitasi atas pekerja”. Pekerja di negara kita ini banyak yang tidak sesuai dengan jam kerja dan gaji mereka. eksploitasi tenaga kerja ini berbentuk pembayaran upah yang kurang kepada pekerja dibanding dengan hasil marjinalnya. Secara sederhana eksploitasi tenaga kerja yaitu tenga kerja disuruh/dipaksa tanpa henti dan istirahat, bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan dan tanpa diberikan hak-hak atau diberikan hak-haknya tetapi tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Jadi kita harus lebih perhatian pada hak-hak para perkerja agar tidak terjadi tindak eksploitasi.
BalasHapussaya setuju dengan pendapat evan karena sejak dari dulu hingga sekarang masih banyak perusahaan yang mengexploitasi karyawannya agar perusahaan tersebut mendapatkan laba dan tidak membayar kompensasi yang sesuai pada karyawan.
HapusSaya setuju dengan pendapat saudara Evan yang menyatakan bahwa masih banyak perusahaan di Indonesia yang tidak menyeimbangkan gaji dan jam kerja yang dilakukan oleh para karyawan.
Hapussaya setuju dengan evan dengan terjadinya hal itu maka banyak pekerja yang tidak bisa memnuhi kebutuhan hidupnya padahal mereka sudah bekerja sangat keras dengan waktu minim istirahat
HapusSaya setuju dengan pendapat evan karena di indonesia masih banyak perusahaan yang bertibdak sewenang" dengan pemberian upah karyawan
HapusKonsep yang menarik bagi saya adalah saling Menjatuhkan dalam Organisasi. Karena ternyata di masyarakat banyak terjadi hal ini menghalalkan segala cara agar yang lain jatuh dan dirinya sendiri yang menjadi sukses sedangkan di mata kuliah etika bisnis terdapat beberapa aturan yang seharusnya di taati tetapi buktinya banyak yang mrlanggar dan tidak peduli apapun caranya yang penting dirinya sukses.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat daniel karena memang masih banyak perusahaan yanb melanggar dan tidak mau peduli akan etika dalam berbisnis yang mereka pikirkan hanya bagaimana cara agar dapat sukses dengan berbagi macam cara
Hapussaya setuju dengan pendapat saudara daniel di dalam dunia bisnis banyak sekali organisasi bisnis, berjuang supaya bisnis nya dapat menjadi sukses/maju sering kali banyak sekali seseorang mencari cara untuk menjatuhkan bisnis orang lain supaya bisnis nya dapat maju/sukses.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusPriscilla, saya minta maaf karena harus menghapus komentarmu. Sebab, menurut kesepakatan kita, jika organisasi itu kita anggap tidak etis maka kita tidak boleh menyebut nama atau mereknya secara spesifik. Sebaliknya,jika praktek bisnisnya itu kita anggap etis maka kita WAJIB menyebutkan nama atau mereknya secara terbuka sebagai bentuk dukungan kita terhadap praktek bisnis mereka. Terima kasih
HapusYang menarik bagi saya ialah, saling menjatuhkan dalam organisasi. "Hal lain yang muncul dari kondisi tersebut di atas adalah sikap saling curiga.Semua rekan kerja dapat saja menjadi “musuh dalam selimut” yang sewaktu-waktu dapat menikam dari belakang.Atau menjadi penjilat yang selalu memata-matai kinerja seseorang dan melaporkan ke atasan ketika ada yang tidak beres" kalimat itu yang membuat Saya menuadari bahwa dalam sebuah organisasipun masih banyak musuh yang iri maupun ingin menjelek-jelekan kita, karena Saya juga mengalami sendiri dalam organiasasi Saya. Namun Saya tidak mau menanggapinya karena Saya tidak mau menimbulkan suasana yang tegang dan tidak nyaman saat organisasi, dan hal itu Saya jadikan pengalaman Saya nanti saat bekerja agar lebih mudah beradaptasi dengan sifat atau karakter orang yang berbeda-beda
BalasHapussaya setuju dengan pendapat vania karena masih banyak orang-orang yang saling iri dengan sesama rekan kerja dan hal ini sangat merugikan kedua pihak, alangkah lebih baik mereka melakukan kerja sama untuk mendapatkan tujuan bersama
HapusSaya setuju fengan pendapat vania karena dengan saling sikut mereka akan sama sama mengalami kerugian dan alangkah baiknya mereka dapat bekerja sama untuk memajukan bisnis mereka bersama
HapusSaya setuju dengan pendapat saudari Vania, karena dalam dunia kerja bila kita memiliki kinerja yang paling baik pasti ada saja rekan kerja yang iri terhadap kita dan bekerja sama untuk menjatuhkan kita, tidak hanya dalam dunia kerja melainkan antar keluarga seperti yang saya alami juga ada untuk saling menjatuhkan.
HapusYang menarik bagi saya ialah, saling menjatuhkan dalam organisasi. "Hal lain yang muncul dari kondisi tersebut di atas adalah sikap saling curiga.Semua rekan kerja dapat saja menjadi “musuh dalam selimut” yang sewaktu-waktu dapat menikam dari belakang.Atau menjadi penjilat yang selalu memata-matai kinerja seseorang dan melaporkan ke atasan ketika ada yang tidak beres" kalimat itu yang membuat Saya menuadari bahwa dalam sebuah organisasipun masih banyak musuh yang iri maupun ingin menjelek-jelekan kita, karena Saya juga mengalami sendiri dalam organiasasi Saya. Namun Saya tidak mau menanggapinya karena Saya tidak mau menimbulkan suasana yang tegang dan tidak nyaman saat organisasi, dan hal itu Saya jadikan pengalaman Saya nanti saat bekerja agar lebih mudah beradaptasi dengan sifat atau karakter orang yang berbeda-beda
BalasHapusYang menarik bagi saya ialah, saling menjatuhkan dalam organisasi. "Hal lain yang muncul dari kondisi tersebut di atas adalah sikap saling curiga.Semua rekan kerja dapat saja menjadi “musuh dalam selimut” yang sewaktu-waktu dapat menikam dari belakang.Atau menjadi penjilat yang selalu memata-matai kinerja seseorang dan melaporkan ke atasan ketika ada yang tidak beres" kalimat itu yang membuat Saya menuadari bahwa dalam sebuah organisasipun masih banyak musuh yang iri maupun ingin menjelek-jelekan kita, karena Saya juga mengalami sendiri dalam organiasasi Saya. Namun Saya tidak mau menanggapinya karena Saya tidak mau menimbulkan suasana yang tegang dan tidak nyaman saat organisasi, dan hal itu Saya jadikan pengalaman Saya nanti saat bekerja agar lebih mudah beradaptasi dengan sifat atau karakter orang yang berbeda-beda
BalasHapusMenurut saya bagian yang menarik adalah pada artikel Saling Menjatuhkan dalam Organisasi. Segala cara dihalalkan demi mencapai suatu tujuan. Hal ini sangatlah tidak benar. Terlihat bahwa hal yang paling di utamakan manusia adalah uang. Manusia di butakan oleh uang, bahkan sampai melakukan tindakan-tindakan yang tidak seharusnya dilakukan olehnya.
BalasHapusmenurut saya pendapat dari sdri jessica ada yang benar karena sekarang banyak kita ketahui mengenai organisasi yang melakukan segala cara yang tidak halal demi mencapai keinginannya. tetapi tidak semua manusia dibutakan oleh uang, bisa saja manusia dibutakan oleh jabatan yang diinginkan tersebut.
Hapussaya setuju dengan pendapat jessica karena dalam kenyataanya masih sangat banyak yang melakukan suatu cara yang salah untuk mencapai tujuan organisasi
HapusSaya setuju karena memang masih banyak orang maupun organisasi yang melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan mereka dan kesuksesan
HapusSaya setuju karena suatu perusahaan masih menggunakan berbagai cara yang tidak di benarkan demi mencapai tujuan perusahaan
HapusMenurut saya bagian yang menarik adalah exploitasi pekerja. Karena para pemilik perusahaan dapat memainkan jam kerja buruh hingga upah minimum pekerja. Perbuatan ini sesungguhnya tidaklah di benarkan karena melanggar UU dan etika dalam bisnis. Dan motif dari perbuatan berikut karena uang dan harga diri.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat anda karena mengakali jam kerja merupakan suatu tindakan yg sangat tidak bermoral .
HapusMenurut saya bagian yang menarik adalah exploitasi pekerja. Karena para pemilik perusahaan dapat memainkan jam kerja buruh hingga upah minimum pekerja. Perbuatan ini sesungguhnya tidaklah di benarkan karena melanggar UU dan etika dalam bisnis. Dan motif dari perbuatan berikut karena uang dan harga diri.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat anda karena memainkan jam kerja agar gaji pekerja dapat minimalkan adalah suatu tindakan yang tidak bermoral
HapusSaya setuju karena seorang pengusaha pasti tidak mau rugi akan tetapi dengan permainan jam kerja agar gaji pekerja minimal merupakan suatu tindakan yang kurang manusiawi
HapusMenurut saya artikel yang menarik yang berjudul Menuju Organisasi Bisnis yang Lebih Manusiawi. Hal itu menarik bagi saya karena setiap pemimpin maupun wakil pemimpin atau bagian-bagian terpenting dalam organisasi harus memperlakukan para bawahannya dengan adil dan tidak membeda-bedakan satu sama lain. selain itu pemimpin juga harus bisa membina anak buah nya untuk selalu bersikap adil baik sesama manusia dalam organisasi maupun antar organisasi karena hal itulah yang akan membuat para karyawan dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan hasil yang maksimal demi mencapai tujuan perusahaan itu sendiri, dan hal itu juga akan membuat para karyawan merasa nyaman bekerja di perusahaan tersebut.
BalasHapussaya setuju dengan pendapat dari sdri.Devi karena keadilan yang diterima oleh karyawan dalam sebuah organisasi akan membuat karyawan merasa nyaman dalam organisasi itu dan akan meningkatkan produktivitas organisasi tersebut.
HapusSaya setuju karena apabila perusahaan memperlakukan kartawan nya dangan baik maka karyawan tersebut akan betah bekerja di sana dan akan memberikan kinerja yang terbaik
HapusSaya setuju dengan saudari Devi. Karena memang dengan pimpinan bersikap adil kepada bawahannya membuat para karyawan merasa nyaman dan membuat mereka dapat bekerja lebih baik.
HapusMenurut saya bagian yang menarik adalah “predatory price” yang mana perusahaan yang memilliki modal besar menjual produknya di bawah harga pokok produksi (jual rugi) sehingga pesaingnya yang memiliki modal lebih sedikit tidak akan sanggup “meladeninya” predatorry price ini merupakan suatu hal yang benar terjadi di dunia bisnis saat ini terutama di pasar oligopoli dan strategi ini telah terbukti ampuh untuk menyingkirkan pesaing. Dan juga meskipun KPPU telang mengatur tentang penetapan harga namun stratrgi predatorry ini masih tetap sering di temukan didalam dunia bisnis.
BalasHapussaya sependapat dengan saudara Nick karena predatory price dengan didasarkan pada perusahaan yang memiliki aset atau modal terbesar akan dengan mudah untuk menaikkan kredibilitas perusahaannya namun dengan mematikan pesaingnya tanpa pandang bulu
HapusSaya setuju karena memang masih banyak perusahaan yang melanggar ketentuan ketentuan penetapan harga yang telah di tentukan oleh KPPU
HapusMenurut saya bagian yang menarik adalah artikel yang berjudul Saling Menjatuhkan Dalam Organisasi karena saya kurang setuju dengan pernyataan tersebut dikarenakan banyak hal kecurangan didalam sebuah organisasi untuk merebutkan sebuah posisi maupun keinginan individu dalam organisasi. hal-hal kecurangan yang dilakukan ini dapat membuat kerugian bagi perusahaan maupun produktivitas perusahaan akan menurun secara drastis.
BalasHapusmenurut saya pribadi bagian yang menarik adalah " Persaingan telah mendorong organisasi untuk lebih kreatif, inovatif, efektif dan efisien untuk dapat memenangkan persaingan.Sayangnya, tidak semua organisasi menempuh persaingan yang sehat. Selalu ada godaan bagi organisasi yang memiliki “kelebihan” tertentu (misalnya modal) untuk berupaya “mengalahkan” pesaingnya dengan berbagai cara." Menurut saya menarik karena persaingan yang baik adalah persaingan yang mendorong suatu organisasi untuk berkreasi lebih baik dan pada kenyataanya suatu organisasi melakukan persaingan secara tidak sehat atau tidak etis dan biasanya melalui fitnah-fitnah terhadap perusahaan lain dan membuat persaingan itu menjadi tidak sehat.
BalasHapusSaya setuju karena dengan persaingan yang baik dapat memajukan organisasi organisasi untuk bersaing dengan sehat dengan cara mengeluarkan berbagaik kreatifitas yang mereka miliki secara tidak langsung juga akan berdampak kepada karyawan dalam organisasi tersebut
HapusSaya setuju dengan pendapat saudara. Dalam dunia bisnis, pesaing juga sangat memiliki dampak terhadap sebuah organisasi untuk selalu berinovasi dan memunculkan ide-ide yang baru dalam mengembangkan sebuah organisasi atau perusahaan.
HapusKita tahu bahwa di dalam sebuah perusahaan dan organisasi sangat diperlukan adanya komunikasi serta relasi antara atasan dan bawahan begitu juga sebaliknya. Manajer dalam suatu perusahaan merupakan akar yang menyalurkan suatu ide dan mengatur karyawannya. Oleh karena itu pemimpin yang baik dan kompeten harus memperlakukan adil setiap karyawannya dan tidak membeda-bedakan antara karyawan satu dengan lainnya dan hal hal lainnya seperti pemberian gaji yang sesuai dengan jabatannya dan kinerja nya. Sehingga hal ini membuat suatu organisasi akan menjadi organisasi yang lebih manusiawi dan pemimpin nya mampu memberdayakan karyawannya ke level kinerja yang lebih baik. Dengan aspek aspek diatas maka karyawan akan lebih betah berasa dalam perusahaan tersebut dan secara otomatis karyawan akan memberikan kinerja yang bagus juga. Dan persaingan telah mendorong organisasi untuk lebih kreatif, inovatif, efektif dan efisien untuk dapat memenangkan persaingan antar organisasi akan tetapi dengan adanya aspek pendorong yang bagus dari dalam organisasi akan meningkatkan kecepatan dalam meraih kesuksesan
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat Dian,karena dengan tidak adanya kecuragan dan kejahatan maka akan memudahkan organisasi untuk melakukan kerjasama dengan organisasi yang lain,sehinnga organisasi kita dapat terus maju dan berkembang
HapusMenurut saya yang paling menarik adalah pernyataan yang mengatakan bahawa "Gejolak yang sering muncul dalam relasi berorganisasi adalah perlakuan yang tidak adil baik oleh system maupun individu (rekan dan pimpinan) terhadap individu lain. Terkait dengan system, banyak individu yang melihat kebijakan yang diambil oleh organisasi, lebih menguntungkan pihak tertentu (umumnya terkait mereka yang ada pada sumbu kekuasaan dan mereka yang ada di sekitar sumbu tersebut)." , Dan hal tersebut memang pada kenyataannya benar2 sering terjadi pada era seperti ini dimana KEKUASAAN dapat membayar dan membunuh segalanya yang lemah , dan ETIKA pada konteks ini hanya akan menjadi sampah dan tidak berguna sekalipun.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat nadya karena banyak organisasi menggunakan kekuasaan yang menggunakan segala cara dengan membayar dan membunuh sehingga etika tersebut bersifat lemah.
HapusSaya setuju dengan pendapat nadya, karena pada saat ini bnyak organisasi yang jahat dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka.
HapusSaya setuju karena perusahaan harus bersikap adil dengan cara memberikan apa yang memang sudah menjadi hak karyawan termasuk gaju lembur
BalasHapusMenurut saya bagian yang paling menarik adalaha "Menuju Organisasi Bisnis yang Lebih Manusiawi". Saat ini, begitu banyak organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis lebih mengutamakan keuntungan dan popularitas secara terus menerus karena ketatnya persaingan dalam dunia bisnis itu sendiri tanpa memperhatikan bagaimana sebuah organisasi harusnya tetap bersikap manusiawi terhadap para pekerja. . Sehingga para pekerja merasa dipekerjakan secara tidak manusiawi. hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan Etika bisnis yang ada. Tidak hanya itu, kesenjangan antara bawahan maupun atasan semakin nampak. hal ini mungkin dianggap sepelah dengan diutamakannya perolehan laba perusahaan, namun hal ini sangat berpengaruh dan dapat memberikan dampak yang sangat buruk bagi organisasi di masa depan.
BalasHapusSaya ingin bertanya kepada saudara Dewandra, bagaimana dengan suatu organisasi yang mempedulikan para pekerjanya namun hal itu malah disalahgunakan dan malah membuat mereka malas-malasan. Apa yang seharusnya sebuah organisasi tersebut lakukan? Apakah ia harus tegas dengan konsekuensi organisasi tersebut akan dianggap tidak manusiawi atau ia harus tetap baik terhadap para pekerjanya? Ataukah saudara memiliki jawaban lain? Apa alasan anda dan mengapa?
HapusTerima kasih atas tanggapan saudari Dosi. Menurut saya organisasi atau perusahaan harus bersikap tegas kepada setiap karyawan. jika karyawan tidak dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik, hal itu akan berdampak pada produktivitas perusahaan tersebut. Mka dari itu, peran manajer sangat penting dalam menentukan setiap kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam perusahaan sehingga selalu berimbang, adil dan menguntungkan perusahaan maupun para karyawan.
Hapussaya setuju dengan pendapat dewandra. karena organisasi haruslah bersikap manusiawi terhadap para pekerja.bukan hanya dipaksa untuk bekerja dan bekerja saja, tetapi mau mendengar pendapat maupun keinginan yang ada pada pekerja. jika hal ini berjalan baik. maka loyalitas pekerja akan meningkat dan membuat perusahaan pun lebih baik.
HapusMenurut Saya, bagian yang paling menarik pada pernyataan yang diberikan oleh Dosen Manajemen Keuangan kepada Bapak Runtu mengenai "Mengapa kamu begitu konyol, sudah enak-enakan di surga, kok mau menyeberang ke neraka?"
BalasHapusMenurut saya tidak semua bisnis itu mengarahkan kita kepada dosa ataupun kejahatan melainkan bisnis yang mengikuti peraturan berklaku serta etika bisnis yang sesuai pasti bisnis itu akan mengantarkan kita ke arah yang lebih baik. Meskipun memang ada bisnis yang tidak baik dan memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar tetapi hal itu pasti tidak akan bertahan lama dan resiko yang dihadapi pasti akan lebih besar. Jadi dalam berpikir untuk memulai sebuah bisnis jangan hanya memandang dengan jangka waktu pendek melainkan berpikir untuk jangka waktu panjang bisnis yang akan kita jalankan.
Saya Setuju dengan pendapat saudara Eka, Sebab bisnis tergantung pada pengguna,pengguna berhak memutuskan ingin memiliki bisnis yang baik atau yang buruk
HapusSaya setuju dengan saudara eka bahwa tidak semua bisnis mengarahkan kita pada dosa. Tergantung dari kita sendiri mau menanggapinya seperti apa pada bisnis yang kita jalani
HapusKita tahu bahwa di dalam sebuah perusahaan dan organisasi sangat diperlukan adanya komunikasi serta relasi antara atasan dan bawahan begitu juga sebaliknya. Kita tahu,Manajer dalam suatu perusahaan yang mengatur dan memberikan ilmu kepada karyawannya. Oleh karena itu,harus bisa menjadi pemimpin yang baik dan kompeten harus memperlakukan adil setiap karyawannya dan tidak boleh saling membeda-bedakan antara karyawan satu dengan lainnya serta hal hal lainnya seperti pemberian gaji yang sesuai dengan jabatannya dan kinerja nya. Sehingga hal ini menyangkut organisasi tentang cara kerja yang diperlukan dan semuanya harus bersifat kemanusiaan. Dengan aspek tersebut yang ada diatas maka karyawan akan lebih setia dalam perusahaan tersebut dan otomatis karyawan akan memberikan kinerja yang bagus juga. Dan persaingan telah mendorong organisasi untuk lebih kreatif, inovatif, efektif dan efisien untuk mencapai kesuksesan.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat anda karena komunikasi merupakan aspek yang penting karena bila tidak ada komunikasi antara atasan dan bawahan maka pekerjaan akan tidak berjalan sesuai dengan rencana.pemimpin juga harus bijaksana dan adil dalam memperlakukan karyawannya agar karyawan dapat bekerja dengan baik.
HapusMenurut saya topik yang paling menarik adalah "Saling Menjatuhkan dalam Organisasi"
BalasHapusMenurut pendapat saya dari artikel tersebut adalah Pekerja diharuskan menghasilkan kinerja yang seoptimal mungkin krn adaya reward bagi para pekerja yang kinerjanya membuat peningakatan bagi perusahaan.Dari adanya reward tersebut membuat para anggota organisasi terjerumus pada reward sehingga membuat Pekerja melakukan segala macam cara untuk mendapatkan reward (misalnya memfitnah teman kerja,membuat berita palsu,dan lain-lain) demi mendapatkan reward. Akibatnya, timbul ketidakmakmuran /ketidak rukunan antara pekerja yang satu dengan pekerja lain sehingga memungkinkan pekerja saling menjatuhkan dan bisa malah membuat masalah sehingga pekerjaan terhambat dan tidak selesai pada waktunya.
Menurut saya topik yang paling menarik adalah " Saling Menjatuhkan dalam Organisasi ".
BalasHapusKita sebagai karyawan memang harus berhati-hati dengan sesama kita dalam organisasi baik dengan partner atau bawahan ataupun atasan kita. Kita tidak bisa tahu apa rencana dan tujuan setiap karyawan bekerja dalam organisasi tersebut,kita harus pandai-pandai untuk menyikapi setiap perilaku dan sikap dari orang lain. Banyak kejahatan dan kecurangan yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan dari setiap individu. Kecurangan dan kejahatan yang bisa dilakukan seperti benar-benar menjatuhkan kita bahkan bisa berakhibat fatal bagi diri kita apa lagi jaman sekarang semua mencari pekerjaan itu sangatlah susah,jadi mereka pasti mau untuk menggunakan segala cara baik itu positif atau negatif hanya demi "uang".
saya setuju dengan pendapat saudari Veronica, karena menurut saya sebagai seseorang yang telah masuk dalam anggota suatu organisasi, haruslah berhati-hati sendiri dan berwaspada sendiri untuk menghadapi segala situasi dan berusaha untuk meminimilkan kesalahan agar lebih kuat dan tidak dengan mudah dijatuhkan dalam organisasi.
HapusMenurut saya bagian yang paling menarik adalah pada bagian "Persaingan Kejam dalam Bisnis" karena pada bagian tersebut dijelaskan bahwa perusahaan besar biasa melakukan predatory pricing yang bertujuan untuk mematikan pesaing, cara ini memang sangat ampuh untuk menyaingi pesaing terutama perusahaan kecil yang baru memulai usahanya. Namun hal ini sudah dilarang oleh pemerintah karena sangat merugikan perusahaan lain. Menurut saya untuk mengatasi pesaing sebaiknya kita menggunakan cara yang tidak melanggar hukum yaitu misalnya dengan menambah inovasi produk yang membuat konsumen tertarik dan akhirnya loyal pada perusahaan kita karena selalu membuat inovasi namun tidak lupa untuk mengutamakan kualitas juga.
BalasHapusmenurut saya yang paling menark ialah "Persaingan Kejam dalam Bisnis" banyak sekali di dalam dunia bisnis supaya seseorang dapat menajadi sukses ialah saling menjatuhkan supaya apa yang dia inginkan dapat tercapai contoh nya seseorang meminta kepada seseorang ahli sepiritual supaya dapat menjatuhkan bisnis orang lain dengan cara santet,dan di beri sesuatu supaya bisnis nya tidak dapat maju.Memang dengan cara seperti itu seseorang tidak akan tahu kalau kita menggunakan jasa kepada para ahli sepiritual tetapi semua nya itu apa yang kita dapat tidaklah "halal".
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat yohaness ong banyak cara yang di halalkan demi menjatuhkan bisnis seseorang
HapusMenurut saya bagian pernyataan/ide yang menarik adalah "Persaingan telah mendorong organisasi untuk lebih kreatif, inovatif, efektif dan efisien untuk dapat memenangkan persaingan."
BalasHapusMenurut saya dengan adanya persaingan, secara tidak langsung, mau ataupun tidak mau suatu organisasi akan dituntut untuk lebih kreatif, efektif, efisien dan membuat inovasi-inovasi yang baru. Jika suatu organisasi menolak untuk melakukannya maka organisasi tersebut akan terseleksi oleh alam atau kalah dalam persaingan. Di dalam dunia bisnis, suatu organisasi berlomba-lomba untuk memenangkan persaingan, oleh karena itu jika mereka menolak untuk lebih kreatif, inovatif, efektif dan efisien, cepat ataupun lambat mereka akan gulung tikar.
Bagian yang membingungkan menurut saya adalah pernyataan "Mengapa orang berpendapat bahwa bisnis lebih cenderung membuat pelaku bisnis “mendekat” ke neraka?Apa yang terjadi dalam bisnis sehingga memunculkan penilaian sinis tersebut?" Apakah semua bisnis itu "kotor" sehingga menyebabkan lebih mudah untuk ke neraka, apakah tidak ada bisnis yang bersih? Menurut saya, bukankah surga atau neraka itu ditentukan oleh masing-masing seseorang itu sendiri, dilihat dari perbuatan yang telah dilakukannya selama ia hidup?
Saya setuju dengan pendapat dosi bahwa dengan adanya persaingan maka mau tidak mau mereka pasti akan melakukan berbagai inovasi untuk menarik konsumen mereka sehingga usaha yang mereka jalankan dapat terus berjalan lebih maju dan berkembang.
HapusMenurut saya dari dari kutipan "bisnis cenderung lebih dekat ke neraka" mungkin karena banyak pebisnis yang menghalalkan segala cara agar dapat memajukan bisnisnya atau mungkin ada juga yang menginginkan kenaikan pangkat sehingga mereka juga melakukan berbagai cara curang dsb, dengan adanya hal tersebut bukan berarti semua bisnis itu kotor, ada bisnis-bisnis yang dapat berjalan dengan jujur walaupun tidak semua dan sebenarnya semua itu tergantung dari orangnya masing-masing apakah mereka ingin menjalankan bisnis mereka dengan jujur atau tidak.
Saya setuju dengan pendapat yang saudari Dosi berikan karena dengan adanya persaingan pula, seseorang akan dituntut untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu akan timbulnya rasa mendorong untuk kembali mengkoreksi diri agar dapat memberikan yang terbaik.
HapusSetelah saya membaca artikel "saling menjatuhkan dalam organisasi" saya setuju dengan kalimat ini,yaitu : Sesama (rekan kerja) adalah neraka bagi eksistensi/keberadaan saya.Semua relasi yang terjalin tampak hanya relasi transaksional atau dengan ungkapan yang lebih kasar dapat disebut sebagai relasi “saling memanfaatkan”.Sesama hanya dilihat sebagai “yang sejauhmana barmanfaat bagi saya”.Tanpa bermanfaat, dia tidak ada dalam relasi saya.
BalasHapusYang dimana ini sangat terjadi didunia kerja. Memakan atau dimakan.
Menurut saya topik yang menarik adalah pada topik saling menjatuhkan dalam organisasi karena, seharusnya dalam organisasi harus dapat bekerja sama denga baik agar dapat mencapai tujuan organisasi. Tetapi pada topik saling menjatuhkan organisasi ini mereka hanya berteman untuk saling memanfaatkan demi mencapai tujuannya dari masing-masing dari individu
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat yang saudari Jenny berikan karena dengan adanya sikap saling menjatuhkan demi mencapai tujuan inilah maka akan memberikan dampak yang negatif pula bagi organisasi yaitu dengan hilangnya rasa atau keinginan untuk saling bekerja sama untuk mencapai tujuan.
HapusYang membuat saya tertarik adalah Persaingan kejam dalam bisnis, yang menyebutkan bahwa persaingan bisnis yang masih tetap menerima banyak laporan terkait praktek persaingan yang tidak sehat.Salah satu peritel nasional yang besar sempat diajukkan ke pengadilan oleh para pemasok karena menerapkan uang jaminan untuk pasokan barang dengan harga termurah dan yang membuat saya bingung adalah ketika peritel tersebut menemukan pemasok lain yang lebih murah dari pemasok yang dia miliki, maka uang jaminan si pemasok otomatis hangus sehingga pendekatan hukum, persaingan tidak sehat itu dapat juga dicegah dengan pendekatan yang lebih mendasar yaitu kesadaran para pebisnis. Meskipun dosen manajemen perubahan saya di UGM merasa bahwa dia dianggap “nyeleneh” oleh rekan sejawatnya, ada argumentasinya tentang bisnis
BalasHapuskonsep yang menurut saya menarik yaitu "Saling Menjatuhkan dalam Organisasi" karena sekarang banyak sekali orang-orang yang melakukan hal ini dalam organisasi atau perusahaan. menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan atau target yang diinginkan tanpa mempedulikan orang lain. Dan juga efek yang ditimbulkan yaitu Sikap saling curiga dan “saling jegal” sangat merugikan sesama anggota organisasi atau perusahaan dan juga merugikan perusahaan atau organisasi karena anggota yang tidak saling bekerja sama dengan baik karena faktor diatas.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat saudara roy, pada dasarnya organisasi membutuhkan sebuah kerja sama tim yang baik, akan tetapi yg trjadi adlah setiap orang di dalam organisasi di masa skrg saling menjatuhkan, hal ini yang membuat harapan dan tujuan suatu organisasi sulit utk dicapai, diakarenakan kurangnya kerja sama yang membangun satu sama lain
HapusSaya setuju dengan pendapat saudara Roy. Untuk mendapatkan reward sebesar mungkin bukan tidak mungkin orang-orang dalam organisasi saling menjatuhkan satu sama lain dengan menghalalkan segala cara. Hal tersebut tentunya sangat merugikan organisasi juga merugikan individu-individu yang terlibat di dalamnya. Tujuan organisasi akan lebih susah dicapai dan karyawan-karyawan yang terlibat persaingan yang tidak sehat tersebut lama kelamaan akan merasa tidak nyaman bekerja di organisasi tersebut atau malah sebaliknya.
Hapussaya setuju dengan pendapat saudara roy, untuk mencapai target dari perusahaan mereka pun melakukan cara-cara yang merugikan pihak lainnya dan hal tersebut akan menyebabkan perusahaan sulit untuk berkembang.
HapusSaya tertarik dengan saling menjatuhkan di dalam organisasi.menjatuhkan satu sama lain mungkin hal ini sudah sangat banyak terjadi dan tidak bisa dihindari karena begitu banyak tekanan dari organisasi tersebut yang membuat saling jegal satu dengan yang lain. padahal jika organisasi tersebut dapat mengapersiasi sesama anggota hal tersebut dapat dihindari dan organisasi juga tidak memberi target atau reward yang tinggi.
BalasHapusSaya sependapat dengan saudara Eldon, masih banyak rekan kerja yang menjatuhkan satu sama lain, solusi terbaiknya adalah organisasi memberikan apresiasi atas kerja dari para pekerja mereka, dengan hal tersebut maka para pekerja lebih termotivasi dalam bekerja dan tidak saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain.
HapusHal yang menarik bagi saya adalah kalimat "Pemimpin kompeten yang dapat memberi pengharapan kepada bawahannya, merupakan pemimpin yang memungkinkan bawahannya untuk makin manusiawi". Menurut saya, seorang pemimpin memang seharusnya seperti itu, dikarenakan seorang pemimpin memiliki orang-orang disekelilingnya yang memberikan kepercayaan kepadanya sebagai pemimpin dalam organisasi tersebut, tentu saja disaat mereka memilih dan mempercayai seorang pemimpin pada saat itu juga mereka menaruh harapan besar pada seorang pemimpin yang terpilih, dan disitulah tanggung jawab utama seorang pemimpin, bahwa menjadi pemimpin bukan berarti yang memerintah dan terlalu menuruti aturan dan hukum sehingga melupakan sisi manusiawinya, dengan menjadi seorang pemimpin yang mau bertanggung jawab atas harapan-harapan yang diberikan kepadanya, itu adalah pemimpin yang berkompeten yang sebenarnya.
BalasHapussaya sependapat dengan tanggapan yoseph bahwa pemimpin adalah bahwa seorang pemimpin adalah orang yang dipercaya untuk bisa mengatur keseluruhan dibawahnya dan mengarahkan untuk hal yang benar dalam kesuksesan organisasi , berdasarkan pemimpin yang berkompeten.
HapusMenurut saya dari bacaan di atas konsep yang menarik adalah saling menjatuhkan didalam organisasi dan persaingan kejam dalam bisnis. Contohnya masih banyak rekan kerja yang merebut klien dari rekan kerja yang lain dan bahkan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut saya hal inilah yang harus diubah agar dunia bisnis tidak dipandang negatif oleh sebagian orang.
BalasHapussaya setuju dengan saudara Clement. saat ini begitu banyak perusahaan yang menghalalkan segala cara agar bisa unggul dalam bisnis. Menurut saya, saat semua bisnis mulai sadar dengan "etika" maka merekapun akan tumbuh menjadi bisnis yang lebih baik lagi. dibutuhkan kesadaran semua orang akan "etika" dalam bisnis agar dapat menjalankan persaingan bisnis yang sehat
Hapussaya sangat tertarik dengan kalimat berikut.
BalasHapus"Menurut Locke (dalam Riyanto, 2013: 121) perbudakan berhenti ketika kerja manusia memungkinkan hidupnya semakin baik.Ketika ada anggota organisasi yang menganggap bahwa gaji tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya tetapi organisasi tidak melakukan perbaikan system (padahal dia mampu) bahkan balik meminta si anggota untuk meninggalkan saja organisasi tersebut jika merasa tidak cocok, bukankah hal itu merupakan bentuk perbudakan baru?"
kalimat- kalimat di atas sangat menyedihkan bagi saya, melihat di negara sendiri sangat banyak pekerja yang memperjuangkan upah minimum dengan sangat susah payah dan penuh perjuangan, bahkan masih sangat banyak yg bahkan belum mendapatkan upah minimum karena diakali oleh atasan/pemimpin.
bila dipikir, sangat menyedihkan bahwa banyak perusahaan besar yang menjadikan pekerja sebagai "budak" dan tidak peduli terhadap kesejahteraan hidup pekerjanya. di saat banyak pekerja berusaha mati- matian memperjuangkan upah kerja yang pantas, apakah banyak juga perusahaan yang mati- matian meminimalkan upah kerja ? miris sekali tentunya.
Menurut saya pernyataan yang menarik ialah " Saling Menjatuhkan dalam Organisasi". Karena dalam hal ini, demi mencapainya suatu tujuan tertentu maka akan menhalalkan segala cara demi mencapai tujuannya. Salah satu akibat paling nyata dari konflik yang terjadi diantara sesama orang di dalam suatu organisasi, yaitu akan selalu munculnya suatu tindakan ataupun upaya untuk saling menjatuhkan satu sama lain dan membuat kesan lawan masing-masing rendah dan penuh dengan masalah.
BalasHapusHal yang menarik bagi saya adalah mengenai gap yang terlalu tinggi antara karyawan yang terendah dengan pimpinan. Memang sudah sewajarnya jika gaji antara karyawan terendah dengan pimpinan berbeda. Namun masih saja ada organisasi yang menggaji karyawan dengan tidak wajar yaitu dibawah UMR. Tentu saja hal tersebut merugikan karyawan. Gaji tersebut bisa saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan karyawan tersebut dalam satu bulan. Dan apabila hal seperti itu terus dilakukan, maka bukan tidak mungkin angka kemiskinan di Indonesia tidak akan mengalami penurunan.
BalasHapusMenurut saya pernyataan yang paling menarik adalah tentang " Pemimpin yang kompeten akan lebih cenderung menjadi pemimpin yang transformasional, mau memberdayakan bawahan ke level kinerja yang lebih baik. Pemimpin kompeten akan mampu memberi pengharapan pada bawahannya akan kehidupan yang lebih baik. Pengharapan memungkinkan manusia makin memanusiawi, bahkan bila dirinya sudah berada di pinggiran kehidupannya (Riyanto, 2013:173). Dengan demikian, pemimpin kompeten yang dapat memberi pengharapan kepada bawahannya, merupakan pemimpin yang memungkinkan bawahannya untuk makin manusiawi." , dalam hal itu kepemimpinan saat ini sangat penting dan hal utama karena pemimpin adalah orang yang sangat bepengaruh, sebab PEMIMPIN YANG PINTAR = BAWAHAN YANG TERINTEGRASI DAN TERKOORDIIR DENGAN BAIK , tapi dasar kepemimpinan bukan hanya OTAK tapi harus dikombinasikan dengan HATi. Intinya dari atas sampai ke bawah akan membentuk organisasi bisnik yang manusiawi.
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat saudara Idho pemimpin yang kompeten baik dari sikap maupun hati akan melahirkan suatu pemikiran yang baik di benak para pekerjanya. Para pekerja akan lebih memghargai pemimpinnya apabila pemimpin tersebut juga menghargai para pekerjanya.
HapusMenurut saya pernyataan yang menarik adalah “Saling Menjatuhkan dslam Organisasi”, hal ini sering kali terjadi di lingkungan kerja karena tuntutan dari perusahaan untuk mencapai beberapa target sehingga terjadinya hal-hal yang dapat menghambat perkembangan atau kemajuan perusahaan seperti merebut klien dari rekan kerja dan menahan infromasi dari rekan kerja sehingga menghambat pekerjaannya. oleh sebab itu perusahaan harus mencegah hal tersebut terjadi agar perusahaan dapat mencapau target dab tujuan yang telah di rencanakan sebelumnya.
BalasHapusMenurut saya, yang paling membingungkan adalah penyataan eksplotasi atas pekerja. Mengapa? Karena apabila perusahaan mengeksplotasi pekerja sedemikian rupa akan ada akibat nya yaitu pekerja akan merasa tidak puas atas pekerjaannya. Mengakibatkan pekerja tersebut akan bekerja tidak secara maksimal.Bekerja secara malas - malasan. Mereka akan berpendapat bahwa mereka bekerja secara baik ataupun tidak tidak akan ada bedanya karena gaji atau hasil yang mereka dapatkan akan tetap sama.Perusahaan akan di buat rugi karena pekerja yang mereka pekerjakan tidak menghasilkan produk/ jasa yanh sesuai target.
BalasHapusMenurut saya, topik yang paling menarik adalah tentang eksploitasi pekerja. Karena seharusnya pekerja merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, seharusnya perusahaan memperlakukan para pekerjanya dengan baik dan layak. Dengan mengeksploitasi pekerja bukan berarti hal ini dapat mendorong tingkat kinerja para pekerja, justru sebaliknya hal ini dapat mengakibatkan para pekerja merasa tertekan dan berdampak pula terhadap tingkat kinerja para pekerja yang menjadi rendah. Karena mereka melaksanakan pekerjaan mereka dengan tidak sepenuh hati dan dengan paksaan. Dengan begitu, hal ini juga membawa dampak bagi tingkat kinerja perusahaan.
BalasHapus“Menurut Locke (dalam Riyanto, 2013: 121)” Menurut saya ini menarik, karena kita sadar bahwa manusia itu tidak akan puas akan suatu hal yang sudah di dapat dan tidak pernah mensyukuri apa yang telah di dapat. Mereka justru akan meminta lebih dan lebih. Tetapi, situasi pada saat dia mampu untuk melakukan perubahan ketika belum ada perubahan, ketika sistem tersebut berubah maka ada kemungkinan malah akan menjadi kebangkrutan dalam perusahaan atau kegagalan sistem. Dan jika kita menuntut perubahan seharusnya dengan ide agar tidak berkesan mengancam, karena merubah sistem tidaklah semudah yang di pikirkan.
BalasHapusmenurut saya seharusnya kita harus lebih berjiwa manusiawi, karena sebagai manusia kita tidak boleh menjatuhkan orang lain seharusnya kita harus bersama sama untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai masing-masing.
BalasHapusmenurut saya topik yang menarik dari bacaan diatas adalah "menuju organisasi yang lebih manusiawi" karena di negara kita ini masih banyak perusaan yang kurang memperhatikan kesejahteraan para karyawannya. perusahaan mendirikan usahanya hanya untuk mencari keuntungan semata.
BalasHapusoleh sebab itu jika ingin membuka usaha harus memperhatikan segala aspek yang lebih manusiawi terutama para karyawan yang ada didalam perusahaan tersebut agar dapat menciptakan etika bisnis yang baik dalam suatu organisasi.
topik yang menarik dari bacaan diatas adalah "menuju organisasi yang lebih manusiawi" karena selama ini masih banyak perusahaan yang hanya terpaku pada keuntungan perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraan karyawannya. maka dari sebaiknya perusahaan perlu pula memperhatikan kesejahteraan karyawannya karena karyawan merupakan aset paling penting yang ada dalam perusahaan. agar pula perusahaan tersebut dapat menciptakan etika bisnis yang baik dalam menjalankan usahanya dan dalam suatu organisasi.
BalasHapus