Minggu, 08 September 2013

Pengaruh Kepribadian dan Persepsi terhadap Perilaku Individu (Bahan Diskusi 10 September 2013)


 (Article Review)

1.     Latar Belakang
Organisasi terdiri dari berbagai individu yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu membuat organisasi itu semakin solid sehingga akan lebih mudah mencapai tujuannya. Oleh karena itu, pembahasan akan kepribadian dan persepsi sangat relevan dalam upaya memahami perilaku keorganisasian.

2.      Permasalahan
Permasalahan pokok dalam dua artikel berikut ini adalah bagaimana memahami  perilaku individual serta perbedaan-perbedaannya. Artikel yang ditulis oleh Zalkind & Costelo (1962) menyoroti permasalahan tersebut dengan membahas tentang persepsi. Hal itu sangat relevan karena persepsi seseorang dapat mempengaruh perilaku orang tersebut dalam organisasi. Sedangkan Ashton (1998) membahas tentang kepribadian. Sebab, sebagaimana dengan persepsi, kepribadian seseorang sangat menentukan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya.

3.      Pembahasan
Zalkind & Costelo (1962) membatasi pembahasannya tentang persepsi dengan menekankan pada beberapa penelitian yang telah ada serta implikasinya bagi administrasi. Ia merangkum berbagai penemuan pada persepsi yang telah dikembangkan baik melalui penelitian laboratoris maupun organisasional dan kemudian ia  merumuskan beberapa implikasi manajerial dan administratif.
Hasil rangkuman yang telah dilakukannya sehubungan dengan penelitian tentang persepsi itu digolongkannya dalam beberapa tema pokok, yaitu:
  1. Faktor-faktor mendasar dalam sifat proses yang berkenaan dengan persepsi
  2. Pembentukan impresi dari orang yang lain
  3. Karakteristik dari orang yang melakukan persepsi (perceiver) dan yang dipersepsi (perceived)
  4. Pengaruh situasional dan organisasional  pada persepsi
  5. Pengaruh perseptual (yang berkenaan dengan persepsi) terhadap penyelesaian/ penyesuaian interpersonal.
Berbeda dengan artikel di atas, Ashton (1998) menyoroti personality dan job performance dalam kaitan dengan pentingnya penggunaan kriteria (sifat) yang lebih sempit. Hal ini muncul karena adanya dilema dalam pengukuran kepribadian (personality). Ones dan Viswesvaran (1986) mengemukakan bahwa penggunaan pengukuran yang lebih luas dalam menilai kepribadian lebih disukai karena bentuk itu  lebih reliabel dibanding dengan pengukuran yang menggunakan kriteria yang lebih sempit. Dengan menggunakan kriteria Big Five (extraversion, agreeablesness, conscientiousness, emotional stability, dan intellect), Ones dan Viswesvaran membuktikan argumen mereka.
Beberapa peneliti lain justru menunjukkan bahwa pemakaian pengukuran yang lebih luas itu ternyata tidak menjamin adanya hasil yang lebih reliabel. Paunonen (1993) justru menunjukkan bahwa pemakaian kriteria yang lebih luas secara potensial dapat mengurangi validitas penilaian. Ia justru menunjukkan bahwa beberapa kriteria yang berkenaan dengan perilaku lebih baik diprediksi dengan menggunakan kriteria dengan level yang lebih rendah (kriteria yang sempit). Hal itu pun didukung oleh penelitian lain.
Bertitik tolak dari adanya dilema tersebut,  Ashton (1998) mencoba menguji  apakah penelitian Ones dan Viswesvaran itu benar atau tidak. Dengan mengambil sampel mahasiswa di Kanada  (131 responden), WBQ (workplace behavior questionnaire) sebagai kriteria pengukuran, Ashton menemukan bahwa pendapat Ones dan Viwesvaran tidak terbukti. Dengan demikian maka Risk Taking Scales dari Jackson Personality Inventory memiliki validitas yang lebih tinggi dibanding dengan Big Five dari Ones dan Viwesvaran.

4.      Tanggapan
Setelah mencermati apa yang dikemukakan oleh para penulis dalam artikel mereka maka dapat ditarik beberapa poin tentang perilaku individual secara umum dan persepsi maupun kepribadian individu dalam konteks lebih khusus.   Poin-poin itu adalah sebagai berikut:
  1. Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang.
  2. Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut.
  3. Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton.


=o0o=

References


Ashton, M. C. 1998. Personality and job performance: the importance of narrow traits. Journal of Organizational Behavior, 19 (3): 289-304.
Zalkind, S. S., & Costello, T. W. 1962. Perception: some recent research and implications for administration, in D. Buchanan and A. Huczynski. 1977. Organizational Behavior: Integrated Readings. London: Prentice Hall. 5-16.

Bahan Diskusi:

Silahkan membaca buku teks kita dan coba pahami apa yang dimaksud dengan kepribadian dan persepsi. Setelah itu, silahkan tanggapi ketiga poin yang saya gunakan sebagai tanggapan terhadap 2 artikel yang saya review di atas. Selamat mencoba......

35 komentar:

  1. Saya setuju dengan point pertama karena pada hakekatnya jika kita ingin memahami perilaku organisasi maka kita juga harus memahami perbedaan persepsi dan kepribadian dari individu-individu yang ada dalam organisasi tersebut.
    Sedangkan memang betul yang dibahas pada point kedua jika persepsi individu tidak dapat berjalan dengan baik maka hal itu dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut.
    dan pada point ketiga ini, saya kurang mengerti ukuran yang lebih sempit seperti apakah yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas.

    BalasHapus
  2. Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang.
    - saya setuju dengan poin ini kerena menurut saya sebuah organisasi tanpa perbedaan antar individu akan membuat organisasi tersebut berjalan lurus tanpa pertentangan di dalam organisasi. sedangkan perbedaan antar individu dalam perilaku berorganisasi akan menciptakan suasana yang mendukung perubahan dalam organisasi tersebut. perbedaan-prbedaan tersebut telah membentuk sebuah toleransi dalam menghargai pendapat individu didalam organisasi sehingga membuat individu menjadi lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya.serta mencari jalan pemecahan masalah yang terbaik di dalam organisasi di bandingkan dengan organisasi yang individu-individunya tidak memiliki perbedaan.

    Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut.
    - menurut saya, kebudayaan yang tercipta di indonesia membuat banyak individu menjadi terpengaruh dengan presepsi individu yang dianggap memimpin/ mendominasi organisasi. sebab kebanyakan individu mencari aman dengan bersembunyi dibalik presepsi individu yang mendominan daripada di salahkan kerena presepsinya sendiri.

    Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton.
    - menurut saya, kepribadian sseseorang tidak dapat dinilai dengan hanya melihat orang tersebut dari luarnya saja. tetapi perlu diadakan pendekatan dan penilaian secara psikologi dan pendekatan secara personal sehingga dapat menilai individu secara lebih mendalam untuk mendapatkan hasil yang lebih valid.

    BalasHapus
  3. setelah saya membaca teks di atas, saya setuju dengan poin-poin ter sebut, yaitu:
    1. Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang.
    karena setiap orang persepsi dan perilaku nya berbeda dengan yang lainnya.
    2. Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut.
    karena persepsi individu itu sangat penting sekali bagi individu. jika mereka tidak melakukan perbuatan dengan baik atau mereka menjalankannya dengan cara negati, maka akan dipengaruhi oleh situasi individunya.
    dan yang saya kurang paham atau kurang setuju adalah poin ke 3 yaitu
    Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas.
    apakah dengan ukuran yang luas dalam menilai kepribadian akan menghasilkan validitas penilaian yang lebih tinggi?

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Sebelum menjawab pertanyaan kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan kepribadian terlebih dahulu Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
    Dan presepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tambahan
      1.Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang.
      Perilaku organisasi dipengaruhi oleh perilaku individu, dan setiap individu dalam suatu organisasi mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Adanya perbedaan perilaku tersebut karena setiap manusia mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Perilaku seorang pekerja tidak akan dimengerti tanpa memperhatikan konsep kepribadian. Kepribadian juga saling berhubungan dengan persepsi, sikap, belajar dan motivasi setiap usaha. Untuk mengerti perilaku menjadi tidak lengkap apabila kepribadian tidak diperhitungkan atau dipahami sebelumnya.
      2.Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut.
      Perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal berdasarkan teori hubungan. Perilaku individu secara internal maksudnya adalah perilaku individu ini dipengaruhi oleh kendali pribadi individu itu sendiri. Sedangkan, pengaruh dari lingkungan eksternal maksudnya adalah perilaku individu ini timbul dari lingkungan sekitar.
      3.Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton
      Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga spek atau fungsi yaitu:Aspek kognitif (pengenalan) yaitu pemikiran, ingatan hayalan, daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan dan penginderaan. Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
      Aspek afektif yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi lainnya disebut aspek konatif atau psi-motorik (kecenderungan atau niat tidak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif.
      Aspek motorik yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya. Saya mengetahui bahwa dilingkungan sekitar saya ada seorang anak yang prilakunya bandal jadi orang tuanya nggak perhatian sama dia karena sibuk kerja.
      Jadi dia terpengaruh oleh lingkungannya namanya : Adi dia mengikut tingkah laku temannya sehingga orang tuanyapun nggak peduli lagi sama dia berulang-ulang dinasehati dia nggak mau dengarin nasehat orang tuanya mungkin kepribadiannya belum menuju arah kebaikan

      Hapus
  6. Menurut pendapat saya, untuk poin pertama, pemahaman atas perilaku individu yang membentuk organisasi memang diperlukan dalam memahami perilaku organisasi. Pemahaman atas perilaku individu dan perbedaannya dapat diperoleh dengan mempelajari kepribadian dan persepsi yang membentuk setiap individu dalam organisasi. Kepribadian merupakan keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain, sebagai salah satu dari dua variabel perbedaan individual, bersama gender, tentunya penting untuk dipelajari. Begitu pula persepsi yaitu proses di mana seorang individu mengatur dan mengintepretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Mempelajari persepsi juga penting karena perilaku individu cenderung didasarkan atas persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Kepribadian sendiri merupakan salah satu karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi.

    Untuk poin kedua, saya setuju bahwa persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut. Konteks dimana kita melihat berbagai objek atau peristiwa itu juga penting, situasi, waktu, lokasi, cahaya, panas, sejumlah faktor situasional lainnya akan mempengaruhi persepsi kita. Contohnya kita mungkin berpersepsi bahwa mengenakan pakaian renang di pantai adalah hal yang wajar, namun pada situasi yang berbeda misalkan di kampus kita melihat mahasiswa mengenakan pakaian renang, maka persepsi yang berbeda juga muncul.

    Untuk poin ketiga, penelitian di atas menyimpulkan bahwa ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas, dan sebaliknya yang telah dibuktikan. Bagian ini masih sulit saya mengerti namun menurut saya, luasnya ukuran kriteria yang digunakan tidak dapat menjamin data yang dihasilkan lebih reliabel, mungkin dikarenakan yang dinilai merupakan kepribadian dan persepsi yang bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya, yang juga dapat berubah seiring dengan situasi, waktu, lokasi, dan faktor situasional lainnya yang berbeda.

    Terima Kasih^^

    BalasHapus
  7. Dari ketiga point di atas dapat saya cermati bahwa :

    Untuk poin pertama saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut, hal ini memberitahukan kepada kita sikap suatu organisasi pada dasarnya terbentuk dari pribadi-pribadi yang ada di dalamnya. Perilaku organisasi akan dapat dimengerti dengan melihat pribadi-pribadi yang ada di dalamnya.
    Hal ini memberitahukan pada kita dalam berpersepsi sebaiknya kita melihat lewat individu-individu di dalamnya. Bukan dengan menggeneralisasi sebuah organisasi atas tindakan figur-figur di dalamnya karenakembali lagi dalam sebuah organisasi terdapat perbedaan antara masing-masing anggotanya.
    contoh : Kasus suap kepala SKK Migas yang menjerat bapak Rudi Rubiandini secara tidak langsung.maupun langsung mencederai nama institusi SKK Migas, karena bapak Rudi merupakan figur dalam Satuan Kerja Khusus tersebut. Hal ini memunculkan image yang timbul di masyarakat bahwa Departemen Migas adalah departemen yang bobrok dan rawan korupsi.

    Untuk poin kedua ini saya pun sependapat saya ambil contoh individu yang tumbuh di lingkungan agama garis keras, tentunya akan memiliki persepsi yang berbeda dengan kalangan liberal. Seperti yang terjadi baru-baru ini di mana salah satu ormas sebuah agama memprotes keras ajang Miss World karena tidak sesuai dengan bla bla bla bla dengan alasan yang membenarkan mereka. Sementara individu-individu yang tumbuh dalalm lingkungan liberal dan berpikir secara terbuka akan menganggap ajang MIss World ini tentunya dapat digunakan sebagai moment untuk mempromosikan bangsa Indonesia kepada masyarakt dunia. So its totally different view, from different people or community.

    Sementara menurut saya pada poin ketiga ini menunjukkan bahwa penilaian dengan variabel yang terbatas tidak berarti bahwa validitas/ketepatannya rendah, Hal ini menunjukkan bahwa perilaku individu dapat ditentukan lewat pengujian-pengujian dari beberapa aspek yang bersifat "central" yang dapat langsung tertuju pada point of view yang tepat mengenai kepribadian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ingin bertanya kepada saudara Apryanto untuk memperjelas pendapat Anda pada poin ketiga:
      Apa yang Anda maksudkan dengan aspek yang bersifat "central" di sini dan seperti apakah contohnya? Dan satu lagi, seperti apakah gambaran Anda mengenai pengaruh aspek ini terhadap validitas penilaian.

      Terima Kasih^^

      Hapus
    2. Sebagai tambahan bagi saudari Caroline Wen

      Bahwa yang saya maksud dengan aspek yang bersifat central di sini yaitu aspek-aspek yang memiliki peranan terbesar dalam variabel-variabel yang ada. Seperti saya ambil contoh untuk mengetahui tingkah laku tenaga kerja dilihat dari 3 aspek penting yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

      Selain itu pengaruh aspek ini terhadap validitas penilaian yaitu aspek-aspek central tadi akan membuat sebuah penelitian menjadi lebih simple, efisien, dan efektif dikarenakan penilaian pada variabel yang ada relatif tidak banyak, karena menggunakan aspek yang paling berpengaruh bagi variabel terikat.
      Sehingga penelitian/ penilaian memiliki validitas yang relatif tinggi dan tercapailah sisi efisiensi dan efektifitas dalam pengumpulan data.

      Hapus
  8. saya setuju dengan poin 1, karena untuk bisa memahami suatu perilaku organisasian, yg harus didahulukan adalah pemahaman perilaku individual beserta persepsinya, sebab di dalam organisasi, individual lah yg bekerja. organisasi tersebut harus mengetahui pandangan-pandangan individual terhadap organisasi itu sendiri.

    saya juga setuju dengan poin kedua. persepsi seseorang bisa ditimbulkan dari lingkungan yg seperti apa dan situasi-kondisi lingkungan tersebut.

    saya masih kurang mengerti dengan poin ketiga. apakah disini dimaksudkan bahwa ukuran sempit dalam menilai kepribadian seseorang adalah hanya mengenal orang tersebut dari cara bagaimana ia menyikapi orang lain atau seperti apa?
    terima kasih

    BalasHapus
  9. Saya setuju dengan poin 1, karena memang untuk dapat memahami perilaku organisasional kita harus mampu memahami perilaku individualnya terlebih dahulu. Organisasi terdiri oleh individu-individu. Apabila kita memahami perilaku masing-masing personelnya, maka kita dapat mengindikasikan perilakunya secara organisasi (keseleruruhan).Bisa dipahami melalui presepsi atau cara pandang individu dan pribadinya(karena cara pandang dan pribadi seseorang akan mempengaruhi perilaku/tindakan.

    Untuk poin 2 saya juga setuju. Karena presepsi pastilah dipengaruhi kondisi individu dan lingkungan sekitarnya. Misal seseorang sedang berada dalam kondisi yang buruk, maka kebanyakan akan berpresepsi negatif juga.

    Sedangkan poin ketiga saya masih kurang menegerti penilaian sempit itu yang seperti apa. Tapi saya rasa bentuk penilaian apapun luas maupun sempit sama-sama berpeluang untuk untuk mendapat validitas yang sama. Mengingat yang dinilai adalah kepribadian manusia yang begitu kompleks dan tidak pasti beda dengan ilmu eksakta yang sudah pasti.

    BalasHapus
  10. Point 1.. Saya setuju.. Karena dalam suatu organisasi atau perusahaan harus adanya latar belakang yang jelas dan relevan untuk menjalankan unit menjadi maksimal.
    Point2..kepribadian tentu saja sangat mencerminkan sikap seseorang dalam berperilaku disebuah organisasi, dengan kepribadian yang baik maka organisasi tersebut akan berjalan sesuai yang diinginkan.. Persepsi yang timbul dari seseorang itu dapat tercermin melalui situasi individu dan kepribadiaannya..
    Point3.. Saya kurang paham dalam.. Karena dalam suatu organisai tidak semua dapat mengukur vadilitas luas dan sempitnya ukuran terhadap kepribadian seseorang didalam suatu organisai..
    3103011285

    BalasHapus
  11. Setalah membaca dari buku dan membaca dari pembahasan yang diberikan,Pada point 1 saya setuju karena memang benar organisai terdiri dari individu-individu jadi kita harus mempelajari atau mengenal perilaku individual dan perbedaan-perbaedaannya sehingga kita dapat mengenal orang tersebut seperti apa dan akan muncul persepsi tentang individu tersebut.Pada Point 2 saya juga setuju benar persepsi individu dipengaruhi oleh situasi atau keadaan individu tersebut dan apa yang terjadi di lingkungannya mencerminkan kelakuan individu tersebut dalam lingkugannya.Pada Point 3 saya kurang mengerti dengan apa yang di jelaskan tentang ukuran yang lebih sempit yang di pakai dalam menilai keperibadian dan menghasilkan validitas penilaian.

    BalasHapus
  12. Saya setuju dengan poin pertama yang mengatakan bahwa pemahaman akan perilaku individu dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu, sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaannya itu sendiri dapat dapat diperoleh melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang, karena menurut saya dalam suatu organisasi memang terbentuk dari masing-masing individu yang berbeda antara individu satu dengan individu lainnya. Biasanya tiap individu lama kelamaan akan beradaptasi dengan sendirinya dalam organisasi, dengan begitu nantinya mereka dapat berbaur, saling mendukung satu sama lainnya, sehingga tujuan dari organisasi tersebut dapat dicapai dengan baik dan semaksimal mungkin dapat memberikan hasil yang memuaskan bagi organisasi.
    Untuk poin kedua, menurut saya pernyataan tersebut benar. Karena apabila individu tersebut kurang baik, biasanya memang dikarenakan oleh situasi individu itu sendiri ataupun lingkungan sekitarnya.
    Dan yang terakhir, dalam poin ketiga ini saya kurang mengerti mengenai ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibandingkan dengan ukuran yang lebih luas.

    BalasHapus
  13. Saya setuju dengan point 1 (Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang.)--karena dengan memahami perilaku individual beserta perbedaannya akan dapat membantu organisasi utk mencapai tujuannya. Untuk memahami perilaku individual dapat kita lihat dari faktor-faktor penentu kepribadian seperti faktor keturunan :tinggi fisik, bentuk wajah, gender, dll. Faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Selain itu juga ada faktor lingkungan seperti halnya dimana kita tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, kelmpk sosial, dsb, yang secara keseluruhan dapat membantu memahami perilaku individual.

    Point ke 2 (Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut.) Menurut saya, individu memiliki pandangan yang berbeda mengenai apakah mereka menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri dan apakah mereka menganggap diri mereka efektif atau tidak. Hal ini tentu dapat dipengaruhi oleh situasi positif yang mendukungnya dimana individu menyukai diri mereka sendiri dan mampu mengendalikan lingkungan atau situasi negatif yang dimana individu tidak berdaya atas lingkungan mereka atau tidak menyukai diri mereka sendiri. Jadi situasi maupun lingkungan sekitar berperan penting untuk persepsi individu.

    Point ke 3(Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton.)--Saya mencoba menjelaskan dari point ketiga ini, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ashton menunjukkan bahwa pengukuran yg lebih luas untuk menilai kepribadian tidak dapat berjalan dengan baik, melainkan harus menggunakan kriteria yang lebih sempit agar mendapatkan validitas lebih tinggi, mungkin karena persepsi dan kepribadian seseorang yang berbeda-beda.
    terima kasih-

    BalasHapus
  14. Saya setuju dan sangat mengapresiasi 3 tanggapan yang sudah d berikan, baik dari poin yamg pertama menunjukkan indikator bahwa perilaku organisasional bergantung pada perilaku manusia-manusia di dalamnya yang dipengaruhi oleh variable-variable dalam diri sendiri eks :persepsi , maupun dari lingkungan dimana manusia tersebut di posisikan

    Namun ada satu hal yang ,membingunkan, pada poin ketiga , dijelaskan, bagaimana Susahnya cara untuk memperoleh Data yang dapat dibuktikan(valid)

    BalasHapus
  15. Setelah saya membaca pembahasan diatas, saya menemukan tiga poin penting yaitu yang pertama, menurut saya sebuah organisasi dengan tidak adanya sama sekali perbedaan antar tiap individu di dalamnya akan membuat organisasi tersebut berjalan mulus tanpa adanya perpecahan internal. Namun, jika dilihat dari sisi positifnya perbedaan antar individu dalam organisasi, perbedaan dapat menciptakan ide-ide kreatif baru serta tiap individu dapat saling belajar untuk menghargai pendapat individu lainnya.

    Namun ada poin yang tidak saya mengerti, yaitu mengenai ukuran yang lebih sempit seperti apakah yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas.

    3103011133

    BalasHapus
  16. Saya setuju dengan point yang pertama, dimana ketika kita ingin memahami perilaku masing-masing individu baik didalam suatu organisasi maka kita harus memahami akan persepsi dari kepribadian seseorang, sehingga dari hal tersebut kita dapat memahami perilaku untuk masing-masing individu..
    Untuk point yang kedua, saya juga setuju karena persepsi individu dipengaruhi oleh lingkungan yang berada disekitarnya dan situasi individu itu sendiri, dimana lingkungan yang ada disekitarnya secara tidak langsung membentuk persepsi seseorang, contohnya lingkungan yang keras membentuk persepsi individu itu menjadi keras..
    Untuk point yang ketiga, saya kurang mengerti ukuran seperti apa yang dimaksud, dan mengapa dapat digunakan untuk menilai sebuah kepribadian, sedangkan kepribadian seseorang harus dipahami terlebih dahulu, bukan dilihat dari luarnya saja..

    3103011108

    BalasHapus
  17. saya setuju dengan point yang pertama karena organisasi terdiri dari individu-individu, setiap individu pasti memiliki perbedaan-perbedaan masing-masing, namun dari perbedaan inilah yang dapat membantu memahami perilaku dari keorganisasian. dan dalam perbedaan ini kita harus dapat memahami presepsi dan kepribadian antar individu dalam suatu organisasi.

    untuk point kedua saya juga setuju karena presepsi dari individu itu akan memperngaruhi perilaku dari individu tresebut dan akan mempengaruhi lingkungannya juga, karena apa yang mereka presepsikan akan mereka jadikan panutan dalam kehidupannya sehari-hari.

    untuk point ketiga saya kurang mengerti apa maksud dari point tersebut..
    Terima kasih.

    BalasHapus
  18. Poin yang pertama saya setuju bahwa pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu.
    Perilaku organisasi dipengaruhi oleh perilaku individu, dan setiap individu dalam suatu organisasi mempunyai perilaku yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain . Adanya perbedaan perilaku tersebut karena setiap manusia mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Karena pada dasarnya setiap individu itu unik dilihat dari sisi apapun
    Poin kedua yaitu persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut.
    Perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal Perilaku individu secara internal maksudnya adalah perilaku individu ini dipengaruhi oleh kendali pribadi individu itu sendiri. Sedangkan, pengaruh dari lingkungan eksternal maksudnya adalah perilaku individu ini timbul dari lingkungan sekitar tempat individu tersebut hidup dan berinteraksi
    Poin terakhir adalah ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas
    Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi yaitu:Aspek kognitif (pengenalan) yaitu pemikiran, ingatan hayalan, daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan dan penginderaan. Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku.
    Aspek Afektif yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi lainnya disebut aspek Konatif atau psi-motorik (kecenderungan atau niat tidak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif.
    Aspek Motorik yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah .

    BalasHapus
  19. 3103011091 POK kls B

    Menurut saya dari pemahaman artikel di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa kepribadian adalah keseluruhan dari sifat – sifat yang tampak dari diri sendiri yang dapat dilihat dan dinilai oleh seseorang.
    Untuk persepsi sendiri adalah merupakan kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan dan menilai. Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor- faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interpretasi yang berbeda tentang yang dilihatnya itu, sehingga muncullah suatu persepsi.
    Untuk poin-poin di atas saya lebih memilih poin yang nomer 1 yaitu Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang. karena dalam suatu organisasi memang selalu terdapat masing-masong individu, dari individu-individu tersebutlah, muncullah berbagai macam sifat karakter kepribadian individu dan persepsi antar individu yang dapat membawa organisasi ke faktor yang lebih banyak mendapatkan tantangan tersendiri, namun pada akhirnya organisasi tersebut memiliki individu yang dapat maju ke depan karena dapat saling bertukar penilaian dan karakter.
    Saya juga setuju untuk poin yang ke dua, yaitu Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut. Karena setiap individu selalu memiliki pandangan dan penilaian terhadap sesuatu yang disebut persepsi itu sendiri, dan itu selalu bersangkutan dan berpengaruh bagi keseharian individu itu sendiri.
    Untuk poin yang ketiga saya kurang mengerti apa yang dimaksud dengan ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas.

    BalasHapus
  20. Saya setuju dengan poin pertama yang mengatakan bahwa organisasi terdiri dari individu-individu, karena itu didalam suatu organisasi terdapat beragam perilaku/kepribadian dan presepsi masing-masing individu sehingga organisasi tersebut menjadi lebih dinamis dan dapat saling melengkapi antar anggota organisasi yaitu dengan saling memahami kepribadian anggota lainnya.

    Saya juga setuju dengan pernyataan poin kedua, karena individu pasti banyak berinteraksi dengan lingkungan sehingga memungkinkan lingkungan yang dimasuki memberikan suatu presepsi baru terhadap individu tersebut atau juga dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan sekitar maka dapat memunculkan presepsi baru yang dipresepsikan oleh individu tersebut.

    Untuk poin ketiga saya masih kurang begitu mengerti

    BalasHapus
  21. Saya sangat setuju dengan poin no 1, di mana dalam memahami perilaku individual, kita harus memahami terlebih dahulu, bahwa setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Sehingga saat kita telah memahami bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda maka kita dapat lebih mudah dalam mempelajari perilaku organisasional. Karena perilaku organisasional itu sendiri terdiri dari berbagai individu yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.

    saya juga setuju dengan poin no 2, yang mengatakan bahwa setiap persepsi individu ditentukan oleh situasi individu tersebut. Saat individu tersebut terbiasa berada di dalam situasi yang sukar, individu akan melakukan usaha sedemikian rupa agar tujuan mereka tercapai (berusaha keras. Begitu juga sebaliknya, apabila individu tidak terbiasa dalam situasi yang sukar biasanya individu akan cenderung untuk melakukan tugas mereka seadanya(mereka akan memiliki kepribadian yang malas).
    untuk poin ketiga, menurut saya ukuran sempitlah yang justru lebih reliable dibanding dengan ukuran luas. Karena di dalam ukuran sempit inilah malah justru lebih terinci hal-hal yang biasanya terabaikan dalam penilaian kepribadian seseorang.

    terima kasih

    BalasHapus
  22. saya setuju dengan pendapat pertama ini karena apa yang disebutkan benar menurut saya bahwa Pemahaman perilaku individual dapat membantu memahami perilaku organisasi akan pemahaman perilaku individual, dari faktor tersebut juga dapat diketahui bahwa setiap presepsin individu/karyawan juga pasti akan berbeda-beda, untuk itu harusnya tiap individu harus dapat memahami satu sama lain untuk kemajuan perusahaannya. tidak hanya satu individu dengan yang lain tapi juga perusahaan harus mau mengerti presepsi anggota nya

    saya sangat setuju dengan pernyataan dibawah ini bahwa lingkungan mempengaruhi presepsi. bagaimana pun juga lingkungan berhubungan langsung dan pengaruhnya sangat besar terhadap individu, karena hubungan langsung individu dengan keadaan lingkungan inilah yang akan sangat tampak pada pribadi/presepsi seseorang.

    sedangkan pada poin ketiga saya kurang mengerti apa maksud yang dituju untuk dijelaskan. khususnya maksud dari:
    menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton.

    BalasHapus
  23. Saya setuju dengan poin yang pertama karena dalam memahami kelompok kita terlebih dahulu harus memahami tingkah laku dari karakteristik dari masing-masing anggota dalam kelompok tersebut supaya dapat saling melengkapi kekurangan masing-masing kelompok agar kelompok tersebut bisa berjalan dengan sempurna, karena setiap orang mempunyai kriteria ,pandangan ,sifat,karakteristik dan pribadi yang berbeda-beda satu sama lain ,kuncinya adalah kita memahami apa yang dirasakan oleh anggota-anggota tersebut,
    Saya juta setuju dengan poin yang kedua karena setiap individu yang ditempatkan pada suatu lingkungan dengan tata cara yang berbeda pasti akan merubah dan membentuk persepsi atau cara pandang dari individu tersebut sehingga lingkungan berperan penting dalam mengubah nya , contohnya jika seorang individu ditempatkan pada suatu tempat yang krisis dan kritis maka individu tersebut akan berusaha keras untuk naik dan mempunyai persepsi untuk terus maju sampai akhir , jika seorang individu ditaru di suatu tempat yang nyaman maka individu tersebut akan malas untuk maju karena sudah terpuaskan jadi mempunyai persepsi hidup begini begini saja
    untuk poin yang ketiga saya kurang paham tentang maksud yang diutarakan sehingga saya tidak bisa memberikan jawaban yang pasti .

    Terima kasih.

    BalasHapus
  24. Ardy wirjo (POK kelas B-3103011265)

    Menurut pendapat saya, untuk poin :

    1.untuk mengetahui mengapa orang berperilaku seperti yang dilakukannya dalam organisasi, memerlukan pemahaman tentang perbedaan individu. Manajer memerlukan waktu untuk mengambil keputusan tentang kecocokan antara individu, tugas pekerjaan, dan efektifitas. Pengambilan keputusan tentang siapa akan melaksanakan tugas apa dengan cara tertentu tanpa mengetahui perilaku dapat menimbulkan persoalan jangka panjang yang tak dapat diubah lagi.
    Setiap pegawai mempunyai perbedaan dalam banyak hal. Seorang manajer harus mengetahui perbedaan tersebut mempengaruhi perilaku dan prestasi bawahannya.


    2.Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut :Individu dalam suatu organisasi seringkali dipengaruhi oleh diri sendiri ataupun lingkungan sekitar saat ia bekerja.Lingkungan dapat membuat individu tersebut memiliki persepsi baru yang berbeda dari persepsi semula.Jika dalam lingkungan sekitar, individu itu merasakan adanya ancaman, individu tersebut akan berusaha keluar dari ancaman tersebut.

    3.Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton : saya kurang memahami bagian ini , tapi sepengetahuan saya,banyaknya data tidak akan menjamin suatu data itu valid, maka harus dipertimbangkan faktor2 lain yang mempengaruhi kepribadian tsb.

    BalasHapus
  25. Saya setuju dengan poin pertama yang mengatakan bahwa perilaku individual dapat membantu memahami perilaku organisasional. Dalam hal ini, perilaku individu adalah perilaku yang dapat membentuk perilaku organisasional. Sebagai contoh: apabila perilaku individu dalam perusahaan lebih cenderung pada kemalasan, maka perilaku organisasional juga dapat menampakan hal serupa sehingga dapat berakibat pada kelancaran operasional suatu perusahaan.
    Kemudian saya setuju pula pada poin kedua yang mengatakan bahwa persepsi individu dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri. Hal ini terlihat pada kenyataan dimana masyarakat selalu memiliki pandangan yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan pemikiran mereka yang salah satunya adalah keadaan emosional mereka.
    Sedangkan pada poin ketiga, saya masih bingung, Apakah ukuran yang lebih sempit dapat selalu menghasilkan validitas penilaian yang tinggi?

    BalasHapus
  26. Menurut pendapat saya, setelah saya membaca saya setuju dengan poin2
    -poin tersebut.
    Saya setuju dengan pendapat diatas yang menyatakan organisasi terdiri dari individu2 dan memiliki perbedaan disetiap persepsi dan kepribadian, setiap individu pasti memiliki perbedaan, namun dari perbedaan inilah yang dapat membantu untuk memahami perilaku dari keorganisasian.
    2.Saya juga setuju dengan pendapat ke dua yg mengatakan persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan disekitarnya, semua situasi pasti mendasari seseorang dalam bertindak jadi semua itu saling berkaitan.
    3.Poin ke 3 saya kurang begitu mengerti dengan apa yang dimaksudkan ukuran lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yg lbh rendah dibanding dengan ukuran yg lebih luas karena tidak bisa hanya di nilai dari segi itu saja.

    BalasHapus
  27. setelah saya memmbaca point2 trsebut, saya stuju dengan poin:

    1. Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang.
    2. Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan. individu harus menyesesuaikan dengan keadaan lingkungan karena keduanya sangat berhubungan erat dan keadaan lingkungan sangat membentuk kepribadian se2orang.


    kalau point ketiga saya masih bingung tentang Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton.

    BalasHapus
  28. 3103011050 / B

    Menurut pendapat saya dari ketiga poin-poin tersebut adalah
    1. Setiap individu dalam organisasi, semuanya memiliki perilaku berbeda satu sama lain. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Maka di dalam suatu organisasi pemimpin maupun manajer harus mengerti mengenai kepribadian setiap karyawannya guna untuk mengambil keputusan untuk mengatur tugas-tugas bagi para karyawan supaya dapat mengimbangi setiap individu yang berbeda satu dengan yang lainnya guna keefektifan pekerjaan. Seperti kepribadian sebagai berikut: pendiam vs ramah, kurang cerdas vs lebih cerdas, dipengaruhi perasaan vs emosional mantap, mengalah vs dominan, serius vs suka bersenang-senang, selalu siap vs selalu berhati-hati, malu-malu vs petualang, keras hati vs peka. Ketika manajer telah mengamnil keputusan terhadap pembagian pekerjaan melalui proses penyeimbangan maka di dalam proses pengerjaan tugas-tugas dapat ditemukan titik kecocokan akan kepribadian karyawan yang akan mempermudah dalam menyelesaikan tugas di dalam organisasi.

    2.Setiap perilaku individu adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda. setiap individu memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lampau dan kebutuhannya. Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif, dimana setiap individu mencoba membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses ini melibatkan setiap individu mengakui secara selektif aspek-aspek yang berbeda dari lingkungan, menilai apa yang dilihatnya dalam hubugannya dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan–kebutuhan dan nilai-nilai dalam lingkungan tersebut. Oleh karena kebutuhan-kebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali berbeda, maka persepsinya terhadap lingkungan juga akan berbeda. Suatu contoh, orang-orang yang berada dalam organisasi yang sama seringkali mempunyai perbedaan di dalam pengharapan mengenai suatu jenis perilaku yang membuahkan suatu penghargaan, mislanya naiknya gaji dan cepatnya promosi.

    3. Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Menurut saya mengenai poin keriga ini, memang sulit untuk mengukur dan menilai kepribadian seseorang juga dalam pengukuran untuk mendapatkan hasil yang valid juga tidak mudah.

    BalasHapus
  29. 3103011084 / b
    menurut pendapat saya pada poin 1, pemahaman atas perilaku individu yang membentuk organisasi memang diperlukan dalam organisasi sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan nya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang, jadi pada dasarnya individu-indivdu yang kepribadian nya berbeda-beda membangun sebuah organisasi yang masing-masing anggota nya memiliki persepsinya sendiri. kepribadian seseorang ini sangat menentukan perilaku individual dan perbedaan lainnya sedangkan persepsi merupakan cara pandang dalam mengartikan / menilai suatu objek, benda atau masalah.
    untuk poin ke 2: menurut saya persepsi setiap individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya karena lingkungan sekitarnya dapat membentuk kepribadian nya.persepsi seseorang muncul ketika menilai suatu objek atau orang yang berada disekitarnya misalnya benda itu bagus untuk dia namun jelek bagi orang lain sehingga terbentuk lah kepribadian,umumnya kepribadian dan persepsi seseorang ini saling berkaitan dan berhubungan.
    untuk poin yang ke 3 saya kurang memahami,Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas . mungkin maksud disini yang saya tangkap menilai kepribadian seseorang ini sulit untuk diukur karena seperti yang dimaksudkan di atas kepribadian seseorang ini berbeda-beda dan biasanya menilai kepribadian seseorang seringkali dipandang lebih rendah.

    BalasHapus
  30. menurut pendapat saya pada poin 1 Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang. melalui perilaku yang berbeda beda dalam suatu organisasi maka akan menjadikan organssi itu lengkap dan melalaui perbedaan itu maka akan timbul persepsi persepsi yang berbeda juga yang akan bisa digunakan melihat cara pandang yang berbeda beda juga.
    untuk poin 2 Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut. karena persepsi timbul karena adanya lingkungan dan situasi individu itu sendiri unutk menilai suatu objek yang dilihatnya.
    poin 3 Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton. menurut saya jika mengukur kepribadian orang dengan tolak ukur rata rata hasilnya paling tidak akan sama dibandingkan kita menila orang denga tolak ukur yang lebih luas.

    BalasHapus
  31. 1.Pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya dapat membantu memahami perilaku organisasional karena organisasi pada hakekatnya terdiri dari individu-individu. Sedangkan pemahaman akan perilaku individual dan perbedaan-perbedaannya itu sendiri dapat diperoleh antara lain melalui pemahaman akan persepsi dan kepribadian seseorang.menurut saya pernyataan diatas memang kita perlukan. dengan pemahaman tersebut maka kita mampu untukmengahrgai orang lain dan terlebih lagi kita mampu untuk saling beekerjasama dengan adanya pembedaan tersebut daripengalaman pengalaman yang kita tahu kelebihan orang tersebut.

    2.Persepsi individu dapat dipengaruhi oleh situasi individu itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya termasuk apa yang dipersepsi oleh individu tersebut.saya sangat setuju dengan pernyataan di atas, dimana setiap individu memiliki kondisinya sendiri-sendiri dan tidak menutup kemungkinan bahwa pemikiran seseorang mampu berubah sewaktu-waktu.

    3.Ukuran yang lebih sempit yang dipakai dalam menilai kepribadian tidak dengan sendirinya menghasilkan validitas penilaian yang lebih rendah dibanding dengan ukuran yang lebih luas. Hal sebaliknya justru yang terjadi sebagaimana telah dibuktikan oleh Ashton.dengan pengukuran yang lebih kecil otomsatis hasil yang diperoleh mau tidak mau setara dengan kerjakersanya. jadi dimana kita melakukan kewajiban kita maka kita mampu memperoleh hak. oleh sebab itu dengan skala penelitian yang kecil maka akan memperoleh hasil yang kecil pula.

    BalasHapus