1. Pengantar
Perilaku
Organisasi merupakan salah satu ilmu yang bersifat multidisiplin. Hal itu
berarti bahwa Perilaku Organisasi juga memanfaatkan prinsip-prinsip,
model-model, dan teori-teori dari berbagai disiplin ilmu yang lain. Untuk lebih
menegaskan hal tersebut, tulisan ini akan menunjukkan bagaimana sumbangan yang
dapat diberikan oleh disiplin ilmu tertentu terhadap pemahaman perilaku
organisasi. Ilmu tersebut adalah Psikologi Evolusi.
Tulisan ini
merupakan ringkasan dan tanggapan atas artikel yang ditulis oleh Nigel
Nicholson, seorang pengajar dan peneliti perilaku organisasi di London Business
School. Artikel tersebut berjudul: How
Hardwired Is Human Behavior?, yang dimuat pada Havard Business Review,
Juli-Agustus 1998.
Hardwired yang
dimaksudkan dalam judul tersebut dapat berarti sebagai sifat seseorang
yang aktif dan cenderung untuk
memaksakan kehendak, atau sifat yang sulit untuk berubah, sulit untuk diikat.
Dengan demikian, hardwired merupakan salah satu sikap negatif yang dimiliki
oleh seseorang. Pemakaian istilah hardwired tetap dipertahankan karena
kesulitan untuk menemukan istilah yang dapat secara cukup sempurna dan singkat
menggambarkan pengertian hardwired dalam bahasa Indonesia.
2. Tujuan Pembahasan
Artikel itu dimaksudkan penulis
untuk membantu manager memperoleh suatu rerangka untuk memahami mengapa orang
cenderung bertindak sebagaimana mereka lakukan dalam lingkungan organisasi.
Sebab, dengan mempelajari Psikologi Evolusi, manager dapat mengidentifikasi
berbagai aspek perilaku manusia yang merupakan pembawaan sejak lahir. Hal itu
dapat menjelaskan mengapa orang bertindak dengan cara yang tidak menguntungkan
dirinya sendiri maupun bisnis mereka.
3. Pembahasan
3.1. Apa
itu Psikologi Evolusioner
Psikologi
Evolusioner merupakan salah satu aliran psikologi yang mengumpulkan kekuatan
dari enam penelitian ilmiah yaitu:
a. Antropologi
b. Genetika
perilaku
c. Ethologi
komparatif
d. Neuropsikologi
e. Paleontologi
f. Psikologi
sosial
Asumsi dasar
psikologi evolusi adalah tingkah laku manusia modern masih dipengaruhi oleh
mentalitas yang berakar dari nenek moyang mereka di jaman batu.
3.2. Beberapa
Pemikiran Psikologi Evolusioner
3.2.1. Sehubungan dengan Seleksi Alami
Menurut para
pengikut teori Darwin, semua ciptaan didesain dari kombinasi berbagai gen. Gen
yang menghasilkan ciri khas desain yang
salah seperti tulang yang rapuh dan jantung yang lemah, dieliminasi dari
lingkungannya dengan dua cara yaitu:
- Seleksi Lingkungan
Spesies dengan ciri seperti
itu tak dapat menyelamatkan elemen-elemennya cukup lama sehingga tak bisa
bereproduksi dan mewariskan gen-gen mereka.
- Seleksi Seksual
Makluk-makluk yang sama ini
tidak menarik bagi anggota kelompok karena mereka nampak lemah dan kurang bisa
bereproduksi.
Selain pendapat tersebut,
Psikologi Evolusioner mengemukakan juga pemikirannya tentang hal-hal sebagai
berikut:
1.
Mutasi Genetika
Gen-gen yang selamat dari
seleksi lingkungan dan seleksi seksual berjalan langsung menuju generasi
penggantinya. Pada saat bersamaan, mutasi genetika menghasilkan variasi-variasi
baru misalnya meningkatnya pendengaran atau gigi yang tajam. Karakteristik ini
membantu spesies untuk berjuang keras dan membantunya selamat dari proses
seleksi alam sehingga bisa berjalan terus. Sedangkan yang tidak selamat
tercabut.
2.
Penciptaan Pikiran Manusia
Para psikolog evolusioner menjelaskan penciptaan
pikiran manusia dengan cara ini: hominid dua kaki yang pertama muncul kira-kira
4 juta tahun lalu. Variasi dalam desain biogenetika mereka dengan cepat
berkembang dan kemudian menjadi beda, sebagai homo sapiens yang merupakan
pemenang. Pemrograman otak telah diwarisi dari otak nenek moyang pramanusianya.
3.
Penyebab perubahan yang tidak dipengaruhi Evolusi
Para psikolog
evolusioner memperkirakan ada tiga alasan perubahan yang selanjutnya tidak
dirangsang oleh evolusi manusia yaitu:.
a. manusia
telah menjadi begitu tersebar di seluruh dunia sehingga menguntungkan mutasi
mental genetika baru.
b. tak
ada tekanan lingkungan baru yang konsisten sehingga tak perlu lagi ber-evolusi.
c. Sepuluh
ribu tahun bukan waktu yang cukup untuk perubahan genetika yang signifikan.
3.2.2. Sehubungan dengan faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap aktivitas managerial
A. Pemikiran dan Perasaan
- Emosi mendahului akal
Manusia jaman
batu sangat mengandalkan radar emosional
(insting) mereka untuk mempertahankan diri dari pemangsa liar maupun
berbagai penyakit. Ketergantungan pada insting itu memang tak diragukan lagi
telah menyelamatkan kehidupan manusia.
Oleh karena
itu, manusia sebagaimana binatang lainnya, menjadikan emosi (insting) sebagai
penyaring pertama semua informasi yang mereka terima.
- Tanpa kebencian kecuali merasa terancam
Manusia jaman batu berusaha untuk bertahan
hidup dengan cara menghindarkan diri
dari kerugian. Mereka yang merupakan pemburu dan peramu memang hanya memiliki
makanan dan tempat tinggal secukupnya. Hal itu membuat mereka pada umumnya
tidak ingin mengambil resiko dengan mengeksplotasi atau ingin tahu lebih jauh
tentang lingkungan mereka. Sesungguhnya, lingkungan itu sudah cukup aman
apabila sudah memungkinkan mereka untuk melakukan aktivitas yang ingin
dilakukannya.
- Percaya diri mendahului realisme
Dalam kondisi yang sulit diramalkan dan menakutkan
pada jaman batu, mereka yang selamat adalah yang memiliki keyakinan diri.
Keyakinan diri akan memperkuat mereka untuk mencari sekutu dan memberi mereka
sumber daya yang dibutuhkannya.
- Pengelompokkan mendahului penghitungan
Dunia pemburu sangat kompleks sehingga banyak
membutuhkan penghitungan. Manusia mengembangkan kemampuan-kemampuan luar biasanya untuk memilah-milah dan menilai
suatu informasi. Klasifikasi dapat membuat hidup lebih sederhana dan dapat
menghemat waktu dan tenaga.
- Gosip
Pada jaman batu, gosip merupakan sarana seseorang
untuk memprediksi situasi yang akan datang. Hal itu disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa sosial yang selalu berubah-ubah. Seseorang mengantisipasi
perubahan-perubahan yang akan terjadi dengan memperhatikan gosip-gosip yang
beredar dalam lingkungannya. Oleh karena itu, bergosip adalah salah satu
kebutuhan yang ada pada masyarakat jaman purba.
- Empati dan pembacaan pikiran
Keterampilan bergosip tidak bisa dipisahkan dari
empati dan pembacaan pikiran. Orang akan lebih suka mendengar suatu rahasia
atau berita dari mereka yang kelihatan simpatik dan dapat dipercaya. Demikia
juga halnya dengan mereka yang dapat menerka apa yang dipikirkan orang lain
akan disenangi karena dapat mengajukan pendapat atau pertanyaan sesuai
pemikiran orang lain.
- Kontes dan peragaan
Status dalam kelompok-kelompok suku sering
dimenangkan dalam kompetisi umum. Orang mengadakan kontes untuk menentukan
status seseorang. Hal itu dilakukan dengan menunjukkan status dan kecakapan
mental mereka dalam pameran seni atau upacara keagamaan.
B. Kehidupan Sosial
- Desain organisasional
Manusia tak dapat hidup sendirian. Ia bersatu dalam
suatu keluarga yang merupakan pusat masyarakat manusia sepenuhnya. Manusia secara sosial adalah makluk yang
mengorganisir. Mereka ditarik oleh ikatan komunitas, yang melibatkan banyak
kekuatan otak. Kelompok terbesar yang dapat ditangani oleh manusia, menurut
penelitian Dunbar, adalah beranggotakan 150 orang
- Hirarki
Dunia pemburu tentunya lebih berubah-ubah dibandingkan dengan dunia sekarang. Pada
waktu itu, kekayaan diwakili oleh makanan, pakaian, dan perumahan, yang sulit
untuk diramalkan karena mereka yang ‘kaya’ akan dapat dengan mudah menjadi
miskin. Meskipun demikian, tetap dapat diasumsikan bahwa ada beberapa orang
yang secara teratur bekerja lebih baik dibanding dengan yang lain sehingga
berdampak pada meningkatnya status orang tersebut. Jika tiba saatnya untuk
beraliansi atau memilih pimpinan, maka orang-orang tersebut yang akan terpilih.
- Kepemimpinan
Psikolog evolusioner tidak membantah adanya
perbedaan-perbedaan dalam setiap individu. Mereka juga setuju bahwa beberapa
orang dilahirkan tidak untuk memimpin. Demikian juga mereka yang memiliki gen
yang dominan, belum tentu dapat menjadi
pemimpin yang baik. Hal yang penting bagi seorang pemimpin adalah punya
keinginan untuk memimpin sedangkan keterampilan manajerial dan kompetensi dapat
dipelajari kemudian.
3.3. Sumbangan
Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia
Setelah membahas
gagasan-gagasan yang diajukan oleh para pencetus dan pendukung Psikologi
evolusi, penulis artikel merangkumkan beberapa rekomendasi yang dapat
dimanfaatkan oleh manager sehubungan dengan perilaku-perilaku tertentu yang ada
dalam organisasi.
Jika orang / karyawan cenderung… |
Maka manajer hendaknya… |
Menggunakan emosi sebagai penyaring pertama untuk semua informasi yang diterimanya |
|
Menghindari situasi yang beresiko apabila merasa relatif terjamin dan akan mati-matian berjuang jika merasa terancam |
|
Merasa lebih percaya diri daripada kenyataan yang sebenarnya |
|
Dengan cepat mengelompokkan orang, situasi, dan pengalaman ke dalam kategori baik atau buruk, di dalam atau di luar. |
|
Membuat gossip |
|
Mengambil bagian dalam kompetisi secara terbuka untuk status dan ‘menepuk dada’ atas kesuksesan mereka |
|
Merasa nyaman dalam komunitas yang anggotanya tidak lebih dari 150 orang |
|
Mencari superioritas dan keamanan dalam sistem hirarki |
|
Memimpin dengan cara yang berbeda atau tidak menjadi pemimpin sama sekali |
|
4.
Tanggapan
4.1. Hardwired sebagai suatu perilaku manusia
Tanpa
mengabaikan berbagai kontroversi yang ada pada psikologi evolusioner, hardwired
tetap tidak bisa disangkal sebagai salah satu perilaku manusia. Sebab, realita
telah menunjukkan bahwa hardwired itu masih melekat pada manusia modern dalam
berbagai bentuk variasi.
Persoalan yang
muncul sehubungan dengan hardwired lebih terletak pada faktor penyebabnya, cara
mensikapinya, serta bisa-tidaknya hal itu dikurangi atau dihilangkan.
4.2. Psikologi
Evolusi sebagai salah satu acuan pemahaman perilaku organisasi
Sebagai salah
satu aliran psikologi, psikologi evolusioner memusatkan perhatiannya pada
perilaku manusia. Oleh karena itu, pemikirannya juga menyangkut perilaku
organisasi yang memang tidak dapat dipahami terpisah dari perilaku individu.
Manager dapat memanfaatkan hasil penelitian psikologi evolusioner terutama yang
menyangkut hardwired yang dimiliki oleh manusia, untuk memahami perilaku
orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Setelah itu, manager diharapkan
untuk berusaha mengantisipasinya agar dampak negatif dari sikap itu dapat
ditekan seminimal mungkin.
Langkah
antisipatif tersebut dapat berupa tindakan-tindakan antara lain sebagai
berikut:
1. Melatih
obyektivitas karyawan dalam menilai sesuatu dengan membiasakan mereka bertindak
atas dasar perhitungan rasional, misalnya:
v
Menuntut laporan pertanggungjawaban terhadap
tindakan tertentu dari karyawan ( tindakan yang hanya didasarkan pada emosi
akan sulit untuk dipertanggungjawabkan);
v
Menyusun kriteria-kriteria baku untuk penilaian
dalam organisasi.
2.
Membiasakan adanya perubahan yang kontinue dalam
organisasi,misalnya:
v
Melakukan rotasi karyawan secara terprogram.
3.
Mengusahakan terciptanya kompetisi yang sehat antar
karyawan dalam organisasi, misalnya:
v
Memberi rasa aman, dukungan, dan kesempatan yang
sama kepada semua karyawan
Psikologi
evolusioner memang tidak dapat menjadi satu-satunya pandangan ketika para
manager memilih untuk menilai pekerjaan dan dunia mereka, tetapi ini merupakan
pandangan menantang yang masih membutuhkan pengamatan lebih dekat.
5. Penutup
Psikologi
Evolusioner telah mematok beberapa sifat manusia sebagai sesuatu yang tidak
bisa diubah. Misalnya, seorang karyawan suka bergosip harus dapat dipahami
karena kebiasaan bergosip memang sudah dilakukan oleh manusia sejak jaman
purba. Padahal, Psikologi Evolusioner sendiri mendasarkan teorinya pada teori
evolusi yang menekankan pada adanya perubahan meskipun perlahan tapi pasti
(evolusi).
Hardwired yang
dimiliki manusia pun hanya dilihat sebagai suatu warisan genetik
tanpa mempertimbangkan peristiwa-peristiwa lain yang mungkin ikut
menyebabkan munculnya sikap negatif tersebut. Misalnya, kepribadian seseorang
yang dapat berubah karena adanya perlakuan khusus; seseorang yang tidak mau
memimpin karena tidak ada pelatihan kepemimpinan; mereka yang suka bergosip
karena pengaturan waktu kerja di organisasi tersebut memungkinkan adanya banyak
waktu luang .
Bahan Diskusi:
Setelah Saudara membaca tulisan di atas, bagian atau konsep manakah yang menarik atau justru yang membingungkan? Selamat berdiskusi (mohon tidak membahas tentang Psikologi Evolusi atau Teori Evolusi itu sendiri tapi lebih fokus pada aplikasinya dalam pemahaman perilaku individu maupun kelompok. Terima Kasih)
Bagi saya, bagian yang menarik adalah mengenai Sumbangan Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia. Karena bagian itu memberikan beberapa perilaku atau sikap yang umum dilakukan oleh karyawan berikut dengan saran solutifnya. Sedangkan yang membingungkan adalah bagian Hardwired sebagai suatu perilaku manusia. Saya kurang mengerti apa yang dimaksud dengan hardwired tersebut.
BalasHapusTerima Kasih
Mungkin sedikit membantu saudara Natania.
HapusMemang pengertian hardwired sulit diterjemahkan secara harafiah. Namun, kurang lebih di artikel telah ada penjelasan mengenai hardwired, yang mana hardwired di sini yaitu merupakan sikap manusia yang sulit berubah dan sulit untuk berkompromi.
Sehingga Hardwired dalam artikel ini dapat diartikan sebagai kata yang memiliki makna konotasi negatif.
Menurut saya, bagian yang menarik adalah Sumbangan Psikologi Evolusi Terhadap Pemahaman Perilaku Manusia, karena pada bagian tersebut menjelaskan dan memberikan pengetahuan tentang sikap dan perilaku apa yang umum dilakukan oleh karyawan dan tindakan yang "umum" dilakukan atasan ketika menghadapi karyawan yang memiliki sikap dan perilaku seperti itu.
BalasHapusMenanggapi Pernyataan dari saudara Hartono Budiman, Kira-kira apakah hal-hal yang disebutkan di atas, dapat serta merta langsung di aplikasikan dalam dunia kerja secara RIIL?
Hapuspengalaman pribadi hal-hal tersebut sering terjadi, dan ketika coba di selesaikan dengan teori yang ada, fakta di lapangan jauh berbeda dengan apa yang kita coba telaah dari Teori-teori, bagaimana menurut anda?
terimakasih
Saya ingin membantu menanggapi pertanyaan dari Saudara Hartanto. Menurut saya, sesungguhnya hal-hal yang telah dibahas dalam artikel di atas dapat saja diaplikasikan dalam dunia kerja secara riil. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia memiliki sifat yang berbeda, sehingga reaksi yang kita peroleh dari penerapan teori di atas bisa saja berbeda dari yang kita harapkan, yaitu dapat mengantisipasi atau menekan dampak negatif dari sifat hardwire karyawan seminimal mungkin.
HapusMisalnya, karyawan merasa lebih percaya diri daripada kenyataan yang sebenarnya, lalu kita sebagai manajer secara rutin mempertanyakan apakah mereka atau pekerja mereka meremehkan berbagai kesulitan dan tantangan yang berhubungan dengan pekerjaan. Bisa saja karyawan sadar dan berusaha memperbaiki diri, atau malah karyawan merasa ngambek atau bete, tetap overconfidence dan menurunkan kinerja mereka.
Terima Kasih^^
saya akan menjawab pertanyaan hartanto, bahwa memang betul yang dikatakan caroline bahwa sesungguhnya hal-hal yang telah dibahas dalam artikel di atas dapat saja diaplikasikan dalam dunia kerja secara riil. Akan tetapi,dalam penerapan teori bisa saja berbeda dari harapan karena kita kembalikan lagi pada sifat dan sikap setiap manusia yang mempunyai perbedaan dan dari penerapan teori diatas hanya dapat membantu mengantisipasi atau dampak negatif yang seminal yang dilakukan karyawan.
HapusBagian yang menarik menurut saya pribadi adalah bagian sumbangan psikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku manusia , di bagian tersebut dijelaskan bagaimana dan kenapa seorang karyawan bertindak atau berperilaku dan sebagai seorang atasan bilabsudah mengetahui dan menyaring bacaan tentangbpsikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku manusia ini para atasan bisa mencari cara atau jalan untuk mencegah dan menghadapi situasi tersebut
BalasHapusMenurut saya bagian yang membingungkan yaitu pada bagiian kehidupan sosial yang hirarki
BalasHapusyaitu pada kalimat "mereka yang kaya akan dapat mudah menjadi miskin". Saya tidak mengerti apa maksud kalimat tersebut
Menurut saya, konsep yang menarik adalah “Sumbangan Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia”, dan “Psikologi Evolusi sebagai Salah Satu Acuan Pemahaman Perilaku Organisasi”. Di mana kita memperoleh rekomendasi-rekomendasi sehubungan dengan perilaku tertentu dalam organisasi dan bagaimana hendaknya kita menyikapi perilaku tersebut. Lalu, ternyata hasil penelitian psikologi evolusioner dapat kita manfaatkan untuk memahami perilaku orang-orang yang terlibat dalam organisasi, juga mampu untuk mengantisipasi seminimal mungkin dampak negatif yang timbul dari sikap hardwired yang sulit dirubah dan masih melekat pada manusia modern.
BalasHapusTerima Kasih^^
yang kita tahu Hardwired adalah sikap-sikap negatif dari setiap manusia yang ada, dengan mengetahui dasar-dasar penanganan dalam psikologi evolusi, kita dapat mengerti cara untuk meredam/mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan.
HapusPertanyaan saya adalah, artikel di atas hanya memberikan cara-cara antisipasi, sehingga kita hanya dapat untuk mengatisipasi dengan memberikan action-action yang membuat karyawan menjadi baik. hal ini akan menjadikan kita seakan-akan mengikuti apa yang dimau oleh karyawan saja, seperti melayani karyawan sehingga karyawan tersebut tidak sampai melakukan tindakan-tindakan yang merugikan. apakah menurut anda ada cara lain selain hanya mengikuti karyawan
Saya ingin menanggapi pertanyaan dari saudara Hartanto, sebenarnya cara lain selain mengikuti perilaku karyawan ada, namun mungkin tidak disebutkan dalam artikel di atas. Karena seperti yang disebutkan di atas, pembahasan artikel lebih bertujuan untuk membantu manajer dalam memahami mengapa orang cenderung bertindak sebagaimana mereka lakukan dalam lingkungan organisasi dengan mempelajari psikologi evolusioner.
HapusMenurut saya, kalau dikatakan kita mengikuti apa yang dimau oleh karyawan sebenarnya tidaklah salah pula karena karyawan merupakan aset yang berharga bagi perusahaan untuk dipertahankan karena mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang mungkin tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya.
Kalau misalnya kita tidak mau mengikuti kemauan atau setiap perilaku karyawan, misalnya secara ekstrem bisa saja kita pecat karyawan dan mencari karyawan yang sesuai dengan kriteria yang kita inginkan. Atau lebih baik kita mencegah sifat hardwire tersebut sebelum berdampak negatif atau sebelum perlu kita antisipasi dengan memberlakukan sistem kontrol, misalnya dengan Beliefs System (di mana kita mengomunikasikan kepada karyawan seperti apa nilai dasar, arah & tujuan organisasi) dan Boundary System (mengomunikasikan tindakan yang tidak pernah boleh dilakukan karyawan; bertujuan untuk mengekang perilaku).
Contohnya: Jadi sebelum karyawan di kemudian hari membuat gosip yang tidak-tidak tentang perusahaan, kita sampaikan di saat awal mereka menerima pekerjaan tentang bagaimana peraturan di dalam perusahaan berkaitan dengan hal tersebut, sehingga mereka tahu betul seperti apakah konsekuensi yang akan diterima bila melanggar. Sehingga sifat hardwire tidak hanya kita antisipasi setelah terjadi, tapi sebenarnya bisa saja kita cegah.
Terima kasih^^
Menurut saya hal yang menarik dari pernyataan di atas adalah Sumbangan Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia--karena dimana hal itu memberikan informasi kepada manajer untuk memahami perilaku tertentu yang ada di organisasi sehingga manajer sendiri mengetahui ,dapat mengatasi dan menilai tentang bagaimana menyikapi perilaku karyawannya baik rasa emosi, menghindari sesuatu yang beresiko, dll sehingga tidak menggangu kinerja karyawannya dan dapat membuat karyawan terdorong untuk lebih maju.
BalasHapusLalu yang kedua, Psikologi Evolusi sebagai salah satu acuan pemahaman perilaku organisasi karena dengan adanya hal ini Manager dapat memanfaatkan hasil penelitian psikologi evolusioner terutama yang menyangkut hardwired yang dimiliki oleh manusia, untuk memahami perilaku orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Setelah itu, manager diharapkan untuk berusaha mengantisipasinya agar dampak negatif dari sikap itu dapat ditekan seminimal mungkin dan melakukan antisipasi seperti contoh di Atas.
terima kasih-
Dijaman modern saat kini,masih adanya pemikiran tentang hirarki di dalam hardwire.krn secara umum semua pasti uda tau akan slogan 'yg kaya semakin kaya,yg miskin akan semakin susah'.itu terbukti adanya kesenjangan dan pembedaan suku,ras dan agama apabila di dalam suatu organisasi/perusahaan.jd mnrt saya hirarki tidak perlu dipentingkan krn negara kita berasas pada demokrasi,jadi semua blh angkat bicara.
BalasHapusValencia (3103010064)
Kelas pok b
Menurut saya topik yang paling menarik pada bacaan diatas adalah “Psikologi Evolusi sebagai acuan pemahaman perilaku organisasi”. Saya memilih topik tersebut karena dalam topik tersebut kita diajari untuk dapat memahami perilaku orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Topik ini juga menjelaskan mengenai langkah-langkah antisipatif untuk meminimalkan dampak negatif dari sikap orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
BalasHapuskepada saudara Edward, bisakah anda memberikan contoh konkrit langkah antisipatif tersebut?
HapusTerutama yang pernah terjadi di dunia organisasi secara "riil" di Indonesia berhubungan dengan teori "jika-maka" di atas, mungkin dari pengalaman anda sendiri maupun cerita dari pengalaman orang lain.
Karena perlu diketahui ringkasan dan tanggapan atas artikel yang ditulis dan berasal dari budaya barat agaknya sulit untuk diterapkan secara "praktis" di Indonesia. Mengingat dari sisi bahasa, budaya, keheterogenan, dan tingkat kemapanan antara masyarakat barat dengan masyarakat Asia atau Indonesia khususnya, it's totally different. :)
menjawab pertanyaan dari saudara Yanto, selama ini kita tau bahwa tidak ada asap apabila tidak ada api, sama dengan keadaan suatu organisasi, ada hal-hal yang meskipun kecil namun kadang kala dapat berdampak buruk bagi organisasi tersebut, seperti perlakuan yang membeda-bedakan antara individu yang satu dengan individu yang lain. hal tersebut memang bagi sebagian orang merupakan hal yang remeh, namun ada dampak yang lambat laun dapat merugikan organisasi. sebagai seorang manajer yang harus dilakukan adalah berusaha mengurangi dampak negatif dari sikap orang-orang tersebut. seorang manajer dapat mulai dari hal yang kecil seperti tidak mengganggap mereka sebagai bawahan, namun juga sebagai teman, sehingga mereka tidak bekerja dengan tekanan dan dapat berkontribusi secara maksimal bagi organisasi.
HapusPernyataan saudara Edward tentu merupakan sesuatu yang positif. Namun, kembali lagi hal tersebut saya rasa tidak aplikatif. Mengingat pada level organisasi besar seperti organisasi global dan multinasional, komunikasi antar-hirarki antara karyawan dengan pihak manajemen merupakan sesuatu yang jarang terjadi mengingat skala yang begitu besar.
HapusDan apalagi penghilangan garis hirarki secara langsung seperti itu bisa dilakukan, APABILA SDM dalam perusahaan adalah orang-orang berpendidikan, contoh lingkungan akademik antara dosen dengan jajaran yayasan, hal ini dapat diterapkan.
Namun, menjadi cerita berbeda saat organisasi tersebut adalah perusahaan usaha dagang (toko) berskala kecil yang tidak memiliki level-level manajer/ rantai perintah bersifat langsung dari pemilik pada bawahan, sang pemilik tentunya tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan tenaga bongkar muat, mengingat tingkat pendidikan yang berbeda dan nantinya berhubungan lagi dengan sopan-santun dalam berkomunikasi.
So how do you think Mr. Edward ? :)
Setelah membaca tulisan diatas menurut saya konsep yang paling menarik untuk saya pelajari adalah sumbangan psikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku manusia. Dari topik tersebut kita dapat mengetahui apa yang hendaknya dilakukan oleh seorang manajer sehubungan dengan perilaku-perilaku tertentu yang ada dalam organisasi. kita sering kali kesulitan dalam mengambil keputusan mengenai perilaku-perilaku tertentu dalam organisasi. kiranya dengan tulisan ini dapat menjadi acuan bagi kita dalam menentukan tindakan apa yang hendaknya diambil dalam keadaan-keadaan tertentu.
BalasHapusMenurut saya bagian yang menarik dalam fokus aplikasi dalam pemahaman perilaku individu maupun kelompok yakni " sumbangan pisikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku manusia", dimana dari pehaman yang saya telah baca tersebut kita dapat mengetahui atau lebih memahami perilaku - perilaku tertentu yang terdapat dalam suatu organisasi, baik individu ataupun kelompok selain itu dapat juga memberikan pengetahuan yang lebih mengenai perilaku dari karyawan dan manager..
BalasHapusPok kls B -31030111108
Menurut saya konsep yang paling menarik merupakan tentang 'Psikologi Evolusi sebagai salah satu acuan pemahaman perilaku organisasi' dikarenakan pemahaman tersebut dalam membantu manajer untuk dapat menyikapi para karyawan-karyawannya sebagaimana telah diterangkan teori hardwired untuk memecahkan masalah yang terjadi di organisasi.
BalasHapusPok kls B 3103011289
Yang menarik menurut saya yaitu hubungan antara psikologi evolusi dengan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap aktivitas manajerial pada pemikiran dan perasaan terutama pada poin :
BalasHapus1. Emosi mendahului akal (Poin 1)
Hal ini menjadi sebuah bekal pengetahuan dalam kegiatan manajerial, terutama saat perusahaan menghadapi kondisi fluktuatif dan instability pasar dan mengharuskan perusahaan mengambil keputusan-keputusan yang strategis. Yang mana meskipun strategis sebuah keputusan tentunya akan merugikan salah satu pihak, dan sering diantaranya SDM perusahaan tersebut. Di sinilah menurut saya peran ilmu psikologi evolusi bagi seorang manajer atau pemimpin untuk mengkomunikasikan kebijakan tersebut dengan menyentuh sisi emosional tenaga kerja untuk menghindari “clash” antara kebijakan perusahaan dengan tenaga kerja.
2. Percaya diri ( Poin 3 )
Di sini menunjukkan peran tingkat kepercayaan diri bagi penyelesaian tugas, betul di satu sisi confidence membantu karyawan untuk menyelesaikan tugasnya secara memuaskan. Namun, di sisi lain kepercayaan diri pada karyawan dapat saja membuat karyawan melakukan “manuver-manuver” yang keluar dari standard an bisa membahayakan organisasi.
Contoh : Seorang karyawan yang telah bekerja dalam waktu lama di organisasi seringkali melakukan tindakan-tindakan di luar SOP(Standard Operating Procedure) karena merasa percaya diri dan meremehkan SOP yang ada seperti tidak memakai alat pengaman atau pun menggunakan alat pengaman tidak dengan benar,dsb.
saya mau bertanya kepada saudara Yanto, ketika seorang manajer gagal dalam mengkomunikasikan kebijakan PHK terhadap tenaga kerjanya dan tejadi clash antara pihak perusahaan dan tenaga kerja, apa yang seharusnya dilakukan oleh pihak perusahaan agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi kedua belah pihak? mengingat tenaga kerja di Indonesia mayoritas tidak meiliki tingkat pendidikan yang baik, dan cenderung lebih menggunakan emosi dahulu sebelum menggunakan akal sehat. terima kasih ^^
HapusSaya ingin berkomentar tentang poin ke2 dari pernyataan saudara apryanto, mengenai percaya diri
Hapusmembaca komentar dari saudara apryanto, dengan adanya kelebihan dan kekurangan tentang confidence, kira-kira bagaimanakah perusahaan menyikapi dengan tepat perihal pengembangan confidence karyawan, sehingga karyawan tidak over confidence atau sebaliknya?
Saya ingin membantu menanggapi pertanyaan dari Saudara Adrian,
HapusMenurut saya, sebenarnya cara perusahaan menyikapi kelebihan atau kekurangan kepercayaan diri karyawan itu sendiri tergantung dari kepercayaan diri tersebut dalam hal apa. Seperti yang telah dijelaskan oleh saudara Apryanto, di satu sisi kepercayaan diri mampu membantu karyawan untuk menyelesaikan tugasnya secara memuaskan.
Misalkan kelebihan percaya diri tersebut dalam melakukan tindakan-tindakan di luar SOP (Standard Operating Procedure), misalkan tidak menggunakan helm atau sarung tangan dalam proyek pembangunan, maka perusahaan perlu menekankan atau mengingatkan betapa pentingnya bagi perusahaan dan keselamatan karyawan itu sendiri mengikuti SOP, hal ini bisa disampaikan secara lisan, ataupun melalui tulisan seperti papan atau stiker peringatan yang ditempelkan di lokasi. Kalau tidak ampuh, perusahaan perlu mengenakan hukuman sebagai konsekuensinya, misalnya bisa berupa pemotongan gaji, atau perusahaan memberikan penghargaan bagi karyawan yang teladan mengikuti prosedur tersebut sehingga menginspirasi karyawan lainnya untuk menaatinya.
Kalau misalnya karyawan kurang percaya diri untuk mempimpin padahal sebenarnya memiliki kemampuan dan keahlian yang diperlukan, maka perusahaan atau manajer perlu menyadari bahwa setiap orang memiliki kualitas kepemimpinan yang berbeda, lalu berusaha memotivasi atau mendorong secara perlahan karyawan tersebut untuk lebih percaya diri, dengan menambahkan tanggung jawab yang ia lakukan secara perlahan.
Terima Kasih^^
Sebenarnya opini saudara Edward secara tidak langsung membuat topik ini kembali pada mata kuliah MSDM. Namun, baik tetap saya tanggapi.
HapusUntuk menjawab pertanyaan dan pernyataan saudara Edward, di sini saya bisa memberikan 4 solusi bagi perusahaan :
1. Solusi yang pertama yaitu perusahaan harus mengkomunikasikan keputusan PHK tersebut sebagai keputusan terakhir dan satu-satunya jalan yang HARUS* diambil demi kelangsungan perusahaan. Dibandingkan jika perusahaan terus berjalan dengan jumlah tenaga kerja yang ada dan mengalami rugi yang sedemikian besar sampai akhirnya bangkrut dan harus memPHK semua karyawan perusahaan.
*)Kata harus di sini memiliki konteks bahwa perusahaan tidak ada opsi efisiensi lain lagi selain PHK dan opsi PHK tidak bertentangan atau sesuai dengan konteks hukum ketenagakerjaan pasal 61 Undang – Undang No. 13 tahun 2003.
2. Perusahaan wajib memberikan uang pesangon apabila tenaga kerja berhak mendapatkan pesangon tersebut, tetapi di sisi lain perusahaan berhak tidak memberikan uang pesangon.
Dengan syarat, keputusan tersebut sesuai dengan Peraturan mengenai uang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak yang diatur dalam pasal 156, pasal 160 sampai pasal 169 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Perusahaan pun mampu meredam gejolak konflik yang ada dengan membantu memberdayakan karyawan yang di-PHK untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Saya ambil contoh perusahaan dapat memberikan/ meminjamkan fasilitas komputer perusahaan untuk memfasilitasi karyawan mencari pekerjaan baru mereka secara online.
Melalui hal simpel seperti ini saya kira “gesekan” antara perusahaan dengan karyawan bisa “diredam”.
4. The last but not the least, keputusan PHK harus sesuai dengan tatanan hukum ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Seperti perusahaan tentu memiliki opsi PHK saat karyawan terbukti secara hukum melakukan tindak pidana yang merugikan perusahaan seperti mencuri, penganiayaan rekan kerja, dsb.
Karena seperti yang kita tahu Indonesia adalah negara hukum, selama keputusan kita sejalan dan didukung oleh hukum secara langsung maupun tidak langsung negara akan melindungi
Begitu bung Edward ☺
Untuk menjawab pertanyaan saudara Adrian, saya rasa di sinilah sistem reward-punisment bekerja dalam organisasi maupun perusahaan.
HapusYang mana reward harus senantiasa diberikan oleh pimpinan kepada anggota di saat mereka melakukan tindakan benar, mulai dari tindakan simpel seperti inisiatif anggota untuk menjaga kebersihan fisik lingkungan perusahaan dengan pemberian pujian. Meskipun simpel, pemberian reward seperti ini mampu membantu anggota organisasi menjadi adaptif, transformatif, terbiasa, dan merasa welcome di organisasi. Lewat sinilah tingkat kepercayaan diri anggota dikembangkan demi kinerjanya.
Hal sebaliknya dilakukan pada mereka yang melakukan pelanggran standarisasi karena overconfident tadi. Pemberian punishment kiranya mampu menyadarkan anggota yang sudah merasa di “atas angin” agar tidak melakukan kesalahan konyol yang kiranya dapat merugikan dirinya sendiri maupun organisasi.
Saya ingin menanggapi pernyataan Apryanto, apakah reward harus senantiasa diberikan oleh pimpinan kepada anggota di saat mereka melakukan tindakan benar, seperti yg anda kemukakan? dan jika kita kembalikan pada perusahaan dengan kondisi keuangan yang dapat dikatakan tidak membaik akibat gejola ekonomi yang melanda seluruh dunia akhir2x ini. Menurut Anda,apakah perusahaan itu dapat dikatakan berhasil dalam menjalan sistem tersebut atau justru hanya membuat karyawan terlena dengan uang untuk melakukan tindakan benar?
HapusTentu saja sudara Hartono, reward harus senantiasa diberikan kepada mereka yang berperilaku benar, agar tidak timbul pemikiran cuek
HapusContoh : Pegawai yang datang lebih kerja lebih pagi dan pulang terakhir tentunya harus diberikan reward atas kinerjanya itu. JIka tidak akan muncul pemikiran bahwa usahanya berkinerja di atas rata-rata adalah tindakan percuma. Hal ini dapat menyebabkan pekerja seperti ini kehilangan motivasinya untuk bertindak lebih.
Dan tentunya persepsi mengenai reward harus dibenarkan dulu. Karena reward tidak selalu berbentuk nominal uang. Namun, itu juga bisa berbentuk pujian, pemberian jatah makan lebih, bahkan promosi jabatan yang lebih cepat dari pegawai lain. Hal-hal seperti inilah yang kita namakan reward.
Seperti jika kita pergi ke restaurant cepat saji, di sana kita menemukan sebuah bingkai dalam "hall of fame" kecil-kecilan berisikan daftar pegawai terbaik bulan ini atau yang biasa disebut “Employee of the month”.
Hal kecil seperti inilah yang akan membawa dampak dan motivasi tidak hanya bagi karyawan bersangkutan karena merasa usahanya dihargai. Namun juga, bagi karyawan lain agar lebih termotivasi untuk bekerja di atas standar.
Kira-kira begitu saudara Hartono.
Kelas B 3103011091
BalasHapusMenurut saya dalam bacaan di atas saya tertarik dengan "Psikologi Evolusi sebagai salah satu acuan pemahaman perilaku organisasi" karena di dalam topik tersebut
Manager dapat memanfaatkan hasil penelitian psikologi evolusioner, untuk memahami perilaku karyawan-karyawannya yang terlibat dalam organisasi. Manager juga dapat mengantisipasi agar dampak negatif dari sikap dari para karyawan dapat ditekan seminimal mungkin.
dalam arikel diatas, saya lebih tertarik kepada poin 3.3 "Sumbangan Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia" karena dibagian itu dijabarkan tindakan apa biasanya yg cenderung dilakukan karyawan dan disana disarankan tindakan apa yg seharusnya dilakukan manajer ketika menghadapi tindakan karyawannya tersebut.
BalasHapussetelah membaca konsep tersebut, menurut saya bagia. yang menarik adalah mengenai sumbangan psikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku organisasi. karena menjelaskan bagaimana dan kenapa seorang karyawan bertindak atau berperilaku dan sebagai seorang atasan jika sudah mengetahui dan menyimak bacaan tentang psikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku manusia ini
BalasHapusdijelaskan pula tindakan atau sikap yang biasanya cenderung dilakukan oleh para karyawan dan disarankan apa yang seharusnya dilakukan manager ketika menghadapi masalah karyawan tersebut.
langkah- langkah antisipasi atau antisipatif untuk meminimaliskan dampak-dampak negatif dari sikap orang yang terlibat dalam suatu organisasi
Menurut saya, bagian yang menarik dalam topik pembahasan diatas adalah mengenai sumbangan psikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku manusia karena pada bagian tersebut dijelaskan bagaimana sikap dan perilaku atasan ketika menghadapi karyawan yang memiliki sifat yang bervariasi sehingga manajer memiliki berbagai alternatif dalam menghadapi masalah tersebut.
BalasHapuskelas B(3103011084)
BalasHapusmenurut saya, bagian konsep yang paling menarik dalam topik pembahasan diatas adalah "Psikologi Evolusi sebagai salah satu acuan pemahaman perilaku organisasi" karena pada bagian tersebut manager dapat melatih karyawan dengan memahami perilaku dari setiap individu sehingga dampak negatif dapat berkurang dan membiasakan karyawan untuk berpikir rasional.
Di Bagian Diskusi kali ini, menurut saya adlaah bagaimana seorang manager, dapat mengetahui Hardwired(atau dapat disebut sebagai perilaku negatif seseorang) yang ada di setiap orang, dan mengetahui sikap-sikap apa saja, dan bagaimana mengatasi/meredam demi keberlangsungan organisasi
BalasHapussehingga dengan seiring berkembangnya waktu maka muncullah yang bernama "Psikologi Evolusi sebagai salah satu acuan pemahaman perilaku organisasi" hal ini sangatlah menarik, terlebih lagi dikarenakan hardwired adalah hal yang selalu ada dalam manusia. dengan mempelajari Psikologi Evolusi dalam perilaku organisasi, manager dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dalam mengahadapi hardwired" yang ada di lingkungan organisasi mereka
tambahan saja, hal yang menurut saya menarik sekaligus membingungkan adalah bagaimana cara untuk bukan hanya mengantisipasi tetapi menghentikan hardiwired-hardwired yang ada, sehingga kita tidak selalu mengikuti apa yang dimau para karyawan, karena dapat berdampak negatif terhadap organisasi kita sendiri, karena di artikel di atas, hanya dicantumkan cara-cara mengatisipasi, bukan solusi tuntas dari permasalah, apakah memang tidak ada solusi tuntas untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan hardwired di organisasi? apakah kita harus selalu mengikuti kemauan dari para karyawan?
HapusTerimakasih
Saya ingin menanggapi komentar Adrian,hardwired tetap merupakan salah satu perilaku manusia. Memang sulit untuk memberikan solusi tuntas karena hal ini menunjukkan bahwa hardwired itu masih melekat pada manusia modern dalam berbagai bentuk variasi dan kita sbg pimpinan berusaha utk memahami tetapi tdk selalu untuk mengikuti kemauan dari para karyawan. Jadi menurut saya cara yang lebih baik dilakukan adalah memahami temperament karyawan dan memahami masalah yang dihadapi karyawan karena pada umumnya pihak perusahaan tidak mau memahami masalah yang dihadapi karyawannya, sehingga muncul tindakan pembangkangan atau sifat sulit untuk berubah. Asumsi dasarnya perusahaan tidak mau rugi dengan mengurusi urusan pribadi karyawannya. Selain itu hal lain seperti memberdayakan karyawan secara positif dan mengarahkan pikiran karyawan agar sama dengan tujuan perusahaan.
HapusLalu langkah yang terakhir adalah untuk karyawan yang sulit diatur perlu diperingatkan sampai tiga kali, namun kalau tetap tidak berubah ,perusahaan dapat memberikan sangsi yang tegas. Apabila masih tetap dan tidak berubah, maka perusahaan bisa mengambil sikap memecat karyawan tersebut. Sebaliknya karyawan yang kerja bagus dan berprestasi perlu diberikan penghargaan yang layak, yang dapat memotivasi karyawan lain berprestasi.Sikap yang bijak yang perlu diterapkan pemimpin ialah bersikap tegas, manusiawi, berani dan tepat dalam mengambil keputusan.
trm kasih-
Menurut saya bagian yang menarik adalah mengenai Sumbangan Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia, karena jarang sekali hal ini dibahas. selain hal-hal yang disumbangkan bermanfaat bagi calon manajer maupun manajer tetapi juga dapat dijadikan pembelajaran bagi karyawan yang melakukan kegiatan yang sudah tertera dalam kutipan tersebut.
BalasHapusElly valensya kls B (3103011285)
BalasHapusMenurut saya sumbangan psychologi evolusi terhadap perilaku manusia dapat membantu manajer saat karyawan bekerja dari hal itu bisa kita lihat sifat dan perilaku seorang karyawan.
Kelas B 3103011050
BalasHapusMenurut pendapat saya bagian yang menarik adalah bagian psikologi evolusi itu sendiri, karena setiap karyawan memiliki karakter berbeda-beda sehingga bagian ini dapat dijadikan acuan para manajer dan atasan untuk mengetahui hal-hal yang perlu di perbaiki dalam melakukan kegiatan perbaikan di dalam suatu organisasi.
Kelas B 3103011054
BalasHapusMenurut pendapat saya, bagian konsep yang paling menarik dalam topik pembahasan diatas adalah "Psikologi Evolusi sebagai salah satu acuan pemahaman perilaku organisasi" karena dengan psikologi evolusi maka manager akan bisa mengetahui perilaku perilaku karyawannya dan bisa melatih karyawannya dan manager bisa mengurangi dampak negatif dari sikap karyawan
Menurut saya, bagian yang menarik adalah Sumbangan Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia karena pada bagian ini telah dijelaskan bagaimana cara manajer menanggapi perilaku-perilaku karyawannya. Pada kenyataannya, saat ini terdapat manajer yang menghadapi kesulitan untuk mengatur karyawannya sehingga dengan adanya penjelasan pada bagian ini dapat membuat manajer mengerti bagaimana sebaiknya mereka bertindak.
BalasHapusMenurut saya hal yang menarik daripada topik bacaan diatas adalah sumbangan psikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku manusia karena pada dasarnya setiap manusia atau individu itu unik dan berbeda satu dengan yang lainnya sehingga dari sini dapat dijadikan acuan dalam mengambil keputusan dan juga untuk mengetahui apakah semua sistem yang ada dalam organisasi sudah berjalan dengan baik .
BalasHapusMaxell . Sanjaya 3103011006 kelas B
bagian atau konsep yang menarik menurut saya adalah mengenai "sumbangan psikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku manusia". sebab dengan adanya pemahaman tersebut, seorang atasan dapat belajar agar lebih mengerti dan memahami perilaku karyawannya yang berbeda-beda. sehingga apabila timbul suatu persoalan dalam organisasi tersebut, sebagai atasan harus dapat segera menyikapi dan mengatasinya dengan memberikan solusi terbaik untuk pemecahan masalah yang terjadi dalam organisasi itu, juga agar permasalahan tersebut cepat terselesaikan dan tidak menjadi suatu persoalan yang berlarut-larut nantinya.
BalasHapusPOK kelas B
Menurut saya, hal yang paling menarik adalah mengenai kehidupan sosial pada poin 3 (Kepemimpinan):
BalasHapusHal yang penting bagi seorang pemimpin adalah punya keinginan untuk memimpin sedangkan keterampilan manajerial dan kompetensi dapat dipelajari kemudian.Dapat disimpulkan bahwa setiap manusia pada hakikatnya memiliki kemampuan untuk memimpin asalkan mereka mau untuk melatih dirinya dalam mengembangkan kepemimpinannya.
Ardy wirjo pranoto-3103011265 (kelas B)
BalasHapusMenurut pendapat saya yang cukup menarik dari wacana diatas adalah bagian 3.3. Sumbangan Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia..
Mengapa demikian??karena dalam poin tsb dibahas antara karyawan dan manajer, jadi kita sbg manajer dapat mengetahui apa yang harus kita lakukan ketika karyawan kita berbuat sesuatu, dengan demikian kita akan belajar menjadi manajer yang bijaksana dalam mengambil suatu keputusan.
Menurut saya topik yang menarik ada pada bagian "Sumbangan Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia" karena disana dijelaskan tentang perilaku dari para karyawan dlm suatu organisasi dan dijelaskan pula bagaimana cara menanggapi karyawan tersebut
BalasHapusMenurut pendapat saya, yang menarik mengenai Sumbangan Psikologi Evolusi terhadap Pemahaman Perilaku Manusia,karena pada bagian tersebut memberikan sikap yang umum dilakukan oleh karyawan beserta tindakan yang biasa dilakukan atasan untuk mengatasi karyawan yang berperilaku seperti itu.
BalasHapusMenurut saya yang menarik adalah Psikologi Evolusi sebagai salah satu acuan pemahaman perilaku organisasi. Kerena psikologi evolusioner menyangkut perilaku organisasi yang tidak dapat terpisahkan dengan individu sehingga menghasilkan sesuatu perhatian bagi individu untuk masuk dan terlibat didalam organisasi. Kerena didalam psikologi evolusioner memberikan sebuah gubrakan baru di dalam organisasi sehingga organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat antar para karyawan dan memberikan tanggung jawab kepada karyawan dalam bertindak secara rasional.
BalasHapusMenurut saya yang paling menarik adalah sumbangan psikologi evolusi terhadap pemahaman perilaku manusia karena dalam poin tersebut manajer dapat memahami bagaimana karyawan berperilaku dan dapat dipahami oleh atasan. Apa lagi dengan banyaknya tipe perilaku dan sifat yang dimiliki setiap orang berbeda-beda
BalasHapus