Rabu, 01 Juni 2011

Konteks sosial penilaian kinerja (review artikel)

Judge, Timothy A. & Gerald R. Ferris. 1993. Social context of performance evaluation decisions. Academy of Management Journal, 36 (1): 80-105.

A.     Alasan dan Tujuan Penelitian
Banyak penelitian telah dilakukan sehubungan dengan penilaian kinerja tetapi masih banyak komponen penilaian kinerja yang kurang diperhatikan. Salah satu komponen itu adalah konteks sosial dalam penilaian kinerja. Oleh karena itu, peneliti dalam tulisan ini ingin memberikan dan menguji suatu model pengaruh sosial dalam proses performance-rating.
B.     Literatur Review dan model serta hipotesis
Setelah mereview tentang  model sosial dan  elemen-elemen situasional dalam putusan performance-rating, penulis merumuskan hipotesis:
1.      Suatu kesempatan supervisor untuk mengobservasi suatu kinerja pekerjaan bawahan akan berpengaruh secara positif terhadap rating kinerja bawahan.
2.      Suatu jangka waktu kontrol yang besar berkenaan dengan pengawasan akan berpengaruh secara negatif dengan rating kinerja bawahan.
3.      Luasnya pengalaman berkenaan dengan pengawasan akan  secara positif mempengaruhi rating kinerja supervisor terhadap kinerja bawahan.
4.      Kesamaan demografi antara supervisor dan bawahan akan secara positif mempengaruhi afeksi supervisor terhadap bawahan.
5.      Suatu hubungan kerja yang dekat antara supervisor dan bawahan akan secara positif mempengaruhi afeksi supervisor terhadap bawahan.
6.      Afeksi positif supervisor terhadap bawahan mempunyai efek positif pada rating supervisor terhadap kinerja bawahan.
7.      Penyimpulan supervisor bahwa bawahan percaya dia memiliki performa yang baik akan secara positif mempengaruhi evaluasi  kinerja bawahan.
8.      akterhadap Semakin besar kemampuan kognitif seorang eksekutif, semakin cepat langkah saat ia mengevaluasi calon akusisi.
C.     Metode
Responden terdiri dari 81 bawahan dan 27 supervisor. Mereka berasal dari rumah sakit di pusat Illionis. Variabel-variabel yang diukur adalah rating kinerja, afeksi supervisor terhadap bawahan, kesempatan supervisor untuk mengobservasi kinerja bawahan, hubungan kerja supervisor-bawahan, kesamaan demografi, penyimpulan supervisor akan self-rating bawahan terhadap kinerja, jangka waktu kontrol, dan pengalaman sehubungan dengan pengawasan.
D.     Hasil
Hipotesis yang didukung adalah hipotesis 1, 4, 5, dan 6. Sedangkan dua hipotesis lainnya (2 dan 3) tidak signifikan.
E.     Diskusi
Pengalaman sehubungan dengan pengawasan tidak menunjukkan suatu efek yang signifikan terhadap rating kinerja meskipun beberapa penelitian lain menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satu penjelasan yang mungkin adalah pengalaman sehubungan dengan pengawasan dan kesamaan demografi memiliki korelasi yang tinggi dalam data yang ada. Hal itu akan sangat berguna untuk penelitian selanjutnya untuk memperkirakan secara langsung proses psikologikal yang mungkin menyebabkan supervisor yang berpengalaman mengeluarkan rating yang lebih disukai daripada  supervisor yang tidak berpengalaman, dan  dalam kondisi apakah proses ini terjadi.
Jangka waktu kontrol berkenaan dengan pengawasan juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rating kinerja. Perbedaan antara  jangka waktu kontrol dengan kesempatan untuk mengobservasi sebagai refleksi berkurangnya pengamatan, dapat menjelaskan hasil tersebut. Sebab suatu jangka waktu kontrol yang rendah tidak menyatakan secara langsung akan kesempatan yang sempurna untuk mengobservasi.
F.     Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini berkaitan dengan penggunaan single-item dalam pengukuran kinerja, tidak semua hipotesis didukung sehingga menunjukkan masih adanya ketidaklengkapan dalam model, data crossectional, dan tidak menemukan semua asumsi yang penting untuk penyimpulan kausal.
=o0o=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar