Antonioni, David. 1995. Problem associated with implementation of an effective upward appraisal feedback process: an experimental field study. Human Resource Quarterly, 6 (2): 157-171.
A. Alasan dan Tujuan Penelitian
Hanya ada dua penelitian experimental yang melaporkan apakah manajer memperbaiki perilaku spesifik sebagai suatu hasil keikutsertaan dalam suatu proses upward appraisals. Penelitian itu dilakukan oleh Hegarty (1976) dan Nemeroff & Cosentino (1979). Dalam studi ini, penulis menguji apakah manajer memperbaiki perilaku mereka berkenaan dengan pengawasan ketika supervisor mereka seketika mereview hasil upward appraisals dengan mereka.
B. Latar Belakang Teori dan Hipotesis
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Hagarty, 1976; Nemeroff & Cosentino, 1979), peneliti merumuskan hipotesis:
Hipotesis 1: manager yang menerima laporan ringkasan upward appraisal tertulis dan mempelajari kembali hasil laporan dalam review kinerja dengan supervisor mereka, akan memperbaiki perilaku mereka berkenaan dengan pengawasan lebih signifikan daripada manajer yang menerima laporan upward appraisal tertulis tanpa review, manajer yang menerima review kinerja tanpa laporan upward appraisal, atau manajer dalam kelompok kontrol (tanpa laporan upward appraisals atau review kinerja).
Hipotesis 2: manajer yang menerima hanya laporan ringkasan upward appraisal tertulis akan memperbaiki perilaku mereka berkenaan dengan pengawasan lebih signifikan dibanding manajer yang menerima review kinerja dengan supervisor mereka dengan tanpa laporan ringkasan upward appraisal tertulis atau manajer dalam kelompok kontrol.
Hipotesis 3: kepuasan dengan pengawasan bawahan dari manajer yang menerima laporan upward appraisal dan mereviewnya dengan supervisor mereka akan memperbaiki lebih signifikan daripada manajer yang menerima hanya laporan upward appraisal, manajer yang hanya menerima review kinerja, atau manajer dalam kelompok kontrol.
C. Metode
Partisipan yang diminta untuk berpartisipasi berjumlah 113 manajer tetapi yang bersedia untuk berpartisipasi berjumlah 96 manajer. Para partisipan ditentukan secara random ke dalam 4 kondisi yang berbeda yaitu: suatu laporan upward appraisal tertulis dan suatu review kinerja, hanya laporan upward appraisal tertulis, hanya review kinerja, dan kelompok yang menjadi kelompok kontrol.
D. Hasil dan Diskusi
Hasil menunjukkan bahwa skor untuk mean perilaku yang berkenaan dengan pengawasan untuk manajer yang menerima laporan upward appraisal dan mereview laporan upward appraisal tidak memperbaiki secara lebih signifikan daripada skor untuk manajer dalam tiga kondisi eksperimental lain. Dengan demikian hipotesis 1 tidak didukung.
Skor untuk mean perilaku yang berkenaan dengan pengawasan untuk manajer yang menerima hanya laporan tertulis upward appraisal tidak memperbaiki secara lebih signifikan daripada skor untuk manajer yang tidak menerima suatu review laporan upward appraisal tertulis mereka. Dengan demikian maka hipotesis 2 tidak didukung.
Skor untuk mean kepuasan dengan supervisi untuk manajer yang menerima hasil ringkasan upward appraisal tertulis dan mereview hasil dengan supervisor mereka tidak memperbaiki secara lebih signifikan daripada skor manajer dalam tiga kondisi eksperimental lainnya. Dengan demikian maka hipotesis 3 tidak didukung.
E. Diskusi
Hasil studi ini menunjukkan bahwa proses upward appraisal sebagai mana didesain dalam studi ini tidak menghasilkan perbaikan signifikan dalam perilaku manajer berkenaan dengan pengawasan. Hal itu tidak berarti bahwa upward appraisal itu tidak efektif tetapi ada penjelasan-penjelasan lain yang harus dicari untuk menjelaskannya.
Keterbatasan studi ini antara lain: sesi orientasi dan training mungkin tidak efektif dalam manajer pengajaran, konstrain organisasional membuat itu tidak mungkin mengecek pada sesi review kinerja, dan ukuran sampel per kelompok treatment relatif kecil.
=o0o=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar