(julius runtu)
1. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi sering terbentuk beberapa group baik
group formal maupun informal. Group-group tersebut tidak dengan sendirinya membawa
manfaat bagi organisasi. Group itu harus memiliki karakteristik tertentu agar
dapat memberi sumbangan positif terhadap kinerja organisasi. Organisasi pun
harus senantiasa mengelola group-group tersebut sehingga dapat menambah atau
memperbaiki kinerja organisasi.
2. Permasalahan
Permasalahan pokok dalam beberapa
artikel berikut ini adalah bagaimana mengelola perilaku kelompok dan tim kerja
dalam suatu organisasi secara effektif. Dari perspektif Mayo, dikemukakan
tentang bagaimana kerjasama itu muncul dalam suatu kelompok. Gustafson &
Kleiner memberikan beberapa hal yang harus dimiliki oleh suatu team yang
berkinerja tinggi. Sedangkan Davis menyangkal mitos-mitos team berkinerja
tinggi. Akhirnya, Meyer mengemukakan tentang bagaimana suatu pengukuran yang
benar dapat membantu suatu team yang baik.
3. Pembahasan
Mengacu pada definisi ilmuwan sosial, Greenberg & Baron
(2000) mendefinisikan Group sebagai kumpulan dua atau lebih individu yang
berinteraksi, dengan suatu pola hubungan yang stabil di antara mereka dan
saling membantu dalam mengusahakan kepentingan bersama serta menerima satu sama
lain sebagai anggota group. Sedangkan teamwork mengacu pada praktek penggunaan
team, atau jenis khusus dari group dalam mana setiap anggota berkomitmen terhadap beberapa tujuan dan kepemimpinan
untuk mencapainya.
Mayo berpendapat bahwa kerja sama dalam suatu organiasasi
atau kelompok terjadi secara spontan (Bendix & Fisher, 1949). Pemerintah
atau organisasi tidak dapat mengusahakan kerja sama tersebut misalnya dengan
membuat berbagai peraturan. Peraturan itu justru membuat hubungan antar
individu semakin terbatas dan pada akhirnya akan mempersempit kerjasama di
antara mereka. Menurutnya, kondisi yang dibutuhkan untuk suatu organisme yang
sehat adalah apabila setiap individu memiliki rasa tanggung jawab dan fungsi
sosial. Persoalan pokok yang dihadapinya adalah bagaimana menata kerja sama
spontan itu lewat cara damai. Sebab, kerja sama spontan biasanya muncul pada
saat darurat. Kompetisi tidak memberi kontribusi terhadap kerjasama spontan.
Mayo mengemukakan pentingnya mengembangkan keterampilan
sosial untuk melengkapi keterampilan
teknis yang dimiliki. Kerjasama harus diatur lebih daripada yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya.
Gustafson &
Kleiner (1994) mengemukakan bagaimana perkembangan baru dalam team building.
Mereka memberikan hal-hal yang harus dimiliki oleh suatu team yang berkinerja
tinggi, sehingga dalam membangun suatu team yang baik seharusnya mengacu pada hal-hal tersebut,
yaitu:
- Kepemimpinan partisipatif
- Tanggung jawab yang tersebar/terbagi-bagi
- Definisi tujuan yang jelas
- Komunikasi yang tinggi (lancar dan efektif)
- Terfokus pada masa depan
- Terfokus pada tugas
- Bakat kreatif
- Respons yang cepat
Pada artikel yang lain, Davis mengemukakan dua
mitos team berkinerja tinggi yaitu bahwa team berkinerja tinggi berarti
perubahan kultur; dan team membutuhkan target-target dan standard-standard
tertentu. Menurut Davis, manajer harus belajar mempercayai bawahannya. Ia harus
terlibat dalam team baru dapat menggerakkan team tersebut ke kinerja yang lebih
baik. Sedangkan target-target yang diberikan biasanya dapat menciptakan kinerja
yang rendah. Pekerja dapat saja mengorbankan kualitas untuk mengejar kecepatan
sebagaimana disyaratkan dalam target yang telah ditentukan. Manajer harus
memahami bahwa pengukuran merupakan suatu yang penting tetapi bukan target.
Suatu pengukuran yang baik merupakan suatu yang dapat membantu orang memahami
bagaimana mereka mencapai tujuan itu dengan baik.
Meyer mengemukakan tentang bagaimana
suatu pengukuran yang benar dapat membantu team yang baik. Untuk meneliti apakah suatu sistem pengukuran
kinerja yang akan digunakan itu memaksimalkan efektifitas team, ada 4 prinsip
yang dapat dijadikan acuan:
1. Cakupan
tujuan suatu sistem pengukuran harus membantu team daripada top manager.
2.
Team yang telah sungguh-sungguh
diberdayakan harus bermain dalam peran yang didesain dalam sistem pengukuran
itu sendiri.
3.
Karena team bertanggung jawab atas
proses value-delivery yang diambil dari berbagai fungsi, maka sistem pengukuran
harus membuat ukuran untuk menilai proses tersebut.
4.
Suatu team harus mengadopsi hanya
sedikit ukuran.
Banyak manajer yang jatuh pada pengukuran yang menekankan
hasil saja (misalnya keuntungan, pangsa pasar, dan biaya), tetapi tidak pernah
membuat suatu pengukuran yang dapat membantu anggota organisasi untuk
memperbaiki kinerja mereka. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem pengukuran
yang dalam proses pembuatan dan pelaksanaannya melibatkan suatu team yang
multifungsional.
5. Tanggapan
Efektifitas suatu group atau teamwork memang sangat
dibutuhkan oleh organisasi. Persoalan yang muncul adalah tidak semua group dan
teamwork itu dapat efektif sehingga memberikan sumbangan positif terhadap
organisasi. Organisasi harus terlibat dalam membentuk group dan teamwork yang
demikian. Dari perspektif Mayo, tugas utama organisasi adalah bagaimana
mengusahakan kerja sama dalam kelompok itu dapat muncul secara spontan tanpa
menunggu situasi yang mendesak. Sedangkan Gustafson & Kleiner mensyaratkan
beberapa hal yang harus dimiliki oleh kelompok tersebut agar dapat memiliki
kinerja yang tinggi. Hal-hal yang berbau mitos sehubungan dengan kinerja team
harus dihilangkan karena ternyata dapat menurunkan kinerja karyawan itu sendiri
(Richard Davis). Demikian juga halnya dengan suatu pengukuran yang benar
ternyata dapat membantu membentuk suatu team yang baik (Christoper
Meyer).
Kritik terhadap perspektif Mayo memang telah banyak
dikemukakan. Meskipun tetap masih bisa ditemukan dalam kelompok bahwa pada saat
mereka merasa senasib bahkan sependeritaan, kerja sama di antara mereka tampak
lebih kuat. Hal itu sering dimanipulasi oleh banyak trainer dalam meningkatkan
kerjasama kelompok sampai saat ini. Sebaliknya, hal-hal yang baru yang harus
dimiliki oleh suatu kelompok seperti yang dikemukakan oleh Gustafson &
Kleiner tampak bukan lagi hal yang sungguh-sungguh baru karena sudah banyak
dikemukakan dalam referensi lain. Persoalannya bukan terletak pada
baru-tidaknya hal-hal tersebut tetapi justru pada bagaimana agar kelompok dapat
memiliki hal-hal tersebut.
Daftar Rujukan:
Bendix, Reinhard & Llyod H. Fisher.
1949. The perspectives of Elton Mayo. And Homans, George D. 1949. Some
corrections to “the perspectives of Elton Mayo”. in D. Buchanan and A. Huczynski. 1977. Organizational Behavior: Integrated Readings.
London: Prentice Hall. 99-110.
Davis, Richard. 1998. Exploading the
myths of high performance teams. Team
Performance Management, 4 (7): 306-311.
Greenberg,
J., & Baron, R. A. 2000. Behavior in
Organizations: Understanding and Managing the Human Side of Work (7th ed.),
Singapore: Prentice Hall, Inc.
Gustafson,
Kim, & Brian H. Kleiner. 1994. New development in team building. Industrial and Commercial Training, 26
(9): 17-22.
Meyer, C. 1994. How the right measures help teams excel. Havard Business Review, May-June: 95-99.
Bahan Diskusi
Setelah membaca artikel di atas, manakah bagian atau pernyataan yang menarik bagi Saudara atau justru masih membingungkan Saudara. Jelaskan juga mengapa Saudara berpendapat demikian. Selamat Berdiskusi........